Chapter 3 (Conflict)

(AADA) Ada Apa Dengan 'Anu'

...........

Setelah beberapa saat d observasi d rumah sakit, Junho akhirnya d perbolehkan pulang, hanya saja dia harus banyak istirahat mengingat usia kandungannya yg baru 3 minggu. 

"Kita mampir ke apotek dlu untk menebus obatnya... "

"Ne..." Junho melepas seat belt nya.

"Wae? Kau mau apa?..."

"Turun, bukankah td kau bilang kita akan menebus resepnya?.. "

"Kau tunggu disini, biar aku yg kedalam... " Chansung segera turun dari mobil bahkan sebelum Junho sempat menjawab, Junho hanya bisa diam. 

Ntah mengapa dari td Junho merasa Chansung berubah, Junho sendiri tak tau penyebab perubahan itu, Chansung terlihat lebih dingin, bahkan saat Seulong menjelaskan tentang kondisi kehamilannya, Chansung hanya diam dan terlihat tak senang sedikitpun, apa Chansung tak suka jika dia hamil? 

Junho terus larut dlm fikirannya, hingga tiba2 Chansung sudh kembali ke mobil. 

"Jangan melamun, bukankah td Seulong hyung bilang kau tak boleh banyak fikiran?.. "

Junho menatap Chansung dgn sendu, ntah mengapa dia ingin menangis saat ini, dia sungguh tak suka diabaikan, dan parahnya Chansung melakukan itu bahkan baru 1 hari mereka menerima kabar bahwa Junho sedang mengandung, bukankah seharusnya mereka sangat bahagia saat ini? 

"Channie..."

"Emmhh... "

Junho kembali menatap suaminya saat dia merasa Chansung tak bersemangat menjawab panggilannya. 

"Emmhh aku mau jajangmyeon... "

#CEKIIITTTTTT!!! Chansung menghentikan mobilnya mendadak, dan sialnya, dia sama sekali tak menyadari bahwa dari td Junho belum memasang kembali seat belt nya, dan hal itu tentu saja membuat Junho terdorong kearah dashboard mobil. 

"Akkhhhhhh, awww..." Junho memegang perutnya ketika tak sengaja membentur dashboard. 

"Wae wae wae? A-apa itu sakit Nuneo?...." Chansung mendadak panik melihat Junho meringis.

"Hikkzzz... "

Chansung nyaris pingsan saat melihat istrinya menangis sambil memegangi perut. "Nuneo kau knp? Apa itu sakit? Ayo jawab, jgn seperti ini, kita kembali ke rumah sakit skrng ya... "

Chansung sudh menyalakan kembali mesin mobil, tp tangan Junho segera menghentikan gerakannya. "An-anni, aku tak apa2 Channie... "

"Tak apa2 bagiamana? Kau sedang kesakitan Nuneo... "

Junho menggeleng pelan, "Aku tau apa2, tp bisakah kau jgn berhenti mendadak seperti tadi?..."

Chansung menghempaskan kepalanya pd stir mobil, seperti baru tersadar akan kebodohannya. Dia menghela nafas berat. "Maafkan aku Nuneo... " 

Dgn gerakan lembut Chansung kembali memasangkan seat belt Junho, Junho tersenyum melihatnya, "Lain kali jgn melepasnya seperti td, aku lupa jika kau belum mesangnya kembali.. "

Junho mengangguk, "Tapi knp tiba2 kau berhenti mendadak saat aku bilang ingin makan jajangmyeon?.. "

Chansung nampak sedang berfikir. "Jajangmyeon tak baik untk kesehatanmu, ini sudh jam 3 sore, dan dari td kita belum makan, jd lebih baik kita kembali ke apartemen, aku akan memasakkan makanan yg sehat untukmu... "

Hati Junho menghangat meski Chansung mengatakan itu semua dgn wajah datarnya.

"Channie, apa kau senang aku hamil?.."

"Heemmhh... "

"Apa kau senang kita akan segera menjadi org tua?.. "

"Tentu... " 

Hati Junho kembali merasa tercubit sakit karena jawaban2 singkat Chansung. 

"Apa kau sudh tak mencintaiku lg?... "

Chansung nyaris saja menginjak rem dgn mendadak lg mendengar pertanyaan Junho. Tp untungnya dia ingat bahwa hal itu bisa membahayakan istrinya. 

"Jangan tanyakan sesuatu yg kau sudh tau pasti jawabannya Nuneo.. "

Tak ada kata sayang, tak ada senyum mengembang, justru Chansung mengatakan semuanya dgn datar. Sedatar jalanan kota Seoul. 

Junho hanya bisa memejamkan matanya. "Mianhee... " 

Ntah apa yg ada d fikiran Chansung saat ini, bukankah seharusnya dia sedang melompat2 bahagia seperti beberapa jam yg lalu, tp knp skrng????

.............

Saat tiba d apartemen, Chansung segera memasak secepat mungkin, dia tak ingin Junho kelaparan, dan tentu saja setelah hidangan itu tersaji, Junho menyantap semuanya dgn lahap, seperti org yg tdk makan sejak 3 hari yg lalu. 

"Knp kau tak ikut makan Channie?.. "

"Aku belum lapar... " Jawab Chansung singkat, Junho nampak berfikir sejenak,kemudian dia melanjutkan lg aksi makannya. 

Chansung melihat Junho dgn tatapan yg tak bisa d artikan, ntah apa yg ada d fikiran namja itu, hingga tiba2.

#UHUKKKK!!! 

Lamunan Chansung langsung buyar saat melihat Junho tersedak makanan, dgn cepat dia menyodorkan air minum ke arah Junho dan mengusap pundaknya agar bisa kembali bernafas normal. 

"Pelan2 saja makannya, tak ada yg ingin merebut makananmu... "

Mendengar kata2 Chansung, Junho segera melepaskan sendoknya. 

"Apa kau mengatakan itu sengaja? makanya dri td kau tak ikut makan? Kau takut aku marah jika kau merebut makananku iya?.. "

Chansung tersentak. "Jgn berfikir yg aneh2, lagi pula mana mungkin aku merebut makananmu.. "

"Lalu kalau bukan itu knp kau tak ikut makan? Kau tak suka makan semeja dgn ku?..."

Chansung menggeram dan memejamkan matanya. "Jaga kata2mu, lebih baik cepat kau habiskan makanan itu... "

"AKU SUDAH KENYANG... " Junho berniat bangkit dari kursinya karena kesal.

"Terserah kau saja, kalau sudh kenyang jgn lupa minum obatnya, letakkan saja piring2 kotornya disana, nanti biar aku yg mencuci.. " 

Junho melongo tak percaya saat melihat Chansung berjalan meninggalkannya, apa2an ini? Sejak kapan Chansung membiarkannya merajuk seperti ini? Bahkan biasanya namja itu rela mati hanya untk mendapatkan kata maaf dari Junho. 

Maka dgn kesal Junho menyambar kotak obat yg sudh d sediakan Chansung, setelah meminum itu Junho membereskan meja makan dan membawa piring2 kotor itu kearah wastafel.

