Chapter 8 (If You belive it, you get it)

(AADA) Ada Apa Dengan 'Anu'

...........

...........

"Jika kau adalah poros ku, lalu apa yg harus aku lakukan disaat kau tak ada?"

"Jika selama ini aku hanya bernafas untukmu, lalu untuk apa aku hidup kalau pd akhirnya kau meninggalkanku?"

"Kau adalah oksigenku, mampukah aku bernafas tanpamu?"

"Jika kau ingin pergi, knp tak sekaligus membawaku bersamamu?"

"Setegak ini kah dinding dunia yg harus aku robohkan?"

..............

.........

....

*Mansion Hwang*

"Kau baru pulang Khunnie?..."

Malam ini Nichkhun yg terlihat baru saja memasuki kamarnya, Uyong sang istri segera mendekat saat melihat raut wajah lelahsang suami.

Nichkhun tersenyum memperhatikan Uyong, yeoja mungil itu hanya mengenakan kemeja tidur milik Nichkhun yg kebesaraan d tubuhnya. 

"Knp kau baru mandi di jam seperti ini, eum?.. "

Nichkhun menarik Uyong untk duduk disampingnya.

"Tadi aku sudh mandi, tp gerah lg, jd aku mandi lagi..." Jawab Uyong lucu, seketika rasa lelah Nichkhun menguap karena ekspresi imut istrinya. "Emmhh dimana Channie?.. "

Nichkhun menghembuskan nafas pelan sambil memijat pelipisnya. "Dia masih d rumah sakit... "

"Mwooooo?? Jd Channie tdk pulang lg malam ini?.. "

Nichkhun menggeleng pelan, akhir2 ini rumah sakit sudh seperti rumah kedua bagi Chansung, namja itu selalu menghabiskan waktunya disana untk menjaga kedua buah hatinya, siapa lagi yg akan menjaga mereka kalau bukan dia?

Keadaan Chansung sangat memperihatinkan, terhitung sudh 2 minggu anaknya terlahir prematur melalui proses operasi caesar, dan selama itu jg Chansung tak sedetikpun pergi dari sisi mereka, Chansung selalu menatap kedua anaknya yg terlihat masih sangat lemah, anak kembar yg berjenis kelamin laki-laki dan perempuan itu sungguh menggemaskan, tp Chansung belum bisa menyentuhnya skrng. 

Nichkhun, Mrs. Jang ataupun Uyong bergantian menjenguk Chansung d rumah sakit untk membawakan beberapa keperluannya, mereka jg membujuk Chansung agar maupulang sekedar beristirahat, tp namja yg skrng terlihat seperti mayat hidup itu tetap memilih tinggal d rumah sakit. 

.............

*At Hospital*

"Channie...."

Chansung tersadar dari lamunannya saat merasakan seseorang datang dan menepuk pundaknya. 

"Kau sudh makan?.. "

Chansung hanya menggeleng pelan. 

"Kau harus menjaga kesehatanmu sendiri, kalau terus seperti ini lama2 kau yg akan sakit..."

Seulong, Seulong bertugas untk menjaga bayi2 Chansung yg terlahir prematur itu, bahkan Chansung mengambil satu ruang VVIP dan memindahkan inkubator anaknya kesana agar bisa d awasi khusus olh tim medis. 

"Aku tidak lapar hyung.... "

Selalu dan selalu jawaban itu yg diucapkan olh Chansung, bahkan namja itu terlihat lebih kurus skrng, penampilannya yg tak teratur membuatnya terlihat sangat menyedihkan, maka tak ada pilihan lain, Seulong hanya bisa meletakkan makanan d atas meja dan meninggalkan Chansung sendirian d ruangan itu.

"Hikkkzzz, knp? Knp harus seperti ini tuhan? Dosa apa yg sudh ku lakukan makanya aku tak berhak bahagia? Hikkkkzzzz.... "

Tak ada hal yg lebih menarik perhatian Chansung skrng kecuali menangis, bahkan mata itu mungkin sudh lelah 2 minggu terkahir ini terus2an menangis, kantung mata Chansung sudh menggelayut menyeramkan, karena dia tak pernah tidur, setiap waktu yg dilaluinya hanya untk menangis.

"Aku sangat menyayangimu Nuneo, kembalilah ku mohoonnnn hikkzzzz... "

Chansung menumpukan kepalanya d dinding inkubator kedua anak kembarnya, 

"Kau harus melihat mereka Nuneo, mereka sangat cantik dan tampan, tp knp kau malah melakukan ini padaku? Hikkkzzzz.... Kau jahat Nuneo, apa kau tak mencintaiku dan anak2 kita?? Hikkkzzz... "

Tubuh Chansung bergetar hebat, rasa sakit yg menghujam lubuk hatinya benar2 tak tertahankan, menghadapi semua ini sendirian, sanggupkah dia?? 

"Kembali Nuneo kembaliiiiiiii Hikkkzzzz ...."

"Channieee.... "

Secara tiba2 ada seseorg yg mengangkat tubuh Chansung untk berdiri, menahan tubuh yg bahkan sudh tak memiliki tenaga untk bergerak lagi. 

"Jangan seperti ini Channie, Nuneo akan sedih melihatmu seperti ini... "

Chansung menatap sekilas ke arah org yg mengangkat tubuhnya itu. "Lalu aku harus bagaimana hyung?? Hikkzz... Apa Nuneo melihatku? Kalau dia tau aku akan hancur tanpanya lalu knp dia meninggalkankuuuuu??? Huweeeeee hikkkkkzzzz.... "

Taecyeon hanya bisa menghela nafasnya dgn kasar, Taecyeon sudh berada d Seoul sejak hari Junho operasi, dia memutuskan untk meninggalkan segala aktifitasnya d Amerika 

"Nuneo jg tak ingin melakukan ini Channie, percayalah, dia jg sangat mencintaimu dan anak kalian.... " Mata Taecyeon mulai memerah, sepanik apapun yg dia rasa tentu itu belum seberapa dibanding dgn yg Chansung rasa, Taecyeon faham betul bahwa adik iparnya ini nyaris gila menghadapi kenyataan d dpn matanya skrng. 

"Aku tak bisa hyuuungggg, aku tak kuaatttt hikkkkzzzz... Aku tak bisa tanpa Junho hyuunnnggggggggg.... "

Tubuh Chansung nyaris merosot lagi kelantai jika Taecyeon tak sigap menahannya, Taecyeon memapah tubuh lemah itu kearah sofa. 

