Something Revealed

Pure Obsession
Please Subscribe to read the full chapter

Pure Obsession

A storyline by KimMoon

KrisHan/FanHan/KrisLu Fanfiction

 

 

^^ Happy Reading ^^

 

 

 

Pure Obsession Chapter 7 : Something Revealed

 

 

 

 

Luhan khawatir jika ia pulang terlambat maka Tao akan membocorkan pada ayah dan ibunya. Dan bisa jadi akan mengatakan hal yang berlebihan mengenai alasan apa yang membuat Luhan jarang dijemput oleh Chen saat pulang sekolah.

Ditambah sepertinya Tao tidak menyukai Yifan. Tapi Luhan tidak tahu alasannya hingga membuat Tao menyuruh Luhan untuk menjauhi Yifan dengan menyebut lelaki itu sebagai berandalan.

Kenapa Tao peduli? Bukankah sepupunya itu tidak terlalu menganggapnya ada? Tao memang sejak dulu iri dengan Luhan yang selalu di prioritaskan oleh kakek mereka.

Tapi itu tidak membuat Luhan benci pada Tao. Menurut Luhan, biarlah Tao bersikap begitu padanya dan membenci Tao juga merupakan hal yang tidak baik. Walaupun hatinya sedih melihat hubungan mereka yang seharusnya akrab seperti kakak adik.

Kelas sudah sepi saat Luhan selesai merapihkan bukunya. Dan seperti tanpa beban, Luhan melangkahkan kakinya mengabaikan Yifan yang rupanya masih berada dikursinya.

"Tunggu," seru Yifan membuat Luhan menoleh kearahnya.

Lelaki itu mendekat pada Luhan.

"Yifan,"

Demi Tuhan, Yifan menyukai gadis ini saat menyebut namanya.

"Ikut kerumahku." Singkat dan mutlak. Yifan tidak menerima penolakan.

"Maaf, tapi aku ada sesuatu yang mendesak."

"Apa itu?"

"Ayah, menyuruhku pulang tepat waktu karena uhm, suatu urusan."

Luhan bohong. Dan lagi alasan macam apa itu. Terdengar biasa dan Yifan tidak peduli.

"Jangan bohong!” Katanya. Yifan menarik tangan Luhan namun tertahan karena Luhan tidak bergerak. Dia menahan langkahnya.

"Aku minta maaf, tapi aku hari ini benar-benar tidak bisa." Lirihnya pelan sambil menundukan kepalanya.

“Tatap mataku saat bicara denganku.” Ujar Yifan dan perlahan Luhan menaikkan keplanya menatap mata tajam Yifan yang berubah menjadi sendu dan rapuh.

“Aku minta ma—“

“Kumohon Lu,”

“Tap—“

“Terpaksa aku harus lakukan cara ini,” Yifan memajukan dan memiringkan wajahnya Luhan sudah tahu apa yang akan pemuda itu lakukan.

Luhan menutup bibir Yifan dengan telapak tangannya dan membekukan gerakan Yifan.

“Baiklah aku akan ikut. Tapi, aku tak bias berlama-lama.”

“Tentu,” tukas Yifan.

-Pure Obsession-

 

Hari ini Siwon libur praktek. Dokter ahli jiwa itu memanfaatkan waktu liburnya dengan mengunjungi sahabatnya semenjak kuliah. Wu Changmin.

Tentu lamanya persahabatan mereka membuat Siwon paham sejarah keluarga itu. Ya, bisa dibilang membuat Siwon tidak percaya dan jujur dia sangat prihatin mengenai keluarga mereka. Terlebih setelah ia tahu fakta bahwa Wu Yifan menderita Self Harm.

Mengingat soal Self Harm, Siwon yang saat ini sedang bermain catur dengan Changmin penasaran soal perkembangan adik sahabatnya itu.

"Changmin, bagaimana dengan Yifan?" Kata Siwon sambil memindahkan bidak catur.

"Seperti biasa pendiam dan dingin."

"Apa kau melihat sesuatu yang aneh?"

"Tidak. Tapi, beberapa hari yang lalu ketika kita bertemu di rumah sakit. Apa dia juga menemuimu hari itu?"

Siwon mengerutkan kening. Dan Changmin menangkap ketidakpahaman Siwon.

"Maksudku, sebelum kita bertemu apa dia sempat menemuinu?"

"Tidak. Hari itu aku tidak bertemu dengannya"

"Benarkah?"

"Ada apa?"

"Aku bertemu dengannya hari itu. Dan aku melihat telapak tangan kirinya terluka."

"Apa?" Siwon nampak terkejut. Pasalnya saat terakhir Yifan datang dengan luka padanya adalah saat ia bersama dengan Luhan. Lalu untuk apa Yifan datang kerumah sakit hari itu. Dan luka itu?.

"Dia terluka lagi?" Ups, Siwon lupa mengatakan bahwa Yifan juga melukai dirinya di bagian lengan kirinya.

"Apa maksudmu dengan terluka lagi? Apa aku melewatkan sesuatu?"

Siwon menghela napas panjang. Dan dengan sangat menyesal ia menceritakannya pada Changmin.

"Apa kau tahu bagaimana Yifan melukai dirinya sendiri?" Changmin begitu terkejut dengan cerita Siwon dan seketika membuat rasa iba muncul dibenaknya.

