Chapter 4 (Give up, or?.. )

(AADA) Ada Apa Dengan 'Anu'

..........

"Kau salah Channie, seharusnya kau tak melakukan hal ini... "

"Mungkin kau bisa menyelamatkan nyawa Junho dgn membunuh janin itu, tp kurasa itu takkan menyelamatkan posisi Junho untk bertahan sbg istrimu, dia tetap akan meninggalkanmu karena kau sudh membunuh anaknya... "

"Kau tau aku Dokter, tp knp kau tak bertanya pd ku? Knp kau menanggung semua beban ini sendirian?..."

"ITU SEMUA KARENA AKU, TERLALU MENCINTAINYA... "

...........

Akhirnya Nichkhun selesai memasang perban pd pelipis Chansung yg pecah karena terhempas beberpaa kali d pinggiran meja kerja. 

Kondisi namja itu jauh dari kata baik, matanya masih terus mengalirkan cairan bening yg membasahi pipinya, dan bibirnya tak henti menggumamkan nama Junho yg akan mengiris hati siapapun yg mendengarnya. 

"Maafkan aku Nuneo... "

"Hikkzzz... Maafkan aku sayang..."

"Maafkan Daddy nak... "

Sudh hampir 1 jam Nichkhun mendengarkan semua cerita Chansung tentang masalah yg tengah membelitnya, dan Nichkhun berani bersumpah, jika dia ada d posisi Chansung, mungkin dia akan kebingungan dan bisa saja melakukan hal yg sama.

Maka dari tadi dia hanya bisa mengusap pundak Chansung yg terus bergetar, membiarkan iparnya itu untk menumpahkan semua rasa sedihnya. 

"Bicarakan semuanya baik2 pd Junho Channie, mungkin dia akan bisa mengerti alasanmu dan memaafkanmu, bukan dgn cara kau menyetujui untk bercerai dgn nya seperti tadi... "

Chansung masih tetap memandang kosong keluar jendela kantor, airmatanya masih terus mengalir. 

"Katakan padanya bahwa kau hanya tak ingin melihatnya terluka... "

"Dan aku takkan melihatnya terluka jika kami bercerai Hyung, dan aku jg tak harus menggugurkan janin itu... "

Nichkhun yg berdiri dibelakang Chansung menghembuskan nafasnya kasar. 

"Chan... "

"Hhmmm... "

"Kau tau? Dia akan lebih terluka jika kau meninggalkannya... "

Chansung berbalik dan menatap Nichkhun sejenak. 

"Tapi itu lebih baik karena dia tak perlu hidup bersama pembunuh sepertiku hyung..."

"Aku tau kau tak ingin membunuh janin itu..."

Chansung kembali memasang wajah datarnya. "Ma-maksudmu?.. "

"Obat itu, dan susu... "

Akhirnya Chansung faham apa yg d maksud Nichkhun.

"Aku ayahnya hyung, bagaimana mungkin aku bisa dgn segampang itu membunuhnya, Aku sengaja menyuruh Junho minum obat itu bersamaan dgn susu, aku berharap obat itu tak bereaksi, karena aku sadar tindakanku salah..... "

"Dan kau tak tau 1 hal, jika obat itu tak bereaksi sempurna mungkin Junho takkan keguguran, tp bisa dipastikan obat itu akan membuat anakmu cacat... "

"MWOOOOOOOOOO???... "

"Why? Kau kaget? Kau fikir kau pintar karena ingin melenyapkan anak itu begitu saja? Jika dia tetap bertahan d perut Junho bagaimana? Kau justru membuatnya menderita seumur hidup karena dia akan cacat Channie,ibu hamil sangat rentan dgn obat2an kimia... "

"ANDWEEEEEE.... Hikkkzzzzz, apa yg sudh kulakukan hyung???...." Chansung meremas rambutnya frustasi. "A-aku benar2 menakutkan, hikkzzzz... Knp aku melakukan iniiiii, aku benar2 tak pantas untk menjadi suami Junho lagi, aku harus menyelamatkannya hyung, aku harus sgera bercerai dgn nya.... "

Nkchkhun memejamkan matanya untk menahan emosi, kondisi kejiwaan Chansung yg sedang terguncang sungguh tak bisa d kerasi saat ini.

"Menceraikannya? Itu berarti kau akan membunuhnya perlahan, fikirkan baik2, kandungan itu akan membunuh Junho, dan kau membuat kematiannya 2x lebih cepat jika kau menceraikannya, kau pengecut Chan, kau lebih memilih meninggalkannya dari pada menemaninya melalui masa2 sulit ini... "

"Dia memiliki kalian yg bisa menyayanginya dgn benar, tak seperti aku yg justru..."

"KAU BODOH HWANG CHANSUNG... "

Emosi Nichkhun kembali naik ke ubun2, dia tau Chansung sangat mencintai Junho, bahkan Nichkhun yakin Chansung rela mempertaruhkan nyawanya demi istrinya itu, lalu knp Chansung trlihat seperti org lain skrng? 

"Kau bodoh Channie, kau berfikir dgn meninggalkannya maka semuanya akan baik2 saja, iya? Skrng aku tanya, APA KAU BISA HIDUP TANPA JUNHO? APA KAU AKAN BAIK2 SAJA TANPANYA????.. "

Chansung kembali menatap Nichkhun dgn pandangan kosong. 

"A-aku akan baik2 sjaa hyung, a-aku harus pulang skrng, aku harus mengurus surat perceraian kami secepatnya... "

BRUGHHHHH!!!! 

Sudut bibir Chansung yg beberapa menit yg lalu baru saja d olesi obat olh Nichkhun kini kembali berdarah karena pukulannya.

"KAU!!! Kau sangat egois Channie, aku tak mengerti jalan fikiranmu, kau ingat Bagaimana sulitnya perjuanganmu untk meluluhkan hati Taecyeon demi mendapatkan restunya? Kau ingat bagaimana kau mengatakan bahwa Junho adalah oksigen bagimu? Lalu skrng kau bilang kau bisa hidup tanpanya? Ciihhh, kau tak lebih dari pecundang yg memilih lepas tangan dari tanggung jawab...."

Chansung kembali terisak, dia memeluk lututnya dgn erat.

Junho adalah hidupnya. 

Junho adalah oksigen baginya. 

"Hyung hikkkzzzz.... A-akuuuuu.... Bunuh aku skrng hyung ku mohoooonnnnnn hikkkzzzzz aku tdk sanggup hyung, aku tak sanggup kehilangan Junho sampai kapanpun, lebih baik aku mati skrng hyung ku mohoonnnn... ".

