Chapter 7 (it's the show time)

(AADA) Ada Apa Dengan 'Anu'

..........

*7 bulan Usia kehamilan Junho & Uyong*

Kondisi kehamilan Uyong yg dri awal memang tak bermasalah kini semakin sehat, Nichkhun jg sudh tak harus menanggung beban derita mual dan muntahnya (?) #plaakkkk

Tp kondisi yg berat justru terus bertambah seiring kehamilan Junho yg terus membesar, apalagi janin yg dia kandung kembar, dan jgn tanya seberapa sering Junho harus mengalami nyeri yg tiba2 terasa akan merenngut nyawanya, nyeri itu makin sering datang, hingga Seulong sang dokter harus menaikkan dosis penahan nyerinya jd 2x lipat.

Weekend kali ini, seperti biasa, Chansung akan mengajak Junho ke apartemen mereka untk bersantai. 

"Channie.... "

"Eum... "

Mereka sedang duduk santai d ruang tengah sambil menonton acara variety running man kesukaan Junho. Junho sedang duduk diantara 2 kaki Chansung, dia bersandar d dada bidang sang suami sambil mengunyah kripik kentang, sementara Chansung menumpukan dagunya d pucuk kepala Junho sambil memperhatikan layar TV. 

"Channie ayo kita main.. "

Chansung mengerutkan keningnya sejenak. "Main? Main apa?.. "

"iisshhhh kau pura2 tdk mengerti eoh? Main anu..."

What? Anu katanya? Tp ini kan masih siang, bukankah semalam mereka jg sudh melakukannya? Eerrgg, ayolah Hwang Chansung, kau berfikir kearah mana eoh? #plaakkk

"Main? Anu? Oh ayolah sayang katakan yg jelas, jgn ambigu... "

Junho sejenak mengerucutkan bibirnya. "Ayo kita main ke Jepang Channie, aku bosan d Korea terus... "

"Jepang? Kau yakin mau kesana sayang? Bukankah kau bilang ingin ke Maldives? Atau ke Paris?.. " Tanya Chansung sambil memperhatikan wajah sang istri. 

Junho nampak berfikir sejenak. "Emmhh bagaimana kalau 1 bulan d Maldives, 1 Bulan d Paris, 1 bulan d Swiss dan Bulan selanjutnya d Belgia, sepertinya lucu, lalu... "

"Tunggu dlu, sejak kapan Belgia jd masuk destinasimu? Apa nya yg lucu disana?.. " potong Chansung ketika mendengar kata Belgia keluar dri bibir istrinya. 

"Hemmhh, Coklat, aku ingin makan coklat sepuasnya disana Channie.... "

Akhirnya Chansung mengerti, dia mengangguk2kan kepalanya. "Nanti kita akan jalan2 bersama si kembar ya... "

"Mwo?? Apa itu artinya masih lama?..." Junho tiba2 berbalik untk menatap Chansung. 

"Binggo... " Chansung menyentil ujung hidung Junho pelan, "Kau tak ingat kata Seulong hyung? Kau harusnya bedrest total, jgn kan bepergian naik pesawat, terlalu lama berjalan dgn mobil saja kau tak boleh..."

"Ckk, tp kau belum pernah membawaku jalan2 setelah kita menikah Channie, bahkan bulan madu saja kita hanya d Jeju karena urusan pekerjaanmu itu... " Junho menggerutu sambil memukul dada Chansung.

Namja itu tersenyum kemudian menarik tubuh Junho ke dalam pelukannya. 

"Nanti kalau kondisimu sudh membaik dananak kita sudah lahir, aku akan membawa kalian keliling dunia kemanapun yg kalian mau, aku janji... " Ucapnya sambil mengusap rambut Junho dgn sayang. 

Junho nampak mengeratkan pelukannya. "Tapi kalau nanti---"

"Husstttt, jgn berfikiran yg macam2, kita akan tetap bersama dgn anak2 kita, oke... "

Chansung mengerti arah fikiran Junho, dia semakin mengeratkan pelukannya, sedangkan Junho, dia sendiri tak yakin seberapa lama dia bisa bertahan, apalagi kondisi kehamilannya yg semakin sering menimbulkan nyeri akhir2 ini. 

Junho menutup matanya, berusaha membesarkan hati dgn meyakini bahwa semuanya akan baik2 saja. 

"Hemmhhh ya sudah, td kau bilang ingin membersihkan kamar, sana bersihkan dlu, setelah itu aku mau istirahat... " Ujar Junho sambil melepaskan diri dari pelukan sang suami. 

Chansung tersenyum dan mengusap kepala Junho. "Tunggu disini sebentar ya... " dia kemudian berlalu setelah mengecup kening sang istri.

Chansung berjalan kearah kamar untk membersihkan serta mengganti seprey tempat tidur, sedangkan Junho melanjutkan acara nnton TV nya. 

.

Selang beberapa menit kemudian, Chansung kembali menghampiri Junho d ruang tengah,Junho yg sedang asik menonton tiba2 tersentak saat melihat raut wajah sang suami. 

BRAKKKK!!! 

"Apa ini Lee Junho?.. "

Mata Junho langsung menatap kearah sesuatu yg baru saja d lempar Chansung keatas meja. 

Tubuh ringkih itu seketika membeku, ditambah lg sorot marah dimata Chansung yg membuatnya merasa terintimidasi.

"I-itu... "

"Ya, ini? Ini obatmu kan?..." Tanya Chansung dgn lantang, dan Junho mengangguk pelan, "Lalu knp obat itu ada d dlm kotak sampah Lee Junho? Jd kau tak pernah meminum obatmu selama ini?.. "

DEG!!! Seperti maling yg tertangkap basah, Junho tak bisa berkutik apa2, dia menggigit bibirnya dgn gugup. 

"Knp diam sayang? Suami mu ini sedang bertanya... " Chansung menatap Junho dgn tajam

'Tp ekspresi itu seperti ingin menelanku hidup2 Channie, apa kau tak sadar mengucapkan kata sayang dgn wajah seperti itu malah menyeramkan?' rutuk Junho dlm hati.

Chansung masih tetap mempehatikan istrinya dgn tatapan tajam, ada rasa kesal menyelimuti hatinya.

Melihat Junho yg masih diam, akhirnya Chansung menghembuskan nafas dgn kasar. "Kau tau kan kalau itu obat yg d racikkan Seulong hyung khusus untk meredakan nyeri mu, tp knp malah tak kau minum eoh?.. "

"Mi-mianhe, ta-tapi aku baca d buku2 info kehamilan, disana tertulis dgn jelas bahwa seorg ibu hamil dilarang mengkonsumsi obat2an apapun Channie... " Junho memberanikan diri untuk menjawab. 

