Chapter 5 (Tears began fall)

(AADA) Ada Apa Dengan 'Anu'

..........

Junho sedang memegang tangan Chansung dgn erat, saat ini mereka sedang berada d ruang Seulong, dokter kandungan yg menangani kondisi Junho.

Seulong dri td memegang hasil USG dan membaca dgn jeli keadaan kandungan Junho, dokter muda itu beberapa kali menghela nafasnya dgn berat. 

"Wae hyung? Jgn memberi teka teki dgn ekspresimu itu... " Ujar Chansung sambil memperhatikan dgn teliti setiap perubahan mimik wajah Seulong. 

"Eemmhh, aku rasa ada berita baik... "

Kedua wajah suami istri itu langsung berbinar, berita baik katanya? Chansung berdoa semoga saja waktu itu Seulong salah Diagnosa mengenai Kondisi Junho. 

"Be-berita apa?.. " Tanya Chansung gugup. 

"Janin yg di kandung Junho kembar... "

"Mwooooooooo????.. " Senyum lebar tercetak jelas d wajah Chansung, dia menatap wjaah Junho yg dri td diam d sebelahnya. "Kau dengar sayang? Kita akan memiliki bayi kembar.... "

Chansung memeluk Junho sekilas, tp hati Junho serasa d cubit sakit melihat ekspresi senang suaminya, sementara kondisinya sendiri? Apa bisa mempertahankan kebahagiaan Chansung sampai waktunya tiba?

"Tapi.... "

Seulong kembali memotong kebahgiaan pasangan itu. 

"Ahhhh aku tak suka ekspresi jelekmu itu hyung, ayolah... Jgn ada kata 'tapi' diantara kita... "

Ntah mengapa feeling Chansung mengatakan jika sesuatu yg buruk akan terlontar dari bibir Seulong. 

"Emmhh Junho, bisa kau menunggu diluar sebentar? Ada yg harus ku bicarakan dgn suamimu... "

Junho dgn cepat mengeratkan pegangannya pd tangan Chansung. "Anni, aku tidak mau, katakan semuanya d depanku, aku berhak mendengarnya, jgn simpan rahasia apapun dariku... " Suara gugup Junho terdengar lirih d telinga Chansung.

"Tapi kondisimu..."

"Aku baik2 saja, aku tidak apa2 selagi kalian berkata jujur, jgn khawatir... "

Seulong sempat menatap Chansung sekilas seolah meminta persetujuan, dan namja itu mengangguk setelah dia melirik wajah sang istri disebelahnya. 

"Hemmh baiklah, sejujurnya kondisi kandunganmu baik2 saja Junho-ah, obat yg kemarin kau minum tak berefek apapun karena janinmu kuat, tapi yg jd masalahnya adalah fisikmu, terlebih lagi janin itu kembar, fisikmu akan 2x lipat lebih tersiksa, rasa sakit itu akan semakin bertambah seiring dgn bertambahnya usia kandunganmu... "

Chansung melihat kening Junho sudh mengeluarkan keringat sebesar biji jagung, dia memberi isyarat agar seulong sedikit menjeda kata2nya.

Chansung mengusap pundak Junho yg terlihat tegang, berusaha menyalurkan kekuatan pd istri tercintanya. 

Setelah mendapat aba2 dari Chansung, Seulong kembali melanjutkan kata2nya.

"Rahim lemah Junho yg d paksa mengandung tentu akan menimbulkan konsekuensi yg berat, kandungan itu akan menekan diagfragma yg akan membuat Junho mengalami sesak, dan lebih parah adalah pengeroposan tulang belakang, dan jika itu terjadi, kemungkinan Junho akan lumpuh... "

DEG!!! Ingin Chansung berteriak detik itu jg, berteriak bahwa ini semua tak adil, tapi dia tak mungkin menunjukkan sisi lemahnya d hadapan Junho yg saat ini butuh untk kuatkan, maka Chansung hanya bisa menahan matanya yg mulai memanas. 

"La-lalu apa yg harus aku lakukan hyung?.. " tanya Chansung sambil berusaha menetralkan detak jantungnya. 

"Kau kepala keluarga Channie, jd ambillah keputusan tegas, kau harus memilih salah satu, jika kau memilih menyelamatkan janin itu, maka kondisi Junho akan memburuk seiring berjalannya waktu, tp jika kau memilih menyelamatkan nyawa istrimu, maka kami bisa melakukan tindakan operasi secepatnya untk mengeluarkan janin itu... "

Tidak, ini bukan pilihan, bahkan jika bisa, Chansung lebih baik memilih untk terjun ke kandang harimau dari pd memilih diantara 2 hal itu. 

Chansung menggeram sambil mengacak rambutnya frustasi dgn tangan kiri, sementara tangan kanannya masih d genggam erat olh Junho. 

Dia menoleh ke arah istrinya, Junho tampak memucat, tubuhnya menegang dan dibanjiri keringat dingin, dan saat itu jg Junho ikut menatap kearah Chansung, dia menggeleng lemah kearah suaminya, membuat Chansung tak berkutik. 

"Cha-Channiee ku mohon hikkzzz... "

"Jgn memohon padaku Nuneo, aku tak bisa melakukan apapun... "

"Tapi Channie... "

Chansung menggeram hebat, dia tak sanggup menatap wajah pucat istrinya, dia lebih memilih menunduk dan menatap keramik putih d bawahnya, sumpah demi tuhan giginya sudh menggeretak dari td menahan emosi, panik, khawatir, dan sakit, semua rasa itu berlomba menghujam lubuk hatinya. 

Seulong tau posisi Chansung saat ini, dia memberikan waktu Chansung untk berfikir, dia hanya bisa menghela nafas dgn panjang, karena sesungguhnya di dunia ini tak ada suami yg rela menukar istri yg dicintainya dgn alasan apapun, meski itu demi seorang anak. 

Tapi keputusan harus tetap d buat, tindakan harus tetap d ambil,  karena jika terlambat, Chansung justru akan kehilangan keduanya.