Mau tak mau airmata yg dari td dia tahan kini meluncur bebas dari mata Nichkhun, dia tau bahwa Chansung hanya berbohong menutupi perasaannya, jika sampai mereka bercerai, maka Nichkhun bisa menjamin 99% kalau besok dia akan menemukan mayat Chansung mengambang di Sungai Han atau justru menemukan tubuh Chansung yg hancur terjun bebas dari apartemennya.

Nichkhun ikut bersimpuh duduk d samping Chansung, berusaha menyelami perasaan saudara iparnya.

"Aku akan membantu kalian Channie, aku takkan membiarkan kesalahfahaman ini terus membelit kalian, dan untuk Junho, dan kurasa dia skrng pasti ada d Mansion, td kami dtng menemui Junho untk mengajaknya pulang, karena sore ini, aku harus berangkat menjadi tenaga medis tambahan d daerah Busan selama 1 minggu, dan Uyong ingin Junho menemaninya d Mansion, jd untk skrng jgn khawatirkan keadaannya, aku jg akan terus memantaunya...."

Chansung kembali menatap Nichkhun dgn sendu. "La-lalu aku... "

"Kau tenangkan dulu dirimu, kita selesaikan semuanya setelah nanti aku pulang, dan berikan waktu Junho untk sendiri, dgn kondisi kandungannya yg skrng dia tak boleh tertekan dan banyak fikiran, kau faham?.. "

Chansung mengangguk pelan, tapi airmata itu tetap mengalir membasahi wajahnya.

"Ingat, jgn berfikiran macam2 untk meninggalkannya, atau aku akan mengulitimu hidup2, mengerti?.. "

Mati mungkin pilihan terbaik bagi Chansung saat ini, membayangkan Junho meringis kesakitan sama saja dgn menyayat hati Chansung dgn sebuah sembilu yg tajam, perih, sakit, dan menyesakkan. 

.............

Hidup Chansung mendadak berubah sangat suram, ini sudh jam 11 malam tp dia belum berniat meninggalkan kantornya, hanya karena 1 alasan -Tak ada Junho d apartemen-.

Dan itu terbukti, saat tengah malam dia melangkahkan kaki memasuki apartemen mewahnya, yg menyambutnya hanyalah kegelapan, tak ada tanda2 kehidupan disana.

Dan senyum lirih menghiasi wajahnya saat dia memasuki kamar, biasanya seseorg akan langsung melompat kedalam pelukannya, atau mencuri ciumannya dgn lucu, tp skrng, -Hilang- 

Chansung segera melangkah kearah tempat tidur besarnya, kini ranjang tsb terasa semakin lebar karena hanya dia sendiri yg terbaring disana.

Chansung bergelung sambil meremas dadanya dgn kencang, airmatanya kembali mengalir. 

"Hikkzzzz... Sakiitttt... "

Dia menepuk2 keras dada bagian kirinya. 

"Nuneooooo... knp rasanya sangat sakittttt, pdhal belum 1 hari kau pergi dariku hikkzzzzz... "

Jantungnya serasa d remas, sesak dan sakit menyerang secara bersamaan, membuat tubuh yg biasanya berdiri kokoh itu menjadi meringkuk tak berdaya

"Sakit Nuneooooo hikkkzzzz... Ku mohon kembaliiiiiiiii, aku tak bisa bernafas tanpamu.... ".

"Aaarrgghh... "

"Sesak sekali tuhaaannnnnnn.... "

Ntah sesak atau sakit, yg jelas Chansung terus menepuk2 dada kirinya untk mengatur nafas. 

Chansung tanpa Junho? Kau bayangkan saja oksigen tiba2 menghilang dari dunia, karena pada akhirnya kau hanya akan menemui 1 hal, Mati. 

............

Sementara itu, di sebuah Mansion mewah, nampak seorang yeoja tengah tertidur sambil memeluk tubuh eomma nya dgn erat, bisa dikatakan hari ini adalah hari terburuk dlm sejarah hidupnya. 

Lee Junho, seorg yeoja cantik yg sedang hamil muda, beberapa jam yg lalu dia masih mengerang kesakitan, ntah sakit pd perutnya atau sakit pd hatinya, keduanya seakan berlomba untk menyiksanya. 

Setelah pulang dari kantor Chansung td siang, Uyong langsung membawa Junho kembali ke Mansion mereka, dan tentu saja Mrs. Hwang nyaris jantungan mendengar semua penjelasan kedua putrinya, dia bahagia saat tau Junho sedang hamil, skaligus dia ingin mati detik itu jg saat mendengar Chansung ingin membunuh cucunya dan menceraikan anaknya. 

Maka tanpa berfikir panjang, Mrs. Jang segera menghubungi kedua org tua Chansung.

Dan saat Mr. Dan Mrs. Hwang tiba disana, mereka jg nyaris pingsan mendengar apa yg terjadi, sulit untk percaya pd tindakan yg dilakukan anaknya, bagaimana mungkin Chansung mereka bisa berubah seperti itu. 

"Nuneo, maafkan kelakuan Chansung sayang, eomma tau kau pasti sangat terpukul karena hal ini, eomma jg perempuan, eomma faham perasaanmu... "

Mrs. Hwang sangat menyayangi Junho, bagaimana tidak jika Junho adalah satu2nya yeoja yg dikenalkan Chansung padanya bahkan lebih dri 10th yg lalu, catat, hanya Junho, tak ada org lain d hidup Chansung. 

Dan hari itu untk pertama kalinya dia melihat menantu kesayangannya itu menangis karena ulah Chansung, dan sbg org tua, Mrs. Hwang faham betul sifat anaknya, dia tau Chansung melakukan hal ini pasti karena sebuah alasan. 

"Nuneo, appa jg sangat menyesalkan kejadian ini, emmhhh, tp appa tak bisa mengambil tindakan apapun atas keputusan Chansung, Chansung sudh besar dan mandiri, jd appa takkan mengusik apapun keputusannya, meski dia memutuskan untk berpisah dgn mu, tp appa ingin kau tau, jika seandainya itu benar2 terjadi, mungkin appa harus menyiapkan hati untk kehilangan putra kami satu2nya itu, karena appa tau, dia tak ada alasan lain hidup d dunia ini jika bukan karenamu... "

Ntahlah, Junho saat ini belum bisa mencerna semuanya, semuanya masih terasa sangat tiba2, Junho belum tau apa yg harus dia lakukan. 

