BAB. 1

CAN'T GET OVER YOU
Please Subscribe to read the full chapter

Suara desingan angin memekakkan telingaku. Penglihatanku memudar, tubuhku terasa begitu ringan - semakin ringan hingga aku tak mampu merasakan sendiri berat tubuhku.

Melayang...terbang dengan cepat. Merasuk dalam putaran angin yang begitu kencang.

Ketika aku berhasil kembali merasakan keberadaan tubuhku, justru rasa sakit yang amat sangat melanda.

Aku terhempas, begitu keras.

Rasa sakit yang pertamakali aku rasakan, tetesan air mata yang pertamakali mengalir di wajahku, dan...pertamakalinya aku merasakan tubuhku terluka; berdarah.

Tatapanku berubah menjadi sayu - tak sanggup melihat langit yang kini terlihat begitu jauh di atasku. Langit gelap yang tak lagi menerimaku. Langit yang bahkan tak berbintang. Rembulan terlihat begitu kecil dari sini.

Menyedihkan. Tempat yang kuanggap rumah selama ini, melepau.

Inikah yang aku inginkan?

Aku bisa melihat bulu-bulu dari sayapku bertebaran tak menentu. Aku juga dapat merasakan sayapku menyakitiku. Aku menoleh kearah sayap kananku, terlihat begitu jelek. Patah - tak berbentuk.

Apakah aku akan lenyap untuk selamanya?

Kesadaranku lambat laun menghilang.

Mataku terpejam bersamaan dengan teriakan melengking dari seseorang. Aku tak tahu apa yang akan terjadi. Pertamakalinya aku merasakan lelah - sangat lelah...





 

BAB 1. JUST ANOTHER LONELY NIGHT

Seorang pria berambut hitam gelap dengan potongan berbentuk koma di bagian poni rambutnya berjalan tegap menuju sebuah bangunan bertanda ELEGANT RESTAURANT. Pakaian formal yang pas di tubuhnya membuatnya terlihat berkharisma dan mencuri perhatian pengunjung restoran. Dia di temani seseorang yang berjalan mengikuti langkahnya dari belakang. Saat dia telah berada di hadapan sebuah pintu besar, dia berucap, “Tunggulah aku di luar.”

Ucapannya langsung di sambut bungkukan tubuh dari sosok tersebut.

“Wah! Oppa sudah datang!” teriak riang seorang gadis dengan rambut berwarna pirang bergelombang sebahu ketika pria itu telah masuk dan duduk di salah satu kursi. Pria itu mengacak pucuk kepala gadis itu sebentar.

“Woohyun-ah, ayo sapa keluarga Park,” ucap Ibu Woohyun yang sedari tadi mengobrol dengan keluarga sahabat karibnya itu.

Woohyun mengalihkan pandangan dari adik tirinya dan memperhatikan keadaan sekitar. Barulah dia menyadari bahwa ada keluarga Park di sana.

“Oh, senang bertemu dengan keluarga Park,” sapa Woohyun dengan senyuman khasnya di sambut tawa riang dari semua yang ada di meja makan. “Apa kabarmu Mina, sehat?”

Gadis berambut panjang sepinggang bergelombang berwarna merah mawar itu langsung tersipu malu mendapatkan sapaan dari pria berhidung mancung itu.

“Kabar baik, Oppa,” sahutnya.

“Ya ampun, anak kita sungguh sudah akrab…” Ibu Mina terlihat begitu riang. Woohyun hanya tersenyum. Sejujurnya dia tahu apa maksud dari makan siang dadakan ini. Dugaannya langsung terbukti benar ketika ayah Mina berbicara.

“Sayang sekali ayahmu tidak bisa hadir, Woohyun. Dia pasti senang juga untuk melihat keluarga Nam dan Park bersatu.”

Ucapan ayah Mina di sambut anggukan dan tawa dari semua yang ada, tentu saja kecuali Woohyun. Dia tidak menyetujui hal ini. Setidaknya tidak dengan cara begini. Dia tahu ibunya pun tak menginginkan perjodohan ini. Ibunya terpaksa. Karena beliau terlalu mencintai ayahnya.

“Maaf Paman,” sahut Woohyun sambil mencicipi hidangan yang ada di meja. Sungguh sayang jika di abaikan. “Saya rasa pertemuan beberapa minggu lalu sudah jelas, bahwa saya tidak tertarik dengan pertunangan.”

Keluarga Park otomatis memasang wajah masam.

“Woohyun, bukankah kau bilang pada ibu kau akan memikirnya lebih matang?” tanya ibunya dengan wajah gelisah. Ibunya tidak ingin rencana pernikahan ini batal. Kelangsungan keluarga Nam tergantung pada ini.

Woohyun mendesah, memasang wajah serius.

“Sekali lagi saya mengucapkan maaf.” Woohyun berdiri dan membungkukkan tubuhnya sedikit memberikan hormat membuat keluarga Park menjadi canggung, begitu pula ibunya sendiri.

Woohyun kembali duduk dan berucap cepat, “ Saya tahu bahwa semenjak ayah jatuh sakit dan sekarang terbaring tak berdaya di rumah sakit, bisnis yang ayah jalani semakin jatuh drastis, tanpa ada arah yang pasti. Perusahaan yang saya ambil alih mengalami banyak kerugian karena banyak investor yang menarik saham mereka. Tapi, Ibu…” Woohyun menglihkan pandangannya kepada ibu tirinya yang sudah dia anggap sebagai ibu kandung itu. “Aku akan memastikan bahwa aku bisa mengatasi masalah ini tanpa adanya pernikahan. Aku akan tetap bisa membayar biaya rumah sakit, biaya kuliah Hyerin dan biaya hidup kita tanpa pernikahan atas dasar keterpaksaan.”

“Woohyun, kurasa kau lupa,” potong ayah Mina. “Tanpa bantuan Park, kau tidak akan bisa bertahan di bisnis ini.” Ayah Mina memberikan senyuman meremehkannya.

Woohyun menghela napas.

“Saya tahu, Paman. Sangat. Maka dari itu saya telah mendapatkan bantuan dari pihak Lee. Mereka bersedia menopang dana awal untukku agar bisa memulai kembali. Paman tidak perlu khawatir.”

Ayah Mina membulatkan matanya kaget. Dia tak percaya bahwa Woohyun bisa mendekati keluarga Lee. Investasi Park memang besar, tapi Lee jauh lebih besar.

“Bagaimana

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
imsmlee86 #1
Chapter 7: Terima kasih udah dibuat happy ending ㅠㅠ ga kerasa udah habis huwaaa, bakal kangen sama ff ini, ternyata renji berguna juga
akitou
#2
Chapter 6: tu kan bener ..... angst ...... jd yg jahat sungyeol.
inspiritwgs
#3
Chapter 6: T0T kok sedihny, please happy ending :''''
mpreggoland
#4
Chapter 5: interesting story! I love it!
aku feeling dengan ceritanya…feeling sangat
update lagi ya? ^^
woogyu forever! hehe
akitou
#5
Chapter 5: kok ada hawa2 angst ya.....
akitou
#6
Chapter 4: Awwwwwww...... bener2 bkin meleleh sikap woohyun
imsmlee86 #7
Chapter 4: Daily dose of fluff for my angsty life ♡
Semangat menulisnyaaa!
gari_chan #8
Chapter 3: waaaaa gemes liatnya semangat updatemya thor penasaran sama kelanjutannya bakal ngapain aja mereka di apartement
imsmlee86 #9
Chapter 2: Semangat menulisnya yeay!
gari_chan #10
Chapter 2: wadaw tanda tanda cinta kah itu?