Airmata Taecyeon jg sudh jatuh, "Dengarkan aku Channie, aku tau kau lelaki yg kuat, karena itu dlu aku mempercayakan Junho padamu, jd ku mohon kuatkan dirimu untk menerima kenyataan ini, kau harus bisa Channie, demi anak2mu, anak2 itu membutuhkan seorang ayah yg kuat, mereka butuh perlindunganmu... "

"Tapi aku mau Nuneo hyung aku mau Nuneoooooo...." Chansung kembali memberontak sekuat2nya membuat Taecyeon harus memeluk namja itu mati2an agar dia tenang. 

"Tenang Channie tenang, kendalikan dirimu, kendalikan demi anak2mu dan juga Nuneo.... "

Taecyeon mengusap pundak Channie yg masih bergetar karena tangisnya, Taecyeon berani bersumpah bahwa ini pertama kalinya dia melihat kondisi Chansung benar2 hancur. 

Bahkan terkadang  Chansung harus mendapat suntikan obat penenang untk mengendalikan dirinya.

Chansung hidup hanya untk Junho, jadi jika Junho tak ada lalu untk apa dia hidup? 

Tentu saja untuk anak2nya, ya, Chansung memiliki anak yg harus dia jaga skrng, tp bagaimana mungkin Chansung mampu bertahan kalau tak ada Junho disisinya? 

Rencana Tuhan sungguh tak ada yg bisa menebak. 

........

.....

..

"Aku tak bisa apa2 tanpamu, mati rasaku tanpa kehadiranmu, aku ingin anak2 kita lahir, tp aku jg ingin kau tetap berada d sisiku, aku ingin memiliki keduanya agar hidupku sempurna, tp aku lupa bawa kesempurnaan hanyalah milik tuhan"

"Aku manusia biasa, tak ada sayap d punggung ku, karena itu aku merasa sakit yg teramat sangat saat ini, lalu aku bisa apa? Hanya kepasrahan yg mengiringi"

"Aku tau perpisahan itu akan selalu ada disaat aku sudh berjumpa dgn mu, aku tau sakit ini pasti ku rasakan disaat aku memutuskan untk mempertahankan janin itu dulu, tp kehilanganmu sungguh aku tak sanggup, biarkan airmata ini menjadi saksi seberapa dalam cintaku padamu"

"Kembalilah..... Lee Junho.... "

 ...........

.......

....

"Daddyyyyyyy.... "

Seorang anak kecil berlari menghampiri Chansung, anak kecil yg lucu, dia sangat merindukan sosok daddy nya beberapa minggu terkahir ini. 

Taemin, hari ini dia datang ke rumah sakit bersama Minjun, Taecyeon, Uyong dan Nichkhun, anak kecil bertubuh gembul itu segera berlari mendekati Chansung dgn langkah lucunya. 

"Daddy ay mic yu... "

Taemin tersenyum lebar sambil mengulurkan kedua tangannya minta digendong pd Chansung, tp beberapa detik kemudian senyuman itu sirna, knp? Karena Chansung hanya menatapnya dgn dingin, datar, dan tak melakukan reaksi apa2.

Taemin nampak shock dgn perlakukan sang daddy, dia menarik tangannya kembali, bibirnya melengkung kebawah bersiap2 untk menangis. 

"Da-daddy weo? Daddy malah cama Tae?.. "

Chansung tetap menatapnya datar. "Apa yg kau lakukan disini?..."

"Tentu saja dia ingin bertemu dgn mu Channie, dia merindukanmu... " Menyadari aura gelap dari Chansung, Taecyeon berjalan mendekat dan membawa Taemin k dlm gendongannya.

"Bawa dia pulang..."

"Mwoo?? Channie knp kau menyuruhnya pulang? Dia dtng karena merindukanmu... " Minjun ikut buka suara. 

"Ku rasa rumah sakit bukan tempat yg tepat untk anak kecil, lebih baik bawa dia pulang..." Chansung berkata tanpa menoleh kearah mereka semua, suaranya sangat dingin dan hambar, membuat Taemin ketakutan hingga mengalungkan tangannya erat d leher Taecyeon. 

"Appa, Tae mau lihat adik bayi cajah..." Bisik Taemin lirih dari balik gendongan ayahnya. 

"Eum, baiklah... " Taecyeon mengajak Taemin mendekat kearah inkubator.

"Kyaaaaaaaa.... Adik bayi nha lucu cekalih appaaa... " Taemin berteriak histeris melihat si kembar d dlm box khusus itu, ini untk pertama kalinya Taemin melihat mereka. "Appa, adik bayinya ada 2? Knp kecil cekalih? Knp adik bayi nha diam cajah? Adik bayi nha hidup kan?.. "

#BRAAKKK!!! Chansung mengebrak meja yg ada dihadapannya, membuat semua org mengalihkan mata menatapnya kembali. 

"Ku bilang bawa dia pulang, knp masih disini hah?.. " Kilat kemarahan nampak dimata Chansung. 

"Apa yg salah Channie? Dia hanya ingin melihat si kembar, knp kau.. "

"KU BILANG KELUAR, KAU JG JANG WOOYOUNG, TINGGALKAN RUANGAN INI SEKARANG... ".

Teriakan Chansung sukses menghentikan kata2 Uyong, yeoja yg tengah hamil besar itu bergidig ketakutan, Nichkhun segera memeluk pundaknya untk menenangkan. 

"Emmhh Khunnie, kau bawa Uyongie dan Taemin keluar ya, aku harus bicara pd Chansung... "

Taecyeon menyerahkan Taemin dan menyuruh mereka meninggalkan kamar, Taecyeon menyadari aura marah dari diri Chansung, dia faham kalau adik iparnya itu sangat sensitif pd anak kecil dan wanita hamil, karena itu mengingatkan dia kembali pd Junho dan anak2nya.

Taecyeon duduk dihadapan Chansung, namja itu terlihat sedang menunduk sambil mencengkram erat kedua tangannya, tubuhnya nampak bergtar, Taecyeon tau, Chansung sama skali tak ada niat untk berbuat kasar seperti td.

"Dgn kau bersikap seperti ini, itu takkan memperbaiki apapun Channie, sampai kapan kau mau seperti ini?.. "

Taecyeon mulai buka suara dgn nada selembut mungkin agar tak memancing emosi Chansung kembali. 

Namja itu hanya diam, tubuhnya masih bergetar dgn kalut, Taecyeon faham bahwa saat ini Chansung sedang menangis lagi. 

"Airmata mu itu takkan menghasilkan apapun, Junho tak kan kembali hanya dgn tangismu saja, anak2mu jg takkan cepat stabil jika kau terus seperti ini, percayalah, mereka butuh dirimu yg kuat, bukan yg seperti ini ...."

Chansung bungkam, jiwanya yg sangat terpukul belum bisa menerima nasehat apapun saat ini.