Alhasil yeoja itu hanya bisa menangis bahkan sampai tengah malam ini, untung saja sebelum pergi tugas ke Busan td sore, Nichkhun sempat menitipkan suntikan obat penenang dosis rendah untk berjaga2 kalau Junho mengalami hal seperti ini. 

...........

Hidup Chansung benar2 berantakan, sudh 3 hari kejadian itu berlalu, 3 hari jg Junho meninggalkannya sendirian, maka 3 hari itu jg Chansung sudh terlihat seperti zombie, ia tak berangkat ke kantor, tak makan, dan mandi pun hanya jika dia ingat.

Yg dia lakukan hanyalah meringkuk d atas ranjang besarnya dgn suasana kamar yg gelap gulita, airmata dan isakan kecil tak pernah terlepas dari bibirnya, tangannya hanya menggenggam piyama yg biasa Junho kenakan, berusaha mencari aroma tubuh Junho dari piyama itu, setidaknya, hanya dgn menghirup aroma Junho itu sudh cukup untknya bisa bertahan sampai sejauh ini. 

Dari td terdengar suara bel terus berbunyi, tp Chansung mengabaikan itu, seolah dia asik dgn dunianya sendiri.

"Junho.... " nama itu lah yg terlintas d bibir Chansung saat mendengar suara bel sudh tak terhitung berapa kali berbunyi, maka dgn gesit Chansung berlari kedepan dan berharap menemukan Junho disana.

#BRAKKKKK!!! 

#PLAAAKK

#BAGGHH #BUGGHHHH!!! 

"MATI SAJA KAUUUUUUUUUU... "

Sedetik setelah pintu apartemennya terbuka, tubuh Chansung langsung melayang terpelanting ke belakang saat tiba2 sebuah tendangan tepat bersarang d perutnya. 

Dan tanpa basa basi seseorg langsung menghajarnya dgn membabi buta. 

"SETAN KEPARATTTT... "

#BUGHHH!!! 

"BERANI2NYA KAU MENYAKITI HARTA KU YG PALING BERHARGAAA..."

PLAAKKKKK #BRUGHHHH!!! 

"KAU HARUS MATI DITANGANKU HWANG CHANSUNG... "

Dan terus terdengar pukulan disertai dgn gemeretak suara tulang yg nyaris patah. 

"Bu-bunuh aku Taecyeon hyung, aku siap... "

Taecyeon, siapa lagi kalau bukan Taecyeon yg akan melakukan ini pada Chansung,  jelas saja namja itu langsung terbang kembali ke Seoul saat mendengar kabar yg menimpa adik semata wayangnya, terutama Chansung yg berniat membunuh keponakannya. 

Taecyeon menyeringai melihat Chansung yg sudh tak berdaya dibawahnya.

"Tentu, aku datang memang untk membunuhmu Hwang Chansung, cihhhhh.. jgn harap airmata mu itu bisa melunankkan ku..." Taecyeon mencengkram kerah baju Chansung dgn erat. 

"Kau!!! bukankah sudh ku bilang dri awal jgn pernah coba2 untk menyakiti Nuneo, karena sekali saja kau membuatnya menangis, sama saja dgn kau mengibarkan bendera perang dgn ku, lalu skrng? Kau malah berniat membunuh keponakan ku yg sedang dia kandung, hahahahhahaha... Ku harap tuhan menghadiahkan nyawa lebih padamu... "

#BRUUGGGGHHH

Tanpa menunggu jawaban Chansung, tangan besar Taecyeon kembali menghantam wajahnya. 

"Jika aku tau kau akan menceraikannya, sumpah demi kedua org tuaku yg sudh berada d kubur, aku takkan pernah membiarkanmu menikahinya, aku takkan mempercayakannya padamu, Junho memikili ratusan tulang ditubuhnya, tp knp kau lebih memilih mematahkan hatinya yg hanya ada 1, JAWAB?.. " Taecyeon menyeringai yg membuatnya terlihat seperti psikopat. 

"Jd ku harap ini adalah terakhir kalinya kau melihat dunia... "

Chansung hanya bisa pasrah saat tangan Taecyeon kembali terangkat keatas, setidaknya pukulan itu akan segera menghantarnya ke neraka. 

"OPPPAAAA HENTIKAAAANNNNNNN... "

Jeritan itu sukses membuat Taecyeon menghentikan gerakannya.

Matanya menatap nyalang ke arah yeoja yg sedang berdiri dibelakangnya.

"Hentikan oppa hentikan ku mohoonnnnn hikkzzzzzz... "

Tangan Taecyeon langsung lemas tak berdaya saat mendapati Junho sedang berdiri disana sambil menangis.

Dan skrng adik tercintanya itu sedang memeluknya dgn erat. "Hentikan oppa... "

"Ke-kenapa kau kemari Nuneo? Aku kan harus istirahat...".

Junho datang bersama Minjun, dan Minjun segera menghambur ke arah Chansung, dia berteriak histeris melihat adik iparnya yg sudh nyaris pingsan akibat ulah suaminya. 

"YAKKHH!! APA YG KAU LAKUKAN MINJUNNIE?, JGN MEMBANTUNYA... "

Taecyeon berteriak kesal melihat Minjun yg sedang membantu Chansung untk duduk. 

Dan dari td Chansung hanya menatap nanar kearah sosok yg sangat dia rindukan beberapa hari ini, Junho ada disana, dihadapannya, tp tentu saja tak bisa dia sentuh karena yeoja itu sedang berada d pelukan Taecyeon.

"Nu-nuneo.... "

"Ciihh... kau fikir bibirmu itu masih pantas menyebut nama adikku seperti itu eoh? Aku takkan membiarkanmu menyakitinya lagi, karena Junho akan ikut ke Amerika bersamaku... "

DEG!!! Chansung mulai meneteskan airmata, sementara Junho menatap pilu keadaan Chansung dari balik pelukan Taecyeon, dia tau tubuh saudaranya itu masih bergetar menahan emosi, maka Junho memeluknya dgn erat, karena jika tidak, bisa2 saja nyawa Chansung benar2 akan melayang skrng. 

"Nuneo hikkkzzzzz.... Ma-maafkan aku.... "

"MAAF????? Bahkan jika kau sudh masuk neraka pun kesalahanmu takkan bisa d maafkan Hwang Chansung... ". Lagi2 Taecyeon menatapnya dgn tajam, tak perduli jika yeoja yg sedang memeluknya ini sudh menangis. 