"Tapi kan itu obat khusus, dan d resepkan olh dokter kandungan, sudh tentu dosisnya sesuai dan takkan mengganggu kehamilanmu Nuneo, atau kau sengaja tak meminumnya karena ingin balas dendam padaku iya? Kau mau menghukumku?... "

Junho menggeleng cepat dgn wajah yg tertunduk, kedua tangannya dri td terlihat gemetar, dia jg tak berani menatap wajah Chansung.

Akhirnya Chansung menyadari kondisi Junho yg sedang gemetar dan mungkin saja sedang berkeringat dingin, maka tak ada pilihan lain kecuali pergi dari sana dan berusaha menenangkan diri agar emosinya tak meluap.

Melihat langkah kaki Chansung yg menjauh,secara refleks Junho berlari untk mengejar sang suami dan meraih tangannya dgn cepat. 

"Wae? Perutmu sakit lg eoh?.. " Chansung yg sedikit terkejut langsung terlihat panik dan membalik tubuh saat meraskaan Junho menahan tangannya. 

Junho menggeleng pelan. "Anni, tp kau mau kemana?.. "

Namja itu teelihat menghembuskan nafas lega. "Tentu saja mau membereskan kamar bodoh!!! Bukankah td kau ingin aku merapikan kamar?.."

Chansung segera melepaskan diri dari pegangan Junho, dia bergerak kembali masuk ke kamar. 

Dan saat itulah Junho tak tinggal diam, jika kalian berfikir Junho ikut membantu Chansung membereskan kamar, maka jawabannya adalah tidak, yg dilakukan yeoja itu malah membuntuti suaminya saja, dia selalu berdiri dibelakang Chansung, saat Chansung mengganti sprei, Junho dibelakangnya, saat Chansung mengganti gorden kamar Junho jg berdiri dibelakangnya. 

"Kau mau apa sih Nuneo? Ada yg kau inginkan?.. "

Chansung akhirnya merasa terganggu, tentu saja, yeoja dgn perut yg sudh sangat besar itu dri td terus membuntutinya, Chansung bahkan ngeri jika suatu saat perut Junho akan meledus seperti balon #plaakkk. 

"Aku lapar Channie... "

"Mwo? Lapar? Bukankah td d depan TV kau sedang makan snack?.. "

Junho nampak tertunduk dan memperhatikan lantai. "Tapi aku masih lapar, apa aku salah?.. "

Oh tuhan, kau lupa bahwa istrimu itu sedang berbadan 3 karena anak kembar yg dia kandung Hwang Chansung? ingin rasanya Chansung memeluk yeoja dihadapannya ini skrng, tp karena rasa kesal yg masih menyelimuti akhirnya Chansung hanya memilih diam. 

"Kau makan roti saja dlu, sudh ada selai jg ku letakkan d meja, makan sana!!!.. "

"Shireo, aku mau makan yg lain... "

"Heemmhh contohnya?.. "

"Ramyeon pedas..."

"Apa?..."

"Ku bilang ramyeon... "

"Kau mau ku cekik??.. "

Junho tersentak kaget kemudian menatap wajah Chansung, dia masih melihat kilat kemarahan d mata sang suami, akhirnya Junho hanya menggeleng takut dan segera berjalan kearah dapur. 

"Dasar menyebalkan, bagaimana mungkin dia mau mencekikku, aku kan sedang hamil anaknya, apa dia sudh tak menyayangiku?.. " Gumam Junho

"Aku mendengarmu Nuneo..."

Bagaimana mungkin Chansung tak mendengarnya kalau dia baru berjalan 2 langkah menjauhi Chansung. Maka dgn cepat Junho berjalan kearah dapur untk mengisi perutnya yg lapar.

Selama Junho sedang duduk d meja makan, Chansung berapa kali terlihat mondar mandir disana dgn alasan ingin mengambil sapu, atau yg lainnya, tp tujuan Chansung tak lain untk memastikan apakah istrinya itu benar2 makan roti atau malah nekat memasak ramyeon. 

"Wae? Knp menatapku seperti itu eoh?.. " Tanya Chansung tiba2 saat merasa dri td Junho terus menatap gerakannya dgn ekor mata sipitnya itu. 

"Ckk~ ini menyebalkan, ini tak adil, aku tak suka... "

Chansung menautkan alisnya tak mengerti sambil menatap Junho yg telah memakan potongan roti ke-5 nya, tp sang istri malah membuang muka dan mengacuhkannya. 

Junho tampak menyilangkan tangan d atas perut buncitnya, sedangkan mulutnya masih sibuk mengunyah roti, Ah akhirnya Chansung mengangguk faham, 'Sedang merajuk rupanya, tp knp? Bukankah seharusnya Chansung yg marah karena obat itu td?'

"Nuneo... "

Junho hanya menoleh sejenak, menggigit roti lagi, kemudian dia kembali menyilangkan tangannya d atas perut. 

Chansung ingin tersenyum melihat ulah Junho yg mirip dgn tingkah Taemin jika sedang merajuk.

Dia berjalan mendekat kearah sang istri yg sedang duduk. 

"Kau knp eum?.. "

"Tidak apa-apa... "

Chansung tentu saja tak prcaya, setelah berdiri d samping Junho, dia mengangkat wajah yeoja cantik itu kemudian menatap matanya dgn lekat seolah memaksa mata sipit itu untk melihat kearahnya. 

"Katakan kau knp?.." Chansung tersenyum dgn jarak yg hanya beberapa centi dari Junho. 

Junho merasakan jantungnya ingin meledak saat itu, saat sang suami dgn gentle nya tersenyum dan menatapnya seduktif.

"Kau mau mengatakan sesuatu?.. " Lagi2 sebuah senyuman terpatri d bibir Chansung saat mengeluarkan kata2 yg terdengar berat dan menggoda itu. 

"Sayang.... "

Junho tiba2 tersadar dari lamunannya. "Channie, kiss me... "

Skrng gantian mata Chansung yg membulat mendengar permintaan Junho yg tak terduga, dia tak menjawab, tp justru semakin memajukan wajahnya mendekat.

Junho segera menutup mata, bibirnya tersenyum untk menyambut kehadiran bibir suaminya. 

#PLETAAKKK!!! 

"Auch... "

Junho sontak membuka mata dan mengusap keningnya yg baru saja d sentil olh Chansung.

"SAKIT CHANNIIIIEEEEE...." 

Chansung tersenyum lebar kemudian menyingkirkan tangan Junho yg mengusap keningnya dgn lucu, ditambah lg bibirnya yg terus bergumam kesal. 

#CUP

Sebuah ciuman mendarat dikening Junho.

