The End

Saranghae babo!
Hyuna membeku ditempatnya kala melihat siapa pasien yang sedang melawan hidup dan matinya yang akan dioperasi oleh hyuna 
 
 
 
"Hyunseung oppa?" Lirihnya 
 
 
_________________________________________
 
 
 
 
 
Hyuna mematung di tempatnya 
 
 
"Hyunseung oppa?" Batinnya lagi sedih 
 
 
Wajah hyunseung sudah sangat pucat sepertinya dia banyak kehilangan darah 
 
 
 
"Aku tak mau membantunya ! Dia sangat jahat ! Dia membuatku tersiksa selama bertahun-tahun! Aku mencarinya tapi ternyata dia memang sengaja meninggalkanku, dia memilihi yeoja lain tanpa mengatakan apa pun padaku" batinnya sedih 
 
 
Tapi sisi lainnya mengatakan 
"Tidak! Hyuna kau harus membantunya ! Dia membutuhkanmu! Dia sudah sekaratt hyunaa ! Kau harus menyelamatkannya ingat ! Kau adalah seorang dokter !!!" 
 
 
"Tapi sungguh.. Aku tak sanggup melihat wajahnya ! Sungguh terlalu menyakitkan aku harus menyelamatkan namja yang benar-benar telah menyakitiku !!!" 
 
 
"Hyuna !! Aniya ! Sadarlah hyuna sadarrr kau akan menyesal seumur hidupmu jika kau membiarkannya mati !!!!" 
 
 
 
"Dok?" 
 
 
Suara dari salah seorang suster itu membuyarkan lamunan hyuna 
 
 
Hyuna tertegun dan menarik nafasnya dalam tangannya bergetar hebat ini bukan pertama kalinya untuk hyuna membedah tubuh seseorang tapi entah mengapa kali ini tangannya bergetar hebat 
 
 
Hyuna harus bisa mengalahkan sisi buruknya ! Akhirnya ia menguatkan dirinya untuk menyelamatkan hyunseung, hanya sebagai seorang dokter yang bertanggung jawab untuk menyelamatkan pasiennya ! Tak lebih... 
 
 
 
Hyuna memejamkan kedua matanya mencoba menetralkan perasaan dan fikirannya 
 
 
 
"Baiklah.. Kau bisa hyuna ! Kau bisa melakukannya!" Batinnya 
 
 
"Berikan pisaunya" ucap hyuna pada seorang suster
 
 
 
---
 
 
Hyunseung membuka kedua matanya dan disambut oleh keluarga dengan bahagia 
 
 
"Naak? Syukurlah sayaang kau sudah sadaaar" ucap eomma membelai kedua pipi hyunseung 
 
 
Hyunseung tersenyum lemah 
"Ne eomma , aku sudah baik-baik saja" 
 
 
"Oppa" sohyun memeluk Hyunseung yang masih terbaring lemah diranjangnya 
 
 
Senyuman Hyunseung hilang dengan itungan dektik kala melihat ayahnya yang berdiri disamping eommanya 
 
 
"Hyunseung" saat appa akan menghampiri hyunseung, Hyunseung segera mengalihkan wajahnya 
 
 
Eomma dan sohyun menyadari kecanggungan itu 
 
 
"Naaak... Ayahmu merindukanmu sayang" ucap eomma 
 
 
"Eomma ? Sohyun? Bisakah tinggalkan aku berdua dengan appa , maaf" 
 
 
 
Sohyun melirik eommanya dan eommanya mengangguk seperti mengatakan jika 
"Ayo kita lebih baik keluar dulu biarkan hyunseung dan ayahnya bicara" 
 
 
 
"Appa, bagaimana keadaan hyuna?" Tanya hyunseung 
 
 
"adikmu baik-baik saja" 
 
 
Hyunseung terdiam bagaimana pun juga selama ini ia selalu memikirkan hyuna tapi appanya selalu melarangnya untuk tak menemui hyuna atau mengabarinya 
 
 
 
"Syukurlah jika hyuna baik-baik saja , appa .. Berjanjilah padaku, jangan pernah ceraikan eomma karena aku sudah mengikuti kemauanmu" 
 
 
Appa tertawa kecil
"Appa tak akan menceraikannya hyunseung, appa sangat mencintai eommamu" 
 
 
"Ternyata apa tau apa itu cinta" ucapan hyunseung membuat appa terdiam 
 
 
"Apa maksudmu ?" Tanya appa
 
 
"Appa mengatakan soal cinta , aku kira appa tak pernah mengerti apa itu cinta .. Makannya appa tega memisahkanku dengan orang yang kucintai" 
 
 
"Hyunseung !" Ucapan hyunseung mulai menyulut kemarah appanya 
 
 
"Appa bisakah biarkan aku istirahat?" Ucap hyunseung 
 
 
Appa hanya membuang kasar nafasnya dan berjalan keluar ruangan itu 
 
 
Hyunseung terdiam disisi lain ia senang jika hyuna baik-baik saja , tapi .. Apakah hyuna tak mencarinya ? Batinnya 
 
 
 
---
 
 
 
Keesokan harinya hyunseung ingin bertemu dengan jiyoon yang diketahuinya telah menyelamatkan nyawanya 
 
 
"Bisa saya bertemu dengan dokter jiyoon-ssi?"tanya hyunseung pada salah seorang suster yang sedang memberinya obat 
 
 
"Bisa dok, nanti saya akan sampaikan pada dokter jiyoon-ssi" jawabnya 
 
 
"Ne kamsahamnida" 
 
 
Tak lama kemudian jiyoon masuk kedalam kamar inap hyunseung 
 
 
"Sunbae ? Annyenghaseyo" jiyoon membungkukan tubuhnya 
 
 
"Ada apa sunbae ? Anda mencari saya ?" Tanya jiyoon 
 
 
"Ne , aku ingin berterimakasih padamu" ucap hyunseung 
 
 
Jiyoon mengerutkan keningnya tak mengerti arti terimakasih hyunseung kepadanya
 
"Maaf sebelumnya sunbae, tapi terimakasih untuk apa ?" 
 