"APA YG KAU LAKUKAN?.."

#PRANGGG!!! Junho terkejut karena teriakan yg tiba2 dia dengar, dan piring yg sedang dia cuci jatuh ke lantai. 

"APA YG KAU LAKUKAN LEE JUNHO? BUKANKAH TD SUDH KU BILANG CUKUP LETAKKAN PIRINGNYA DISANA? BIAR NANTI AKU YG MENCUCINYA?.. "

Chansung menatap Junho dgn kesal, begitu jg sebaliknya, seingat Junho, Chansung tak pernah memanggil nama lengkapnya seperti ini. 

"A-aku hanya ingin mencuci piringnya Channie, tp kenapa kau sampai marah seperti ini?.. " cicitnya pelan.

Dan seolah baru tersadar dari kesalahannya, Chansung mengacak rambutnya dgn kesal. "Tinggalkan itu, kita kembali ke Mansion skrng... "

Junho semakin d buat terkejut, apa dia bilang? Kembali k Mansion? Bahkan mereka baru 1 malam di apartemen, knp tiba2 sudh mau pulang?

"Aku tidak mau pulang, aku masih mau disini... "

"Apa kau tak mau memberitahu kabar kehamilanmu pd eomma dan yg lainnya?.."

"Anni, biar ini menjadi rahasia, aku takut... "

Jawaban Junho sukses membhat Chansung bingung. "Ta-takut? Kau takut apa?.. "

Junho nampak berfikir sejenak "Aku takut jika nanti mereka tak bahagia mendengar kabar kehamilanku, itu rasanya akan sangat menyakitkan... "

DEG!!! Ntah knp serasa ribuan panah neracun menembus jantung Chansung mendengar kalimat itu, hatinya seakan ingin berkata 'Aku senang sayang, aku sangat senang mendengar kau hamil' .Tapi ntah mengapa lidah Chansung seolah kelu untk mengatakan itu. 

"Dan aku ingin tinggal disini saja selama aku hamil..."

"Mwooo??... "

"Aku tak ingin kembali ke Mansion, aku ingin menikmati masa kehamilanku hanya berdua dgn mu disini, apa itu salah?.. " Mata Junho mulai memerah, membuat tangan2 Chansung gatal untk mengapus airmata itu. 

"Baiklah, terserah kau saja..." Tp ntah mengapa malah kalimat acuh yg keluar dari bibir Chansung, membuat yeoja itu benar2 meneteskan airmatanya. 

.........

Setelah selesai mencuci piring, Junho berjalan dgn berjinjit kearah kamar, saat melintasi ruang tengah, tak sengaja Chansung menangkap gerakan aneh istrinya itu.

"Wae? Knp kau berjalan seperti itu?.. "

Junho menghentikan langkahnya dan menatap Chansung. Oh tuhan jantung Cahnsung nyaris merosot dari tempatnya saat melihat wata Junho yg sudah memerah karena manangis.

"Ka-kaki ku terkena pecahan piring..."

Dan detik itu jg Chansung langsung menghambur kearah Junho dan menggendongnya menuju kamar. 

Dia segera mengeluarkan kotak p3k dan mengobati luka Junho dgn telaten. 

"Lain kali jgn membantahku, kalau ku bilang tak ush mencuci piring seharusnya kau menurut saja... "

Setelah beberapa saat, akhirnya Chansung selesai mengobati luka d kaki Junho. 

"Nah skrng kau istirahat, aku masih ada pekerjaan yg harus d selesaikan... " Chansung berniat bangkit, tp Junho sudh menahan tangannya terlebih dahulu. 

"Pekerjaan apa? Bukankah ini weekend? Knp kau masih sibuk mengurusi pekerjaan kantor?.. "

"Aku harus menyiapkan beberapa bahan untk meeting hari senin nanti... "

"Tapi aku ingin istirahat bersamamu, tak bisakah kau mengerjakan tugasmu disini?.. " Junho menatap Chansung dgn sendu, tp sayangnya namja itu malah membuang muka. 

"Itu hanya akan membuatmu terganggu dgn suara keyboard laptopku, jd lebih baik kau istirahat saja... "

"Tapi... "

"Bisakah kau tak membantah perkataanku sekali saja lee Junho?... "

Junho menciut, dia paling tak suka d bentak, terlebih lg jika itu d lakukan olh Chansung. 

Maka dgn gerakan tak rela, Junho melepaskan genggaman tangannya dari Chansung, dia menatap langkah suaminya yg mulai berjalan ke arah pintu keluar. 

"Akkkhhhhh... " tiba2 Junho meringis dan mencengkram perutnya dgn erat. 

Kaki2 panjang Chansung segera terhenti, dia mendengar dgn jelas rintihan Junho.

"Akkhh sa-sakittt... "

Kaki Chansung  serasa melunak tak bertulang, rintihan Junho sangat mengiris hatinya, tp Chansung lebih memilih diam dan bersandar d pintu kamar, dia hanya mampu mendengarkan suara2 rintihan Junho dari luar, ada apa dgn mu Chansung? 

'Maafkan aku sayang, maafkan aku'. Chansung menenggelamkan wajahnya d kedua lutut dan mulai terisak disana. 

Kondisi kehamilan Junho tak bisa d katakan baik2 saja, perutnya sering mengalami kram yg membuatnya harus merintih kesakitan, belum lg ditambah dgn sikap Chansung yg berubah total padanya, meski namja itu masih memperhatikannya, tp semua sikap Chansung berubah dingin dan datar, tak ada senyuman, tak ada kata2 manis dan sayang, tak ada ciuman, tak ada pelukan hangat. 

Ini sudh 1 minggu terhitung sejak Junho memutuskan untk tinggal d apartemennya, Mrs. Jang dan yg lainnya sudh mengunjunginya kemari saat mengantarkan beberapa barang2 Junho yg d ambil dari Mansion. 

Junho bertingkah sewajarnya, dia tak memberitahu jika dia sedang mengandung, dan tentu saja dia jg tak memberitahu bahwa hubungannya dan Chansung sedang bermasalah, dan keluarganya tak ada yg mencurigai itu, karena mereka dtng disaat Chansung sedang berada d kantor, bahkan sore harinya saat mereka pulang Junho harus kembali mengerang kesakitan karena td perutnya d duduki olh Taemin.

Jam 8 malam, Junho sedang menonton TV sambil menunggu Chansung pulang, saat mendengar suara apartmen terbuka, dia langsung berlari kearah depan dan tersenyum senang melihat suaminya datang. 

"Kau baru pulang?..." Junho mengulurkan tangannya untk mengambil jas dan tas yg sedang d tenteng Chansung, tp namja itu hanya menatapnya datar. 

"Kau sedang apa? Knp belum istirahat?.. ". Chansung melewatinya begitu saja, tak memperdulikan Junho yg dri td menunggunya. 

"Aku menunggumu Channie, kajja kita makan malam dlu..."