"Mianhe Channie, tp keputusanmu harus d tentukan skrng... "

Chansung sekali lg menarik nafasnya dgn kencang, berusaha menetralkan jantungnya yg seakan ingin meledag, Junho yg berada disebelahnya hanya bisa menatap sang suami dgn sendu, menunggu keputusan yg akan d buat olh sang kepala keluarga. 

"Channie... "

Chansung mengangkat wajahnya dan menatap Seulong dgn tatapan serius.

"Aku.......... aku memilih mempertahankan janin itu..."

Detik itu jg Junho nyaris merosot dari kursi yg di duduki, matanya membulat tak percaya pd keputusan yg dibuat Chansung.

"Kau yakin? Kau serius Channie?... "

"Ya... "

"Tapi knp?... "

Chansung menutup mata dan menghembuskan nafasnya dgn berat.

"Tak ada yg bisa aku lakukan hyung, karena jika aku melepaskan kandungannya, mungkin saat itu jg aku akan kehilangan Junho secara bersamaan, aku sudh pernah merasakan hidup tanpanya selama beberapa hari, dan rasanya ajal sudh sangat dekat padaku... "

Airmata Junho mengalir deras, dia sama skali tak bisa membayangkan bagaimana posisi Chansung saat ini, bahkan untk membayangkannya pun Junho tak kan sanggup, bagaimana perasaan malaikat berwujud suaminya itu.

"Jadi tak ada yg bisa kulakukan selain tetap berada d sisi Junho, menemaninya melewati masa2 sulit ini, dan takkan meninggalkannya bahkan sedetikpun... "

Chansung menangis, menangis dgn tertahan meski airmata itu sudh berderai.

"Dan jika pd saatnya tiba nanti, apapun yg terjadi padanya, meski dia akan lumpuh dan tak bisa berjalan, aku akan menjadi kakinya, jika dia tak bisa duduk, aku akan menjadi sandarannya, bahkan jika dia kehilangan nafasnya aku rela membagi semua oksigen yg aku hirup padanya..."

Chansung akhirnya menatap Junho yg dari td sudh menangis keras mendengar jawabannya, dia menghapus jejak airmata d wajah Chubby Junho.

"Karena aku hidup hanya untknya, bahkan aku rela mati demi dia, aku tak bisa mendeskripsikan apa itu cinta, tp yg aku tau, aku akan mati jika tak bersamanya..."

Saat itu jg Seulong menutup kedua matanya dan bersandar pd kursi yg dia duduki, dokter muda itu memijit pelipisnya sambil terisak perlahan, sungguh hanya org yg berhati batu yg tak kan menangis jika mendegar dan melihat kondisi Chansung dan Junho saat ini. 

Chansung meraih wajah Junho agar mendekat ke arahnya, dia mencium kedua belah mata Junho yg bengkak dan basah karena airmata, Junho tak bisa berkata apa2 lagi, dia tak tau jika dirinya dicintai begitu besar olh Chansung, mungkin Chansung adalah wujid malaikat tanpa sayap yg sebenarnya. 

"Jangan menangis lagi sayang, aku akan menjagamu, dan akan melindungi anak kita.... "

Junho mengangguk pelan sambil tersenyum, dia memeluk suaminya dgn erat sambil berkali2 menggumamkan kata2 'mianhe, gomawo, saranghae'. 

"Aku bersumpah demi tuhan kalau cinta kalian bahkan lebih indah dari kisah romeo dan juliet... "

Seulong yg td terisak kini kembali bersuara. 

"Aku akan memberikan obat untk pereda rasa nyari, itu akan membantu jika nanti kau tak tahan dgn rasa sakitnya, teruslah berjuang Junho-ah, ingatlah 1 hal, tuhan tak pernah tidur, dia akan membantu org2 yg mau berusaha, jd aku yakin tuhan akan memberikan jalan terbaik bagi kalian.."

Seulong menatap Junho, dan yeoja cantik itu tersenyum disela2 tangisnya. Setidaknya Junho bisa bernafas lega, karena Chansung tak kan berniat menggugurkan janin itu lg.

.

.

Sepulangnya dari rumah sakit, Junho minta d bawa ke taman bermain, Chansung  awalnya menolak karena khawatir dgn kondisi Junho, tp yeoja itu terus memaksanya. 

Alhasil disinilah mereka sekarang, sedang duduk d sebuah bianglala besar, memperhatikan kota Seoul dari ketinggian pd malam hari. 

"Channie... Pemandangannya indah ya... " Junho terlihat antusias menujuk kerlap kerlip lampu kota Seoul dari kejauhan. 

"Eum... "

"Ahhhh udaranya jg segar, apa kau suka berada disini Channie?.. "

"Hhmm... "

Junho segera mengalihkan pandangannya kearah sang suami saat mendengar suaminya menjawab dgn tak semangat. 

"Weo Channie? Kau tak suka menemaniku kemari ya?.. "

Chansung tersenyum dan menggeleng, memperhatikan ekspresi wajah Junho.

"Lalu knp kau terdengar tak bersemangat?..."

Chansung hanya diam, dan itu membuat Junho kesal.

"Ya sudh kalau begitu kita pulang saja skrng, seharusnya kau bilang dari awal kalau tak mau datang kemari hikkzzzz... "

Mata Chansung membola melihat Junho yg tiba2 menangis. Maka dgn sigap dia meraih tangan dingin Junho, udara Seoul memang dingin meski tubuh Junho sudh tertutup jaket tebal milik Chansung. 

"Sayang dengarkan aku, pemandangan itu memang indah, tp lebih indah saat aku memandangmu, udara disini memang segar, tp aku tetap lebih suka menghirup aroma tubuhmu, jd untk apa aku tertarik pd hal2 itu jika ada kau d depanku, eum?..."

#BLUSSHHH!!! Wajah Junho memerah sempurna, knp akhir2 ini Chansung selalu bisa membolak balikkan mood nya semudah memanggang daging steak (?)

"See? Aku bahkan lebih suka melihat wajah merah meronamu dadi pd bunga tercantik d seluruh dunia skalipun... " Chansung mengusap pipi Junho yg memanas.

Junho tersenyum dan menggenggam tangan Chansung yg berada d pipinya. 

