Chapter 1

Mistake

“Omma,”

“Mm kenapa Wendy ah?”

“Ada seorang gadis yang duduk di sampingku dan ia sangat cantik,aku rasa aku menyukainya.”

“Lalu apa yang akan kau lakukan?”

“Aku akan mendekatinya dan menjadikan ia kekasihku.” Wendy omma hanya tersenyum melihat semangat yang ada di wajah sang putri. Untuk pertama kalinya, Wendy mengatakan bahwa ia menyukai seseorang karena selama ini ia hanya focus dengan sekolah dan membantu di toko roti milik ibunya.

“Kalau begitu semangat!!, tapi jangan lupa kau juga harus mempertahankan nilaimu, kau kan sudah kelas 3 jadi kau harus bisa mempertahankan nilaimu agar bisa masuk ke perguruan tinggi.”

“Tenang saja omma, hal ini tidak akan mengganggu pelajaranku.” Nyonya Son tersenyum melihat Wendy yang segera melayani seorang pelanggan yang memesan roti-roti mereka.

Semenjak tuan Son meninggal, nyonya Son membesarkan Wendy seorang diri. Ia membuka sebuah toko roti kecil-kecilan di rumah mereka yang mereka sulap menjadi sebuah toko roti kecil yang menghidupi keduanya sampai saat ini. Terkadang nyonya Son merasa bersalah pada Wendy karena tidak bisa memberikan apa yang Wendy butuhkan. Namun gadis itu terlalu manis dan sangat menyayangi ibunya, ia tak pernah mengeluh bahkan ia selalu terlihat bersemangat saat membantu sang ibu membuat kue dan melayani pembeli. Wendy tidak mengikuti kelas tambahan, untuk menghemat biaya sekolahnya dan dapat pulang lebih awal agar bisa membantu ibunya. Ia tak pernah sekalipun mengeluh, jika ia merasa jenuh dan lelah ia akan mendengarkan music ia bahkan sering bernyanyi sambil bermain gitar untuk ibunya, dan kadang para pembeli duduk di toko roti itu untuk mendengarkan suara Wendy yang membuat mereka terhanyut.

“Ini, kau bisa memakai pulpenku.”

“Tidak, terima kasih, aku masih punya pulpen.” Wendy hanya tersenyum dan kembali mencatat beberapa hal yang perlu ia catat dari penjelasan gurunya.

“Kau tidak ke kantin Irene?” gadis itu hanya menggelengkan kepalanya.

“Apa kau memerlukan sesuatu dari kantin?, aku bisa membawakannya untukmu.”

“Terima kasih, aku membawa bekal dan air minum.”

“Kalau begitu aku permisi.” Wendy berjalan keluar kelas dan dua orang temannya telah menunggu tak jauh dari kelasnya untuk ke kantin bersama.

“Bagaimana hasil pendekatanmu, apa membuahkan hasil?” Wendy menggelengkan kepala.

“Tapi ia sudah mau bicara padaku, aku tak percaya bahwa mendekati seseorang bisa begitu sulit.”

“Kau harus belajar dariku Wendy ah.”

“Aku ingin mendekatinya dengan caraku,”

“Terserah kau saja.” Kedua teman Wendy melanjutkan makannya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dhedhe0788
Hai... cerita ini sudah selesai.
Aku harap you guys enjoy it...

Comments

You must be logged in to comment
_SWenRene
#1
Chapter 11: Yeayyy thank you for this story. Happy ending!
_SWenRene
#2
Chapter 7: No irene no!! ㅠㅠ Wendy please fight and tell the truth
JeTiHyun
#3
Chapter 6: Woah! Ini pertama kalinya saya membaca rr wenrene yg menggunakan bahasa, selama ini sy hanya melihat beberapa sekilas tapi tidak baca. 😂😂
Penasaran crita selanjutnya nnti bgmn. 😂
_SWenRene
#4
Chapter 6: Cerita ini sgt bagus. I like this kind of story. Good luck otornim.
lalalland #5
Chapter 5: Waaaa bahagia ada cerita red velvet especially wenrene pake bahasa, ditunggu updatenya