"Mwo?.. " Langkah Chansung mendadak terhenti, dia berbalik menatap Junho. "Kau belum makan malam?.. ". Junho hanya menggeleng pelan. "Knp kau belum makan malam eoh? Kau mau sakit?.. "

Chansung dgn cepat meletakkan tas dan jas nya d sofa kemudian menggandeng Junho menuju ruang makan.

"Sekarang makanlah..." Chansung mendudukkannya d kursi meja makan. 

"Kau tak makan Channie?.. "

"Nanti aku akan makan, kau makan dluan saja, aku akan menyiapkan susumu... " Chansung berjalan kearah lemari dapur yg tinggi, dan mengeluarkan kotak besar susu kehamilan milik Junho.

Junho menghela nafasnya pelan, bagaimana mungkin dia bisa makan kalau Chansung masih mengacuhkannya seperri ini. 

"Knp nasinya hanya d aduk2 seperti itu?.. " Tanya Chansung saat dia sudh kembali duduk dgn segelas susu besar d tangannya. 

"Aku tdk mau makan..." cicit Junho. 

"Hmmhh, ya sudh klau begitu habiskan susunya saja... ". Junho kembali menatap Chansung dgn nanar, apa itu barusan? Chansung tak marah jika dia tdk makan? 

"Kau sudh tak perduli lagi padaku Channie..." 

"Mwo? Tak perduli bagaimana?... " Tanya Chansung kaget tp tetap dgn ekspresi datarnya. 

"Kau tak berusaha membujukku makan... " Ujar Junho dgn tertunduk. 

"Bukankah kau tak mau makan? Kalau nanti dipaksa kau akan muntah, jgn berfikiran macam2, kajja habiskan susumu... ". Junho baru saja akan mengambil gelas susunya, lalu tiba2 Chansung bangkit drisana. "Habiskan, aku mau mandi dulu... "

Mata Junho kembali memanas melihat Chansung yg meninggalkannya, ntah mengapa akhir2 ini Junho jd terlalu lemah dgn yg namanya airmata, tp bukankah itu wajar jika melihat bagaimana Chansung memperlakukannya? 

..........

Saat selesai mandi, Chansung mengerenyitkan dahi karena Junho belum berada d kamar, seingat Chansung dia menghabiskan waktu yg cukup lama d kamar mandi untk menenangkan diri, lalu dimana istrinya skrng? 

"Hoeekkss... "

Tubuh Chansung segera membeku mendengar suara itu, Junho. 

Dgn cepat dia berlari kearah dapur, dimana dia yakini sumber suara itu berasal, dan Chansung langsung melihat Junho sedang berada d dekat wastafel sambil membekap mulut, sedangkan tangannya yg 1 lg dia gunakan untk meremas perutnya sendiri.

"Hoeekkss... "

Yeoja cantik itu memuntahkan semua isi perutnya, dari jauh bisa Chansung lihat bahwa semua yg ia keluarkan adalah cairan putih yg sudh pasti itu adalah susu yg diminumnya td. 

Kaki2 panjang Chansung ingin bergerak menghampiri Junho, tp ntah knp hati kecilnya melarang itu, dia bukan tak menyayangi Junho lg, tp dia hanya tak suka melihat Junho yg menjadi lemah karena janin yg dia kandung (?)

Maka terkutuklah Chansung yg justru melangkahkan kakinya ke ruang kerja dan tak memperdulikan Junho disana. Chansung berusaha fokus pd berkas2 yg ada d hadapannya, meski hatinya dari td hanya memikirkan Junho. 

Lama kelamaan suara muntah itu hilang, Chansung jg mendengar suara pintu kamar mereka terbuka, dan itu artinya Junho sudh masuk ke kamar untk tidur, setidaknya Chansung bisa sedikit bernafas lega. 

..........

"Hikkkzzz... Cha-Channieee... "

"Aarrgghhh sa-sakiiiittt.."

"Hikkzzz... "

Chansung tersentak dari tidurnya, dia melihat jam d meja kerjanya menunjukkan pukul 3 pagi, oh tidak, Chansung tertidur diruang kerjanya lagi, dan dia terbangun saat mendengar suara rintihan itu.l. 

Maka dgn cepat Chansung berlari menuju kamarnya, saat pintu terbuka, jantungnya nyaris berhenti berdetak saat melihat wanita yg dia cintai tengah meringkuk bergulung kesakitan d atas tempat tidur.

"Arrghhh sakiiitttt... " Tangan Junho meremas erat perutnya, merasakan sesuatu yg pasti terasa akan merenggut nyawanya. 

Maka dgn langkah perlahan Chansung mendekat kearah ranjang.

"Chaniiiieeeee hikkkzzzz... "

Mata Chansung segera memerah saat dia tau Junho menyebut namanya, dialah membuat rasa sakit wanita itu semakin bertambah. 

"Aarrghhhh..  "

Chansung akhirnya duduk d atas ranjang yg sudh beberapa malam ini tak dia tempati karena dia lebih memilih tidur d ruang kerjanya, dia melihat raut kesakitan d wajah Junho, keringat sebesar biji jagung sudh membasahi keningnya.

Tangan Chansung terulur untk mengusap kepala Junho, berusaha ikut merasakan rasa sakit yg tengah dialami istrinya skrng. 

"Cha-Channieee... " Mata Junho terbuka saat merasakan belaian lembut Chansung.

"Ne, aku disini... "

"Sa-sakiittt hikkkzzz... " Dgn gerakan yg sangat lembut Chansung menarik tubuh lemah Junho untk tidur  d antara kedua kakinya, Chansung meletakkan kepala Junho untk bersandar didada bidangnya.

Junho segera memeluk Chansung dgn erat, sungguh dia rindu pelukan suaminya yg sudh beberapa hari ini tak dia rasakan.

Chansung mengusap bagian belakang tubuh Junho dgn lembut, tangannya menyusuri garis tulang belakang wanita itu, mengusap pinggang dan perut Junho. 

"Hikkkkzzzz... " Junho masih terisak karena rasa nyeri itu belum menghilang jg. 

"Husstt, uljima, jgn menangis lg, ada aku disini..." Chansung menghadiahkan ciuman lembut d kening Junho. "Sayang jgn nakal ya didalam sana, jgn sakiti mommy mu... " Tangan Chansung terus mengusap perut Junho, berusaha menenangkan janin yg skrng membuat Junho merasa sakit.

Lama kelamaan rasa sakit itu menghilang, Chansung merasakan remasan tangan Junho pd bagian belakang bajunya mulai melemah, dia melirik wajah Junho yg berada dlm pelukannya, wajah itu mulai tenang, dan terdengar dengkuran halus yg menandakan bahwa istrinya itu sudh tertidur. 

"Maafkan aku sayang hikkkz.. Maafkan aku sudh melakukan ini, aku hanya tak tau harus bagaimana skrng... " Airmata lolos begitu saja membasahi wajah Chansung, ntah apa yg dia rasa, yg jelas dia memiliki alasan tersendiri dibalik sikapnya pd Junho. 

..........

Mengawali hari dgn rasa perut yg d aduk keras karena mual sudh menjadi rutinitas Junho akhir2 iniini. 