"Channie... "

"Eum... "

"Mau kah kau berjanji sesuatu padaku?.. "

"Apa itu?.. "

"Jika nanti aku gagal, jika nanti aku harus menyerah pada penyakit ini, berjanjilah kau akan tetap sebahagia ini meski tak ada aku hidupmu, kau mau???... "

Demi tuhan ingin rasanya Chansung ingin terjun bebas dari atas bianglala ini skrng, lelucon macam apa itu? Junho memintanya hidup dgn baik2 saja tanpanya? Hahaha, org sinting mana yg mau berjanji seperti itu? 

Chansung hanya diam, memperhatikan wajah Junho dgn lekat, wajah yg selalu menghiasi harinya, dan Chansung tak bisa membayangkan jika nanti Junho menghilang dari hidupnya, mungkin Chansung jg akan memilih untk mengakhiri hidupnya. 

"Wae Channie? Jgn bilang kalau aku mati kau jg akan ikut mati bersamaku, lalu siapa yg akan menjaga si kembar eoh?.. "

Chansung terkekeh saat Junho seakan bisa menebak jalan fikirannya, yeoja itu memukul lengannya sambil memasang wajah marah yg justru membuatnya terlihat lucu, membuat Chansung mau tak mau menyunggingkan senyum d bibirnya. 

"Arrasso, tp mau kah kau berjanji suatu hal jg padaku?.. "

Junho menatap Chansung dgn bingung. "Eum, berjanji apa?.. "

"Berjanji untk selalu kuat dan berjuang, tak menyerah dgn keadaan seberat apapun nanti, karena si kembar sangat membutuhkan ibu nya, hanya kau, bukan yg lainnya... "

Sebutir kristal bening kembali meluncur bebas d pipi Junho, dia tak tau sebatas mana tubuhnya mampu berjuang, tp 1 yg dia tau, dia takkan menyerah dgn keadaan. 

Junho memeluk Chansung dgn erat, berusaha untk berbagi kekuatan demi menghadapi masa2 sulit ini

..............

.............

Sore ini, Junho sedang menemani Chansung d ruang kerjanya, tp yeoja cantik itu asik membaca buku komik yg baru d belikan Chansung, dan tak lama setelah itu terdengar pintu ruangan diketuk. 

"Masukk... "

Itu pasti sekretaris Chansung, karena beberapa jam yg lalu dia memang meminta beberapa berkas perusahaan untuk diantarkan kerumahnya karena harus dia periksa. 

"Selamat sore tuan... " Chansung yg fokus dgn latopnya segera tersentak mendengar suara itu. 

"Suzy!!! Knp kau yg dtng kemari? Bukannya td aku meminta sekertaris Park yg mengantarkan berkas2 itu?.. "

Chansung kaget knp malah yeoja ini yg datang kerumahnya? Padahal jelas2 dia meminta sekretaris yg 1 nya lagi untuk datang kemari, dan lihatlah, d sudut ruangan kini Junho sedang memperhatikan mereka, itu membuat Chansung menjadi takut, takut istrinya itu akan marah.

"Emmhh, mianhe Tuan, td sekretaris Park sedang ada meeting, ja-jadi saya yg kemari... ".

Chansung tak ingin menimbulkan kerusuhan, alhasil dia mempersilahkan Suzy untk duduk dan dia mulai memeriksa berkas2 yg dibawanya. 

Chansung memeriksa berkas2 itu, tp matanya dari td terus melirik kearah Junho yg terlihat memperhatikan mereka, dan ntah mengapa hati Chansung jd tak tenang, dan semuanya bertambah parah ketika dia mendengar isakan, tunggu dlu, isakan? Siapa yg menangis?

"Su-Suzy-ah, kau knp? Knp kau menangis??.. " Chansung panik, tentu saja ketika melihat sekretaris cantik itu menangis d hadapannya.

"Hikkkzzzz... Maafkan aku, maafkan aku Junho-eonnie, hikkzzz... A-aku tak bisa melakukannya, itu hal yg tak mungkin... "

Chansung semakin tak mengerti, Suzy minta maaf pd Junho? Untk alasan apa? Memangnya Junho meminta dia melakukan apa? 

"Hikkzzz kau lihat eonnie, Tuan Chansung sama sekali tak melihatku, dari td dia hanya fokus untk menatapmu, dimatanya, dihatinya, difikirannya hanya ada namamu, bagaimana mungkin kau memintaku untk menggantikan posisimu dihidupnya... "

"APAAAAA????... " Chansung segara bangkit dari tempat duduknya, dia sungguh tak percaya dgn apa yg dikatakan Suzy. 

"Maafkan aku tuan hikkzzz, aku sengaja datang kesini karena diminta olh Junho-eonnie, dia ingin melihat interaksiku dgn mu, tp aku tak bisa, aku tak bisa melakukan itu karena aku tau d hidupmu hanya d penuhi olh nya... "

"TENTU SAJA..." Chansung berteriak tapi matanya menatap tajam kearah Junho yg kini tengah berjalan kearah mereka.

"Suzy-ah... " Junho menyentuh pundak Suzy yg bergetar. 

Sekretaris cantik itu segera menghadap kearah Junho. "Eonnie .. Bagaimana mungkin kau meminta org lain untk mengisi hidup Tuan Chansung jika kau sendiri tau bahwa semua hidupnya hanya tertuju padamu, itu hal yg mustahil, kau bisa lihat bagaimana cara dia menatapmu, tatapan yg takkan pernah dia tujukan untk yeoja lain hikkzzzz... Aku tak sanggup, aku tak bisa, maka dari itu ku mohon bertahanlah, kau pasti bisa untk terus mendampinginya... "

Airmata Junho ikut mengalir, ya, ini memang permintaannya, dia yg meminta Suzy untk datang kesini, dia ingin melihat seberapa pantas Yeoja itu untk menggantikan posisinya di hati Chansung jika nanti dia tak bisa kuat melawan penyakit ini, jika nanti dia harus pergi dari sisi Chansung selamanya.

Chansung menghembuskan nafasnya dgn kasar, tangannya sudh mengeras terkepal menahan emosi, dia benar2 tak habis fikir dgn ide gila Junho.