"Sudah tak sakit lg kan?.. "

"Aku ini sedang marah padamu Mister Hwang, knp kau malah berani2nya menciumku eoh?.. ".

Chansung menempelkan tangannya d dagu seolah sedang berfikir. "Bukannya td kau yg minta d cium nyonya Hwang?.. "

"Tapi aku kesal karena jitakan mu... " Junho masih menatap Chansung dgn garang tak terima.

"Lebih kesal mana dibanding dgn menemukan obatmu d kotak sampah?.. "

#SKAKMAT!!! Junho langsung terpojok tak berani menjawab lagi.

"Mi-mianhe... " 

Chansung malah terkekeh pelan dan mengusap rambut Junho. "Kau tau kalau aku sangat mencintaimu Nuneo, aku tak sanggup melihatmu kesakitan, makanya aku kesal saat kau tak meminum obat itu, seolah kau sengaja untk merasakan nyeri itu yg bahkan tak bisa kau bagi dgn ku... "

Junho menatap wajah sang suami, ada gurat kekhawatiran disana, dan dia mengerti itu. 

"Kau sudh ikut merasakannya, saat kau berada d dekatku dan ikut kesulitan mengatasi nyeri itu... " Jawab Junho sambil membelai pipi Chansung. "Aku kuat menahannya asal kau slalu berada d dekatku... "

Chansung akhirnya tersenyum, dan rasa kesalnya td ntah meluap kemana.

"Trimakasih sayang, aku tau kau akan kuat, aku akan slalu berada disini untkmu... " Chansung menarik Junho untk memeluknya.

...........

Sementara itu d Mansion, keadaan sedikit kacau karena putra mahkota generasi ke-3 keluarga besar Jang sedang sakit, siapa lagi kalau bukan Taemin. 

Anak itu sudh 2 hari mengalami demam panas, Nichkhun yg notabane ny adalah seorang dokter terpaksa harus mengambil izin tdk dinas untk menjaga Taemin 24 jam d rumah, karena mereka semua memutuskan untk tdk membawa si bocah gembul ke rumah sakit, dan 1 lagi, mereka jg belum memberi kabar pada Taecyeon di Amerika bahwa putranya itu sedang sakit. 

"Wae chagi? Kau sedang melihat apa eum?.. "

Nichkhun berjalan mendekati Taemin yg sedang duduk d sebuah kursi d dekat jendela kamarnya, pipi gembulnya memerah karena suhu tubuhnya yg panas tinggi, sebuah kompres instal tertempel d jidatnya, bibirnya jg pucat tp tak sedikitpun mengurangi kadar ketampanannya. 

"Tae lindu appa dan eomma, dad.. " 

Jawaban Taemin sukses membuat Nichkhun terhenyak, karena Taecyeon baru saja pulang 2 hari yg lalu ke Amerika, dan dia ada perjalanan bisnis ke Jepang, haruskah mereka memberi kabar padanya? 

"Heemhhh, apa Tae tak suka kalau Daddy yg menjaga Tae disini?.. " Nichkhun berjongkok untk mensejajarkan posisinya dgn bocah ikut itu.

"Anni, tp Tae mau appa juga... "

"Nanti appa sedih kalau melihat Tae sakit, Tae harus cepat sembuh ya, jgn bikin appa khawatir, Tae kan anak yg kuat, Tae sayang appa kan?... "

Taemin mengalihkan pandangannya pd Nichkhun, wajah yg biasanya selalu menampilkan seringai usil itu kini terlihat sendu, Taemin yg biasanya selalu membuat ulah kini lemah tak berdaya. 

"Ne, Tae sayang appa dan eomma, Tae tidak mau meleka kawatil... "

Nichkhun kemudian tersenyum dan membawa anak itu kedalam pelukannya, mengusap tubuh kecil Taemin yg bisa dipastikan kehilangan berat badannya skrng. 

"Daddy, kapan mommy Nuneo dan daddy Channie kembali kecinih?.. "

Ah, skrng Taemin tampak merindukan Junho dan Chansung yg sedang berada d apartemen. 

"Emmhh mungkin lusa sayang... "

"Luca?.. "

"No rusa, tp lusa..."

"ichh daddyyyyyy, luca itu kapan? Knp lama cekalih?.. "

Nichkhun terkekeh melihat Taemin memasang wajah sebalnya. 

"Lusa itu besok dan besoknya lg, jd lusa itu artinya 2 hari lg.. "

"Ah ne ne, Tae tau, dua hali lagi kan?.. " Taemin menujukkan jarinya d hadapan Nichkhun, tp Nichkhun sontak tertawa karena bocah itu malah mengacungkan 5 jarinya. 

"Salah Tae, itu 4..." 

"iiicchh daddy yg calah, ini 5 tau... "

"Huahahahahahha... Kau sedang sakit masih sempat2nya mengerjai daddy eoh? Kau sengaja kan?.. "

Nichkhun menggelitiki perut Taemin sehingga anak itu tertawa terbahak2 melupakan kesedihan awalnya. 

"Daddy, Tae lapal... "

"Uhhh akhirnya kau minta makan jg, eum? Siapa suruh dri td menolak makan, mau daddy masakkan sesuatu?..." 

Dari td pagi Taemin hanya minum susu, semua makanan yg ditawarkan padanya terasa pahit, alhasil dia tak mau makan apapun. 

"Ne, Tae lapal dad, tp kalau makan macakan daddy itu namanya bunuh dili... "

"YAKHH!!!.. "

"Tae macih mau hidup daddy, Tae mau beltemu adik bayi dan adik kembal, Tae tidak boleh mati dulu... "

#GUBRAAAKKKK!!! Sepertinya si evil kita sudah kembali sekarang. 

Nichkhun mengacak rambutnya frustasi, pasalnya Taemin memang sangat pemilih mengenai makanan, bahkan masakan koki terbaik d Mansion ini pun kadang masih diprotes olehnya, hanya masakan Taecyeon yg absurd itu yg selalu saja mendapat pujian dari Taemin, dasar menyebalkan. 

"Apa masakan daddy sangat tak enak eoh?..."

Bocah itu mengangguk dgn cepat, seolah sangat setuju dgn kalimat Nichkhun. Tp tiba2 dia memegangi kepalanya. 

"Huweeeeeee... Kepala Tae cakit dadddyyyy, belat cepelti mau lepac, huweeeeeeeee hikkkzzzzz... "

Anak itu kembali menangis, dan itu sontak membuat Nichkhun kebingungan, pasalnya Taemin sangat sulit d tenangkan jika sudh menangis. 