"Dengarkan aku, Junho sangat mencintaimu, Junho tak mungkin meninggalkanmu jika kau bisa bertahan kuat untk anak2nya, tp jika kau terus seperti ini, kau hanya akan membuatnya sedih, tunjukkan pd Junho kalau kau layak menjadi ayah untk anak2nya, yakin kan dia kalau kau sanggup Channie, dan anak2 itu jg butuh kasih sayangmu, butuh senyum hangatmu, bukan airmatamu seperti ini... "

Taecyeon bangkit dan menepuk pundak Chansung.

"If you believe it, you get it, kau akan mendapatkan apapun yg kau yakini, jd sekarang tergantung apa yg kau yakini d hatimu, percayalah, tuhan tak pernah tidur Channie, dia tau kau kuat, makanya dia memberi ujian seperti ini... "

Chansung mengangkat wajahnya dan menatap Taecyeon sekilas.

"Kau tak sendirian Hwang Chansung, ada aku disini, dan aku jauh lebih sedih darimu jika harus kehilangan Junho, tp aku berusaha kuat, lalu knp kau tidak?.. ".

Taecyeon memberikan senyum terbaiknya, kemudian pergi meninggalkan ruangan itu. 

#FLASHBACK. 

Chansung membuka dan menyadari bahwa dia berada d suatu ruangan yg serba putih, dia memijit pilipisnya perlahan, tubuhnya rileks dan terasa lemas tak berdaya.

"Nuneo... "

Sedetik kemudian dia segera melompat dari ranjang dan berniat keluar dari ruangan itu. 

"Channie, kau sudh bangun?.. "

Chansung menghentikan langkah saat mendnegar suara itu. 

"Khunnie hyung apa yg kau lakukan padaku? Dimana Nuneo hah? Bagaimana keadaannya??..."

Chansung segera menyadari bahwa kondisinya jd seperti ini setelah Nichkhun menyuntiknya dgn sesuatu yg dia yakini itu pasti obat penenang. 

"Maafkan aku Channie, karena kepanikanmu bisa menghambat kerja tim medis yg akan menangani Nuneo.. "

"Ja-jadi kalian benar2 mengoperasi Junho tanpa obat penahan nyeri IYA? KALIAN BENAR2 MELUKAINYA HIDUP2???.."

Chansung kembali murka, demi apapun melihat Junho di gigit nyamuk sjaa dia tak tega, apalagi melihat Junho di operasi tanpa penahan nyeri. 

"JAWAB AKU HYUNG..."

Chansung mengguncang tubuh Nichkhun dgn keras. 

"Tenang dlu Channie, kepanikanmu seperti ini hanya akan memperkeruh suasana, tubuh Junho menolak segala macam obat penahan nyeri, tp kami membiusnya melalui tulang belakang, jd Junho masih sadar saat operasi itu berlangsung, tp tubuhnya mati rasa, jd dia takkan merasakan apapun, dan operasi itu berjalan lancar, skrng anak kalian sudh ada d ruang Neonatus.... "

"A-apa?... "

Chansung membeku dan melepaskan cengkramannya dari bahu Nichkhun. 

"Ya, anakmu sudh lahir Channie, mereka laki-laki dan perempuan, anak2 itu jg sehat, jd mereka sudh aman d dlm inkubator... "

Seutas senyum mengembang d bibir Chansung, anaknya sudh lahir, kembar laki2 dan perempuan? Oh tuhan bukankah itu karunia yg sangat indah? 

"Ta-tapi bagaimana dgn Junho? Bagaimana keadaannya?.."

#DEG!!! 

Nichkhun memejamkan matanya perlahan, dia tau Chansung pasti akan menanyakan hal ini, lalu bagaimana dia harus menjelaskannya. 

"Nu-Nuneo, di-dia... "

Senyum diwajah Chansung segera sirna, dia menatap tajam pada Nichkhun. 

"Aku tak suka ekspresimu Hyung, cepat katakan bagaimana keadaan Junho, dimana dia skrng? Dia baik2 saja kan? Cepat katakan hyuunnnggggg.... "

"Junho dlm kondisi koma, Channie... "

#DHUUAARRRRR!!! Pintu ruangan itu tiba2 terbuka menampilkan Seulong yg masih menggunakan pakayan operasi lengkapnya, dia masuk dan segera memberi kabar tentang kondisi Junho. 

Koma? Junho koma? Apa itu artinya Chansung akan kehilangan istri tercintanya itu? Tidak, ini tidak mungkin, ini pasti lelucon. 

"Ti-tidak mungkin, hahahaha kalian pasti berbohong, tidak mungkin Junho koma, katakan kalau ini hanya bercandaaa... "

Chansung segera berlari menghambur kearah Seulong, menuntut penjelasan dari namja itu. 

"Tidak Channie, inilah faktanya, Junho koma setelah operasi itu, dia kehilangan kesadarannya penuh, tubuhnya menolak respon apapun, kondisinya drop total... "

"A-apa?.. " Chansung menutup mulutnya sendiri, dia menggeleng tak percaya, airmatanya sudh jatuh kembali membasahi mata sembabnya.

"Junho masih berada d ruang observasi untk pemantauan lebih lanjut, kami berharap kondisinya bisa segera membaik..."

Dan sedetik kemudian Chansung langsung berlari menuju ruang dimana dia yakini istrinya sedang berada, dgn langkah tertatih Chansung berusaha menguatkan diri bahwa semuanya akan baik2 saja.

Chansung berpegang erat pd dinding2 yg dia lewati, tangannya menekan dada bagian kirinya yg terasa sakit, tentu saja, jantung itu akankah bisa berdetak jika tanpa Junho disampingnya? 

#BRAKKK!! 

Chansung tiba d ruangan dimana Junho sedang d observasi, disana terlihat Mrs. Jang sedang menangis d sebelah ranjang Junho yg sedang terbaring lemah.

"Nu-Nuneo...."

Mrs. Jang segera menghampiri Chansung yg kondisinya terlihat memprihatinkan.

"Channie, bagaimana keadaanmu nak?.. "

"Aku baik2 saja kalau Nuneo jg baik2 saja eomma, tp aku akan mati jika sesuatu terjadi padanya... "

Chansung menjawab dgn mata yg terus menatap ke arah Junho dgn nanar, Mrs. Jang berusaha memapah Chansung untk mendekat ke ranjang dimana Junho sedang berbaring. 

Tubuh yeoja itu terlihat sangat pucat, dibadannya terpasang alat2 yg Chansung sendiri tak tau fungsinya untk apa, detak jantung Junho sangat lemah jika dilihat dari layar monitor yg berada d sampingnya.

Airmata Chansung mengalir semakin deras, dia duduk d kursi yg berada d samping ranjang Junho, tangannya terulur untk menyentuh pipi halus sang istri.