"Skrng kau boleh pulang Suzy-ah..." Chansung menggeram berusaha menyembunyikan emosinya.

"Ne, aku permisi, eonni, berjuanglah, kau pasti akan baik2 saja... " Suzy sempat memeluk Junho sejenak sebelum pergi meninggalkan ruangan itu. 

Sekarang Junho hanya bisa menangis, menangis akan tindakan bodohnya. Dia beringsut mundur ketika suaminya berjalan mendekatinya dgn tatapan marah. 

"Cha-Chanie... "

"Puas kau Lee Junho? Sudh puas mengujiku? Sebegitu tak percaya nya kau pada cintaku hingga meminta org lain untk mengujinya? Hahahh, mungkin kau hanya menganggap angin lalu ketika aku mengatakan bahwa aku hanya membutuhkan dirimu bukan org lain, kau tau? Aku mengatakan semua itu tulus dari dalam hatiku, TAPI KNP KAU MENGECEWAKAN KU?..."

Junho tersentak, Chansung membentaknya dgn begitu keras, tapi Junho tak bisa marah, karena ini memang kesalahan fatalnya. 

Junho hanya bisa menunduk dan menangis, dia melihat kaki Chansung sudh berdiri dihadapannya, Junho pasrah, bahkan jika Chansung ingin memukulnya sekalipun dia rela.

Dan detik berikutnya, Junho merasakan tubuhnya melayang ke udara saat Chansung menggendongnya secara tiba2, Chansung membawa Junho kembali ke kamar mereka. 

Setelah meletakkan Junho perlahan diatas kasur yg empuk, Chansung membenarkan letak selimut untk menutupi tubuh Junho. 

"Cha-Chaniee, hikkzz... "

"Jangan bicara apapun, aku sedang marah padamu..."

Airmata Junho jatuh semakin deras saat melihat Chansung melangkah menjauhinya, suaminya sedang marah, dan ini untk pertama kalinya org sesabar Chansung mengakui kemarannya pd Junho, org yg paling dicintainya. 

"Ma-mafkan aku hikkzzz... "

#BRAAKKKHHH!!! 

Mata Junho terbelalak saat tiba2 Chansung meninju pintu kamar utama mereka, yg Junho yakin pasti akan meninggalkan memar ditangan besar itu. 

"Jangan keluar dari kamar sampai aku yg mengizinkanmu... "

Junho hanya bisa menutup mulut sambil menahan sesegukan melihat aura kemarahan di wajah suaminya, tp dia sadar itu hal wajar, karena memang dia yg menyebabkan org sebaik Chansung jd marah. 

..........

Hari sudh menunjukkan pukul 7 malam, terhitung sudh 3 jam Chansung meninggalkan Junho dlm keadaan menangis dikamarnya, dan selama 3 jam itu pula Chansung tak bisa berkonsentrasi pd berkas2 yg dia baca, suara tangisan Junho terus memenuhi indera pendengarannya. 

Sementara Junho, dari td dia sama skali tak bisa menghentikan airmatanya yg mengalir, bukan karena dia takut Chansung marah, tp justru dia menyesali kebodohannya yg tega memikirkan Chansung akan bahagia bersama org lain, pdhal dia sendiri tau bahwa hanya dia yg mengisi hati suaminya itu. 

Baru saja Uyong dan Taemin pergi dari kamarnya, mereka membawakan makan malam untk Junho, tp Junho menolaknya, bahkan td jg Mrs. Jang yg membawa makanan itu tetap dia tolak, Junho seolah asik dgn penyesalan dan airmatanya sendiri. 

Dan tak lama kemudian Junho mendengar pintu kamarnya kembali terbuka, Junho sedang tidur membelakangi pintu, kali ini siapa lagi? Itu pasti Nichkhun yg akan memaksanya untk makan. 

"Kalau kau kemari hanya untk menawariku makan, maka lebih baik kau keluar saja Khunnie, aku tak mau makan... " Ujar Junho dgn suara seraknya, bahkan nafasnya jg tersengal karena menangis, dadanya sedikit sesak. 

Tapi bukannya pergi, Junho malah mendengar suara nampan diletakkan d atas meja nakasnya. 

"Ku bilang pergi Khunnie, aku tak mau makan... "

"Kalau kau tak makan, aku jg takkan makan... "

DEG!!! Tubuh Junho spontan berbalik ke belakang saat mendengar suara berat itu, suara yg sangat dia kenali. 

"Cha-Channie... "

Chansung mendekat kearahnya, membantu Junho untk duduk, dia menyusun tinggi beberapa bantal agar badan Junho bisa bersandar dgn nyaman. 

Chansung membawa nampan yg berisi piring nasi untk Junho dan untuk dirinya.

Namja itu tak bersuara, dia jg tak menatap wajah Junho yg masih terisak, dia mengangkat sendok dan menyodorkannya d dpn mulut sang istri. 

Tapi bukannya menerima suapan Chansung, Junho malah menutup mulutnya dan kembali terisak hebat, membuat Chansung mau tak mau menarik mundur sendok itu dan meletakkannya kembali d piring. 

"Apa menangis bahkan lebih menarik bagimu saat ini?.. "

Junho makin tertunduk, sama skali tak berani menatap wajah dingin Chansung,  sesekali nafasnya tercekat sesak karena tangisan itu. 

Chansung tiba2 berdiri dan menyingkirkan semua bantal yg sedang d sandari Junho kemudian mengambil posisi duduk d belakangnya, dia menarik pelan tubuh sang istri untk bersandar didada nya. 

"Kau takkan bisa bernafas jika terus2an menangis, uljima, skrng atur nafasmu ya... "

Tangis Junho semakin pecah, meski sedang marah, Chansung masih memperhatikannya sedemikian rupa.

"Ikuti gerakan dadaku... " Chansung membimbing Junho agar bisa kembali bernafas dan menghentikan tangisnya, dia mengusap dada istrinya pelan, berusaha menenangkan detak jantung Junho yg dari td terus berpacu kencang. Sedangkan tangan kirinya membelai rambut Junho dgn lembut.