"Kita pulang skrng, kajja... " Taecyeon segera menarik tangan Minjun untk menjauh dari Chansung. "Dan kau!!! Urusan kita belum selesai, kau mengerti?... "

Taecyeon segera membawa kedua tangam yeoja itu untk menjauh dari sana,

"Nu-nuneo... "

Tiba2 Junho terpaku melihat Chansung yg sudh ambruk d lantai, maka secara refleks dia melepaskan diri dari genggaman tangan Taecyeon.

"Lepaskan aku oppa, kalian pulang dluan saja... "

Tentu saja Taecyeon takkan membiarkan hal itu terjadi.

"Kau mau apa Lee Junho? Kita pulang skrng... "

"Tidak oppa, masih ada hal yg harus ku bicarakan dgn Channie... "

"KU BILANG PULANG..."

Junho tersentak karena untk pertama kali Taecyeon membentaknya. 

"Ma-maafkan aku oppa, tapi... "

"Pulang skrng, jgn membantahku... "

"Biarkan mareka Taecyeon-ah.... " tiba2 Minjun menggenggam tangan Taecyeon yg sedang mencekal lengan Junho. "Ku rasa memang ada hal yg harus mereka selesaikan berdua tanpa harus ada kita, berikan mereka waktu... "

"Tapi..... "

"Percaya padaku, Chansung takkan menyakiti Junho, jd biarkan mereka menyelesaikan urusannya dlu... ".

Jika bukan karena Minnun, sudh pasti Taecyeon takkan luluh, tp dia terpaksa membiarkan Junho kembali masuk k apartemen saat sang istri terus mengatakan bahwa semuanya akan baik2 saja

...........

Iris mata Chansung mendadak terbuka saat dia mendengar suara isakan masuk ke telinganya. 

Dan detik itu jg terperanjat ketika melihat Junho sedang menangis disampingnya, yeoja itu duduk d kursi sambil menumpukan kepalanya d pinggiran kasur, dia menggenggam tangan Chansung dgn erat, ini bukan mimpi kan? 

Chansung memperhatikan sekeliling, ternyata dia sudh berada d atas kasur empuknya, dan seluruh badannya terasa sakit dan mati rasa, sudh jelas itu karena pukulan Taecyeon, beruntunglah dia masih bisa bernafas detik ini. 

"Nu-Nuneo.... "

Junho segera mengangkat wajahnya, dan airmata itu kembali mengucur dgn derasnya seperti anak sungai saat tatapannya bertemu dgn manik mata Chansung. 

"Wae? Knp kau menangis?..." Bahkan untk menggerakkan bibirnya pun Chansung harus meringis kesakitan, tp dia malah mengulurkan tangannya untk menghapus airmata Junho. 

"Kau menangis karenaku?.. " Tanya Chansung lg saat yeoja dihadapannya ini masih terisak.

"Ma-maafkan aku Channiee hikkzzzzz... "

Dan Chansung mengernyit tak mengerti, Junho meminta maaf? Untk apa? Bukankah dia yg bersalah? 

"Meminta maaf untk apa? Kau tak salah apapun sayang... "

"Huweeeeeeeeeee hikkkkkzzzzzz.... Maafkan aku Channie maafkan akuuuuu hikkkzzzzz... "

Maka tak ada alasan bagi Chansung untk tetap diam, dia berusaha bangun dgn rasa sakit d sekujur tubuhnya, dia bergerak perlahan dan memeluk istri yg sangat dia cintai itu. 

"Huussstttt, uljima, jgn menangis sayang.... sudh terlalu banyak kau membuang airmatamu untk pembunuh sepertiku..."

Junho masih menenggelamkan wajahnya d dada bidang Chansung, tangannya melingkari pinggang Chansung dgn posesif, meremas bagian belakang baju yg Cahsnung kenakan.

"Jgn menangis lagi, kau semakin mengiris hatiku Nuneo, aku tak tau apa yg kau tangisi, tp jika itu karena aku, maka hentikanlah, aku... "

"JELASKAN TENTANG INI..... "

Tiba2 Junho mengambil sebuah kertas yg sudh kusut dan menodongkannya d depan wajah Chansung. 

Maka saat itulah Chansung hanya bisa memejamkan matanya, dia menghembuskan nafas pelan, berusaha mengatur pacuan jantungnya. 

"Kenapa kau menutupi ini dariku Channie? Apa karena kau kecewa saat tau bahwa aku bukanlah yeoja yg sempurna seperti yg kau harapkan?.."

"Demi tuhan jaga kata2mu Nuneo.... " Chansung kembali mengusap airmata Junho. 

"Lalu knp kau menutupinya dariku?.. "

"Karena aku, terlalu mencintaimu... "

Airmata keduanya mengalir deras, Junho kembali menabrakkan wajahnya pd dada bidang Chansung, Chansung membalas pelukan Junho meski dadanya amat sangat sakit, dada yg beberapa saat yg lalu nyaris remuk karena hantaman Taecyeon.

Kertas itu, kertas hasil pemeriksaan lab dan USG Junho, disana diterangkan bahwa Junho memiliki rahim yg lemah, rahim yg tak kan kuat menahan janin sampai usia 9 bulan, dan jika Junho memaksakan diri untk mengandung, maka hanya ada 2 hal yg akan terjadi, yg pertama Junho akan kehilangan nyawanya, atau yg kedua, kandungan itu akan keguguran dgn sendirinya dan mengharuskan rahim Junho untk d angkat, dan itu artinya mereka TAK KAN PERNAH MEMILIKI KETURUNAN LAGI. 

See??? Junho seakan tertampar olh kenyataan, sungguh kenyataan serasa mencabut nyawanya dari ubun2 detik itu jg saat tak sengaja dia menemukan kertas itu berada d kotak sampah ruang kerja Chansung. 

Dia menyesal karena tak memberi kesempatan Chansung untk menjelaskan semua padanya, dia menyesal karena sudh menuduh dan menghakimi Chansung dgn kejam, dia jg menyesal karena tak mengetahui beratnya beban fikiran yg disimpan olh Chansung sendirian hanya karena alasan terlalu mencintainya, Chansung tak ingin Junho jd terbebani karena hal itu, maka dia bersedia menyimpan semuanya sendiri, tp apa yg Junho lakukan? Dia malah melakukan hal yg tak adil pd malaikat berwujud suaminya ini. 

..........

Untuk beberapa saat keduanya tetap berpelukan, berusaha menenangkan diri masing2, terutama Junho. 

"Jgn menangis lagi sayang, kau ingat pesan dokter? Kau tak boleh banyak fikiran... " Ujar Chansung sambil membelai rambut Junho. 