"Nuneo, bangun sayang hikkkzzz.... kau knp, eum? Apa rasanya sangat sakit sehingga kau tertidur lelap seperti ini? Hikkzzzz... "

Tubuh Junho terasa sangat dingin, bibirnya pucat, jika tak melihat detak jantung yg berada d layar monitor, maka siapapun akan mengira bahwa yeoja cantik itu sudh tiada. 

"Buka matamu Nuneo, kau tak mau melihat anak2 kita??... "

Chansung menggenggam tangan Junho dgn erat, "Bangun sayang banguuunnnnnnnn hiikkkzzzz... " Chansung beberapa kali menciumi punggung tangan sang istri yg lemah. 

"Kau hanya istirahat sebentar kan? Kau akan bangun dan menemaniku melihat anak2 kita kan?? Ayo bangun Nuneoooooo hikkkzzz... "

Mrs. Jang mengusap pundak Chansung dari belakang, airmatanya tak henti mengalir, dia tak tau semuanya akan jadi seperti ini, sanggup kah Junho bertahan melalui masa2 kritisnya?

Tak lama kemudian Nichkhun dan seulong ikut menyusul ke ruangan itu, mereka hanya bisa terdiam melihat Chansung yg tengah menangis sambil terus bergumam pada Junho. 

"Kuatkan dirimu sayang, aku disini, akan selalu disini untk menunggumu hikkkzzz, jika kau mendengar suaraku maka kembalilah kemari, aku membutuhkanmu, aku ingin kau slalu bersamaku Nuneo hikkkzzzz... "

Tubuh Junho tak bereaksi apapun, mata sipit itu masih setia terpejam membuat sang suami meraskaan dunianya berhenti berputar. 

"Channie, Junho harus d pindahkan ke ruangan khusus untk perawatan intensif... "

Chansung menolehkan wajahnya ke arah Seulong. 

"Ke ruangan khusus? Jd ltu artinya aku takkan bisa menemuinya juga? Setelah kalian membawa anakku ke ruang Neonatus dan aku tak bisa melihat mereka, skrng kau jg ingin menjauhkan Junho dariku?.. "

Seulong sedikit tersenyak mendengar pertanyaan Chansung, tp begitulah kenyataannya, Junho harus mendapatkan perawatan intensif. 

"Ta-tapi memang seperti itu seharusnya, Junho harus d pantau penuh dan--"

"Berikan aku 1 ruang VVIP terbaik d rumah sakit ini, siapkan segala alat2 yg kalian butuhkan untk memantau kondisi Junho disana, dan bawa kedua bayiku ke ruangan itu jg, siapkan apapun yg kalian butuhkan d ruangan itu nantinya, karena aku tak kan pernah meninggalkan mereka sedetikpun dari pengawasanku, dan jgn lupa kerahkan semua tenaga medis terbaik d rumah skait ini untk merawat Junho dan anak2 ku, karena jika terjadi sesuatu apda mereka, kau sendiri tau apa yg akan aku lakukan... "

#FINAL, keputusan Chansung adalah final, dia tak mungkin meninggalkan istri dan anak2nya tanpa diperbolehkan melihat mereka, jgn lupakan bahwa kekayaan Chansung bahkan bisa untk membeli seluruh saham rumah sakit ini. 

"Baiklah, kami akan berusaha melakukan yg terbaik untk keselamatan Junho... "

"Dia adalah segalanya untk ku, kalian tau bahwa aku takkan pernah melepaskan Junho meski dia merengek ingin pergi dariku, aku takkan pernah meninggalkannya meski dia mengusir ku dari sisinya, maka dari itu, aku akan terus disampingnya meski dia masih enggan membuka mata, karena hanya dgn melihat wajahnya, itu sudh menjadi alasan yg cukup untkku bernafas hikkzzzz... "

Dan sejak hari itulah Chansung tak pernah pergi dari rumah sakit ini, dia menyulap rumah sakit seperti rumahnya sendiri, dia terus mengawasi perkembangan anak2nya dan Junho, meski sudh memasuki minggu ke-2 tp blum ada tanda2 yeoja itu akan membuka mata.

#FLASHBACK OFF 

........

....

Seharian ini Taemin terus menangis, anak itu dari td minta d bawa ke rumah sakit untk bertemu dgn adik kembarnya dan juga Junho, tp itu tentu hal yg sulit, mengingat Chansung sangat sensitif dgn anak kecil skrng.

Tapi dgn langkah terpaksa, akhirnya Taecyeon mengajak Taemin ke rumah sakit sebentar, saat membuka pintu dia melihat Chansung sedang tertidur di kursi sambil menggenggam erat tangan Junho.

"Appa, daddy camah mommy macih tidul?.. " Tanya Taemin dgn polos. 

"Ne, Tae jgn berisik ya, nanti adik bayi sama mommy Nuneo terganggu... "

Merasakan kehadiran org lain d ruangan itu, Chansung segera membuka matanya dan menatap mereka. 

"Ahh Channie, maaf sudh membangunkanmu, eemhh a-aku membawa Taemin kemari karena dia merindukan Junho dan si kembar, tp jgn marah ya, aku janji hanya sebentar, setelah itu aku akan membawa Taemin keluar... "

Taecyeon sudh menjelaskan terlebih dahulu jgn sampai Chansung marah lg seperti kemarin, apalagi sorot mata namja itu masih menatap Taemin dgn dingin. 

"Appa, mau tulun.... " Taemin memberontak dari gendongan Taecyeon, hingga akhirnya dia membiarkan anak itu berjalan.

Tubuh gembul Taemin berjalan mendekat ke arah Chansung, dan ntah mengapa Taecyeon langsung bersiap2 karena takut Chansung akan melakukan sesuatu karena ulah anaknya.

"Daddy, daddy cakit? Knp wajah daddy banyak bulu nha?.. ". Taemin menumpukan tangannya d paha Chansung, dia mendongak dan mata bulatnya menatap wajah Chansung yg duduk d atas kursi. 

Chansung meraba2 wajahnya, ah bahkan dia melupakan untk bercukur akhir2 ini, wajar saja kalau Taemin mengatakan wajahnya banyak bulu. 

"Tae lindu daddy.. " Anak kecil adalah lambang kepolosan, anak itu sama sekali tak takut meski dri td Chansung menatapnya dingin, skrng tangan2 kecilnya malah memeluk pinggang Chansung dgn lucu, dia membenamkan wajahnya d atas paha Chansung.

Taecyeon segera mendekat melihat ulah sang anak. "Tae, sudh ya sayang, kajja kita keluar skrng, jgn ganggu daddy dlu ya... "

Taecyeon berniat mengangkat tubuh Taemin, tp Chansung menahannya. 

"Biarkan dia disini hyung... "

"Mwoo??.. " Taecyeon terbelalak tak percaya sambil menatap Chansung. 