"Husstt uljima, anak daddy kan sudh besar, jgn menangis ne?.. "

Nichkhun menggendong tubuh Taemin yg masih terasa panas, Nichkhun jg harus menjaga infus yg terpasang ditangannya agar tak lepas, tp anak itu masih saja terisak.

"Huusstt sudh ya jg menangis... Tae mau apa, eum? Mau makan apa? Katanya Tae lapar... "

Taemin mulai tertarik, dia berhenti menangis dan mengusap matanya dgn lucu.

"Tae mau ec klim... "

"Mwoooo?? Aiishh tidak boleh sayang, Tae kan sedang demam... "

"Cuma catu cajah dad, yg paling kecil... "

"Andwe, tidak boleh... "

"cetengah..."

"Tidak... "

"Cetengahnya cetengah... "

"No... "

"Cetengahnya cetengahnya cetengah... "

"Anni... "

"Catu gigit caja... "

"Big No... "

"Ceupil... "

"Mwo??? Seupil kau bilang? Kau mau makan es krim atau apa eoh?.. "

Taemin memajukan bibirnya kesal. "Habic nya daddy pelit, daddy tidak cayang Tae... " Taemin mulai memasang wajah yg ingin menangis lagi. 

Nichkhun mulai khawatir bocah itu akan menangis lg, adu argumen dgn bocah 1 ini memang takkan pernah menang.

"Ne ne, arraseo... Daddy beri es krim tp Tae harus makan nasi dan minum obat dlu, oke?.. ".

"Knp haluc pakai calat daddy? Kata mommy cinta itu tanpa calat, apa daddy tidak cinta tae lg?.. "

Aarrghhh!! Ini dia efek buruknya kalau Taemin terlalu sering ikut Uyong nonton serial drama kesayangannya.

"Ya sudh kalau tidak mau, tidak makan nasi, maka tidak ada es krim... "

Kini gantian Taemin yg menghembuskan nafasnya pelan. "Ne ne ne, telcelah daddy cajah... "

Nichkhun tersenyum senang sekaligus kesal melihat tingkah menyebalkan Taemin, jika saja anak itu sedang sehat, mungkin Nichkhun sudh menjitak kepalanya skrng. 

..........

Setelah menjalani proses nego yg cukup alot, akhirnya skrng Nichkhun sedang menyuapi Taemin makan sambil duduk d sofa dan menonton acara kartun spongebob kesayangannya. 

"iiiccchhh, knp cponbob nya hilang daddy?.."

"Sudah setengah jam sayang, acara spongebobnya sudh habis..."

"mwo? Tp Tae macih mau nnton cponbob dad... "

"Heemhh kita nnton d youtube saja ya... "

"No... Tae mau nya d tipi bial kelihatan becal, tidak mau d aypon..." Anak itu memukul2 remote TV yg ada d hadapannya. 

"Eemhh bagaimana kalau kita nyalakan DVD saja? Tae banyak kaset spongebob kan?... "

"Shileo... "

"Ah sepertinya nnton d laptop daddy lebih seru... "

"No no no, daddy mau laptopnya Tae patahkan?.. "

Nichkhun meneguk ludahnya dgn kasar, mengingat bagaimana sadisnya bocah gendut ini mematahkan beberapa laptop Chansung dulu. 

"Kalau begitu... "

"Noooooooooooooooo... Tae mau nya nnton di tipi, tidak mau ditempat lainnnnnnnn, kalau daddy macih memakca Tae akan cabut inpuc ini, tae tidak mau makan dan tidak mau minum obat, titik... "

1 teriakan kesal Taemin membungkam semua kata2 yg akan d keluarkan Nichkhun, apalagi anak itu sudh memasang wajah yg ingin menangis lg, oh tuhan, Nichkhun rasanya akan gila saat ini juga mendengar ancaman Taemin. 

Maka dgn langkah frustasi Nichkhun mengambil handphonenya diatas meja dan menelpon seseorg. 

"Yeoboseooo..."

"Yakk hyung!!!..."

"Yakhhhh Khunnie sialan, aku baru mengangkat tlpon mu knp kau membentakku begitu eoh?.. " terdengar suara protes dari seberang snaa, membuat Nichkhun sedikit menjauhkan handphone dri telinganya

"Ah mianhe Taecyeon hyung, aku butih bantuanmu skrng... "

"Ckk~ apa itu? Cepat katakan aku sedang sibuk... "

"Yakkhh ini tentang anakmu, aiisshhh... "

"Eoh? Taemin? Wae wae wae?? Ada apa dgn baby Tae kesayanganku?.. " Nichkhun memutar bola matanya dgn malas mendengar kata2 lebay Taecyeon. 

"Anak mu ingin menonton kartun spongebob, tp tdk mau di youtube atau DVD, dia mau langsung dri stasiun TV, tolong lakukan sesuatu bagaimana caranya agar kartun itu bisa tayang lg skrng... "

"MWOOOO??? Kau mau aku membeli stasiun TV itu eoh?.. "

"Bila perlu... ".

"Aiiss jinchaa... "

"Cepat fikirkan caranya, atau pangeran kesayanganmu itu akan murka, kau kenal dgn CEO stasiun TV itu kan? Aku beri waktu 30 menit agar kau bisa memenuhi keinginan Taemin..."

Dan tanpa menunggu jawaban, Nichkhun segera memutuskan tlpn dan kembali mendekati Taemin, dia tak perduli dgn tindakan apa yg akan d lakukan Taecyeon.

"Tunggu sebentar ya, nanti spongebob nya akan tayang lagi... "

"Jincha?..." mata Taemin terlihat berbinar.

Dan sekitar 20 menit kemudain kartun spongebob benar2 kembali diputar d stasiun TV swasta khusus anak2 itu, ntah berapa juta won biaya yg harus d keluarkan Taecyeon untk meminta agar CEO TV tsb mau menayangkan spongebob dan mengcancel tayangan lainnya, Nichkhun tak tau dan tak penting jg untk tau, karena yg dia tau, kekayaan Taecyeon tak kan habis bahkan jika dia membeli 10 stasiun TV seperti itu.Dasar miliyuner. 

.....

...........

Berada d usia kandungan yg hampir memasuki bulan ke-8 semakin membuat keadaan Junho memburuk, tengah malam ini dia terbangun disertai dgn rasa sakit yg amat melilit d perutnya.

Tubuhnya mulai dibanjiri keringat dingin, dia melihat kearah samping dan menemukan wajah Chansung sedang terlelap dengan nyaman, ini baru jam 3 malam, Junho tau bahwa Chansung baru tidur beberapa jam mengingat td sebelum tidur perutnya jg sakit dan Chansung menjaganya, maka sungguh hal yg tak mungkin jika dia membangun Chansung lg skrng. 