Dan hari ini junho terbangun dlm keadaan sendiri, Chansung tak ada lg bersamanya, dia melihat jam sudh menunukkkan pukul 8 pagi, tentu saja suaminya itu sudh berangkat ke kantor, mata Junho menangkap sesuatu yg aneh terletak d meja nakas samping tempat tidur.

Dia melihat ada segelas teh beraroma jeruk yg masih hangat disertai dgn sebuah note kecil yg menempel disana. 

"Pagi sayang, maaf karena hari ini aku harus buru2 ke kantor dan tak sempat menunggumu bangun, kau pasti muntah lg kan? Hhmmm, jgn lupa minum teh ini ya, sepertinya ini bisa mengurangi mualmu... ". Senyum Junho mengembang seketika, berarti dia tdk bermimpi semalam saat Chansung memeluknya ketika dia kesakitan.

Setelah itu langkah kaki Junho berjalan kearah dapur, dia membuka kulkas yg besarnya 4x lipat dari tubuhnya itu, oh ayolah ini kulkas atau lemari pakayan? 

Tangan Junho terulur untk mengambil buah jeruk yg kelihatannya segar, ntah knp akhir2 ini dia sangat menyukai buah2an yg asam, tp lagi2 dia menemukan sebuah note kecil menempel disana. 

"Hei calon mommy, kau pasti ingin memakanku kan? Tp rasaku asam, nanti adik bayinya jd sakit bagaimana?.. "

Junho kembali tersenyum, itu sudh pasti ulah Chansung. 

Junho akhirnya meletakkan kembali jeruk itu, dan kini dia melihat tumpukan mangga berwarna kuning yg sangat menggoda, lagi dan lagi dia menemukan note kecil tertempel d buah itu. 

"Nah lebih baik makan aku saja, rasaku manis, semanis yg membuat note ini, i love you... " Okefiixx wajah Junho semerah tomat skrng, Chansung benar2 tau apa yg dibutuhkan istrinya, sebuah perhatian. 

............

Jam 5 sore, Junho sedang asik duduk d balkon kamarnya, seharian ini senyum tak henti2 terkembang d bibirnya, Junho merasa sangat bahagia akan perhatian Chansung yg sudh kembali meski belum sepenuhnya. 

"Apa yg kau lakukan disini baby? Sedang merindukanku, eum?.. " Junho tersentak kaget saat tiba2 ada yg memeluk pundak dan mencium lehernya dari belakang, siapa lagi kalau bukan Chansung.

"Channie, kau sudh pulang? Knp mengagetkan ku?.. "

"Aku sudh memanggilmu dri td sayang, tp kau masih asik dgn headsetmu itu... "

Junho tersenyum menyadari kalau dari td dia sedang mendengarjan lagu2 kesukaannya.

"Emmhh mianhe, aku tak mendengarmu td... " Chansung mengambil posisi duduk d sebelah Junho dan menggenggam tangannya erat, "Knp kau sudh pulang Channie? Bukankah ini masih jam 5 sore?.. "

Chansung tersenyum sambil mengusap rambut Junho dgn pelan. "Aku merindukanmu, bagaimana mungkin aku bisa fokus d kantor jika hanya bayanganmu yg memenuhi otakku... "

#BLUSSHH!!! Wajah Junho kembali bersemu merah. 

"Heiii, kau sudh sangat sering ku cium bahkan tidur telanjang dgn ku, bagaimana mungkin kau masih bersemu hanya karena d goda seperti itu eoh?.. "

"Yaakhhh!!! MESUMMM... " Junho memukul kepala Chansung ringan. 

"Apanya yg mesum? Bukankah itu benar?... "

"Hentikan kata2mu Channie, aku tak mau anakku jd ketularan mesum mu.. " Junho membuat gerakan menutupi perut nya dgn lucu, dan itu sukses membuat Chansung terkekeh. 

"Ne ne ne, bagaimana dgn nya, apa dia nakal hari ini? Dia menyusahkanmu lg?.. " Chansung ikut membelai perut Junho. 

"Anni, dia baik2 saja hari ini, mungkin dia ikut bahagia karena daddy ny sudh bisa menerima kehadirannya... "

DEG!!! Kalimat Junho tiba2 menghentikan gerakan tangan Chansung, jd selama ini Junho mengira dia tak menerima kehadiran janin itu? Oh tuhan. 

"Emmhh sayang, td aku mampir ke rumah sakit tempatmu diperiksa dlu, dan dokternya bilang vitamin untk mu harus d tambah agar kau tak merasa sakit lagi... "

Chansung menyodorkan sebotol obat yg isinya berbentuk kapsul, Junho menerima itu dari tangan suaminya. 

"Eemmhh tp aku tak terlalu suka minum obat Channie, knp obatnya malah banyak sekali?.. "

Chansung terkekeh geli mendengar pengakuan istrinya, Junho memang sangat sulit jika d suruh minum obat, tp tentu saja dia harus melakukan itu kan? 

"Heemmhh kau sudh makan? Kau mau makan sesuatu?.. " Tanya Chansung lg. 

Junho nampak berfikir. "Aku ingin teotbokhi... "

"Mwooo?? Yakkhhh!!! Tak adakah makanan yg lebih manusiawi yg kau inginkan?.. "

"Huwee Channie? Apa salahnya jika aku ingin makan itu?.. "

"Ckk, sayangggg, teotbokhi itu pedas, kau mau anak kita nanti lahir dgn kepala botak karena makan makanan pedas trus eoh?.. ".

"Aiishhhh tidak ada hubungannyaaaaa..."

"Ada... "

"Ckk, ya sudh kalau begitu aku mau makan ramyeon saja..."

"Apa? Ramyeon? Kau mau ku cekik?...." tiba2 Chansung masuk k dlm kamar dan meninggalkan istrinya d balkon karena kesal mendengar permintaan Junho yg aneh2.

"Sebenarnya knp dia? Apa susahnya membelikanku teotbokhi atau ramyeon, dasar pelit... "

"Aku mendengar mu Lee Junho, bahkan aku bisa membeli pabrik ramyeon, skaligus membeli seluruh kedai teotbokhi yg ada d Seoul, kau tau?.. " Chansung tiba2 berteriak dari dalam kamar sambil menentangkan tangannya d pinggang. 

"Aiishhh dasar menyebalkan, apa skrng telinganya jg ikut besar seperti lubang hidungnya makanya dia mendengar ucapanku... "

"BAGAIMANA MUNGKIN AKU TIDAK MENDENGARMU KALAU KAU BICARA DGN SUARA LANTANG BEGITU NUNEOOOOOOOOO... "

Junho tertawa terbahak2 mendengar teriakan frustasi suaminya, sesungguhnya dari td dia sengaja bicara cukup keras agar kata2nya d dengar Chansung. Huahahahahhahaha... 

..........

Keesokan Harinya, Junho membuka mata perlahan saat merasakan ada yg mengusap kepalanya dgn lembut. 