"Channie... "

"Eumm??.. "

"Apa kau sungguh2 ingin kehilanganku?... " tanya Junho sambil menatap Chansung sendu.

"Jangan katakan itu lg Nuneo, itu membuat dadaku semakin nyeri... "

"Lalu kau memilih menyelamatkan ku dgn menggugurkan anak kita? Aku tak mau hidup tanpanya Channie, aku tak mau hidup dlm penyesalan karena telah membunuhnya bahkan sebelum dia lahir ke dunia... "

Kata2 Junho sungguh mengiris relung hati, tangan Chansung tak kunjung berhenti mengelus wajah Junho.

"Channie, aku akan berjuang untk janin ini, aku akan berjuang untk anak kita, aku jg akan berjuang untk bertahan hidup, aku ingin menunjukkan bahwa aku tak selemah yg org kira, aku akan berjuang Channie, untkmu, untuk anak kita, aku bersumpah akan bertahan untk kalian.... "

Kali ini Chansung menutup matanya rapat, dia tak sanggup menatap wajah Junho, mempertahankan janin itu sama saja dgn membunuh Junho, tp knp seolah Junho tak mengerti? 

Junho memperhatikan wajah suaminya yg menujukkan reaksi bahwa namja itu akan tetap pd pendiriannya untk menggugurkan anak mereka. 

Junho tak bisa marah, dia tau posisi Chansung sangatlah rumit saat ini, dia berdiri diantara ingin mempertahakankan Junho atau memilih calon anak mereka, dan Junho jg tau bahwa Chansung sangat menginginkan anak itu lahir. 

Maka tak ada yg bisa dia lakukan selain membawa Chansung kembali ke pelukannya, mengusap punggung namja itu dgn lembut, berusaha menyalurkan kekuatan yg mengatakan bahwa semuanya akan baik2 saja. 

"Kau takkan meninggalkanku kan?.."

Junho dpt merasakan Chansung mengangguk dri balik pelukannya. 

"Kau akan tetap bersamaku kan? Menjagaku dan calon anak kita?.."

Chansung melepaskan diri dari pelukan Junho, dia menatap istrinya dgn hangat.

"Aku akan menjaga kalian, aku akan melindungi Kalian nuneo, maafkan keegoisanku yg sudh hampir membuatmu pergi dariku, tapi kenyataan menyadarkan bahwa aku takkan bisa hidup tanpamu, jd mulai skrng aku akan menjagamu untk hidup dan matiku... "

Hati Junho menghangat mendengarnya, hanya sebuah perasaan marah membuatnya nekat meminta cerai dari Chansung beberapa hari yg lalu, bertingkah seperti dia kuat menghadapi dunia tanpa Chansung d sisinya. 

Dan tau kah kalian bahwa dari td sesungguhnya perut Junho serasa diremas2 dgn kuat? Serasa rahimnya d cengkram besi2 tajam, tp dia tak boleh mengerang kesakitan skrng, karena itu bisa saja menggoyahkan pendirian Chansung, tidak, dia tak boleh menujukkan rasa sakit itu, tahan Junho tahan.

"Channie aku mengantuk..."

Chansung terkekeh mendengar kata2 istrinya yg tiba2

"Eum, skrng tidurlah, aku akan menjagamu... "

Chansung membantu Junho membenarkan posisi bantal agar istrinya itu bisa beebaring dgn nyaman.

Dan Junho membimbing tangan Chansung kearah perutnya. Chansung yg seolah mengerti segera mengelus perut istrinya yg sudh sedikit menonjol itu dgn lembut. 

Dan seperti ada aliran listrik tersendiri, belaian dari tangan hangat Chansung perlahan membuat rasa nyeri itu menghilang, hingga akhirnya Junho bisa tenggelam kealam mimpinya dgn beralaskan lengan kekar Chansung sbg bantalnya. 

...........

Hari itu, untuk pertama kalinya Junho bisa tidur dgn nyenyak setelah pertengkaran mereka kemarin, tidur dlm dekapan hangat seorg Hwang Chansung, suaminya, tentu saja, karena itulah yg dia butuhkan, bukan obat2an atau yg lainnya. 

Dia membuka mata dan segera menuju ke arah dapur dimana terdengar suara duet maut antara wajan dan spatula yg berdenting keras.

Dia tersenyum saat melihat suami tampannya sedang mengenakan apron berdiri dihadapan kompor, dan ntah sejak kapan dapur mreka berubah jd acak adut seperti kapal mogok (?).

"Chanieee.... "

Sang suami segera beralih menatapnya saat mendengar panggilan lirih itu.

"Hai sayang, kau sudh bangun eum?.... " Chansung berjalan mendekati Junho dan mengecup keningnya

"Bagaimana tidurmu? Nyenyak?.. "

Junho mengangguk pelan sambil mengucek matanya dgn lucu, membuat Chansung gemas untk mengacak rambut istrinya itu. 

"Kau pasti lapar kan? Beberapa hari tak bertemu kau terlihat semakin kurus, aku tak suka pipi chubby mu menipis seperti ini, apa kau tak d beri makan d Mansion eoh?.. "

Chansung segera mendapat jitakan ringan d kepalanya. "Jangan sembarangn bicara tuan Hwang... "

Chansung terkekeh pelan. "Yasudh kalau begitu kau tunggu disini sebentar Nyonya Hwang, masakanku akan segera matang untukmu dan baby kita... "

#BLUSSHHH!!! Wajah Junho bersemu seketika, untuk pertama kalinya Chansung mengucapkan kata 'Baby kita', dan ntah mengapa itu terdengar sangat membahagiakan. 

Dia segera mengikuti Chsnsung ke arah kompor, dan detik berikutnya dia langsung memeluk suaminya itu dari belakang, membuat tubuh Chansung tersentak kaget. 

"Trimakasih untk semuanya Channie, aku sangat mencintaimu... "

Chansung tersenyum sambil mengelus tangan Junho yg melingkari pinggangnya. "Aku jauh lebih mencintaumu kau tau?..." Chansung mengulurkan tangan kirinya kebelakang untk mengusap kepala Junho. 

"Kau masak apa? Apa itu bisa dimakan?.. " Tanya Junho setelah dia menyelipkan wajahnya d bawah ketiak Chansung.

"Ckk~ tentu saja bisa dimakan, kau fikir aku membuat racun eoh?.. "

"Mungkin saja, seingatku trakhir kali Taemin mengatakan masakanmu terasa seperti racun, dan kau jg nyaris membuat dapur d Mansion meledak hanya karena membuatkan Khunnie hyung bubur, ppfftthh... "

Chansung mendengar kekehan yg keluar dari bibir Junho, maka dgn kesalnya dia berbalik ke belakang. 