"Yifan tidak mau bilang padaku. Tapi yang aku lihat itu seperti sebuah luka sayatan."

"Ya Tuhan. Apa aku perlu menggeledah kamarnya? Ada benda berbahaya apa didalamnya?"

"Mungkin sa—“ kalimat Siwon terpotong saat matanya melihat kedatangan Yifan bersama dengan Luhan.

"Kalian sungguh pacaran?"

Pertanyaan Siwon membuat Changmin membalikan tubuhnya dan disana adiknya tengah menggandeng seorang gadis.

"Kurasa itu bukan urusanmu." Katanya ketus, seperti biasa dan Yifan menghindari kontak mata dengan kakaknya.

"Hai, kita bertemu lagi." Siwon melempar senyum ramah pada Luhan.

Dan Luhan membalas senyuman Siwon dengan kikuk sambil menganggukan kepalanya.

Luhan malu ketika pria di dekat Siwon memperhatikannya dari atas kebawah.

Siapa pria ini? Apa semua pria dirumah ini gemar memperhatikan orang from top to toe?

"Hei, siapa namamu?"

"Luhan,"

"Nama yang bagus, ja—“

"Sudah cukup basa-basinya, ayo kita pergi."

Yifan tak memperdulikan gerutuan Siwon saat dia melenggang pergi dengan menggandeng Luhan tentu saja. Yifan membawa Luhan menuju kamar miliknya.

"Kau kenal dengan gadis itu?"

"Tidak juga. Kita pertama kali bertemu saat Yifan datang waktu itu. Kalau dilihat-lihat mereka serasi sekali."

"Kau yakin dia kekasih Yifan?"

"Kau kakak macam apa? Yifan tidak mungkin membawa seorang gadis kerumahnya jika itu bukan pacarnya."

Changmin nampak diam. Gadis itu, seberapa dekat dia dengan adiknya. Apa Yifan mendengarkannya.

"Sudahlah, kita lanjutkan kapan-kapan saja. Aku mau pulang."

Changmin menghela napas, rasanya ia masih ingin mengobrol dengan sahabatnya ini.

"Baiklah. Berjanjilah kita akan bertemu lagi. Seperti ke club mungkin.” Changmin menampilakn senyum culas andalannya.

“Dasar kau. Lihat akan ku adukan kau pada Dara.” Kini Siwon yang tersenyum culas.

“Dasar tidak asik.” Gerutu Changmin.

"Oh ya, satu lagi," Siwon menghela napas. "Jangan lupa awasi Yifan dan bujuk dia sesegera mungkin."

"Aku akan mengusahakannya. Tapi rasanya agak sulit. Karena dia membenciku dan tak akan mendengarkanku." Changmin nampak putus asa.

"Maka dari itu berusahalah." Siwon menepuk bahu Changmin guna menyemangati sahabatnya.

.

.

Seperti biasa, Yifan selalu membawa Luhan ke kamarnya. Sebenarnya Luhan agak canggung dan takut jika hanya berdua dengan Yifan.

"Kenapa kau hanya berdiri disana kemarilah." Telunjuk Yifan memberi isyarat pada Luhan agar mendekat padanya.

Yifan menarik Luhan, mengatur posisi sedemikian rupa hingga mereka berdua duduk tepat ditengah-tengah ranjang. Dan yang lebih membuat Luhan merinding adalah pemuda itu mendekapnya dari belakang seolah tak mengijinkan Luhan untuk melarikan diri.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Sky_Wings
#1
❤_❤
sendulce #2
ini apaaa? setelah hampir setahun hiatus baca ff dan nemu ff ini itu rasanyaaaa~~ selamat membuat saya bavver sebavvernyaa haha
kannykim
#3
Chapter 12: Weh si yipan pikirannya naena mulu nih -_-

Tadi kenapa gak lanjutin aja coba? ^^ *plakk
yupsyupi
#4
Chapter 11: Ahhh jia itu maminya yifan, tp jia sendiri lupa? Gt kah.

Aduh gatel bgt sm zitao yg cemburuan sm luha. Udah sih lo udah banyak harta juga.

Lhah kan kebawa emosi... Hahahha
kannykim
#5
Chapter 11: Baca epep ini berasa lagi nonton drama2 china. Ke inget film never gone jadinye. Dibayangan gue settingannya kek ntu film. Gak berasa koreanya. Biasanya gue klo baca epep pasti kebayangnya drakor2 gitu. Baru kali ini deh, nuansanya beda bgt. Mungkin gara2 pemainnya namanya china semua kali ye. Hehehe
Tapi gapapa ane ttp suka. Lanjut juseyooo~
kannykim
#6
Chapter 10: Next author~
Suka deh tiap ipan mau nyium lulu ^^
kannykim
#7
Chapter 10: Yifan frontal aned pen naenaan ama lulu -_-
Pan lulu jadi atut pan
sparklingyeollie #8
Chapter 1: oh tidak ini gs..
ricayong #9
Chapter 9: Next ditunggu
kannykim
#10
Chapter 9: Semoga likun kagak jahat ye kesananye -_-

Btw epep deal with love nya ditunggu loh kelanjutannya ^^