"Bukankah dia merindukanku dan Nuneo? lalu knp kau ingin mengajaknya pergi?.. " Tangan besar Chansung kini sudh terulur membelai rambut Taemin dgn lembut. Anak itu menampilkan wajahnya yg lucu sambil tersenyum lebar pd Chansung.

Chansung membalas senyuman itu, bibirnya melengkung keatas. "Tae rindu daddy??.. " dan si bocah gendut itu mengangguk dgn cepat.

Maka dgn sekali gerakan Chansung berhasil mengangkat tubuh Taemin untk duduk d atas pangkuannya, "Daddy jg rindu Tae, maaf kemarin daddy marah pd mu... " Chansung menghadiahi pipi gembul Taemin dgn ciuman2 kecil, membuat anak itu kegelian. 

Melihat perubahan sikap Chansung, akhirnya Taecyeon bisa bernafas lega karena adik iparnya itu sudh kembali seperti semula. Dgn langkah perlahan Taecyeon keluar dari ruangan itu meninggalkan mereka. 

"Mom... "

Taemin mengarahkan padangannya pd Junho yg terbaring d ranjang. 

"Tae jg rindu mommy?.. "

Lagi2 Taemin mengangguk mantap, bocah itu nampak ingin menyentuh Junho, tp dia takut melihat alat2 medis yg terpasang d tubuh mommy ny itu. 

Chansung mendudukkan Taemin d sisi ranjang Junho yg tak ada alat2 medisnya, bocah itu menatap wajah sang mommy dgn sedih. 

"Mommy, ilonnaceo, bangun mom...." lirih Taemin.

Mata Chansung kembali memanas, ntah knp dia sangat cengeng akhir2 ini, bahkan jauh lebih cengeng dri Taemin. 

"Moom.. " Suara Taemin terdengar sangat lirih, matanya mulai berkaca2 ingin menangis. 

"Moom, calanghe... " #CUP, Taemin mencium pipi Junho dgn cepat, kemudian dia menggenggam tangan Junho dgn erat.

Airmata Chansung tak bisa d tahan lagi, namja itu kembali menangis sambil memeluk tubuh Taemin, Taemin tak mengerti apapun, tp yg dia tau Mommy ny sedang tidur saat ini. 

"Mommy jgn tidul teluc, mommy haluc temani Tae main camah adik bayi, bangun mommy banguuunnn hikzzz... "

Tangisan Taemin semakin mengiris hati Chansung, namja itu sangat lemah skrng, bahkan Taemin jg bisa merasakan hal itu. 

Chansung mengangkat wajahnya dan mengusap airmata yg mengalir d pipi Taemin, kemudian dia mendekat ke arah telinga Junho, membenamkan wajahnya disamping kepala sang istri. 

"Bangun sayang, kami semua menunggumu hikkzzz... "

...............

.........

...

Setelah Taemin dibawa pulang oleh Taecyeon, skrng Chansung kembali sendirian menjaga istri dan anaknya, Chansung memang tak ingin terlalu banyak org d ruangan itu, takut akan menganggu Junho ataupun si kembar. 

Saat sedang asik dgn lamunannya, tiba2 pintu kamar kembali terbuka, dan Chansung sedikit tersentak melihat siapa yg datang.

"Suzy... "

"Slamat siang tuan, apa saya mengganggu?.." Yeoja itu datang dgn bouket bunga d tangannya, tentu saja dia datang untuk membesuk, mengingat berita tentang istri dan anak CEO mreka yg dirawat d rumah sakit sudh tersebar luas d kantor. 

"Ah anni, silahkan masuk, tp maaf kau tak bisa berlama2 membesuk... " Ujar Chanaung seadanya. 

Yeoja itu tersenyum, kemudian mendekat dan meletakkan bouket bunga itu d meja nakas.

"Bagaimana keadaannya tuan? Apa sudh lebih baik?.. "

Chansung hanya menggeleng lemah. "Tp aku yakin dia akan baik2 saja jika ada aku di dekatnya... "

Chansung berkata tp matanya masih terus menatap Junho yg terpejam, tangannya jg menggenggam erat tangan sang istri, Suzy hanya bisa tersenyum melihatnya, dia tau bahwa bos besarnya ini sangat mencintai istrinya.

"Dan alat2 serta perawatan yg terbaik d rumah sakit ini akan membantu proses penyembuhannya..." Ujar Suzy. 

Chansung mengangguk pelan. "Apa yg bisa aku lajukan selain ini? Apa aku harus merelakannya?.. " Tanya Chansung. "Aakkhhh..... "

Suzy mengernyit heran saat melihat Chansung tiba2 menjerit, tapi Chansung malah tersenyum lebar sambil memegang dada kirinya, saat mengucapkan kata2 itu tadi seperti ada sebuah pukulan keras yg menghantam jantungnya hingga membuatnya Chansung terkekeh pelan. 

"Tuan, kau baik2 saja?.. "

"Hahahahaha, seandainya aku bisa mengatakan hal itu tanpa rasa sakit, see? Bahkan aku hanya bertanya apa harus melepaskannya, tp jantungku sudh berdenyut sakit seakan dihantam keras..."

Chansung terkekeh sambil menatap ke arah Junho lagi.

"Karena kau sangat mencintainya tuan, disaat kita mencintai seseorang, artinya menjadikan dia bagian dari diri kita, itu sebabnya akan terasa sakit saat kehilangannya..." Suzy tersenyum menatap Junho dan Chansung bergantian. "Meski dia sedang koma, tp dia telinganya bisa mendengar apapun yg terjadi disekitarnya, maka ucapkanlah kata2 yg indah padanya, memory itu akan mengembalikannya padamu tuan... ".

Chansung tersenyum mendengar kata2 Suzy, jelas, jelas dia tak bisa hidup tanpa sang istri. "Trimakasih... "

"Ya sudh kalau begitu saya permisi pulang, di kantor masih banyak tugas yg harus d selesaikan... "

Chansung menatap kepergian Suzy sampai yeoja itu menghilang dibalik pintu, dan dia kembali tersenyum mengingat kejadian tadi, bagaimana jantungnya serasa d hantam keras saat dia berkata harus merelakan Junho, hahahahha... bahkan ikatan batin itu tetap kuat meski Junho dlm keadaan koma. 

Saat Chansung kembali menatap Junho, dia tersentak melihat ada airmata yg mata yg mengalir d kedua sudut mata istrinya. 

Sontak mata Chansung kembali memanas, matanya kembali berkaca-kaca.

"Kau menangis sayang? Knp?..." tangannya terulur untk menghapus airmata sang istri.

"Jika airmata mu ini karena kau takut aku meninggalkanmu, maka jgn khawatirkan itu, aku takkan pernah mengganti posisimu dgn org lain..."