"Itu dlu sayang, tp skrng aku sudh bisa memasak... "

"Sejak kapan?.. "

"Sejak 30 menit yg lalu hahahhahaahha, aawwww... " Chansung tertawa terlalu lebar, melupakan fakta bahwa wajahnya sedang babak belur skrng. 

"Apa itu sakit? Aiishhh kau ini..." Junho mengusap lebam d pipi Chansung dgn perlahan. "Lihatlah... Ku rasa Taecyeon oppa ada bakat menjadi seniman, bagaimana bisa dia membuat pahatan yg indah pd wajahmu skrng... "

"Yakkhhh Lee Junho, pahatan apanya eoh? Kau tau bahkan tulang hidungku nyaris patah karena pukulan kakak mu itu, lalu bagaimana kalau gigi ku rontok? Aku akan jd ompong, dan kau tak mencintaiku lagi, itu semua gara2 si tikus bergigi besar dari Boston itu, dia hemmpphh... "

Kata2 Chansung langsung terhenti saat Junho menciumnya dgn cepat. Chansung sempat terkejut saat bibirnya yg masih terasa ngilu karena hantaman Taecyeon kini di lumat lembut olh Junho. 

Cup. 

Cup. 

Cup. 

Junho mencium semua luka lebam d wajah suaminya, kemudian dia tersenyum. "Dan tau kah kau? Tugasmu belum selesai Channie, kau masih harus berhadapan dgn makhluk yg kau panggil si tikus besar dari Boston itu... "

Chansung menghembuskan nafasnya dgn keras. "Aku tau, ckk~ aku fikir dia takkan secepat itu pulang ke Seoul... "

Junho terkekeh mendengarnya. "Kau tau bagaimana polosnya Uyongie kan? Meski aku, eomma bahkan Khunnie berusaha merahasiakan semua ini, itu takkan berarti apa2 hanya karena kebiasaan Uyong yg suka keceplosan... "

Chansung memejamkan matanya, terkadang dia ingin mengutuk Uyong jadi anak ayam karena sifat polosnya itu. 

"Nanti malam kita pulang ke Mansion... "

"Mwooooo??? .." Mata Junho langsung membulat, yaaa meskipun tetap terlihat sipit, bhakkss.... "Pulang ke Mansion? Tidak mau...." Junho segera menggeleng keras. 

"Anni wae? Knp tidak mau?.. "

"Aku tdk mau melihatmu mati di tangan Taecyeon oppa, apalagi Khunnie sedang dinas d Busan, kalau dia menghajarmu siapa yg akan melerai kalian eoh?..."

Chansung tersenyum saat dia sadar apa yg d maksud Junho, "Tapi aku harus tetap menjinakkan kucing mutant itu sayang, aku harus bertanggung jawab.. "

"Apa kau bilang? Kucing mutant? Jd aku jg mutant kalau bgitu?.. "

O'ow, apa itu barusan? Dia salah bicara? Wajah Junho langsung ditekut belipat2 skrng, persis popok baru Taemin yg belum dipakai #plaakk.

"Emmhh sayang, sepertinya masakannya sudh matang, kita makan skrng ya... " Chansung tersenyum kikuk berusaha mengalihkan perhatian Junho. 

"Tidak mau, kau makan sendiri saja sana...."

Oh god, kau melupakan fakta bahwa istrimu ini sedang hamil trimester pertama Chansung, dan bersiaplah untk menghadapi mood nya yg naik turun, bahkan ada pepatah yg bilang "lebih baik kau menghabiskan pisang sekebun2nya dari od memghadapi 'mood swing' istrimu". (pepatah darimana? #bhakksss...) 

"Emmhh kalau kau tidak makan nanti anak kita sakit, oh ya apa dia membuatmu sakit lg?.. "

"Tidak... "

Chansung menggaruk tengkuknya yg tdk gatal, Junho masih dlm mode ngambeknya.

Dia sedikit merunduk untk memeblai perut Junho. "Uhhh sudah jd anak pintar ya skrng, tdk membuat mommy ny sakit lagi, kau benar2 anak daddy... "

"JELAS SAJA DIA ANAKMU HWANG CHANSUNG, KAU FIKIR AKU HAMIL ANAK KUDA HAH?.. "

Chansung terkisap saat Junho berteriak d dpn telinganya, oh tuhan, kau dlm masalah besar tuan muda Hwang, lihatlah skrng istri cantikmu sedang berjalan menjauh sambil menghentak2 kan kakinya dgn lucu. 

Sebelum terjadinya perang dunia ke-5, Chansung segera menyusul sang istri yg tengah merajuk. 

"Sayang, kau marah padaku eoh? Jgn maraahhhhh, apa kau tega melihat suami tampan mu ini sedih?.. " Chansung memasang wajah sok imutnya yg demi tuhan membuat tangan Junho gatal ingin mencolok lubang hidungnya. 

"Kau menyebalkan Channie... ".

"Tapi kau mencintaiku kan?...".

"Aiiishhhh kauuuuu.... " Chansung kembali terkekeh melihat reaksi istrinya.

"Aku takkan mengulanginya lg, jd skrng kita makan ya.. "

Perut Junho sebenarnya dari td sudah miscall untk minta d isi, tp mood nya memburuk karena ulah Chansung. "Janji takkan mengulanginya lg?..."

"Janji... "

"Demi apa?.. "

"Demi bokong bulatmu yg aku sukai.. ".

"HWANG CHANSUUUNGGGGGG... "

Chansung tertawa lepas mendengar teriakan sang istri, dlm 1 hentakan dia segera menggendong tubuh Junho dan membawanya kearah meja makan.

Junho masih terus berteriak kesal, teriakan yg kembali membuat hari2 Chansung jd berwarna, ya, Chansung memang bodoh, bodoh karena dia sempat berfikir bisa hidup tanpa Junho, tp dia tak sadar jika lebih dari separuh hatinya sudh d ambil olh yeoja imut itu, lalu bagaimana mungkin dia bisa hidup tanpanya? 

............

...........

Suasana tegang menyelimuti Mansion besar keluarga Jang, jika ada yg ingin uji nyali, bisa datang kesana, bahkan ini lebih seram dari pd melihat wajah bajingannya para mantan #plaakkkk. 

