Malaikat membawanya pergi

seulrene is love
Please Subscribe to read the full chapter

hi all ...

auhor comeback dengan fanfic baru nih ...

ini cerita yang author tulis waktu author kecil dulu (lol) . feel free untuk memberikan kritik dan saran . 

terus, kalau typo say hi didalam fanfic ini mohon di maklumi, author juga manusia kalau kata jurusan Author sih faktor Human Error itu pasti ada ehm trus ini fanfic non baku kalau kalian merasa geli gitu mungkin kalian belum cukur bulu ketek (lol) 

sampai juma lagi di karya author lainnya

 

love you ...

  

Untuk pertama kalinya aku bertemu dengannya diam-diam tanpa sepengetahuan teman-temanku yang biasa memberi berbagai komentar yang selalu membuatnya takut untuk mengucapkan sepatah katapun padaku. Aku tahu mungkin rasa kurang percaya diri dalam dirinya di kuasai oleh rasa takut dan malu, namun begitu aku tahu dia begitu tulus berteman denganku. Kami pertama kali bertemu di acara ulangtahun sahabat karibku Seungwan yang mengadakan party di rumah mewahnya. Saat itu, dia mengenakan baju lengan panjang warna putih dalam acara seperti itu. Aku hanya tersenyum ke arahnya saat mata kami beradu dalam malam yang di taburi bintang. Dia adalah sepupu Seungwan yang baru datang dari Belanda. Sejujurnya aku katakan dia sangat tampan dan membuat hatiku sedikit tak tentu saat Seungwan memperkenalkannya padaku.

            “Joohyun, ini sepupuku, Seulgi yang baru datang dari Belanda”

            “hai… Joohyun”aku menyalamnya dan darahku seperti berdesis sangat cepat.

            “Seulgi! Ehm maksudku namaku Seulgi”dia menatapku dengan senyum.

            “Seungwan, aku kesana dulu… Joy nggak ada kawan,kasihan”

            “nggak usah, kamu temanin Seulgi disini, aku yang nemanin Joy” Seungwan tersenyum kearah Seulgi. Aku masih polos saat itu.

            “ehm… kamu sekolah dimana dulu?”aku memulai pembicaraan konyol itu.

            “Amsterdam…aku lupa nama sekolahnya..”

            “masa kamu nggak ingat?” untuk pertama kalinya aku bertemu dengan seseorang yang seperti ini.

            “nggak penting,aku pindah sekolah, jadi nggak ada gunanya mengingat sekolah yang lama.” Dia bicara sangat tenang dan beribawa.

            “oh..kamu pindah kemana?”

            “di sekolah kalian?”

            “maksudnya di SM High School?”

            “iya…”

            Aku seperti gadis bodoh di buatnya malam itu. Aku baru mengenal sosok seorang cowok yang begitu santai kalau lagi ngomong. Setelah bertemu dengannya di acara ulangtahun Seungwan, sama seperti dalam drama aku dan dia selalu bertemu. Kami memang bukan satu kelas, aku di Dance dan dia di Music dua jurusan yang berhubungan tapi aneh bila bertemu di ruangan latihan secara bersama-sama dan terus-menerus. Tapi itulah yang sering terjadi. Lambat laun aku dan dia berteman wajar seperti yang aku, Seungwan dan Joy jalani. Tidak ada sesuatu yang membuat dia spesial di dalam hatiku. Malah yang merasakan itu adalah Seungwan dan Joy yang sebenarnya hanya berperan sebagai penonton dalam setiap scenario kehidupanku.

            “kami lihat, kamu dan Seulgi makin dekat aja..”

            “maksudnya?”

            “nggak berminat pacaran dengannya?”

            “kalian kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?”

            “gini, selama 5 bulan sejak Seulgi pindah sekolah disini, kalian terlihat sangat akrab bahkan semua teman-teman kita mengira kalian ada apa-apa”

            “pacaran?”

            “iya.”

            “aku dan Seulgi temanan sama seperti kalian. Aku nggak punya perasaan special untuk seseorang seperti dia kecuali teman.”

            “kenapa,hyun?”

            “aku punya pujaan hati sendiri..”

            “pasti..stupid Prince itu kan?”

            “dia bukan stupid Prince. tapi pangeran awan”

            ‘itu mimpi Joohyun… dia nyatanya nggak datang-datang.”

            “dia sudah datang. hanya saja dia tidak tau bahwa aku selama ini menantinya untuk mengatakan hal itu.”