Maka secara perlahan Junho turun dari tempat tidur dgn tangan yg menekan erat perutnya, sementara tangannya yg 1 lg membekap mulutnya sendiri agar rintihan itu tak mengganggu tidur Chansung. Dia berlari keruang tengah, mendudukkan dirinya diatas sofa besar.

"Arrghhh... " Junho mengerang kesakitan dgn tertahan, rasa sakit itu benar2 serasa mencabik perutnya.

"Mommy mohon tenang sayang, knp kalian sangat nakal akhir2 ini?.." Junho mengelus perutnya sendiri, mengajak sang buah hati bicara.

Tapi rasa sakit itu tak kunjung hilang. "Akkhhhh, kita harus kuat nak, jgn mengganggu daddy kalian yg sedang tidur, mommy mohon hikkzzzz... " 

Junho terus mengerang sambil menggigit bibirnya sendiri, terkadang ada niat dihatinya untk meminum obat penahan nyeri yg diberikan Seulong, tp tetap saja dia takut terjadi apa2 dgn janinnya. 

"Hikkkzzzz, mommy mau bertemu dgn kalian, mommy tidak mau berpisah dgn daddy, aakhhhh.. " Junho benar2 merasa tak sanggup untk menahan rasa sakit itu, tubuhnya terus saja meringkuk berusaha menenagkan diri dari rasa yg menusuk2 dan membuatnya hampir menyerah. 

"Hikkzz... "

......

#DEG!!! 

Chansung tersentak dan membuka kelopak matanya dgn refleks, ada rasa sakit yg menghantam jantungnya, dia menoleh kesamping, tp tak menemui sang istri disana, maka dgn cepat Chansung berlari keluar kamar untk mencari Junho. 

Mata Chansung langsung menangkap gerakan2 aneh dari arah sofa, maka dia berjalan mendekat kesana dgn perlahan. 

"Hikkkzzzz, mommy mohon tenanglah sayang, jgn seperti ini akhhh... "

'Ternyata benar' Chansung bergumam dlm hati, suara rintihan yg membangunkannya td bukan hanya mimpi, jantungnya seperti terhubung langsung dgn Junho bagaimanapun kondisi yg dialami istrinya itu. 

#GREP

Junho tersentak kaget saat tiba2 Chansung duduk berjongkok dilantai dan menatap wajahnya dgn lekat. 

"Cha-Chanie..."

Chansung tersenyum tulus padanya, kemudian namja itu mengambil tangan Junho yg sedang menahan rasanya nyeri d perutnya. 

"Jgn d tekan seperti itu, nanti janinnya tertekan olh tanganmu, genggam tanganku saja ya, kau bisa meremas tanganku sekuat apapun yg kau mau, bagi rasa sakit itu padaku... "

Chansung mencium kening Junho sekilas, kemudian tangan kirinya terulur untk mengusap perut besar Junho dgn lembut, sedangkan tangan kanannya d cengkram dgn kuat olh Junho. 

"Apa itu sangat sakit?..." Chansung terlihat khawatir karena Junho terus saja memejamkan mata dgn keringat dingin yg membanjiri tubuhnya, dari eratnya cengkrmaan tangan Junho, Chansung bisa tau seberapa sakit yg dirasakan istrinya itu, bahkan Chansung berani bertaruh setelah ini pasti tangannya akan tergores karena pegangan Junho, tp itu tak masalah asal rasa sakit d tubuh istrinya bisa berkurang.

Chansung mendekat kearah perut Junho, dia mulai melantunkan lagu2 indah sambil sesekali menyapa sang buah hati, seolah mengajak si kembar berinteraksi, Junho terus saja mengerang dgn tertahan, airmatanya tak kunjung berhenti. 

"Jangan menangis sayang, nanti kau sesak lagi, tahan ya..."

Mata Chansung mulai memanas, ingin rasanya dia berteriak skrng melihat sang sitri kesakitan, panik, takut, khawatir, semuanya menghujam hatinta, tp dia berusaha tetap tenang agar Junho tak ikut panik. 

Chansung sengaja mendekatkan pundaknya kearah Junho, yeoja cantik itu menyenderkan kepalanya disana.

"Aakhhhh... Sakiittttt.... "Chansung terus berusaha mengelus perut Junho untk mengurangi rasa nyeri itu, dan beberapa saat kemudian Chansung meraskaan pundaknya d gigit olh Junho. 

'Sesakit itukah? Tuhan, knp tak kau pindahkan rasa sakit itu padaku saja?' Sebutir airmata meluncur d pipi Chansung, bukan karena gigitan Junho, tp karena rasa takut dan tak kuat ketika melihat org yg sangat dicintainya mengerang kesakitan seperti ini. 

"Kita ke rumah sakit skrng... "

Chansung mengambil ancang2 untk menggendong tubuh Junho, kepanikan semakin menjalar d hatinya karena rasa sakit Junho terus2an terjadi dlm waktu beberapa hari ini. 

"Anni Channie, tidak perlu..."

Junho menahan tangan Chansung hingga namja itu kembali terduduk d hadapannya. 

"Wae? Aku tau ini sangat sakit Nuneo, suami seperti apa yg akan membiarkan istrinya kesakitan seperti ini?.. "

Chansung tak bisa lagi menutupi ke khawatirannya, akhirnya Junho menyadari bahwa sang suami kini tengah menangis juga, jari2 lemah Junho terulur untk menghapus jejak airmata itu. 

"Aku baik2 saja, asal ada kau di dekatku... "

"Demi tuhan aku selalu disini sayang, aku selalu d dekatmu, tp aku tak bisa kalau rasa sakit itu terus..."

"Sakitnya sudh berkurang... "

"Eoh?.. " Chansung terkejut karena Junho memotong kata2nya. "Jangan berbohong agar aku tak khawatir Nuneo, aku tau... "

"Sungguh sakitnya sudh berkurang, ku mohon lakukan seperti td Channie... "

Junho membimbing tangan Chansung untk kembali mengusap perutnya. "Nyanyikan lagu seperti tadi, aku rasa anak kita senang mendengar suara indahmu... "

Junho tersenyum tulus, dia tak berbohong, rasa sakit itu memang lumayan berkurang saat Chansung terus mengusapnya lembut dan menyanyikan lagu untuknya seperti tadi. 

Chansung menatap wjaah Junho sejenak, kemudian kembali mendekat kearah perut besar istrinya, secara perlahan bibirnya mulai melantunkan lagu2 lembut, itu adalah kegiatan rutin Chansung akhir2 ini yg bisa sedikit mengurangi rasa sakit Junho.