"Heii, apa aku membangunkanmu sayang? Maaf... ". Junho tiba2 merasakan sebuah ciuman d curi dari bibirnya. 

"Eumh, Channie... " Junho mengerjap2kan matanya berusaha menyesuaikan dgn pilar2 sinar yg berlomba memasuki retinanya. 

"Aku mau berangkat ke kantor sayang, jgn lupa minum susu dan obatmu ya, jgn lupa jg sarapan dlu sebelumnya... "

Junho mengangguk, kemudian Chansung mencium keningnya sekilas sebelum berangkat kerja. 

.......

Setelah beberapa saat dia selesai membersihkan diri d kamar mandi, dia berjalan kearah dapur, melihat beberapa potong roti sudh d siapkan olh Chansung, dan ada obat yg harus d minumnya jg disana.

"Baiklah sayang, demi kesehatanmu didalam sana, mommy akan minum obt ini walau rasanya pahit... "

Junho meminum kapsul yg sudh d sediakan Chansung. Saat dia akan meletakkan piring kotornya d bak pencuci, tiba2 piring itu terjatuh saat dia merasakan perutnya melilit nyeri, serasa ada yg mencengkram rahimnya dgn kuat. 

"Aaarrrgghhhhh... " Junho terduduk dilantai dan mengerang hebat. 

"Kau knp sayang? Knp berontak seperti ini lagi??.. " Ujar Junho sambil mengelus perutnya sendiri, tapi sakit itu masih terus terasa dan bertambah hebat. 

"Arrghhhhh.... Hikkzzzzz Cha-Channiiieeeee... "

Junho mengeluarkan handphone dari saku bajunya, dan segera menelpon Chansung. 

"Ya sayang...".

"Chaaannnnnn, sakiiiiitttt aarrghhhhh... "

Chansung yg sedang berada d kantor segera tersentak kaget mendengar ringisan Junho. 

"Wae?? Kau knp Nuneo? Apa yg sakit?... "

"Perut ku sakit lg, arrghhh... ".

"Aku sudh sarapan??... ".

"Sudah, aku jg sudh meminum obat yg kau sediakan, tp malah perut ku sakitt hikkkzzzzzz... "

"Sayang jgn menangis ne, susumu mana? Sudh d minum?.. "

"Be-belum hikkkzzz... ".

"Ya sudh skrng minum dlu susumu, mungkin sakitnya akan berkurang... "

"Tapi tidak boleh minum susu kalau baru sudh minum obat Channie, nanti obatnya tdk bereaksi..." ringis Junho. 

"Minum susunya skrng Nuneo, jgn membantahku, cepat... ".

Junho terkisap, tak ada gunanya melawan Chansung skrng, karena sakit d perutnya terus saja melilit. 

Junho akhirnya menurut, dia berusaha berdiri untk meraih gelas susunya d atas meja.

Dan d kantornya, Chansung mulai bergerak tak nyaman sejak Junho menelponnya, dia ingin segera pulang, tp tak mungkin, karena 5 menit lg dia ada meeting dgn klien dri luar negri. 

"Obatnya mulai bereaksi, Ku harap kau baik2 saja sayang, maafkan aku... "

............

Mengikuti meeting selama 3 jam serasa bagai 3 abad bagi Chansung, dari pd pantatnya sudh gatal untk meninggalkan ruangan itu dan melesat menuju apartmennya untk memastikan keadaan Junho. 

Junho, Junho dan Junho, hanya itu yg mengisi otaknya, hingga tanpa disadari tak 1 pun bahasan meeting hari ini yg masuk k otaknya. 

Hingga pd akhirnya meeting itu selesai dan dia segera memacu mobilnya menembus keramaian kota Seoul untk kembali ke apartemen.

#BRAAKKK!!! Junho yg sedang berada d dapur terlonjak kaget saat mendengar pintu apartemen terbuka dgn kasar? Dia melirik jam, ini baru jam 1 siang, lalu siapa yg dtng? Atau jgn2 org yg berniat jahat?

Junho berjalan dgn mengendap2 untk memastikan keadaan, tp sedetik kemudian dia terkejut saat merasakan tubuhnya d peluk dgn erat, aroma ini? Aroma maskulin yg sungguh dia kenal, aroma yg sangat dia sukai, maka akhirnya Junho tersenyum dan membalas pelukan itu.

"Sayang kau baik2 sjaa? Apa masih sakit? Apa ada bagian lain yg nyeri?.. " Chansung, ya, Chansung yg sangat mengkhawatirkan Junho segera memeriksa keadaan tubuh istrinya untk memastikan, dan dia tersentak saat mendapati wajah pucat Junho. 

"Ya tuhan kau pucat skali sayang, knp kau tidak istirahat sjaa eoh? Knp malah ada d dapur?.. "

Junho belum sempat menjawab saat tiba2 tubuhnya terasa melayang, lengan2 kekar Chansung segera menggondangnya menuju kamar tidur mereka. Lalu dgn sangat pelan dan hati2 Chansung meletakkan tubuh Junho d atas ranjang empuk mereka.

"Aku tdk apa2 Channie... "

"Orang gila mana yg akan percaya bahwa kau tidak apa2 jika melihat wajah pucatmu itu sayang? Jgn membantah, sebaiknya kau istirahat saja... ". Chansung membenarkan posisi bantal Junho agar istrinya itu bisa berbaring dgn nyaman. 

"Bagaimana td? Apa itu sangat sakit?.. " Chansung mengusap perut Junho dgn lembut. 

"Eoh, aku hampir pingsan menahan sakitnya..." Mata Chansung seketika terpejam mendengar pengakuan Junho. "Tapi perlahan sakitnya berkurang saat sudh minum susu tadi... "

"Fyuhhhhh, syukurlah... " Chansung menyeka keringatnya sendiri, keringat dingin yg membasahi keningnya sejak tadi. 

"Wae Channie? Jgn terlalu khawatir, aku tdk apa2 sungguh... " Junho menggenggam tangan Chansung berusaha untk menenangkan suaminya. 

"Ma-maafkan aku... "

Junho mengernyit tak mengerti, Chansung meminta maaf untk apa? Tapi dia akhirnya tersenyum. "Trimakasih sudh mengkhawatirkanku, dan maaf sudh mengganggu waktu kerjamu... "

Chansung ikut tersenyum. "Tak ada yg lebih berharga d dunia ini selain dirimu sayang, jd pekerjaanku tak berarti apa2 jika itu sudh berurusan dgn kondisimu... " Ujar Chansung sambil mencium punggung tangan Junho. 

"Gomawo Channie, aku mencintaimu...".

Chansung tersenyum dan menarik Junho ke dalam pelukannya. 

'Apa kau masih akan mencintaiku setelah kau tau sesuatu nanti Nuneo?' 

Chansung bergumam lirih hingga tak terasa airmatanya jatuh. 

..........

Junho membuka mata pagi ini kembali tak menemui Chansung disampingnya, maka dgn perlahan dia mencari keberadaan suaminya, dikamar mandi tak ada, didapur jg tak ada, lalu dimana? Tak mungkin kan dia sudh berangkat ke kantor karena ini masih jam 7 pagi. 