            “emangnya siapa sih?”

            “kalian juga akan tau sendiri…”

            Aku meninggalkan mereka,sambil tersenyum lepas membayangkan pangeran awan yang berjanji datang saat aku berulang tahun ke-17 dan maaf yang hanya bisa ku ucapkan dalam hati untuk Joy dan Seungwan, aku memang belum bertemu pangeran Awan, tapi aku yakin aku akan bertemu dengannya langsung jam 00.00 saat aku genap berumur 17 tahun di taman tempat aku dan dia bertemu dulu.

            Penantianku kepada pangeran Awan mungkin membuatku semakin kecewa, karna dia tidak datang saat malam ulangtahunku yang ke-17. Aku berpikir, mungkin sekarang adalah waktunya aku memulai hari-hariku yang normal bersama orang-orang yang benar-benar nyata menyayangiku, daripada mengenang dan terus berharap padanya yang belum tentu akan datang. Termasuk juga membuka hati pada Seulgi yang terus salah tingkah setiap bertemu denganku. Aku juga sering mendengar dari teman-teman sekelasnya, dia sering membuat puisi tentangku, bahkan dia pernah di marahi guru Im karna dia menyebut namaku saat dia di tanyai tentang definisi Seni, aku hanya tersenyum mendengarnya tanpa rasa tersentuh.

Beberapa hari ini dia berubah. Dia seperti seseorang yang tidak mengenalku,bukan apa-apa hanya saja hatiku penasaran akan sifat seseorang yang seperti itu. Seungwan bilang, dia punya masalah pribadi, Seungwan sepupunya saja tidak dia kasitau apalagi aku orang yang tidak memiliki ikatan darah dengannya?.

            Setelah 1 bulan menjauhiku, baru hari ini dia mengajakku ketemuan di taman yang sangat tidak asing untukku, taman tempat aku dan pangeran Awanku akan bertemu di hari ulangtahunku yang ke-17 tahun yang nyatanya dia ingkar.

            “Hyun-ah, aku mau ngomong sama kamu, kita ketemuan di taman dekat danau. Aku harap kamu datang ya..”dia langsung pergi padahal aku belum menjawab iya atau tidak.

            Sudah dua jam aku menunggunya dengan persiapan hati dan segala kemungkinan pertanyaan terburuk sekalipun yang akan dia ajukan padaku. Aku juga tidak tahu ada apa denganku hari ini? Seakan-akan Seulgi adalah seseorang yang sangat berarti untukku makanya harus di sambut dengan cara yang berbeda. Aku p semakin  jenuh menunggunya saat aku melihat sekarang sudah menunjukkan jam 3 sore.

Saat aku beranjak dari kursi taman seseorang menahan tanganku.

            “5 menit lagi…aku pasti datang”

            Aku menoleh dan mustahil… tidak ada siapapun di sampingku. Memang disini banyak orang yang duduk bersama keluarga atau kekasih sekalian refreshing karna weekend. Mungkin itu suara hatiku saja tapi sangat nyata. Well, aku akan menunggu 5 menit lagi. dan kali ini dia datang dengan wajah menunduk tidak berani menatapku.

            “kamu kenapa menunduk begitu?”

            “aku tau kamu marah,hanya saja aku harap kamu mengerti ada banyak hal yang terjadi tiba-tiba tanpa persiapan.jadi…”

            “kamu terlambat datang lebih dari 2 jam masa selama itu kamu nggak ki

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Atsuko3
#1
Chapter 1: Sebenrnya d awal rada kesel sih, tpi ya akhirnya happy end?
Atsuko3
#2
Chapter 1: Sebenrnya d awal rada kesel sih, tpi ya akhirnya happy end?
Seulbear96
#3
Chapter 17: Okey
Brewingthebear
#4
Chapter 16: Siap thor! Standby di wattpad mode ON! XD
royalfamily31 #5
Chapter 15: Whaatttt.... berasa nonton drama yg belum waktunya bubar tp tiba2 ada siaran langsung.. cepet update please thooorrr
olinolin #6
Chapter 15: yah kok cepet bgt tbc nya thor. lekas lanjut ya
queenofnotes
#7
Chapter 13: baru nemu njir..kembangkan
jasonds #8
Chapter 15: Duhh kepotong pas lagi rame
SoneTw_ss
#9
Chapter 15: Aduh selalu bikin penasaran nih
Yansudev
#10
Chapter 14: Panas nya.
Mantap.