BAB. 4

CAN'T GET OVER YOU
Please Subscribe to read the full chapter

Bab 4. Grateful

 

Woohyun terbangun dari tidurnya dengan tersentak. Pening langsung menjalar. Dia mendesah – dengan mata masih mengerjap malas.  Dia sadar dia harus bekerja dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

 

Setelah berpakaian formal, Woohyun menuju dapurnya. Di sana telah ada Sunggyu yang terlihat begitu serius ketika menuangkan kopi di gelas.

 

Senyuman Woohyun enggan untuk beranjak dari wajahnya.

 

Sunggyu sudah 2 minggu hidup bersamanya. Sosok berkulit putih pucat dengan wajah yang sangat tampan itu berbicara selalu seadanya. Dia seolah-olah melupakan banyak hal. Dia seringkali hanya mendiamkan setiap pertanyaan yang Woohyun lontarkan. Terlihat menimbang-nimbang, bingung dan tak tahu harus menjawab apa.

 

Dia juga tidak mengetahui cara menggunakan berbagai alat elektronik. Dia bahkan kaget ketika Woohyun membuka pintu kulkas. 

 

“Aku sering melihatnya, tapi tak pernah menyentuhnya.”

 

Begitulah jawaban Sunggyu ketika Woohyun memberikan tatapan keheranan akan tingkah lakunya.

 

Meski perilaku Sunggyu terlihat begitu aneh, namun Woohyun tak perduli. Dia menepis semua pertanyaan-pertanyaan yang melintas di benaknya dan memilih untuk menikmati waktu yang bisa dia habiskan bersama sosok yang memukau itu. 

 

Woohyun telah memberikan laporan ke pihak berwajib mengenai perihal Sunggyu, seandainya ada yang mengenal dirinya. Namun hingga kini tidak ada tanggapan untuk laporannya tersebut.

 

Mungkinkah Sunggyu sebatang kara? Maka dari itu dia terlihat sangat linglung? Mungkin dia mengalami tekanan batin?

 

Tak bisa Woohyun pungkiri dirinya sangat mengkhawatirkan Sunggyu. Begitu banyak hal yang tak terungkap. Dia begitu misterius.

 

“Kau mau ikut ke kantorku?” tanya Woohyun sambil menyesap kopinya. Sunggyu sudah bisa membuatkan kopi dengan takaran gula yang pas. Sebelumnya dia selalu menuangkan terlalu banyak gula atau susu, atau malah justru memasukkan garam.

 

Sunggyu terlihat berpikir keras. Dia pernah ikut ke kantor Woohyun sekali dan tidak terlalu senang dengan tatapan orang lain. Sunggyu terlihat begitu risih dengan tatapan karyawan Woohyun yang memandangnya lama. Woohyun tidak bisa melarang mereka, Sunggyu terlalu memukau – wajar mengambil begitu banyak perhatian. Semenjak itu Sunggyu enggan untuk ikut. Dia memilih menghabiskan waktu di rumah. Membersihkan apartemen Woohyun, mengurusi semua kebutuhan Woohyun. Meski terkadang malah menambah kekacauan karena ketidaktahuannya.

 

Woohyun sesungguhnya menjadi merasa bersalah. Dia seolah memperlakukan Sunggyu sebagai seorang pelayan saja.

 

“Aku mungkin akan pulang malam,” sambung Woohyun lagi. “Begitu banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan. Jika kau tinggal, lebih baik jangan menungguku pulang.”

 

Woohyun harus menemui investor dan menghadiri rapat mengenai perkembangan perusahaan ayahnya.

 

Wajah Sunggyu berubah cemberut mendengar perintah Woohyun agar tidak menunggunya pulang.

 

“Aku akan ikut saja, aku akan mengganti pakaian,” sahut Sunggyu sambil berlari menuju kamar tamu yang kini dia tempati.

 

Woohyun kembali tersenyum.

 

***

 

Sunggyu menatap langit yang berawan. Semilir angin membawa awan-awan itu seolah sedang berkejaran, membawa senyum simpul di bibirnya. Ada perasaan yang begitu mendalam di dadanya setiap kali dirinya menatap langit. Di siang maupun malam hari. Ada perasaan rindu yang sangat sulit untuk dia jabarkan.

 

Seolah-olah hal itu menariknya untuk kembali.

 

Kembali.

 

Kemana dia harus kembali?

 

Sunggyu tak tahu, dan tak mengerti.

 

Pikirannya seolah berkabut, banyak hal yang kabur dan sangat ingin dia perjelas. Namun dia tak tahu bagaimana.

 

“Apa yang sedang kau pikirkan?”

 

Pertanyaan Woohyun berhasil membuyarkan pikiran Sunggyu. Sunggyu menoleh ke sisi pengemudi, Woohyun meliriknya dengan tatapan menyelidik. Sosok tampan dengan hidung mancung itu selalu menatapnya begitu. Dengan tatapan penuh tanya, namun senyumannya selalu ada di sana juga. Tersenyum kearah Sunggyu seolah-olah memberikan ketenangan yang selama ini Sunggyu cari.

 

“Aku berpikir, mengapa langit begitu indah,” sahut Sunggyu dengan senyuman malu. 

 

Woohyun terkekeh.

 

“Kau benar-benar berbeda...” gumamnya sambil terus melajukan mobil.

 

 

 

 

Ruang kerja Woohyun di dominasi oleh warna hijau muda yang entah mengapa berhasil memberikan perasaan nyaman untuk Sunggyu. Meski Sunggyu tak suka dengan tatapan dan bisikan-bisikan dari karyawan Woohyun, sejujurnya Sunggyu menyukai berada di kantor Woohyun. Sunggyu bisa menghabiskan waktu lebih banyak bersama pria tampan itu. Meski hanya melihat dari kejauhan, meski mereka tak saling bicara, meski Sunggyu hanya bisa memperhatikan setiap gerakannya.

 

Sunggyu sangat suka melihat ekspresi serius Woohyun. Dia akan terlihat benar-benar seksi ketika serius. Apalagi dengan lengan baju yang di gulung hingga siku, dasi yang dia longgarkan dan dua kancing kemeja yang sengaja di buka memperlihatkan tula

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
imsmlee86 #1
Chapter 7: Terima kasih udah dibuat happy ending ㅠㅠ ga kerasa udah habis huwaaa, bakal kangen sama ff ini, ternyata renji berguna juga
akitou
#2
Chapter 6: tu kan bener ..... angst ...... jd yg jahat sungyeol.
inspiritwgs
#3
Chapter 6: T0T kok sedihny, please happy ending :''''
mpreggoland
#4
Chapter 5: interesting story! I love it!
aku feeling dengan ceritanya…feeling sangat
update lagi ya? ^^
woogyu forever! hehe
akitou
#5
Chapter 5: kok ada hawa2 angst ya.....
akitou
#6
Chapter 4: Awwwwwww...... bener2 bkin meleleh sikap woohyun
imsmlee86 #7
Chapter 4: Daily dose of fluff for my angsty life ♡
Semangat menulisnyaaa!
gari_chan #8
Chapter 3: waaaaa gemes liatnya semangat updatemya thor penasaran sama kelanjutannya bakal ngapain aja mereka di apartement
imsmlee86 #9
Chapter 2: Semangat menulisnya yeay!
gari_chan #10
Chapter 2: wadaw tanda tanda cinta kah itu?