Maka Junho melangkah kearah ruang kerja sang suami, disana dia menemukan suaminya masih tertidur d meja kerja, saat ingin membangunkan Chansung, tiba2 matanya tertuju pd amplop yg sedang berada d dekat tangan Chansung, amplop apa?

"HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM"

Kening Junho mengkerut membaca tulisan besar d bagian dpn amplop itu. Hasil pemeriksaan siapa? Apa Chansung sakit? Tangan Junho terulur untk menarik amplop itu. 

"Nu-Nuneo.... Apa yg kau lakukan disini?.. " 

Junho langsung tersentak karena tiba2 Chansung bangun dan menghentikan gerakan tangannya.

"I-itu amplop apa? Hasil pemeriksaan apa?.. "

Chansung segera mengambil amplop tsb dan meremuknya kuat. "Bukan urusanmu... "

Junho kembali terkejut karena perubahan Chansung yg tiba2, apa salahnya? Chansung segera bangkit dan meninggalkannya.

"Cha-Channie, ka-kau sedang sakit? Kau sakit apa?.. " Tanya Junho curiga.

Chansung menghentikan langkahnya. "Aku baik2 saja... " jawabnya sambil membelakangi Junho. 

"Tapi hasil lab itu..."

"Sudah ku bilang aku baik2 saja, jgn khawatir, aku harus segera bersiap2 untk ke kantor... "

Baru saja Chansung melangkahkan kakinya, tiba2 dia merasakan Junho menabrak tubuhnya dari belakang. 

"Kau tak berbohong padaku kan Channie?..." Tangan2 mungil Junho melingkar d perut Chansung, dia menyandarkan wajahnya d belakang tubuh sang suami.

"........."

"A-aku takut kau meninggalkanku Channie... "

'Tapi mungkin nanti kau yg justru meninggalkanku Nuneo'. Geram Chansung dlm hati. 

"Channie, knp diam saja?.. "

Chansung menghembuskan nafasnya perlahan, kemudian berbalik ke le arah Junho, matanya segera bertabrakan dgn tatapan Khawatir dari Junho. 

"Aku tak akan meninggalkanmu Nuneo, bahkan lebih baik aku mati dari pd meninggalkanmu, dan jika suatu saat nanti kau yg meninggalkanku, percayalah, aku akan tetap berada disini menunggumu kembali, karena aku rumahmu, dan rumah itu akan terkunci jika kau pergi dan hanya akan terbuka jika kaukembali..."

Junho tersenyum mendengar kata2 Chansung, kata2 yg menghangatkan hatinya tp sekaligus terselip sesuatu yg menggelisahkan. 

"Yasudh kalau begitu aku mandi dlu ya, atau kita mau mandi bersama?.. " Chansung memasang senyum menggodanya pd Junho. 

"Ckk~ kau mandi dluan saja, aku akan menyiapkan sarapan untk kita... "

Chansung mencium kening Junho sekilas sebelum dia mandi dan bersiap2 pergi ke kantor, sedangkan Junho segera berlalu ke arah dapur. 

...........

Sudh 4 hari Junho rutin meminum obat yg dikatakan Chansung sbg 'vitamin' itu, bukannya Junho tak merasa curiga, pasalnya setiap dia minum obat itu pasti perutnya akan terasa sakit.

Dan hari ini pertama kalinya Chansung menemani Junho sarapan dan meminum obat yg sudh dia siapkan. 

"Nuneo, kau baik?.. " Chansung memperhatikan raut wajah sang istri yg terlihat berkeringat d hadapannya.

"Emmhh, ne... "

"Tapi kau berkeringat, apa perutmu sakit lagi?.. "

Roti yg dri td berada d hadapan Chansung baru d makannya 1 gigitan, karena dari td dia hanya fokus menatap Junho. 

"Emmhh sedikit, tp aku tak apa2.." Jawab Junho sambil memaksakan untk tersenyum. 

"Tapi... "

"Sudah Channie aku tak apa2, jgn khawatirkan aku, cepat selesaikan sarapanmu, kau haru segera ke kantor kan?.. "

"Apa itu sangat sakit?.. "

Junho terlihat menggigit bibirnya pelan. "Tidak terlalu, skrng sakitnya sudh lumayan berkurang dibanding saat pertama kali aku minumnya dlu... "

"Heemmhh, setelah ini jgn lupa istirahat ya, jgn terlalu banyak bergerak... " 

Junho tersenyum mendengar kata2 suaminya, dia kemudian membantu Chansung memakai dasi. Mereka tersenyum dgn tatapan hangat yg penuh dgn cinta, Chansung sangat menyayangi Junho, tak perduli apapun yg dia lakukan saat ini, benar atau salah, yg jelas dia memiliki alasan untk itu. 

..........

#BRAAKKKKKK!!! 

#PLETAKKK

#TRAKKKK

Mata Chansung langsung membulat melihat sebuah botol transparan menggelinding ke arahnya. Dan terlihat beberapa butir kapsul berserakan dilantai. 

#BRAKKKK!!!! 

Chansung mengangkat wajahnya menatap kearah pintu ruang kerjanya yg d banting dgn keras untuk kedua kalinya. 

"Nu-Nuneo... "

"BRENGSEK KAU HWANG CHANSUNG, AKU MEMBENCIMU..."

#PRANGGGG!!! 

Sebuah vas bunga kaca melayang ke arah Chansung, untung saja namja itu dgn sigap menghindar.

"Nu-Nuneo, ada apa?.. "

"STOOPPP!!! JANGAN MENDEKAT. DIAM DITEMPATMU... "

Langkah Chansung segera terhenti mendengar teriakan Junho, istri cantiknya tiba2 datang ke kantornya siang ini dan langsung mengamuk.

Chansung membiarkan Junho mengatur nafasnya terlebih dahulu, airmata sudh basah mengalir d kedua pipi mulusnya. 

"Sayang ada ap.... "

"DIAAAMMMMM, JANGAN PANGGIL AKU SAYANG, HIKKKZZZZ.... KAU KETERLALUAN CHANNIE, AKU TAK SUDI MEMILIKI SUAMI SEPERTIMU, KAU PEMBUNUH, KAU BERNIAT MEMBUNUH JANIN YG SEDANG AKU KANDUNG... "

#DHUUUAAARRRR!!! Serasa dunia berhenti berputar pada porosnya, tubuh Chansung langsung tegang seketika, apa? Apa Junho sudh tau kalau.... 

"A-apa maksudmu Nun... "

"AKU SUDAH TAU, AKU SUDH TAU BAHWA OBAT YG KAU BERIKAN PADAKU ADALAH OBAT UNTK MELEMAHKAN KANDUNGAN DAN PADA AKHIRNYA AKU AKAN KEGUGURAN... "

#BRUGHHH!!! Chansung jatuh merosot ke lantai, dia terhenyak saat mengetahui fakta bahwa Junho sudh menyadari apa yg dia lakukan. Chansung ingin berlari memeluk Junho, menenangkan yeoja yg nampak sedang shock itu, Chansung ingin menjelaskan bahwa airmata Junho serasa mengoyak hatinya saat ini. Tapi........... 