Chansung sedang berlutut disana, menyerahkan diri pd Taecyeon, Minjun dan Mrs. Jang yg sedang duduk d sofa ruang tamu maha besar dgn Junho dan uyong yg berdiri d belakang mereka. 

Sebenarnya Junho sudh berusaha mati2an mencehah agar Chansung tak menemui Taecyeon yg masih dlm keadaan emosi skrng, tp naluri kelelakian Chansung terpanggil untk menyelesaikan masalah ini secepat mungkin, ya minimal dia memegang sabuk hitam Taekwondo untk menghadapi amukan kakak iparnya ini. 

Sementara beberapa meter dari sana, terlihat Taemin sedang mengintip dari balik sofa lainnya, anak yg belum mengerti apa2 itu ikut terdiam sambil memegang robot keluaran terbaru yg dibawa org tuanya sbg oleh2 dari Amerika kemarin, robot yg harganya lebih mahal dari 1 unit mobil Hyundai.

1 yg dia tau, appa nya pasti sedang marah pd daddy Channie nya yg sedang berlutut itu. 

"Heemm pasti daddy Channie akan d malahi appa kalena cudah melukic wajahnya begitu, ppfftt... "

Taemin terkekeh sendiri karena berfikir lebam wajah Chansung adalah hasil lukisan, ya memang benar, hasil 'lukisan' appanya. 

.........

"Eomma tak tau harus berkata apa Channie, eomma mengerti posisimu, tp eomma jg menyayangkan sikapmu... " Ujar Mrs. Jang menatap prihatin ke arah Chansung setelah mendengar semua cerita lengkap d balik alasan Chansung bersikap seperti ini. 

Sedangkan Taecyeon, dia hanya menghela nafasnya dgn kasar, beberapa kali dia mengacak rambutnya dgn frustasi, rasanya dia akan gila skrng, akan gila jika Junho benar2 meninggal karena janin yg dikandungnya. 

"Kau tau Hwang Chansung... "

"Aku tau hyung... "

Ggggrrrrr!!! Chansung benar2 membangkitkan emosi seorg Ok Taecyeon karena dari td menyela setiap kata2nya, bukan apa2, hanya saja Chansung cukup cerdas untk membaca kata2 apa yg keluar dari mulut Taecyeon hanya dgn menatap mimik wajahnya.

"Aku tau aku salah, aku tau aku hanya pecundang, aku yg hanya pengecut yg berusaha lari dari kenyataan yg harus aku pertanggung jawabkan, bahkan... "

"Kau jg harus tau bahwa kau yg membuat Junho hamil, ckk~ seandainya kau tak menghamili dia pasti semua ini takkan terjadi... "

#PLAAKKK!!! Sebuah pukulan mendarat di lengan Taecyeon, Minjun rasanya ingin menelan kepala Taecyeon dari td untukmemastikan suaminya ini memiliki otak atau tidak, bagaimana mungkin dia mengatakan hal sekonyol itu d situasi yg semencekam ini? 

Sementara Taecyeon yg tak sadar dgn kesalahannya hanya bisa membulatkan mata seakan bertanya 'Apa salahku?' sambil menatap wajah sang istri.

"Chansung itu suaminya, knp kau malah mempermasalahkan dia yg menghamili Junho? Bukankah itu sudh sewajarnya? Kau mau aku mempermasalahkan ulahmu yg sudh menyebabkan Taemin lahir kedunia, hah?... "

Di sudut lain ruangan itu, tampak sosok bocah gembul sedang tersentak kaget.

"Knp nama tae di cebut2? Tae kan tidak nakal, oh god.... " bocah itu menepuk jidatnya pelan sambil menggeleng2kan kepalanya. 

"Jangan2 Taecyeon oppa mau mempermasalahkan kehamilan Woo jg ya? Kan Khunnie jg sudh membuat Woo hamil?.. " Kini si polos mulai berulah. 

"Kalau itu tak masalah, kau yg hamil tp si brengsek itu yg menderita menanggung morning sickness nya, dan aku senang akan hal itu, muweheheheeee..." 

Minjun kembali menggelengkan kepala karena tercengang dgn jawaban suami idiotnya ini, Minjun jd curiga jgn2 Taecyeon meninggalkan otaknya d Amerika kemarin. 

"Sudah hentikan, kita harus memikirkan keadaan Junho selanjutnya, Channie duduklah d sofa, lantai itu tak baik untk tubuhmu yg babak belur d hajar preman.. " Mrs. Jang menengahi situasi yg mulai absurd dari td, dia memijit pelipisnya pelan sambil melirik ke arah Taecyeon yg baru saja menyandang predikat barunya sbg 'preman'

"Nuneo, kau harus tinggal d Mansion skrng, setidaknya banyak yg menjagamu disini, ada Khunnie jg yg akan mengawasi kehamilanmu..."

"Tapi aku suka d apartemen..."

"No, kau harus kembali kesini, tak ada bantahan... "

Junho tak mungkin membantah, dia hanya bisa menekuk wajahnya dgn kesal, dan ekspresi itu tertangkap olh mata Chansung, dia tau bahwa istrinya lebih suka menghabiskan waktu berdua dgn nya saja. 

"Kita bisa kembali ke apartemen jika weekend sayang... " 

"Tidak ada istilah seperti itu, Junho adikku, dan dia tanggung jawabku... "

"Tapi tanggung jawab itu berpindah padaku sejak aku menikahinya, ku ingatkan kembali jika kau lupa... "

Taecyeon menggeram kesal. "Dan 1 lagi, aku akan tinggal d Seoul sampai Junho melahirkan... "

"APAAAAAAAAAAAA????.. " Chansung nyaris merosot dari tempat duduknya mendengar berita yg bahkan jaih lebih horror dri kabar pembunuhan.

Taecyeon akan berada d Seoul? Itu artinya tiap hari Chansung akan bertemu dgn kakak ipar evilnya di Mansion ini? Tidaaaaaaakkkkkkkkkkkkk.

"Besok bawa Nuneo periksa ke dokter lagi Channie, kau tak boleh lengah memantau keadaannya... " Ujar Minjun memecah keheningan. 

"Ne Minjunnie... "

Chansung hanya menjawab singkat, karena pandangan nya tertuju pd mata yg dari td mengawasinya. 

"Heiii gendut, kau tak mau memeluk daddy? Kau tak merindukan daddy eoh?.. "

Maka detik berikutnya bocah dgn tubuh yg padat oleh lemak itu segera berlari dgn tertatih kearahnya. 