Setelah beberapa saat, perlahan Chansung mendengar dengkuran halus dari Junho disertai dgn genggaman tangannya yg mengendur, akhirnya Chansung bisa tersenyum melihat sang istri sudh kembali tidur, dia mengusap kening Junho yg basah olh keringat, pipi Junho semakin tirus skrng, menandakan betapa sulitnya yeoja cantik itu mengandung, dan lagi lagi perasaan bersalah serta khawatir menusuk hati Chansung, hingga akhirnya dia mengangkat tubuh Junho dgn perlahan dan membawanya kembali ke kamar. 

...........

Chansung tau dgn pasti kondisi sang istri semakin hari semakin memkhawatirkan, maka dari itu tak 1 detikpun dia melewatkan Junho dari pandangannya.

"Heiiii, kau mau kemana bumil?.. "

Junho yg baru saja berjalan 2 langkah segera berhenti dan berbalik menatap sang suami. 

"Ckk~ aku bosan Channie, dri td aku terus diruangan ini..." Junho menghentakkan kakinya dgn kesal, pasalnya, dari beberapa jam yg lalu dia berada d ruang kerja Chansung, namja itu sibuk berkutat dgn berkas2nya, sedangkan Junho duduk santai d atas sofa empuk sambil memainkan game.

Chansung akhirnya baru tersadar bahwa Junho bosan menemaninya disini sejak tadi.

"Eum, lalu kau mau apa sayang?.. " Chansung berjalan mendekat kearah Junho. 

"Mau itu... " Junho melangkah kearah rak buku dan berusaha menggapai buku komik yg berada d tumpukan paling atas. 

Chansung terkekeh saat melihat Junho dgn perut besarnya berusaha menggapai komik tsb.

"Ini.... " Tubuh tinggi Chansung hanya perlu sedikit berjinjit untk menggapai komik itu. 

"Yeaayyy gomawo Channie... " Junho segera mengambil komik itu dri tangan Chansung dan melompat ke pelukannya. 

Chansung mundur beberapa langkah ke belakang untk menahan bobot tubuh sang istri.

"Jgn melompat seperti itu mommy, nanti adik bayinya kenapa2 bagaimana?.. "

Junho mengangguk patuh, dia mulai membuka komik yg menarik perhatiannya sejak tadi. Dan Chansung membimbing Junho untk kembali duduk d sofanya.

"Nah skrng duduk yg tenang disini ya... " Ujar Chansung setelah mencium kening Junho. 

Saat Chansung akan kembali ke meja kerja, Junho sudh terlebih dulu menahan tangannya. 

"Wae?.. "

"Trimakasih Channie... "

Chansung menautkan alisnya tak mengerti sambil menatap wajah Junho yg sedang tersenyum tulus padanya.

"Trimakasih untk apa?.. "

"Untuk semuanya, karena kau sudh menjagaku dgn baik, selalu ada untkku, mau repot karenaku, dan... "

"Tidak ada yg namanya trimakasih dlm sebuah rasa cinta Nuneo... " Chansung tersenyum lembut dan mengusap rambut Junho dgn sayang. 

"Aku mencintaimu Channie.. "

"Dan hanya tuhan yg tau seberapa besar aku mencintaimu sayang, tak ada kata yg bisa mewakili perasaanku... " Chansung mencuri ciuman sekilas dari bibir Junho, kemudian kembali ke meja kerjanya. Meninggalkan Junho yg masih tersenyum bahagia disana. 

..........

Pagi itu, Junho terbangun dgn perasaan nyaman, tak seperti pagi2 lainnya yg justru terbangun karena rasa sakit yg melilit d perutnya. 

Junho membuka mata dgn perlahan, berusaha menyesuaikan bias2 cahaya yg menyapa retinanya, dia menatap wajah damai sang suami yg tengah tertidur lelap d sampingnya, wajah tampan itu terlihat lelah akhir2 ini, tentu saja karena menjaganya selama 24 jam.

Maka pagi itu, Junho memutuskan untk menyiapkan sarapan, setelah mencuci muka dan menggosok gigi, Junho berjalan kearah dapur.

"Eum, Channie pasti suka ini... " Junho bergumam sendiri sambil mengaduk susu untk Chansung. 

Junho tau Chansung sangat mengkhawatirkannya, dia jg tau namja itu selalu tidur larut malam untk memastikannya sudh tertidur tenang tanpa rasa sakit, Junho jg sering mendengar Chansung mengigau karena mimpi buruk yg terus menghantuinya, Chansung sesungguhnya org yg sangat rapuh, tp dia hanya berusaha sekuat mungkin demi menjaga Junho. 

"Nah sudh siap, skrng ayo kita bawakan ini untk daddymu sayang... " Junho berbicara sendiri, mengusap perutnya kemudian mengangkat nampan yg sudh berisi susu coklat untk Chansung dan beberapa lembar roti. 

"Aarrghhhhh... "

#PRANNGGG!!! 

"Aaakkhhhhh... SAKIIITTTT... "

.

Chansung refleks membuka matanya, dia menendang selimutnya menjauh dan segera melompat kearah dapur, tempat yg dia yakini arah suara teriakan Junho berasal. 

"NUNEOOOOOOOOO... "

Chansung berteriak histeris melihat sang istri terkapar tak sadarkan diri dilantai.

Tanpa berfikir panjang, Chansung segera menggendong tubuh Junho dan membawanya ke mobil, setelah meletakkan Junho dgn posisi berbaring d kursi belakang dia segera memacu kencang mobilnya menuju rumah sakit, Chansung bahkan tak memperdulikan penampilannya yg masih mengenakan piyama tidur dan sendal rumah. 

"Akkhhh... "

Wajah Chansung menegang saat mendengar rintihan Junho dari kursi belakang.

"Tenang sayang, kita sedang dijalan k rumah sakit, tahan ya... " Chansung berusaha membagi fokus, sebelah tangannya terulur kebelakang untk menyentuh Junho. 

Tangannya menyetir mobol dgn gemetaran, bahkan saking paniknya Chansung nekat menerobos lampu merah, untung saja suasana jalanan d jam 6 pagi belum terlalu ramai. 

Dia tak perduli saat mendengar beberapa pengendara lain memaki kesal kearahnya karena membawa mobil dgn ugal-ugalan, dia tak perduli bahkan setelah ini akan d tilang polisi, karena yg Chansung perdulikan adalah jgn sampai rasa sakit itu mengambil Junho dari sisinya, jangan pernah. 

"Euunghh Channiieee... Sakiittthhhh... "

Kepanikan semakin menyerang Chansung, dia menggigit bibirnya dgn gemetar mendengar rintihan sang istri. 

..........