"Apa salahku Channie? Hikkkzzzz.... Aku percaya padamu, aku percaya pada obat yg kau berikan, tp apa yg kau lakukan? Hikkkzzz... Sebegitu bencikah kau pada anak ini? Knp kau ingin membunuhnya??? Huweeeee channie huweeeeeeeeee.... "

Chansung memejamkan mata, menikmati setiap rintihan Junho yg menghujam lubuk hatinya paling dlm, seperti ada sebuah silet tajam yg mengoyak jantungnya. 

"Td Uyongie dan Khunnie datang, mereka melihat obat itu, Khunnie mengatakan bahwa obat itu untk melemahkan kandungan, aku tak mempercayainya Channie hikkzzzzz aku marah padanya.... " Junho berjalan tertatih mendekat kearah Chansung. "Tapi saat Khunnie mengajakku ke sebuah apotek, akhirnya aku tau kalau obat itu benar2 untk menggugurkan kandungan, apa sebenarnya maksudmu Channiieee, APPAAAAAAA???.. "

Junho mengepalkan tangannya kuat dan memukul tubuh Chansung, Chansung membiarkan hal itu, dia tak berusaha melawan, dia membiarkan Junho meluapkan emosinya. 

"JAWAB AKU BRENGSEKKKK!!!!.. "

Mau tak mau Chansung mengangkat matanya, dan dia segera menatap pd iris mata Junho yg sudh basah berlinang airmata. 

"Sakit Channie sakiitttttttt hikkkzzzz... "

Chansung tak memperdulikan semua ucapan lirih yg keluar dari bibir Junho, dia tau apapun yg dia katakan takkan didengar olh Junho saat ini, dia hanya menatapnya tajam, seolah matanya bisa berbicara, tp Junho sama skali tak bisa membaca setiap gerakan mata Chansung. 

"Dengarkan aku Nuneo, aku melakukan ini semua untuk kebaikanmu, janin itu... "

"DIA ANAKMU HWANG CHANSUNG, APA KAU INGIN MEMBUNUHNYA DGN ALASAN KEBAIKAN?? KEBAIKAN SEPERTI APA HAH????.. "

Chansung menggenggam erat tangan Junho yg dri memukulnya, Junho meringis saat Chansung mengeratkan genggamannya, tangisnya semakin menjadi

"Kau tak tau apapun Nuneo... "

"Kalau begitu buat aku tau, jelaskan apapun yg tak aku ketahui hikkkkzzzzz... Aku takut Channie, kau membuatku takut... "

Junho beringsut mundur, hati Chansung menjerit sakit melihat Junho yg ketakutan padanya, ingin dia mengatakan bahwa dia sangat mencintai Junho, tp ini bukan saat yg tepat. 

Alhasil Chansung langsung berdiri, dia memasang wajah datarnya yg membuat Junho semakin tersakiti.

"Kalau begitu pulanglah Nuneo, tenangkan dirimu agar tak takut lg padaku... "

Junho nyaris pingsan mendengar penuturan Chansung, knp namja itu malah menyuruhnya pulang bukannya menjelaskan alasan dibalik niatnya menggugurkan kandungan Junho. 

Junho salah, Junho berfikir Chansung sudh bisa menerima kehamilannya, tp ternyata Chansung merencanakan sesuatu yg lebih jahat dari itu. 

"Cha-Channie... " Junho ikut bangkit dari posisi duduknya, dia menatap wajah Chansung lekat. "Ceraikan aku... "

DEG!!! Tulang Chansung mendadak melunak, tolong katakan bahwa ini semua hanya mimpi, katakan bahwa dia salah dengar, katakan kalau ini semua tak nyata, siapapun tolong sadarkan Chansung dari mimpi buruk ini. 

"Dan kuharap aku sudh menerima surat cerai itu malam ini juga... " Junho mengatakannya sambil menatap Chansung dgn tajam, Chansung ingin memeluk tubuh itu skrng.

Tidak, ini tidak mungkin, bagaimana bisa dia menceraikan Junho, itu sama saja dgn dia berhenti menghirup oksigen, pd akhirnya itu akan membuat dia mati dgn perlahan. 

"Ba-baiklah kalau itu mau mu... ".

Terkutuklah kau Hwang Chansung, semoga tuhan mengirimmu ke neraka sekarang, 

Junho mulai melangkah meninggalkan ruangan Chansung, tubuhnya seakan melayang tak menapak bumi, sakit, tak ada yg lebih sakit dari ini, Chansung setuju untk menceraikannya. 

#BRUKKKHH!!! 

Saat membuka pintu tubuh Junho tiba2 menabrak seseorang. 

"Nu-Nuneo, kau knp?... "

"Uyongiiiiieeeeee hikkkkzzzzz.... " Junho menabrak Uyong yg terlihat baru saja tiba bersama Nichkhun disana, saudaranya itu langsung memeluk tubuhnya dgn erat. 

"Chagi, kau bawa Nuneo ke mobil skrng, nanti aku akan menyusul kalian... ".

Uyong menuruti perintah Nichkhun dan membawa Junho menjauh dari sana. Dan Nichkhun segera masuk k ruangan Chansung. 

#BRUGGHHHH!!!

#PLAAAKKKKKK

#BRAAKKKK!!! 

Chansung tiba2 jatuh tersungkur kearah meja kerjanya, pelipisnya sukses menghantam sudut meja. 

"KAU GILA, SETAN APA YG SEDANG MERASUKI MU HWANG CHANSUUUUUUUNNGG???...."

Nichkhun mencengkram jas Chansung dgn kencang, matanya nampak menunjukkan kobaran emosi yg berapi2, Nichkhun mendengar semua pertengkaran antara Junho dan Chansung tadi, dia benar2 tak habis fikir dgn tingkah Chansung.

"Kau ingat? 3 th kau mengejar cinta Junho, 7 th kau berpacaran dgn nya, dan kau mau menceraikannya hanya dlm usia pernikahan yg masih 2 bulan?? Demi tuhan kau benar2 gila Channniiiieeee... " Nichkhun menggeram tertahan melihat reaksi datar Chansung.

"Kau mau mati ditangan Taecyeon eoh? Kau mau dia membunuhmu hah???... " Nichkhun nyaris melayangkan pukulannya lagi pd Chansung.

"Bunuh aku skrng hyung, bunuh akuuuu, lebih baik aku yg mati lebih dulu dari pd Nuneo hikkkzzzzz... "

Detik itu jg cengkraman tangan Nichkhun terlepas, dia berusaha mencerna kalimat Chansung dgn benar. 