Chansung mengecup kening Junho sekilas, kemudian kembali menggenggam tangan itu dgn erat. 

"Aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu Nuneo hikkzzzz... "

"........."

"Aku mencintaimu, aku takkan pernah bisa jika bukan dirimu.... "

"........."

"Aku mencintaimu Nuneo, aku mencintaimu, aku akan terus mengatakannya smapai kau bangun dan bertiriak bahwa aku berisik.... "

"........."

"Aku mencintaimu...."

".........."

"Sangat mencintaimu hikzzz... Aku mencintaimu Nuneo.. "

Chansung menjatuhkan kepalanya tertunduk bertumpu d samping ranjang Junho, bahunya bergetar hebat, ntah bagaimana mendeskripsikan perasaan namja itu skrng. 

Tubuhnya lelah, tp hatinya lebih lelah, apalagi mata yg terus2an mengeluarkan liquid bening itu jelas sangat menyiksa, hingga akhirnya Chansung terlelap dgn sejuta perasaan lelahnya. 

Suasana kamar yg hening, suhu kamar yg nyaman membuat Chansung benar2 tertidur lelap. 

"Channieeee... "

"Channieee ayo bangun... "

"Channiee, ya tuhan jgn tertidur disini... "

Chansung membalik posisi wajahnya dgn sekilas. "5 menit lg sayang, aku masih sangat lelah... ". Ujar Chansung kemudian kembali terlelap. 

"iisshhh kalau kau tertidur siapa yg akan menjaga anak kita... "

#DEG!!! 

Chansung sontak membuka mata, apa itu tadi? Siapa yg membangunkannya? Junho kah? Tidak mungkin.

Nafas Chansung terengah2, jantungnya berdetak cepat, bukan karena mimpi itu, tapi dia merasakan ada yg menggenggam tangannya dgn erat. 

Mata Chansung membola seketika saat dia menangkap gerakan tangan Junho dari balik genggamannya, tangan yg selalu lemah itu kini membalas genggamannya, tunggu dlu, Junho menggenggamnya? Chansung segera mengalihkan padangannya pd wajah sang istri, dan saat itulah dia melihat mata Junho kembali basah, ada irmata mengalir disana, dan kening Junho jg terlihat mengerut dgn kepala yg berusaha bergerak ke kanan dan ke kiri.

Chansung segera berlari kearah pintu keluar, dia membukanya dgn kasar. 

"DOKTERRRRRRR..... TOLOONNGGG, SEULONG HYUNNNGGGGG TOLOONGG CEPAT KEMARIIIIII... "

Merasa tak ada yg mendengarnya, Chansung segera berlari ke ruang tim medis. 

"SIAPAPUN TOLONG DATANG KE RUANGAN ISTRI SAYA, ISTRI SAYA SADAR, TOLONG PANGGILKAN DOKTER SEULONG SEKARANG JUGA..."

Mendengar teriakan itu, para tim medis segera berhamburan keluar, ada yg segera berlari menuju ruang rawat Junho, ada sebagian yg menyiapkan alat2 periksa, dan ada jg yg menghubungi Seulong.

Beberapa sata kemudian Seulong segera tiba disana.

"Apa yg terjadi Channie?..."

"Junho hyung, dia merespon gerakanku, dia menangis, dan dia mulai bergerak perlahan... "

"A-apa?.. "

"Iya hyung, Junho merespon gerakanku, bahkan dia menangis juga... "

"Baiklah, aku akan segera memeriksanya, semoga itu benar2 pertanda Junho akan sadar, bukan hanya respon syaraf nya saja... "

#DEG!!! 

Respon syaraf? Apa itu artinya? Rasa bahagia itu kembali berganti dgn rasa kalut dan takut, Chansung kembali d liputi gelisah. 

.........

Cukup lama waktu yg d butuhkan untk memriksa kondisi Junho, Chansung skrng sudh d temani olh Taecyeon dan Nichkhun, mereka sama2 menanti dgn gelisah. 

"Channie... "

Pandangan mereka langsung tertuju ke arah sumber suara saat pintu terbuka, Seulong yg baru saja selesai memeriksa kondisi Junho kini menghampiri mereka. 

"Ba-bagaimana keadaan Nuneo hyung? Dia sudh sadar kan?.. "

Seulong menghela nafas sesaat. "Kau bilang td dia merespon gerakanmu kan? "

Chansung mengangguk, "Bahkan dia jg menangis, aku yakin tak mungkin itu hanya halusinasi ku saja, bahkan aku bisa merasakan dia membalas genggaman tanganku... "

"Yakin dia membalas genggamanmu? Bukan karena kau yg menggenggam tangannya terlalu erat sehingga dia kesakitan?.. "

Apa ini? Chansung tak suka dgn pertanyaan Seulong yg bertele2, Chansung masih cukup waras untk tdk menyakiti istrinya sendiri.

"A-apa aku salah hyung? Ja-jadi itu td bukan tanda Junho mereksponku? Itu hanya reaksi syaraf?..." Chansung nyaris kembali putus asa. 

Seulong tersenyum melihat reaksi Chansung, dan secara tiba2 dokter muda itu mengulurkan tangannya. 

"Selamat Channie, Junho sudh berhasil melalui masa kritisnya... "

"MWOOOOO??.. " Taecyeon dan Nichkhun berteriak histeris mendengar penuturan Seulong.

"A-apa itu benar hyung? Ja-jadi Junho akan segera sadar?.. " Tanya Taecyeon terbata2.

"Ne... " Seulong mengangguk sambil tersenyum, sementara tangannya masih menjabat tangan Chansung yg terlihat shock dan bergetar. 

"Ta-tapi knp dia belum membuka matanya jg hyung? Kapan dia akan sadar?.. " Tanya Chansung linglung. 

Seulong menatap Chansung dgn lembut. "Ini hanya tentang waktu Channie, kau harus selalu berada d dekatnya, karena org yg baru tersadar dari koma biasanya ada sedikit keraguan untk kembali ke alam sadarnya... "

"Ma-maksudmu?.. " Chanshng sungguh tak mengerti. 

"Org yg sedang koma sama saja dia berada d alam mimpinya, kita tak gau itu mimpinindah atau mimpi buruk, dan terkadang mereka menganggap alam mimpi yg d jalaninya itu adalah alam nyata, maka dari itu, kau harus selalu d dekatnya, bawa dia kembali dari mimpi itu... ".

"Ta-tapi bagaimana caranya hyung?.. "

Taecyeon kini maju untk merangkul pundak Chansung. "Kau pasti tau Channie, kau yg lebih faham tentang Junho, kau org terdekatnya skrng, kalian sudh berhasil melewati semuanya sampai sejauh ini, jd ikuti nalurimu, maka kau bisa membimbing dia untk sadar... "

Bergerak dgn naluri, if you believe it, you get it, Chansung akhirnya mengangguk faham, kemudian dia melangkah masuk ke ruangan, kembali untk menjemput Junho-nya yg sudh 2 minggu ini tersasar.