Setelah beberapa saat, telihat tak ada tanda2 Junho akan menghentikan tangisnya, akhirnya Chansung menarik dagu Junho dan membuka mulut yeoja itu, Chansung menghirup udara sebanyak2nya, kemudian menghembuskan udara tsb d dlm rongga mulut Junho, yeoja itu sempat terkisap saat menerima banyak udara dari Chansung, suaminya melakukan hal itu untk beberapa kali, hingga akhirnya tangis Junho terhenti dan nafasnya sedikit lebih lancar. 

"Hentikan tangisanmu sayang, kau mau menghukumku? Tangismu itu membuat hatiku hancur Nuneo, hikkkzz... "

Junho dpt melihat dgn jelas kini Chansung ikut menangis d hadapannya, Junho tak sanggup, tak sanggup melihat suaminya sehancur ini. Maka dia mengulurkan tangannya untk mengusap mata Chansung.

"Maafkan aku Channie, maafkan aku, hikkzzzz... "

Dia melihat senyum Chansung setelah beberapa detik mereka terdiam. "Aku sudh memaafkanmu bahkan sedetik dari kau melakukan kesalahan itu, jd tak usah meminta maaf lagi, skrng hentikan tangismu, kau membunuhku perlahan dgn tangisan itu Nuneo..."

Junho berbalik memeluk erat tubuh Chansung, malaikatnya yg baru saja tersakiti karena ulah bodohnya. Chansung jg membalas pelukan itu dgn sama eratnya, perasaan bersalah terus menyiksanya dari td karena membiarkan istrinya ini menangis hingga sesak. 

"Maafkanku karena mengacuhkanmu dari td, maafkan aku yg meninggalkanmu menangis sendirian dsini... " Chansung menhujani kening Junho dgn ciuman, sambil mengelus pundak sang istri.

Junho menggeleng. "Kau tak salah Channie, seharusnya aku yg minta maaf, aku yg sudh menyakitimu karena ide bodoh itu, aku telah- "

"Aku mengerti, aku mengerti alasanmu melakukan hal itu, jd apa skrng sudh jelas bahwa aku tak membutuhkan org lain selain dirimu eum?..."

Junho memperhatikan Chansung yg tengah mencium punggung tangannya dgn lembut. 

"Maafkan aku yg tak sempurna, aku tak layak untk org sesempurna dirimu Channie... "

Chansung tersenyum dan mengusap kepala Junho. "Tak ada yg sempurna d dunia ini sayang, bahkan aku sekalipun, aku hanya sempurna jika ada kau d sampingku, lalu jika kau pergi? Aku hanyalah manusia yg lemah, dan kelemahanku adalah dirimu, aku tak bisa apa2 jika sudh berhubungan dgn mu, maka dari itu ku mohon jgn lg memikirkan hal2 bodoh seperti itu lg, mengerti?... "

Junho mengangguk, bagaimana mungkin dia berfikir untk melepas suaminya ini pd org lain. 

"Tapi kau lelaki normal yg pasti membutuhkan belaian wanita Channie, sedangkan aku? Aku lemah, aku tak bisa melayanimu,tak bisa memberikan hakmu... "

Chansung menggeleng pelan. "Jd apa kau fikir pernikahan itu hanya sebatas seks? Ada dasar dari cinta hanya untk hal itu saja? Tidak sayang, cukup dgn ada kau d dekatku itu sudh memenuhi semua kebutuhanku, bahkan aku rela menunggu kesembuhanmu dlm waktu ribuan tahun dari pd aku harus menduakanmu... "

Junho kembali menangis, tp menangis bahagia, betapa dia merasa sangat dicintai saat ini. 

"Aku mencintaimu Hwang Chansung sangat mencintaimu lebih dari diriku sendiri... "

"Kalau begitu bertahanlah, kau harus berjuang untk ku dan untk anak kita, karena aku ingin melihatnya tumbuh bersamamu..."

Junho kembali memeluk Chansung dgn erat, kali ini dia takkan pernah berfikir untk meninggalkan Chansung, sampai dia mati sekalipun. 

.

.

Junho adalah prioritas utama bagi Chansung saat ini, apalagi setelah mereka semua tau akan kondisi kehamilan yeoja itu. 

Dan setelah melalui prtengkaran yg sengit bahkan nyaris baku hantam beberapa hari yg lalu, akhirnya Taecyeon memutuskan untk kembali ke Amerika, karena tak mungkin perusahaan mereka d tinggalkan dlm waktu yg lama, tp tetap saja, tiap bulan si evil itu akan kembali ke Seoul untk memantau perkembangan adiknya, bahkan dia sudh membuat ultimatum jika terjadi sesuatu pd Junho, maka dia harus segera d beritahu, mungkin Taecyeon akan segera terbang k Seoul detik itu jg, jgn kan membeli tiket pesawat first class, membeli bandara pun dia mampu jika di mau.

Saat ini Chansung tengah berkutat dgn setumpuk berkas2 d meja kerjanya, dia tidak d kantor, tp semua berkas2 itu d antar ke Mansion besar mereka, Chansung seperti memiliki kantor mini skrng, menyulap kamar yg tepat berada d sebelah kamarnya dan Junho menjadi sebuah ruang kerja persis dgn yg dikantornya, semuanya hanya karena 1 alasan, agar dia bisa mengawasi Junho 24 jam. 

Dan ntah kapan berkas2 itu bisa selesai diperiksa, Chansung sendiri tak tau sejak kapan dia memiliki banyak anak cabang perusahaan yg tersebar d Seoul dan negara lainn. 

"Haaahh, ternyata terlalu kaya itu merepotkan... " Gumamnya.

"Aawwwwh... " 

1 isakan itu sukses membuat Chansung membanting bolpoint nya d atas meja dan berlari melesat masuk ke kamarnya. 

Akhir2 ini telinga Chansung menjadi stereo dgn suara isakan, tak peduli dimanapun dia berada, jika Junho sedang meringis kesakitan maka dia akan langsung mendengarnya.

Contohnya skrng, Junho sedang berada d kamarnya, dan saat dia meringis kecil, rintihan itu langsung sampai d telinga Chansung yg berada d kamar sebelah, sejenis telepati, mungkin.