"Ma-maksudmu? A-apa maksudmu? Apa yg terjadi dgn Nuneo??... "

Chansung terisak sambil mengantukkan wajahnya d pinggiran meja. "Aku tak sanggup hyung, aku tak sanggup merllihatnya tersiksa... "

"Hentikan Channie... " Nichkhun melihat kepala Chansung sudh berdarah, dia membawa saudara iparnya itu kepelukannya. "Katakan, katakan semuanya,aku tau kau pasti memiliki alasan untk semua yg kau lakukan..." Nichkhun mengusap pundak Chansung dgn pelan, membiarkan namja itu menumpahkan rasa sedihnya. 

"Nuneo, hyunggggg hikkzzzz... Nuneo, di-dia.... "

..........

#FLASHBACK

"Istri mu tak apa2, hanya saja dia sedang hamil... "

"Nah begitu kan lebih baik, katakan yg jelas dong, hamil, apa susahnya.... MWOOOOOO??? APA KATAMU??? ISTRIKU HAMIL???.. "

#PLETAAKKK!!! Sebuah pulpen mendarat d kening Chansung. "Knp kau suka skali teriak2 hah? Kau mau gendang telinga ku pecah?.. " 

Chansung tak menghiraukan itu. "A-apa itu benar hyung? Istriku sedang hamil? I-itu artinya aku akan menjadi seorg ayah?.. "

"Ne, dan aku prihatin dgn calon anakmu yg akan memiliki ayah yg sangat berisik dan menyebalkan seperti mu..."

Chansung tak memperdulikan omelan Seulong, dia lebih memilih memeluk namja itu dgn girang. 

"Tapi Channie, kau harus ingat sesuatu.... "

Gerakan Chansung tiba2 terhenti, dia menatap Seoulong dgn tajam. "Wae?... "

Seulong menghembuskan nafasnya. "Heemhh, dengarkan aku baik2, kuharap kau bisa menerima semua ini... "

#BRAAKKK!!!

"APA MAKSUDMU SEOULONG HYUNG, KATAKAN DGN JELAS... " Seulong sempat terperanjat kaget saat Chansung menggebrak meja.

"Janin yg dikandung Junho, janin itu akan bermasalah karena Junho memiliki rahim yg lemah, dan pertumbuhan janin itu bisa mengancam nyawanya... "

"MWOOOO??? KAU MAU AKU MENGIRIM RUDAL KE RUMAH SAKIT INI EOH? BERANI2NYA KAU BICARA SEPERTI ITU... "

Dengan tidak sopannya Chansung menarik kerah jas dokter yg d kenakan Seulong.

"Aku serius Channie, perkembangan janin itu akan memberikan efek sakit yg luar biasa pd tubuh Junho, dan pada akhirnya janin itu takkan bisa tumbuh sampai usia 9 bulan karena Junho takkan kuat menahan sakitnya..."

#BRUGHHHH!!! tubuh Chansung terhempas kembali d kursi, dia meremas rambutnya dgn kasar. "Ja-jadi apa itu artinya..."

"Ya, kau harus memilih, mempertahankan janin itu dan mengancam nyawa Junho, atau membuang janin itu untk menyelamatkan nyawa istrimu... "

Chansung menggeram. "Itu bukan pilhan Hyung, bagaimana mungkin kau menyuruhku memilih?.. "

"Tp ini lah faktanya Channie, karena jika tidak, kau justru akan kehilangan keduanya... "

DEG!!! Cobaan macam apalagi ini tuhan? Knp kau memberikan kebahagiaan dan kesedihan secara bersamaan?

"Janin yg dikandung Junho baru berusia beberapa minggu, dan janin itu masih lemah jika kau ingin menggugurkannya skrng untk menyelamatkan Junho... "

"Tidak mungkin, aku tidak mungkin membunuh anakku, itu darah dagingku... " Chansung menatap Seulong dgn tatapan membunuh. 

"Kalau begitu kau harus rela kehilangan nyawa istrimu...".

"TIDAAAAAAKKKKKKKK.... "

.

.

.

TBC

.

.

Hikkzzzzz... Channieeee... Gwenchana??? Ya tuhan knp dia dpt cobaan seberat ini? Hikkzzz... 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
YoungieChannie
#1
Chapter 10: Kayaknya lebih cocok kalo dibilang taec itu koma bukan tidur.
Tina0608
#2
Comen g y comen g ya. . .
Bolak balik mkir buat komen???



Ff lu bkin gw mw ikutan tidur n mmpi ma bebeb taec. . .????
Biar bs a****n (sensor)???
Una_Nk0624 #3
Chapter 10: Ini perasaan udah dibikin jugkir balik dari chap 1 dan ujung-ujungnya cuma mimpi -_-
astagaaaaa dirimu luar biasa authornim
Kalo mimpinya sepanjang itu kira-kira tidurnya Taec berapa lama.. wkwk
Indah banget mimpinya, berbeda jauh dengan kenyataan.. bhahaha
Tiya26 #4
Chapter 10: Astaga, ternyata hanya mimpi seorang Ok Taecyeon yg cintanya di tolak oleh Kim Minjun?? Ckckck dr chap 1-9 feel udh dibuat campur aduk kyk es camprur #plak dan ternyata itu hanya mimpi belaka?? Demi tingkat kegesrekan yang tiada taranya seoramg ok taecyeon, kau sukses membuat feel para readers mu terombang ambing haha? lanjut cerita lg lah authornim? eh tp makasih lho udh buat cerita yg warbiyasah ini??✌
ayudaantariksa #5
Chapter 10: Udah nangis nangis dichapt 1-9 ternyata endingnya begini .dear authornim yang kiyowo . Kenapa dirimu suka membuat kejutan yang engga terduga untuk readers . Sungguh teganya dirimu eohhh . Makasih udah post ff sesomplak iniii ㅠㅠ
Woonilynnelle
#6
Chapter 10: Oowmeeggoottt.... Mimpi...mimpi macam apa sepanjang tagihan utang indonesaaahh itu... *pltaakk* mian Mr. JOKO
... but.. Biarin lahh endingnya mimpi, yg jlas dri chap 1 smpe 9,, jiwa alam sadar gue sukses berantakan gegara sedih"an, gila"an, ngakak"an, over komplit,,, thankss lahh eon buat ff yg 1 ini... SuperDuperZuper Warbiasaahh
Di tunggu next FF nya eonn... Ganbateee....
Amaliaambar
#7
Chapter 10: Kyaaaaaaaaaaaaaaa jadi selama 9 chap itu cuma mimpii eon
astagaaahhh #GUBRAAAKK *tepok idung*
mimpinya taec panjang jugaa yak mau deh kalo punya mimpi kek gitu hahahaa
ditunggu ceritaa selanjutnya eon semangaaatt :*
Kalel27
#8
Chapter 10: Ya ampun ternyata itu semua cm "dream high" ok taecyeon..pdhal didunia nyata ditolak minjun....
Mgkn minjun mimpi yg sama jg..makanya dia nolak..
fytry_ #9
Chapter 10: Njiiirrrr....
Jadi selama ini gue sia2 baca 9 chapter yang menguras bak mandi ituu...???

Kuinginmengumpat!

wkwkwkwkwk

Lanjutkan thoor...
Ditunggu next ceritanya
alyanatasyadewi #10
Chapter 10: dan aku tertipu min ?