Chansung mendudukkan dirinya disamping ranjang Junho, alat2 medis yg terpasang d tubuh Junho kini sudah d lepas, menyisakan 1 selang infus saja d tangan kirinya. 

"Hai sayang, kau bisa mendengarku kan? Knp kau masih belum membuka matamu? Kau tak rindu wajah tampanku?.. "

Chansung terkekeh pelan, dia mencium punggung tangan Junho, tangannya jg terulur untk membelai wajah sang istri. 

"Pipi mu kini sangat tirus Nuneo, ckk~ itu membuatku malu sbg suamimu, karena seolah2 aku tak bisa memberimu makan.... ".

Chansung mencium kening Junho sekilas. "Aku sangat merindukan celotehanmu baby, aku rindu saat kau marah padaku, aku rindu saat kau merajuk dgn wajah lucu mu itu, tidak kah kau merindukanku?.. "

"........"

"Kau lihat, d ujung sana anak2 kita sudh menunggumu, mereka bahkan belum aku beri nama, aku ingin mendengar nama apa yg akan kau usulkan untk mereka nantinya... "

"........"

"Ahh kau tau? Bahkan kemarin Taemin menyarankan anak kita d panggil Sapi, bukankah itu menyebalkan? Dia bilang sapi itu singkatan pisang dan Pinguin, karena aku suka pisang dan kau suka pinguin, tp bukan berarti anak kita harus d beri nama itu kan? Hahahahaha... " Chansung tertawa sendiri saat mengingat ide gila Taemin yg mengusulkan nama itu. 

"........"

"Ayo bangun sayang, kita harus menyelamatkan anak2 kita dari virus2 gila nya Taemin, aah aku tak bisa membayangkan kalau nanti anak2 kita tumbuh seperti si gembul itu, akan jd apa nantinya Mansion Jang.... "

"........"

Junho masih tak bergeming, Chansung kembali menatapnya dgn miris. "Aku tau kau mendengar suaraku, apapun yg sedang kau lakukan disana, ku mohon kembalilah kemari sayang, ketahuilah bahwa kenyataan jauh lebih indah dari dunia tempatmu berada selama 2 minggu ini... "

"Aku mencintaimu... "

Chansung mencuri ciuman dari bibir Junho sekilas, kemudian dia memebenamkan wajahnya d ceruk leher sang istri.

"Sangat mencintaimu.. " Mata Chansung terpejam, berusaha menguatkan diri bahwa Junho akan segera sadar. 

"Channieee.... "

"Eummhh, Channnnn.... Berattttt.... "

#DEG!!! 

Chansung segera bangun saat merasakan pergerakan kecil d sekitarnya, dan disaat itulah matanya membola menatap Junho yg sedang mengedip2kan matanya dgn lucu, dia jg sedikit mendorong tubuh Chansung agar menjauh dari lehernya. 

"Nu-Nuneo.... "

Chansung tergagap, 'tuhan, ini bukan mimpikan? Jika ini mimpi tolong jgn bangunkan aku lg' Bathin Chansung.

"Nuneo, ka-kau... "

"Ne, ini aku Channie, apa aku terlihat seperti hantu?.. ".

#GREPP!!!

Chansung segera menarik Junho kedalam pelukannya, oh tuhan, Junho nya sudh kembali, Junho nya sudh sadar.

"Trimakasih tuhan, trimakasihhhh... Nuneooo aku merindukanmuuuu... "

"Aakkhh sakittt... "

Chansung segera melepaskan pelukannya saat mendengar jeritan Junho.

"Apanya yg sakit sayang? Bagian mana? Aku panggil dokter sebentar... "

"Anni... "

Junho menahan tangan Chansung yg akan keluar ruangan. 

"Wa-wae? Bukankah td kau bilang sakit?.. "

Junho menggeleng, kemudian meminta Chansung untk duduk kembali. 

"Sudah berapa lama aku tertidur Channie?..."

"Lebih kurang 2 minggu..."

Junho mengangguk faham. "Hemmh, pantas saja tubuhku seperti mati rasa semua, rasanya sedikit nyeri saat kau memelukku sekencang td... "

Ah, akhirnya Chansung menyadari bahwa dia tak bisa mengendalikan dirinya karena bahagia melihat Junho sudh sadar. 

"Mianhe... "

Junho terkekeh pelan saat melihat Chansung memasang wajah  merasa bersalahnya. 

"Seharusnya aku yg meminta maaf, apa aku sudh membuatmu khawatir karena tertidur selama itu?..." Junho mengusap pipi suaminya dgn pelan.

"Eum, rasanya aku mau mati Nuneo... "

Oh tuhan, Junho sungguh merasa bersalah melihat wajah lelah suaminya, dia tau seberapa besar namja itu mengkhawatirkannya. 

"Aku sudh bersusah payah kembali kesini, jd jgn pernah berfikir untk mati..."

Chansung tersenyum mendengar penuturan sang istri, dia mencium tangan Junho yg sedang membelai wajahnya. "Jangan pergi lg Nuneo, jadikan aku tempatmu kembali... "

Junho menunduk lesu, "Maaf, tp aku tak bisa... "

#DHUAARRR

Jantung Chansung nyaris terjun bebas lg d buatnya, apa maksud Junho? Tak bisa? Tapi knp? 

"A-apa maksudmu Nueno?.. ".

"Aku tak bisa menjadikanmu satu2nya tempat untk ku kembali, karena aku jg sudh memiliki mereka..." Junho menunjuk kearah 2 box inkubator d sudut ruangan, akhirnya Chansung tersenyum lega, "Dia anak2 kita Channie, dia jg alasanku untk kembali... "

"Kau mau melihat mereka sayang?.. "

Junho mengangguk, maka dgn pelan Chansung mengangkat tubuh sang istri untk mendekat kearah anak2 mereka. 

"Aahhh mereka sangat lucu Channie, mereka anak2 ku?... "

Chansung duduk d atas sebuah kursi besar dgn Junho yg berada d pangkuannya, dia mengikuti arah mata sang istri yg terlihat berkaca2 menatap anak mereka. 

"Cha-chanie hikkzzzzz... "

"Wae wae wae? Knp kau menangis sayang?.. " Chansung kembali panik melihat wajah Junho yg sudh memerah karena airmata. 

"A-aku bahagia Channie hikkzzz, aku tdk percaya bisa melalui ini semua..." Junho berbalik dan mengalungkan tangannya d leher Chansung dia membenamkan wajahnya d pundak sang suami. 