#BRAKKKK!!!! 

"Knp sayang? Apa yg sakit?.. " dgn tdk elitnya Chansung langsung melompat keatas kasur saat melihat Junho sedang duduk disana bersama Taemin. "Bagian mana yg sakit? Perutnya sakit lg?.. ".

Junho masih diam dgn alis yg bertaut, seolah heran dgn kelakuan suaminya ini. 

"Knp diam saja Nuneo? ayo jaw..."

"iiicchhh daddy beliciikkkk, canah pelgi, jgn ganggu Tae cama mommy... " 

Tiba2 si bocah gemuk mengintrupsi kata2nya, matanya langsung menatap tajam kearah pelaku. 

"Kau mengusir daddy? Mommy mu sedang kesakitan Tae, dia... "

"Anni, aku baik2 saja Channie... "

"Hah?.. " Rahang Chansung nyaris terjatuh karena menganga tak percaya melihat senyum Junho, baik2 saja katanya? 

"Tadi Taemin tak sengaja menekan jariku terlalu kuat saat memasang hiasan kuku, makanya aku meringis, tp aku tak apa2 Channie, knp kau terlihat sangat khawatir eum?.. "

Chansung menghembuskan nafas lega, kemudian dia meletakkan kepalanya d atas paha Junho. "Suara rintihan itu sudh seperti alarm yg terpasang otomatis d otakku Nuneo, aku sangat khawatir bahkan rasanya seperti akan mati saja.. "

"Husstttt jgn bicara sembarangan Channie, aku tau kau lelaki yg kuat, kau sudh seperti pahlawan dlm hidupku... "

"MWO??? DADDY PAHLAWAN? MAKCUD NHA DADDY SUPEL HILO?.. "

"Super hero, bukan supel hilo, cadheelll..." 

Gerutu Chansung saat si bocah gendut kembali berteriak kaget. 

"Ne ne ne, begitulah macud Tae... " Mata Chansung membulat ketika bocah itu mengangkat bahunya dgn menyebalkan.

"teluc kalau daddy supel hilo, knp tidak daddy cajah yg melahilkan adik bayi?..."

"Yakkhh!!!  Tidak mungkin Taemin... "

"Mommy, ayo kita tanya daddy khunnie, minta daddy khunnie untk memindahkan adik bayi ke pelut daddy channie, bial daddy channie cajah yg melahilkan adik bayi, letgo mommy... "

Anak itu menarik tangan Junho, tp tingkahnya segera d halangi olh Chansung.

"Apa katamu? Coba ulangi lg? Letgo? Bhakkkssss... Bicara dlu yg benar cadelll baru kau bisa melawan daddy, ckk~.... Sudh skrng Tae ke kamar halmonie atau mommy Woo ya, mommy nuneo harus istirahat... "

"Tae mau ikut bobo dicini... " Anak itu melipat tangan d atas perut buncitnya, sangat menggemaskan, tp ntah mengapa itu terlihat menjengkelkan d mata Chansung. Karena membuatnya kembali terbayang wajah Taecyeon yg menyebalkan.

"No no no... tdk boleh, biar mommy istirahat dgn tenang ... "

Bocah itu memberengutkan wajahnya. "Weo? Tae mau ikuuttttt, Tae mau bobo cama adik bayiii... "

"Tidak boleh... "

"Boleh daddyyyy..."

"Big No Tae... " Chansung membuat tanda silang d depan dadanya, membuat wajah bocah gendut itu memerah kesal. 

"Huweeeeeeeeeeeeee.... Daddy Jahaaattttttt, mommmmmyyyyyyyyy..... " Dia langsung berbalik menatap Junho, dan yeoja cantik itu langsung memeluknya. "Mommy daddyyyyyy hikkzzzz... Daddyyy jahat mommmyyy.... "

Junho mengusap punggung Taemin yg terisak, dia menatap Chansung dgn tajam, tp namja itu hanya mendelikkan bahunya tak peduli.

"Hussttt uljima, Tae kan sudh mau punya adik, knp masih suka menangis eum? Tae mau ini?.. "

Junho mengeluarkan sebuah lolipop, dan tentu saja mata Tae langsung berbinar melihatnya, saat tangan2 gembulnya terulur untk meraih permen itu, tiba2 Chansung sudh mengambilnya terlebih dulu. 

"Eoh? Daddy kembalikan ciniihhhh, itu pelmen Tae... " Dia berusaha menggapai2 tangan Chansung.

"Sebentar--"

"HUWEEEEE MOMMMYYYYYYY, DADDY JAHAAATTTTTTT... " 

Junho menghela nafasnya dgn frustasi saat anak kecil itu kembali menangis memeluknya, dia segera mengambil permen itu dari tangan Chansung.

"Dasar cengeng... " Chansung menoyor kepala Taemin dgn kesal. 

"Mommmyyyyyyy, hikkzzzz dadddyyyyyyyy..."

"Ayolah Channie, kapan aku bisa istirahat kalau kau membuatnya menangis terus, Oh ya nanti tolong panggilkan Uyongie ya, aku mau membicarakan perlengkapan bayi dgn nya... "

Chansung mengangguk kemudian menatap Taemin lg. 

"Malahin cajah daddy mommy hikkzz, daddy jahat... " anak itu kembali membuka suara yg sudh serak karena menangis.

"Dasar tukang mengadu, ckk... " Kini Chansung mencubit paha gembul Taemin. 

"Akhh, cakit daddy cakiiitttttt, lepac iihhhh.. " Taemin menjauhkan pahanya dari Chansung. 

"Salahmu, siapa suruh cengeng, daddy kan hanya mau membuka kulit permen itu untkmu td, dasar tidak sabaran..."

"Mwoo??..." Mata anak itu membulat, dia tak tau niat baik Chansung, yg dia tau daddy-nya itu akan mengambil Permennya. "Colly daddy colly, Tae tidak tau... "

Chansung memutar bola matanya dgn malas. "Ya sudh kajja kita panggil mommy woo skrng... " Chansung kemudian membawa tubuh gembul Taemin k dlm gendongannya. 

