Just Learn How To Love Me

Pure Obsession
Please Subscribe to read the full chapter

Pure Obsession

A Storyline by KimMoon

A KrisHan/FanHan/KrisLu Fanfiction

©2016-2017 KimMoon

.

.

.

Hopely your enjoy & I will be thankful if you mind to left a review

.

.

.

^^ Happy Reading ^^

.

.

.

 

Chapter 9 : Just Learn How To Love Me

 

 

 

"Well, kau sudah pulang sepupu?"

Luhan membalikan tubuhnya dan ia seketika menyesal kala melihat sepupunya itu tengah tersenyum culas padanya.

"Lama tak bertemu kau banyak berubah. Menghabiskan waktu seharian dengan seorang pria bukanlah gayamu. Atau jangan-jangan kau ..." Tao menggantungkan kalimatnya. Dan matanya yang melihat keseluruh tubuh Luhan membuat Luhan mengerti apa yang tengah sepupunya ini pikirkan.

"Kau tidak tahu apa-apa tentang diriku. Dan berhenti berpikir tentang hal yang bahkan tidak—“

"Maksudmu belum."

"Berhenti mencampuri urusanku Zitao."

Demi Tuhan, bahkan Tao semakin memperjelas seringainya yang membuat Luhan ingin sekali melempar vas bunga yang berada disampingnya tepat ke arah Tao.

"Ada apa ini? Dan kau Luhan, kenapa berteriak?" Seru Zishan yang datang dari arah dapur.

"Tidak ada apa-apa bu." Luhan kemudian berjalan menaiki tangga. Mencoba menghindar.

Zishan sedikit heran dengan sikap Luhan. Bahkan matanya tetap menatap Luhan sampai putrinya itu menjajaki anak tangga hingga keatas.

Zishan beralih menatap Tao. "Ada apa Tao?"

"Tidak apa-apa bi, aku hanya sedikit bercanda dan Luhan sepertinya sedikit marah." Kilah Tao, agar bibinya tak curiga.

Zishan menggelengkan kepalanya sambil menatap Tao. "Kau ini, mungkin Luhan sedang lelah."

Tao mengangguk-anggukan kepalanya seolah mengerti. Padahal jelas, ia tahu lebih banyak.

"Ya sudah, sebaiknya kau kembali ke kamarmu, Tao."

"Baiklah, bi." Tao menepuk-nepuk pelan bahu Zishan dan segera berlalu dari sana.

Sementara Zishan menatap nanar ujung tangga, ia begitu penasaran kenapa Luhan begitu sensitif dan ia juga ingin bertanya soal kenapa Luhan baru pulang. Ya, bicara empat mata mungkin.

 

Luhan mendudukan tubuhnya di depan meja rias, kemudian meraih sisir.

"Xiao Lu, kenapa kau memarahi Tao ge, hm?" Zishan memasuki kamar Luhan yang tidak dikunci dan mendapati putrinya tengah menyisir rambut panjangnya.

"Tidak apa-apa, bu." Kata Luhan sambil menatap bayangan ibunya dicermin.

"Dan kenapa kau baru pulang larut begini, sayang?" Zishan memposisikan dirinya duduk di tepi ranjang Luhan.

Luhan menundukan pandangannya. Dan Zishan menangkap ada yang tengah putrinya itu sembunyikan.

"Apa, putri ibu sudah memiliki pacar?"

Got it. Zishan melihat Luhan yang mulai gusar ditempat duduknya.

"Luhan yang biasanya akan selalu bercerita pada ibu apapun itu. Kau bisa mempercayai ibu sayang."

Luhan beranjak dari meja rias, melangkah menuju dimana Zishan berada. Dan duduk tepat disamping ibunya.

"Ibu," Luhan mengatur napas, "Aku, memiliki seorang teman dan dia menderita Self Harm."

Zishan merasa jantungnya berhenti berdetak untuk sepersekian detik.

Luhan meneteskan air matanya. "Apa aku salah jika aku meninggalkannya? Aku takut jika membayangkan dia melakukan hal-hal ekstrem yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Dan aku tidak mau dia menyakiti dirinya lagi."

Apa yang harus Zishan katakan. Menyuruh Luhan untuk menjauhinya? Itu memang hal pertama yang mampir dibenaknya. Tapi ada hal yang membuat Zishan menahan keinginannya.