"DOKTERRRRR!!! SUSTERRRR!!! SIAPAPUN DISINI TOLONG SELAMATKAN ISTRIKU... "

"DOKTERRR!!!.. "

Chansung berlari dgn panik sambil menggendong Junho masuk k rumah sakit, sumpah demi tuhan jika nyawa Junho dan anaknya tak terselamatkan maka Chansung benar2 akan menutup rumah sakit ini. 

Beberapa tenaga medis datang mendekat kearah mereka, membimbing Junho untk tidur d atas ranjang dorong yg sudh d sediakan. 

"Cha-Channieeee... "

"Aku disini sayang aku disini, kau harus kuat ya... " Chansung ikut mendorong ranjang tsb sambil menggenggam tangan Junho dgn erat. 

"Bawa ke ruang periksa sekarang, maaf tuan, anda tunggu disini saja... "

Chansung perlahan melepaskan genggaman tangan Junho, dia menatap istrinya yg terus mengerang kesakitan. 

"Hubungi dokter Seulong skrng, katakan bahwa Junho butuh bantuannya, jgn biarkan sembarangan dokter memeriksa istriku..."

Chansung memberi perintah pd seorg suster yg terakhir kali menutup pintu ruang periksa, dan suster itu mengangguk faham. 

Saat pintu ruangan tertutup, Chansung merosot jatuh kelantai, tubuhnya benar2 shock memikirkan kondisi Junho.

"Bertahanlah sayang, jgn tinggalkan aku, ku mohon... "

Tanpa sadar dia terisak panik sendirian, bayang2 wajah Junho yg merintih kesakitan terus menghantuinya, Chansung menautkan kedua telapak tangannya dgn erat berusaha mengendalikan dirinya sendiri, dan setelah itu dia mengeluarkan handphone untuk menghubungi org2 yg berada d Mansion. 

...........

Nichkhun, Wooyoung, Mrs. Jang dan si kecil Taemin hanya bisa menatap pilu pada seorg CEO pewaris tunggal Hwang corps yg kini sedang terduduk lemah sambil menekuk kedua lututnya dilantai.

Mereka semua segera bergegas kerumah sakit setelah mendapat info bahwa Junho pingsan d apartemennya pagi ini, bahkan skrng Taecyeon dan Minjun jg sedang dlm penerbangan untk kembali ke Korea. 

"Tenang Channie, kita tau Junho kuat, dia pasti bisa melewati ini semua... " Nichkhun berusaha menenangkan adik iparnya yg kini tampak kalut. 

"A-aku takut hyung, aku takut... "

Nichkhun faham betul apa yg dikhawatirkan Chansung, maka dia tak bisa berbuat banyak skrng. 

Setelah beberapa saat pintu ruang periksa terbuka.

"Hyung, bagaimana keadaan Nuneo? Apa dia baik2 saja? Bagaimana dgn kandungannya? Katakan bahwa mereka baik2 saja kan?? Jawab hyung.... "

Chansung segera menghujani Seulong dgn kesetanan saat melihat dokter muda itu keluar dari ruang periksa. 

Seulong nampak menghela nafas sejenak. "Junho harus d operasi skrng... "

"MWOOOOOO???.. " Semua yg ada disana terkejut, apa makasudnya? Junho d operasi? Bagaimana mungkin? Bukankah usia kandungannya baru 7 bulan? 

"Junho mengalami perdarahan hebat, dan janin itu tak bisa d pertahankan lebih lama lagi, kondisi Junho jg sudh sangat lemah, jadi jika pertahankan seperti ini maka... "

"HYUNGGGGGG... KAUUU???.. "

"Bahkan jika kau ingin menutup rumah sakit ini silahkan Channie, tp inilah faktanya, Junho dan kandungannya tak bisa bertahan lebih lama lagi, kau harus segera membuat keputusan sekarang juga... "

Seulong faham betul apa yg akan d katakan olh Chansung, maka dia sudh mewanti2 hal tsb, karena faktanya, memang Junho dan kandungan itu tak bisa d pertahankan lebih lama lagi. 

Chansung mulai menteskan airmatanya, dia tak mampu berdiri tegak, Nichkhun dgn sigap menahan tubuh Chansung agar tak merosot. 

"Knp kau selalu memintaku membuat keputusan dlm kondisi sesulit ini hyung? Apa salahku???? Hikkkzzzz... "

"Bukankah ini sudh ku katakan sejak awal Channie, hal seperti ini pasti akan terjadi disaat tubuh Junho sudh d ambang batas kekuatannya, dia takkan mampu lg menahan itu... "

Seulong tak bisa berbuat apapun lagi, karena faktanya memang keputusan harus segera d ambil untk tindakan operasi itu. 

"Dok, lakukan yg terbaik untk anak saya... "

Mrs. Jang yg dari td diam akhirnya mulai membuka suara, wanita paruh baya itu nampak sedang menahan tangisnya. 

"Lakukan operasi itu skrng hyung..." Nichkhun ikut menambahi, membuat Chansung menatap mereka tak mengerti. 

"Operasi? Kalian berfikir itu jalan terbaik? Bahkan kandungan Junho baru berusia 7 bulan, bagaimana mungkin janin itu akan d keluarkan dari tubuhnya eoh?.. " 

Chansung meradang, tentu saja, karena bukan hanya nyawa Junho jd taruhannya, tp jg nyawa kedua anak kembarnya. 

"Kandungan 7 bulan itu justru fase terkuat Channie, dan kandungannya akan kembali melemah d usia 8 bulan, jd keputusan terbaik kita harus mengoperasi bayi itu meski mereka harus terlahir prematur...." 

Kata2 Nichkhun sukses membuat Chansung kembali berdiri tegak, berusaha memahami apa yg sebenarnya terjadi. 

"Itu benar Channie, jadi bagaimana skrng? Meski bayi itu nantinya akan prematur, kita bisa melakukan perawatan d inkubator dan bayinya akan tetap berkembang selayaknya d dlm rahim... " Seulong ikut menjelaskan. 

"Apa itu benar?.. "

Seulong dan Nichkhun mengangguk bersamaan, mereka yg notabane ny adalah dokter sudh pasti lebih faham akan hal seperti itu. 

"Ba-baiklah kalau begitu, lakukan operasinya skrng, selamatkan nyawa mereka bertiga hyung, ku mohon... "

Mereka akhirnya menghembuskan nafas lega.

"Tunggu apa lagi hyung? Ayo kerjakan skrng... "

"Tapi ada masalah lain disini, tubuh Junho menolak segala jenis obat penahan nyeri, dan itu artinya Junho harus menjalani operasi dlm kondisi kesadaran penuh..."

"APAAAAAAAAA??? .. "

#BRUUGGHHHH. Chansung mendoorong tubuh Seulong kearah dinding, matanya menatap dgn berapi2 ke arah dokter muda itu. 