"Calangheee daddy.. " Taemin mencuri sebuah ciuman dari pipi Chansung. 

"Yakkhhh!!! Bekas permen mu itu menempel d pipi daddy... "

"Hahahahhaa colly daddy, cengaja... ".

Ingin rasanya Chansung memakan tangan2 bulat Taemin skrng, bocah itu semakin besar semakin menggemaskan, Junho hanya tersenyum melihatnya, ntah mengapa kalau sudh dekat dgn Taemin, Chansung rasanya jd seperti anak kecil jg. Ckk~

.............

Terlihat sepasang suami istri terlihat tengah bersantai diatas tempat tidur mreka. 

"Khunniieeee... Jd kapan acaranya d mulai??..." Tanya Uyong sambil memilin jari2 sang suami yg melingkar d perutnya. 

Nichkhun hanya bisa mengecak rambutnya frustasi, pasalnya, Uyong meminta suatu hal yg diluar logika, bagaimana tidak jika dia meminta si bebek (ayam peliharaannya) dinikahkan dgn kodok peliharan Taemin. Perlu kalian ketahui,  jika bebek itu d urutkan dri awal dlu pertama kali Uyong pelihara, mungkin ini sudh bebek yg ke 99.

Semua nasib bebek itu berakhir tragis, ah tidak tidak, berakhir konyol mungkin lebih tepatnya. Ada yg mati karena Uyong yg terlalu gemas hingga meremasnya dgn tangan terlalu kencang, ada yg mati karena d cium olh Uyong sampai kepala bebek itu masuk k mulutnya, bahkan ada jg yg mati karena d ajak berenang d kolam olh Uyong, ahhh Nichkhun merasa sangat berdosa pd hewan mungil itu. 

Disaat Nichkhun sedang bingung mencari jawaban, tiba2 terdengar bunyi ketukan dipintu kamar mreka.

"UYONGIEE... KHUNNIEEE... "

Jantung Nichkhun nyaris merosot mendengar teriakan beberapa detik setelah pintu kamarnya terbuka. 

"Wae Channie? Nuneo sakit lg?..." Nichkhun panik, tentu saja, biasanya Chansung memasang ekspresi itu hanya saat Junho sedang kesakitan. 

"Anni... "

Ckk~ ingin rasanya Nichkhun menjitak kepala adik iparnya ini. "Lalu knp kau berteriak seperti itu eoh? Kau mau membuatku mati muda karena jantungan?... "

"Daddy khunie plic deh, daddy cudah tua, yg muda itu Tae..." Bocah gendut yg berada dlm gendongan Chansung mulai bersuara.

Nichkhun kembali memutar bola matanya malas.

"Hyung, Uyongie mana? Nuneo minta Uyongie datang ke kamarnya..."

"Emmhh ne, aku akan kesana... " Uyong yg sudh berjalan kearah mereka langsung keluar menuju kamar Junho. 

"Uyongiiieeeee tungguuuu, aku ikuutttt, kau kan tulang rusukku sayangggg.... "

#PLETAKK!!! Dengan tdk sopannya Chansung menjitak kepala Nichkhun.

"Kau tau, kata2mu itu sangat menggelikan hyung ckk~...."

"Wae? Aku benarkan hidung besar?.. "

"Huahahahahaha, daddy cahhnie hidung nha becal hahahahhaahha... " si gendut kembali berulah, membuat namja yg menggendongnya jd melotot kearahnya. 

"Diam kau gendut... "

"Tapi Tae tampan... "

"Pppffttt... " Chansung dan Nichkhun nyaris terkekeh mendengar tingkat ke-PD-an Taemin. 

"Tampan apanya huh? Tae itu jelek seperti appa nya... ".

"Eoh, dan Tae jg hitam seperti appa nya... "

"Anniiii... Tae tidak hitam... "

"Hitaamm seperti appanya.. "

"iicchhh Tae tampan... "

"Jeleekkk seperti Ok Taecyeon.. ".

"iicchh daddy dengal ya, kalau daddy bicala cepelti itu, nanti adik bayi yg d pelut mommy woo dan mommy Nuneo akan milip dgn appa nya Tae... " 

1 kalimat bocah itu sukses membuat kedua daddy-nya membulatkan mata, apa katanya? Mirip appanya? Mirip Ok Taecyeon? Aaarrgghhhh tidaaaaakkkkkkkkkk. 

"ASTAGA AMIT-AMIT, PAIT PAIT PAIT, TAE TAMPAN KOK NAK, SERIUS, MAAFKAN DADDY YA.... "

"DEMI TUHAN, TAE PUTIH KOK TIDAK HITAM HEHHEHEHE... JANGAN BICARA SEPERTI ITU YA, JGN SAMPAI ANAK KU MIRIP OK TAECYEON YA TUHAN JEBHAAALLLLLL!!!!... " 

Taemin tertawa terbahak2 melihat ekspresi frustasi kedua daddy nya ini. 

"Ya cudah cekalang ayo temani Tae main mobil2an..."

Dgn terpaksa kedua namja malang itu harus mengikuti keinginan evil Taemin, karena jika tidak, nanti bisa saja anak mereka lahir dgn kelakuan seperti Ok Taecyeon, membayangkannya saja sudh membuat merinding, bhakkkssss... 

"Huwaaaaa... Tae mobil baru lagi?.. " Tanya Nichkhun saat melihat mobil2an Taemin yg baru dia lihat hari ini. 

"Eoh, appa yang mengilim... ". Taemin sudh naik d mobil itu dan Nichkhun yg memegang remote control nya. 

"Ckk, si tikus Boston itu benar2 memanjakan anaknya... "

"Aku yakin harga mobil2an ini pasti setera dgn mobil asli... " Tambah Chansung. 

"Daddy, appa bilang uang itu cuma keltas yg tidak belhalga... "

"MWOOOO???... " Tidak Taemin, tidak Ok Taecyeon, selalu saja membuat org2 terperanjat kaget. 