Zishan bukan orang bodoh yang tidak tahu apa itu Self Harm. Dia memang besar di lingkungan bisnis tapi memiliki teman seorang psikolog membuka pengetahuan Zishan.

Setahu Zishan, penderita Self Harm kerap memendam rasa sakit yang ada dihatinya. Terlalu sakit hingga mereka memilih menyakiti fisik mereka dengan tujuan agar dapat menghilangkan sakit dihati mereka. Dan yang penderita  Self Harm butuhkan adalah kasih sayang dan dukungan.

“Apa yang harus kulakukan, bu?” Luhan mendekap ibunya.

"Xiao Lu, setahu ibu para penderita Self Harm sangat membutuhkan kasih sayang. Mereka membutuhkan sandaran."

“Terima kasih, bu. Kau memang yang terbaik,” ujar Luhan. Gadis itu merasa sudah cukup untuk bercerita, ia masih tidak siap jika terlalu berterus terang sekarang. Masih terlalu awal menurut Luhan.

“Tidak masalah, sayang.” Zhisan mencoba terlihat biasa saja. Ya, walaupun ia khawatir tapi Zhisan percaya pada Luhan kalau putrinya itu selalu memilih teman yang benar.

Seringai Tao menandakan bahwa ia merasa beruntung mengetahui rahasia ini. Zitao tidak bodoh, dia tahu teman yang mana yang dimaksud oleh Luhan. Zitao dapat menebaknya dengan pasti.

Dia memang tidak akan membiarkan hidup Luhan datar dan biasa-biasa saja. Terutama jika mengingat soal hak waris itu, membuat Tao benar-benar membenci Luhan. Sepertinya sedikit bermain-main dengan Luhan akan menyenangkan.

Kemudian Tao berlalu, pemuda Huang itu meninggalkan pintu kamar Luhan dan kembali menuju kamarnya.

 

-Pure Obsession-

 

Terhitung sudah lima hari Yifan tidak muncul disekolah. Dan itu membuat Luhan bertanya sekaligus penasaran bagaimana keadaan pemuda itu. Bahkan pihak sekolah juga tidak tahu pasti soal perihal apa yang membuat pewaris Wu itu absen beberapa hari.

Mungkin, dari seluruh penghuni sekolah hanya Luhan yang tahu pasti kenapa Yifan tidak hadir. Hanya saja yang membuat Luhan bertanya adalah mengapa Yifan sampai berhari-hari absen. Apa terjadi sesuatu? Itulah pertanyaan yang menari-nari di otaknya dari pagi hingga jam sekolah nyaris berakhir.

Saat bel jam pulang berdering, Luhan menoleh kesamping kirinya ke tempat dimana Yifan biasa duduk. Wu Yifan. Luhan menggumamkan nama pemuda itu. Entah kenapa Luhan ingin sekali melihat Yifan.

"Luhan, kau pasti merindukan Yifan, iya kan?" Celetuk Xiumin yang mana membuat beberapa murid yang masih ada dikelas secara otomatis menoleh ketempat Luhan.

Xiumin ini, benar-benar.

"Apa?" Rindu? Dengan Wu Yifan? Aku? Tidak mungkin.

"Xiumin, berhenti menggoda Luhan." Kata Likun sambil berniat memasukkan dua kotak bekal makanan kedalam tasnya. Dan itu menarik perhatian Xiumin.

"Likun, apa ini?" Dengan gerakan secepat kilat, salah satu kotak bekal itu sudah berpindah ke tangan Xiumin.

"Xiumin, cepat kembalikan." Seru Likun.

"Xiumin, apa itu milikmu?" Tanya Luhan yang kini sudah bergabung dengan mereka.

"Bukan, Luhan. Nah, Wang Likun ayo cepat jelaskan kenapa kau membawa bekal tetapi isinya masih utuh? Ayo jawab." Xiumin menuntut Likun dengan pandangan matanya.

Sudah menjadi rahasia umum jika si Pipi Bapao—julukan Xiumin yang-teman-temannya berikan—ini  memang terkenal dengan keingintahuannya yang tinggi.

"Ini untuk seseorang." Jawab Likun.

"Apa dia kekasihmu?" Tanya Luhan penasaran. Likun ini memang terlalu cuek dan emosinya susah ditebak, oleh karena itu Luhan bertanya.

Bukan. Tapi dia kekasihmu.

"Apa? Tunggu, tunggu, tunggu, jadi kau sedang kasmaran?" Sela Xiumin sebelum Likun menjawab pertanyaan Luhan.