"ULANGI SEKALI LG SEULONG-SSI, KAU BILANG APA BARUSAN? JUNHO HARUS MENJALANI OPERASI DGN KESADARAN PENUH? ITU SAMA SAJA KAU MEMUTILASINYA HIDUP2, DIMANA OTAKMU HAH?... "

Tidak mungkin, bagaimana mungkin Junho bisa bertahan dgn semua rasa sakit itu? Bahkan membayangkannya pun Chansung tak sanggup.

"Tenang dlu Channie tenang... " Nichkhun berusaha menengahi

"TENANG KAU BILANG? DISAAT ISTRI DAN ANAK2 KU SEDANG MEREGANG NYAWA DIDALAM SANA DAN KAU MENYURUHKU TENANG? JIKA YG MENGALAMI ITU UYONGIE APA KAU BISA TENANG JG HAH?.. "

Nichkhun ikut menjadi sasaran kemarah Chansung, knp tak ada 1 org pun yg mengerti kepanikannya skrng? 

"Channie dengarkan dlu... "

"APA??? APA LG YG HARUS AKU DENGARKAN HYUNG? KATA2 KALIAN TAK ADA YG BISA MEMBUATKU TENANG, KALAU KALIAN TAK SANGGUP MENANGANI KONDISI JUNHO, MAKA AKU AKAN MEMBAWANYA KELUAR NEGERI, KATAKAN KALAU KALIAN TAK SANGGUP... "

Chansung semakin dibutakan olh rasa paniknya, namja itu terus menangis histeris, Seulong menatap Nichkhun sekilas, kemudian memberikan sesuatu padanya, Nichkhun mengangguk mengerti, maka dgn cepat Seulong berlari masuk k ruang tindakan meninggalkan Chansung yg tengah histeris disana. 

Chansung yg melihat hal itu segera menyusul Seulong, tp sayangnya pintu ruang periksa segera terkunci hingga dia tak bisa masuk.

"KAU MAU KEMANA HYUNG??? JGN BUNUH NUNEO KU, JGN BUNUH ANAK2 KU............ ARRGHHH... "

#BRUGGHHH!!! 

Tubuh Chansung melemah dan jatuh kelantai setelah Nichkhun menusukkan sebuah jarum suntik d lengannya.

"Maafkan aku Channie, tp aku harus melakukan ini... "

"A-apa yg kalian lakukan hyung? Jgn pisahkan aku dgn mereka hikkkzzzz... "

Perlahan tubuh Chansung melemah, matanya terpejam seiring isak tangisnya yg tertahan. 

.

.

"Jangan tinggalkan aku Nuneo, bawa aku bersama anak2 kita jika kalian ingin pergi....."

"Karena aku lebih baik mati, dari pd hidup tanpa kalian... "

Semuanya gelap, semuanya menjadi hitam, sehitam masa depan yg terhampar d hadapan mereka. 

...............

..........

......

..

TBC

.

.

Hai semuanya, akhirnya bisa update lagi, maaf ya updatenya lama, karena minggu kemarin author mengalami kecelakaan kecil, jd jari2 kanannya harus d perban dan gx bisa gerak, skrng sudh lumayan baikan, jd sudh bisa ngetik lg.

Nantikan terus updatenya ya, inshallah chapter selanjutnya adalah Chap terakhir, mari berdoa untk keselamatan mereka semua.

Sad ending? Or happy ending? 

...

Jgn lupa tinggalkan jejak d kolom komen gaess... 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
YoungieChannie
#1
Chapter 10: Kayaknya lebih cocok kalo dibilang taec itu koma bukan tidur.
Tina0608
#2
Comen g y comen g ya. . .
Bolak balik mkir buat komen???



Ff lu bkin gw mw ikutan tidur n mmpi ma bebeb taec. . .????
Biar bs a****n (sensor)???
Una_Nk0624 #3
Chapter 10: Ini perasaan udah dibikin jugkir balik dari chap 1 dan ujung-ujungnya cuma mimpi -_-
astagaaaaa dirimu luar biasa authornim
Kalo mimpinya sepanjang itu kira-kira tidurnya Taec berapa lama.. wkwk
Indah banget mimpinya, berbeda jauh dengan kenyataan.. bhahaha
Tiya26 #4
Chapter 10: Astaga, ternyata hanya mimpi seorang Ok Taecyeon yg cintanya di tolak oleh Kim Minjun?? Ckckck dr chap 1-9 feel udh dibuat campur aduk kyk es camprur #plak dan ternyata itu hanya mimpi belaka?? Demi tingkat kegesrekan yang tiada taranya seoramg ok taecyeon, kau sukses membuat feel para readers mu terombang ambing haha? lanjut cerita lg lah authornim? eh tp makasih lho udh buat cerita yg warbiyasah ini??✌
ayudaantariksa #5
Chapter 10: Udah nangis nangis dichapt 1-9 ternyata endingnya begini .dear authornim yang kiyowo . Kenapa dirimu suka membuat kejutan yang engga terduga untuk readers . Sungguh teganya dirimu eohhh . Makasih udah post ff sesomplak iniii ㅠㅠ
Woonilynnelle
#6
Chapter 10: Oowmeeggoottt.... Mimpi...mimpi macam apa sepanjang tagihan utang indonesaaahh itu... *pltaakk* mian Mr. JOKO
... but.. Biarin lahh endingnya mimpi, yg jlas dri chap 1 smpe 9,, jiwa alam sadar gue sukses berantakan gegara sedih"an, gila"an, ngakak"an, over komplit,,, thankss lahh eon buat ff yg 1 ini... SuperDuperZuper Warbiasaahh
Di tunggu next FF nya eonn... Ganbateee....
Amaliaambar
#7
Chapter 10: Kyaaaaaaaaaaaaaaa jadi selama 9 chap itu cuma mimpii eon
astagaaahhh #GUBRAAAKK *tepok idung*
mimpinya taec panjang jugaa yak mau deh kalo punya mimpi kek gitu hahahaa
ditunggu ceritaa selanjutnya eon semangaaatt :*
Kalel27
#8
Chapter 10: Ya ampun ternyata itu semua cm "dream high" ok taecyeon..pdhal didunia nyata ditolak minjun....
Mgkn minjun mimpi yg sama jg..makanya dia nolak..
fytry_ #9
Chapter 10: Njiiirrrr....
Jadi selama ini gue sia2 baca 9 chapter yang menguras bak mandi ituu...???

Kuinginmengumpat!

wkwkwkwkwk

Lanjutkan thoor...
Ditunggu next ceritanya
alyanatasyadewi #10
Chapter 10: dan aku tertipu min ?