Chansung yg mengerti perasaan Junho segera mengusap pundak istrinya dgn lembut. "Sudh ku bilang kau pasti bsia sayang, kau adalah wanita yg kuat, kau bisa melalui semua ini kan... "

Junho mengangguk, kemudian kembali menatap anak2nya. "Hai sayang, ini mommy, maaf karena mommy baru bisa menyapa kalian skrng hikkzzzz, trimakasih sudh mau bertahan selama ini, mommy sangat mencintai kalian... "

Kebahagiaan menjalar d hati Chansung melihat pemandangan ini, akhirnya kebahagiaannya kembali utuh.

Setelah beberapa saat. 

"Channie... "

"Eum... "

"Pusing, mual, aku mau istirahat lg... "

Chansung mengerti bahwa kondisi Junho belum sepenuhnya stabil, akhirnya dia membawa sang istri untk kembali ke ranjang, Chansung meletakkan Junho dgn lembut dari gendongannya, saat Chansung akan bergeser, Junho menahan tangannya. 

"Aku mau tidur di dadamu... "

Chansung tersenyum mengerti keinginan sang istri, dia menyingkirkan bantal2 dan segera naik ke ranjang, Chansung bersender pd kepala ranjang yg menempel di dinding, dia membuka kakinya dgn lebar, memposisikan Junho untk berada d antar kedua kakinya, maka dgn pelan Junho menyandarkan tubuhnya d dada bidang sang suami. 

"Kau masih suka mendengar detak jantungku?.. " Tanya Chansung sambil membelai rambut sang istri. 

"Eum, ini tempat ternyaman yg pernah aku singgahi.. "

Junho menggusal d dada Chansung, mencari posisi ternyaman disana, tempat yg sangat ia rindukan. 

"Istirahatlah, tp berjanjilah kalau kau akan bangun, jgn tidur terlalu lama seperti kemarin... "

Junho mendongak untk memperhatikan wajah Chansung, "Aku takkan meninggalkanmu lg, maaf sudh membuatmu khawatir... " Junho mencium bibir Chansung sekilas, kemudian kembali bersandar didada bidang itu. 

Chansung meresapi kebahagiaan yg sedang dia rasakan, merengkuh Junho d dlm pelukan posesif nya, seolah tak ingin yeoja itu pergi lagi.

Setelah beberapa saat dia mendengar dengkuran halus dari sang istri, Junho sudh tertidur d balik dekapannya, maka Chansung mengambil handphone untk menghubungi Seulong dan yg lain, bagaimana pun jg Junho harus tetap d periksa, mengingat yeoja itu baru tersadar dari koma nya. 

Tak beberapa lama akhirnya Seulong, Taecyeon dan Nichkhun masuk k ruangan itu, mereka terperangah melihat Junho yg sedang tertidur lelap di dekapan Chansung.

Chansung memberi isyarat agar Seulong memeriksa kondisi Junho dgn perlahan, yeoja itu tampak beberapa kali mengeliat terganggu, tp dia masih setia tertidur d dekapan sang suami. 

.......

Biarkan tangan tuhan yg bekerja, tugas manusia hanyalah berusaha dan terus berdoa, karena hasil takkan pernah menghianati usaha, dan kebahagiaan takkan pernah bisa d dpt dgn instan. 

Meski bukan yg tercepat, tp sudh pasti itu yg terbaik. 

.

.

.

END or TBC ?

.

.

Huhuhuuuu, akhirnya Nuneo selamat, terharu nih gue, pingin punya suami kek Channie tuhannn hikkzzz... 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
YoungieChannie
#1
Chapter 10: Kayaknya lebih cocok kalo dibilang taec itu koma bukan tidur.
Tina0608
#2
Comen g y comen g ya. . .
Bolak balik mkir buat komen???



Ff lu bkin gw mw ikutan tidur n mmpi ma bebeb taec. . .????
Biar bs a****n (sensor)???
Una_Nk0624 #3
Chapter 10: Ini perasaan udah dibikin jugkir balik dari chap 1 dan ujung-ujungnya cuma mimpi -_-
astagaaaaa dirimu luar biasa authornim
Kalo mimpinya sepanjang itu kira-kira tidurnya Taec berapa lama.. wkwk
Indah banget mimpinya, berbeda jauh dengan kenyataan.. bhahaha
Tiya26 #4
Chapter 10: Astaga, ternyata hanya mimpi seorang Ok Taecyeon yg cintanya di tolak oleh Kim Minjun?? Ckckck dr chap 1-9 feel udh dibuat campur aduk kyk es camprur #plak dan ternyata itu hanya mimpi belaka?? Demi tingkat kegesrekan yang tiada taranya seoramg ok taecyeon, kau sukses membuat feel para readers mu terombang ambing haha? lanjut cerita lg lah authornim? eh tp makasih lho udh buat cerita yg warbiyasah ini??✌
ayudaantariksa #5
Chapter 10: Udah nangis nangis dichapt 1-9 ternyata endingnya begini .dear authornim yang kiyowo . Kenapa dirimu suka membuat kejutan yang engga terduga untuk readers . Sungguh teganya dirimu eohhh . Makasih udah post ff sesomplak iniii ㅠㅠ
Woonilynnelle
#6
Chapter 10: Oowmeeggoottt.... Mimpi...mimpi macam apa sepanjang tagihan utang indonesaaahh itu... *pltaakk* mian Mr. JOKO
... but.. Biarin lahh endingnya mimpi, yg jlas dri chap 1 smpe 9,, jiwa alam sadar gue sukses berantakan gegara sedih"an, gila"an, ngakak"an, over komplit,,, thankss lahh eon buat ff yg 1 ini... SuperDuperZuper Warbiasaahh
Di tunggu next FF nya eonn... Ganbateee....
Amaliaambar
#7
Chapter 10: Kyaaaaaaaaaaaaaaa jadi selama 9 chap itu cuma mimpii eon
astagaaahhh #GUBRAAAKK *tepok idung*
mimpinya taec panjang jugaa yak mau deh kalo punya mimpi kek gitu hahahaa
ditunggu ceritaa selanjutnya eon semangaaatt :*
Kalel27
#8
Chapter 10: Ya ampun ternyata itu semua cm "dream high" ok taecyeon..pdhal didunia nyata ditolak minjun....
Mgkn minjun mimpi yg sama jg..makanya dia nolak..
fytry_ #9
Chapter 10: Njiiirrrr....
Jadi selama ini gue sia2 baca 9 chapter yang menguras bak mandi ituu...???

Kuinginmengumpat!

wkwkwkwkwk

Lanjutkan thoor...
Ditunggu next ceritanya
alyanatasyadewi #10
Chapter 10: dan aku tertipu min ?