Dua Insan
WooGyuDUA INSAN
Ini akan membuatku terlihat seperti sosok yang baik
Aku tidak ingin memiliki hubungan yang membuatku berpikir terlalu banyak
Aku hanya ingin memiliki kenangan antara kita berdua
Aku ingin kau merasakan cintaku, meskipun aku tidak mengatakannya
Cemburu...perhatian...hanya bertahan sesaat
Selalu ada batasan untuk ketulusan dan kepercayaan
Aku dan Sunggyu ibarat langit dan bumi. Selalu bersama meski berjarak begitu jauh. Meski kami tidak bisa saling menyentuh. Cinta... begitu dalamnya perasaan itu hingga sulit untuk aku coba ungkapkan dengan kata-kata puitis manapun. Perasaan mendalam yang kini aku sadari aku rasakan, aku miliki, untuk sosok seorang yang bernama Kim Sunggyu.
Cinta begitu indah, namun bagiku;Sunggyu jauh lebih indah.
Di setiap Sunggyu tertawa lepas, di setiap Sunggyu berkedip hingga bola mata mungilnya lenyap tertupi oleh bulu matanya yang lentik, di setiap Sunggyu berbicara dengan suara parau ketika dia enggan beranjak di pagi hari, ketika Sunggyu menatap aku dengan tatapan penuh arti; hanya mereka kami berdua yang memahami;
Begitulah cinta. Dan cinta itu menjadi indah dan semakin sempurna karena ada sosok Sunggyu di sana.
Aku takut mengakui perasaanku. Takut memulai sebuah hubungan dengan pikiran-pikiran yang begitu mendalam dan terlalu banyak.
“Kau terlalu banyak berpikir, Hyunie. Kau tidak cocok jika terlalu serius,” ucap Sunggyu suatu hari ketika aku memutuskan untuk mampir ke-apartemenya yang super bersih. Sunggyu sosok yang begitu bersih, tertata. Entah mengapa dia bisa dekat denganku, Nam Woohyun – sosok yang seenaknya dan paling malas dalam hal bersih-bersih.
“Tapi...kau juga suka berpikir terlalu banyak, Hyung.” Aku menyahut tanpa menatap kearahnya.
Aku mendengar dia terkikik.
“Setidaknya aku terlihat tampan ketika serius berpikir.”
Aku tak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum mendengar gurauannya. Sunggyu memang begitu, selalu terlihat baik-baik saja, begitu pintar memutar balikkan kata menjadi sesuatu yang lucu. Dia cerdas – sangat cerdas, hingga aku tidak pernah bosan untuk beradu pendapat denga
Comments