Likun menatap lama Xiumin, lalu ia beralih menatap Luhan. "Bukan."

"Jadi, kau menyukainya?" Xiumin masih dengan nadanya yang menuntut.

"Aku tak hanya menyukainya, tapi aku mencintainya."

"Memangnya siapa dia?" Tanya Luhan lagi.

Xiumin mengangguk-anggukan kepalanya, pertanda ia juga sangat penasaran. "Iya, katakan Likun."

"Dia, kekasih temanku."

"Apa?" Xiumin memekik. “ Maksudmu kau menyukai pacar temanmu sendiri?" Xiumin melirik ke arah Luhan dari ekor matanya. Luhankah?

"Aku memiliki teman di komplek rumahku, Xiumin. Kau pikir siapa?"

Xiumin terang-terangan menghela napas lega didepan keduanya. Walau rasa penasaran belum luntur dari benaknya. Likun benar-benar misterius. Xiumin bahkan tidak peka apa yang tengah likun rasakan. Benar-benar cuek.  Bahkan saat Likun jatuh cinta, ekspresi gadis itu biasa saja.

"Wow, Likun...itu—“

"Luhan, apa menurutmu aku salah jika aku mencintai pacar temanku sendiri?" Likun memotong ucapan Luhan yang membuat Luhan agak merasa aneh.

Pertanyaan macam apa itu? Gerutu Xiumin dalam hati.

"Tidak. Menurutku mencintai adalah hak setiap orang,"

Hanya saja, mencintai pacar temanmu itu sangat.... entahlah.

"Lalu apa dia tahu perasaanmu?"

"Tidak, Luhan. Dia ... dia tidak pernah memperhatikanku. Padahal selama ini aku selalu memperhatikannya. Saat dia bersama kekasihnya yang dulu hingga saat ini ia sudah memiliki pacar baru, aku selalu memperhatikannya."

Luhan dan Likun saling mengunci pandang. Dan Likun menangkap ketidakmengertian dimata rusanya.

"Aku hanya berharap dia memperhatikanku, mengakui keberadaanku. Itu saja."

"Likun," lirih Luhan.

Xiumin menggela napas, "Cukup." Xiumin memutuskan menghentikan topik yang janggal ini. Lalu ia beralih ke kotak bekal yang masih berada ditangannya.

"Ngomong-ngomong, apa ini?" Tanpa seijin dari Likun, Xiumin membuka tutup kotak itu dan liurnya nyaris menetes saat potongan buah semangka menyapa indera pernglihatannya.

"Semangka?" Gumam Xiumin.

Semangka? Mengingatkan Luhan dengan seseorang.

Likun berterima kasih dalam hati pada Yifei, karena ia memberikannya informasi

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Sky_Wings
#1
❤_❤
sendulce #2
ini apaaa? setelah hampir setahun hiatus baca ff dan nemu ff ini itu rasanyaaaa~~ selamat membuat saya bavver sebavvernyaa haha
kannykim
#3
Chapter 12: Weh si yipan pikirannya naena mulu nih -_-

Tadi kenapa gak lanjutin aja coba? ^^ *plakk
yupsyupi
#4
Chapter 11: Ahhh jia itu maminya yifan, tp jia sendiri lupa? Gt kah.

Aduh gatel bgt sm zitao yg cemburuan sm luha. Udah sih lo udah banyak harta juga.

Lhah kan kebawa emosi... Hahahha
kannykim
#5
Chapter 11: Baca epep ini berasa lagi nonton drama2 china. Ke inget film never gone jadinye. Dibayangan gue settingannya kek ntu film. Gak berasa koreanya. Biasanya gue klo baca epep pasti kebayangnya drakor2 gitu. Baru kali ini deh, nuansanya beda bgt. Mungkin gara2 pemainnya namanya china semua kali ye. Hehehe
Tapi gapapa ane ttp suka. Lanjut juseyooo~
kannykim
#6
Chapter 10: Next author~
Suka deh tiap ipan mau nyium lulu ^^
kannykim
#7
Chapter 10: Yifan frontal aned pen naenaan ama lulu -_-
Pan lulu jadi atut pan
sparklingyeollie #8
Chapter 1: oh tidak ini gs..
ricayong #9
Chapter 9: Next ditunggu
kannykim
#10
Chapter 9: Semoga likun kagak jahat ye kesananye -_-

Btw epep deal with love nya ditunggu loh kelanjutannya ^^