"Daddyyyyyyy.... Daddy ay mic yu.... "

Taemin segera menghambur ke pelukan Chansung, dia sama skali tak mengerti jika tubuh daddy nya itu sedang serasa patah mematah karena ulah appanya kemarin.

Chansung segera membawa bocah itu ke dlm gendongannya, menghujani tubuh gembulnya dgn ciuman. 

"Daddy weo? Knp wajah daddy banyak lukican?.. " dgn sembrono nya bocah itu menekan lebam d wajah Chansung.

"Aakkhhhhhhh.... " Junho segera berlari ke arah Chansung saat melihat suaminya meringis kesakitan. 

"Tae sayang, dengarkan mommy, Tae jgn menyentuh wajah daddy seperti itu ya, daddy sedang sakit.... "

Tae membulatkan matanya dan nampak sedang berfikir. "Sakit apa? Apa daddy d gigit nyamuk?.. "

"Eoh, nyamuk besar jelek yg mematikan... "

"Hooooaaaammmm, sepertinya aku masih mengantuk, aku mau tidur lg aaahhhh.... " merasa dirinya terusik, Taecyeon dgn akal bulusnya segera pergi dari tempat itu. Membuat Chansung memberi tatapan mematikan kearahnya. 

Taemin yg tak mengerti apa2 kembali memeluk Chansung, membenamkan wajah d perut daddy-nya, dan Chansung kembali meringis. 

"Wae daddy? Apa itu cakit jugah?..."

Chansung mengangguk, lalu dgn cepat Taemin mengangkat baju yg sedang d kenakan Chansung untk melihat perutnya. 

"Ommoyaaa... Pelut daddy ada lukican jugahh... " Bocah itu menutup mulutnya dgn lucu.

Dia menekan2 perut Chansung, "iicchh pelut daddy kelac, uuhh Tae tak cukah... "

"Mwo? Perut daddy keras?.. "

Bocah itu mengangguk, kemudian mengangkat bagian bawah bajunya sendiri. "Beda dgn pelut Tae yg lembut cepelti ini... " Chansung nyaris terbahak2 saat melihat Taemin membanding perut Ber-ABS nya dgn perut bulat Taemin. Heol... 

"Mommy cajah pelutnya lembut, dan gendud cepelti Tae... "

"Itu karena d perut mommy ada adik bayi sayang, dan mommy akan melahirkan nantinya...."

"Oh god.... " 

Chansung dan Junho nyaris tertawa berguling2 melihat ekspresi kaget Taemin yg menutup mulutnya lucu. 

"Wae?.. "

"Mommy, daddy, tae jg akan melahilkan, pelut tae juga becal, oh god eothoke???.. "

Huahahahhaahhahaha Chansung ingin menggigit ban mobil mewahnya melihat tingkah Taemin, belum lg ekspresi lebaynya dgn menyebut nama tuhan, sungguh fotocopy seorg Ok Taecyeon. Bhakkkssss.... 

.

.

.

TBC or END nih??? 

.

Huahahahahhahahaha... Td nya FF ini udh mo d tamatin dgn ending Junho yg meninggal karena janinnya, dan Chansung meninggal karena dihajar Taecyeon, tp setelah d fikir2, pasti abis itu author yg meninggal karena d gebukin readers, atau minimal ntar malem muntah paku karena d santet online, jd aouhor putuskan untk cari aman wkwkwkwkwkwkkwk... 

Kabooooooorrrrrrrr....

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
YoungieChannie
#1
Chapter 10: Kayaknya lebih cocok kalo dibilang taec itu koma bukan tidur.
Tina0608
#2
Comen g y comen g ya. . .
Bolak balik mkir buat komen???



Ff lu bkin gw mw ikutan tidur n mmpi ma bebeb taec. . .????
Biar bs a****n (sensor)???
Una_Nk0624 #3
Chapter 10: Ini perasaan udah dibikin jugkir balik dari chap 1 dan ujung-ujungnya cuma mimpi -_-
astagaaaaa dirimu luar biasa authornim
Kalo mimpinya sepanjang itu kira-kira tidurnya Taec berapa lama.. wkwk
Indah banget mimpinya, berbeda jauh dengan kenyataan.. bhahaha
Tiya26 #4
Chapter 10: Astaga, ternyata hanya mimpi seorang Ok Taecyeon yg cintanya di tolak oleh Kim Minjun?? Ckckck dr chap 1-9 feel udh dibuat campur aduk kyk es camprur #plak dan ternyata itu hanya mimpi belaka?? Demi tingkat kegesrekan yang tiada taranya seoramg ok taecyeon, kau sukses membuat feel para readers mu terombang ambing haha? lanjut cerita lg lah authornim? eh tp makasih lho udh buat cerita yg warbiyasah ini??✌
ayudaantariksa #5
Chapter 10: Udah nangis nangis dichapt 1-9 ternyata endingnya begini .dear authornim yang kiyowo . Kenapa dirimu suka membuat kejutan yang engga terduga untuk readers . Sungguh teganya dirimu eohhh . Makasih udah post ff sesomplak iniii ㅠㅠ
Woonilynnelle
#6
Chapter 10: Oowmeeggoottt.... Mimpi...mimpi macam apa sepanjang tagihan utang indonesaaahh itu... *pltaakk* mian Mr. JOKO
... but.. Biarin lahh endingnya mimpi, yg jlas dri chap 1 smpe 9,, jiwa alam sadar gue sukses berantakan gegara sedih"an, gila"an, ngakak"an, over komplit,,, thankss lahh eon buat ff yg 1 ini... SuperDuperZuper Warbiasaahh
Di tunggu next FF nya eonn... Ganbateee....
Amaliaambar
#7
Chapter 10: Kyaaaaaaaaaaaaaaa jadi selama 9 chap itu cuma mimpii eon
astagaaahhh #GUBRAAAKK *tepok idung*
mimpinya taec panjang jugaa yak mau deh kalo punya mimpi kek gitu hahahaa
ditunggu ceritaa selanjutnya eon semangaaatt :*
Kalel27
#8
Chapter 10: Ya ampun ternyata itu semua cm "dream high" ok taecyeon..pdhal didunia nyata ditolak minjun....
Mgkn minjun mimpi yg sama jg..makanya dia nolak..
fytry_ #9
Chapter 10: Njiiirrrr....
Jadi selama ini gue sia2 baca 9 chapter yang menguras bak mandi ituu...???

Kuinginmengumpat!

wkwkwkwkwk

Lanjutkan thoor...
Ditunggu next ceritanya
alyanatasyadewi #10
Chapter 10: dan aku tertipu min ?