"Eoh, appa bilang uang nya tidak akan habic walau Tae membakalnya cetiap malam, uang itu tidak belhalga, kalena yg belhalga bagi appa itu cuma tae dan eomma... "

Ah, skrng mereka mengerti knp Taecyeon bicara seperti itu, Ya mungkin uang bukanlah hal yg berharga bagi Taecyeon, karena dia rela menghambur2kan uang hanya untk bolak balik Korea-Amerika tiap bulannya.

Tak ada yg salah dgn hal itu, yg salah adalah ketika Taecyeon dgn muka sombongnya itu skrng benar2 diwarisi olh Taemin.

"Daddyyyy Khunnie... Mobilnya lucaaakkkkkk..."

Teriakan Taemin sukses membuyarkan lamunan kedua namja itu. 

"Sebentar sayang... " Nichkhun kembali menggerakkan remote nya. 

"Ahhh mungkin bencin nya habic daddy... "

Kadang polosnya Taemin itu sungguh menggemaskan. 

"Daddy Channie, bencinnya kocong... " Chansung ikut tertawa melihat tingkah Taemin. 

"iicchhh Tae bocan, tidak mau lg main mobil2an, daddy ayo telpon appa, Tae mau minta belikan pecawat cajah, mobil itu d buang cajah daddy.. "

"MWOOOOO???... " Ingin rasanya mereka menjitak kepala Taemin skrng, Dasar anak konglomerat. 

"Daddy, Tae mau main game cajah d hanpon daddy... "

Taemin mendekat kearah Nichkhun, dan sang daddy pun memberikan handphonenya, ya, setidaknya batita bertubuh gempal itu bisa diam.

Chansung dan Nichkhun asik memperhatikan berita di TV, hingga si gendut kembali berulah. 

"Aarrghhh dadddyyyyyy.... Aypon nha matiiii... "

Nichkhun dan Chansung sontak menoleh, dan saat itulah mata keduanya terbelalak melihat handphone Nichkhun kini sudh tenggelam dgn sempurna di dalam gelas Lemon Tea yg berada d hadapan Taemin.

"Ta-Tae, apa yang--"

"Ckk game nya jelek daddy, tae tidak cukah..."

"Mwo?? Ja-jadi maksudmu--"

"Ne, td aypon nha panac, jd tae celupkan ke ail ec bial dingin... "

Demi tuhan siapaun tolong sadarkan Nichkhun, smartphone bermerk Iphone-X itu kini bernasib tragis d dlm gelas es lemon. 

"Aarrrrgghhhhhhhhh OK TAECYEEOOOONNNNNN... "

Nichkhun menjerit dgn hebat membuat si bocah genduut itu kebingungan karena tiba2 nama appa nya d sebut. 

"Mollaaa~~"

Ujarnya santai kemudian berlari masuk ke kamar dimana Junho dan Uyong sedang berada disana. 

Meninggalkan para daddy nya yg tengah stress melihat ulahnya, bhaakkkssss... 

.

.

TBC

.

Kembali ke genre awal ya, KOMEDI, bhakksss... Mianhe malah jd drama kek bgini, ya tuhaannn #sungkem. 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
YoungieChannie
#1
Chapter 10: Kayaknya lebih cocok kalo dibilang taec itu koma bukan tidur.
Tina0608
#2
Comen g y comen g ya. . .
Bolak balik mkir buat komen???



Ff lu bkin gw mw ikutan tidur n mmpi ma bebeb taec. . .????
Biar bs a****n (sensor)???
Una_Nk0624 #3
Chapter 10: Ini perasaan udah dibikin jugkir balik dari chap 1 dan ujung-ujungnya cuma mimpi -_-
astagaaaaa dirimu luar biasa authornim
Kalo mimpinya sepanjang itu kira-kira tidurnya Taec berapa lama.. wkwk
Indah banget mimpinya, berbeda jauh dengan kenyataan.. bhahaha
Tiya26 #4
Chapter 10: Astaga, ternyata hanya mimpi seorang Ok Taecyeon yg cintanya di tolak oleh Kim Minjun?? Ckckck dr chap 1-9 feel udh dibuat campur aduk kyk es camprur #plak dan ternyata itu hanya mimpi belaka?? Demi tingkat kegesrekan yang tiada taranya seoramg ok taecyeon, kau sukses membuat feel para readers mu terombang ambing haha? lanjut cerita lg lah authornim? eh tp makasih lho udh buat cerita yg warbiyasah ini??✌
ayudaantariksa #5
Chapter 10: Udah nangis nangis dichapt 1-9 ternyata endingnya begini .dear authornim yang kiyowo . Kenapa dirimu suka membuat kejutan yang engga terduga untuk readers . Sungguh teganya dirimu eohhh . Makasih udah post ff sesomplak iniii ㅠㅠ
Woonilynnelle
#6
Chapter 10: Oowmeeggoottt.... Mimpi...mimpi macam apa sepanjang tagihan utang indonesaaahh itu... *pltaakk* mian Mr. JOKO
... but.. Biarin lahh endingnya mimpi, yg jlas dri chap 1 smpe 9,, jiwa alam sadar gue sukses berantakan gegara sedih"an, gila"an, ngakak"an, over komplit,,, thankss lahh eon buat ff yg 1 ini... SuperDuperZuper Warbiasaahh
Di tunggu next FF nya eonn... Ganbateee....
Amaliaambar
#7
Chapter 10: Kyaaaaaaaaaaaaaaa jadi selama 9 chap itu cuma mimpii eon
astagaaahhh #GUBRAAAKK *tepok idung*
mimpinya taec panjang jugaa yak mau deh kalo punya mimpi kek gitu hahahaa
ditunggu ceritaa selanjutnya eon semangaaatt :*
Kalel27
#8
Chapter 10: Ya ampun ternyata itu semua cm "dream high" ok taecyeon..pdhal didunia nyata ditolak minjun....
Mgkn minjun mimpi yg sama jg..makanya dia nolak..
fytry_ #9
Chapter 10: Njiiirrrr....
Jadi selama ini gue sia2 baca 9 chapter yang menguras bak mandi ituu...???

Kuinginmengumpat!

wkwkwkwkwk

Lanjutkan thoor...
Ditunggu next ceritanya
alyanatasyadewi #10
Chapter 10: dan aku tertipu min ?