 
"Tentu saja karena kau telah berhasil menyelamatkan nyawaku" jawab hyunseung dengan senyumnya 
 
 
"Oh itu.. Sebenarnya.. Sebenarnya bukan saya yang mengoperasi sunbae saat itu, maafkan saya sunbae" 
 
 
"Mwo? Bukankah katanya kau yang akan mengoperasiku kemarin?" 
 
 
"Ne memang benar sunbae , seharusnya saya yang melakukannya tapi kaka saya saat itu kecelekaan dan di Seoul dia hanya memiliki saya sunbae jadi terpaksa saya harus pergi untuk menolong kaka saya dulu" jawab jiyoon menyesal 
 
 
Hyunseung mengerutkan keningnya
"Lalu bagaimana keadaan adikmu?" 
 
"Keadaannya sebenarnya masih sangat lemah saat ini sunbae , tapi sudah membaik dari sebelumnya" 
 
 
"Mmm syukurlaaah... Kau harus mengawasinya" ucap hyunseung 
 
 
"Ne sunbae" 
 
 
"Oh.. Lalu jika bukan kau, lalu siapa yang telah berhasil menyelamatkan nyawaku? Pasti dokter itu sudah sangat ahli dalam mengoperasi, karena seharusnya keadaanku kemarin sudah sedikit kemungkinannya untuk selamat" 
 
 
 
Jiyoon terdiam sejenak hyuna pernah mengatakan padanya untuk tak memberitahu hyunseung jika dia yang telah mengoperasinya 
 
 
"Jiyoon?" Jiyoon tertegun dan kebingungan 
 
 
"Maafkan aku hyunaa" batinnya 
 
 
"Sebenarnya .. Yang mengoperasi anda adalah... Dokter kim Hyuna-ssi sunbae"
 
 
 
Hyunseung tertegun ia sempat diam sesaat 
"Hyuna?" 
 
 
"Ne sunbae , saya yang memintanya untuk menggantikan saya ..." 
 
 
"Hyuna.. Jadi dia yang saat itu menyelamatkan nyawaku" batinnya 
 
 
"Kamsahamnida, kau boleh pergi" ucap hyunseung 
 
 
Jiyoon tersenyum canggung dan membungkukan tubuhnya 
"Ne permisi sunbae" 
 
 
 
"Hyuna.." Lirihnya 
 
 
---
 
 
 
Hyuna sedang makan bersama dongwoon namun kali ini hyuna terus saja diam tak menyantap makanannya dan hanya melamun kosong 
 
 
"Kau kenapa hm?" Tanya dongwoon 
 
 
Hyuna menarik nafasnya dalam dan menggelengkan kepalanya 
"Gwaenchana" jawabnya
 
 
"Kau sedang memikirkan sesuatu?" Tanya dongwoon 
 
 
Hyuna menatap dongwoon tatapannya tak bisa diartikan 
 
 
"Aku ingin pulang, bisakah antarkan aku pulang?" Tanya hyuna 
 
 
Dongwoon tertegun tak biasanya hyuna seperti ini sepertinya hyuna sedang ada masalah , dongwoon tak mau banyak bertanya jika hyuna seperti ini lebih baik dia mengikuti keinginan hyuna tanpa banyak bertanya 
 
 
 
Namun saat hyuna dan dongwoon akan keluar dari restoran itu ponselnya berbunyi 
 
 
"Yoboseo?" Jihyun yang menelfonnya
 
 
"Naya odiga ?" 
 
 
"Aku sedang makan siang dengan dongwoon dan ini akan pulang, waeyo?" 
 
 
"Kepala rumah sakit ingin bertemu denganmu naya" 
 
 
"Mwo? Tapi kenapa jihyun? Ada apa ? Kapan?" Tanya hyuna 
 
 
"Sudah jangan banyak bertanya , lebih baik sekarang kau kerumah sakit" 
 
 
"Tapi kenapa kepala rumah sakit tak menelfonku langsung ya?" 
 
 
"Ishhhh palliwaa" 
 
 
"Ne aku kesana sekarang, gomawo jihyun-ah" 
 
 
Hyuna memutus panggilannya dan meminta dongwoon tak jadi mengantarnya kerumah 
 
 
"Baiklah aku akan mengantarmu kerumah sakit" ucap dongwoon 
 
 
"Ani, Gwaenchana aku bisa pergi naik taksi.. Kau kan akan ujian lebih baik kau segera pulang" 
 
 
"Gwaenchana..." Ucap hyuna kala dongwoon  hanya menatapnya 
 
 
"Yasudah, kucarikan taksi ne" 
 
 
Hyuna tersenyum dan mengangguk 
 
 
 
---
 
 
 
"Yoboseo?" Jawab hyuna kala jihyun menelfonnya 
 
 
"Naya kau dimana ? Apa sudah sampai?" 
 
 
"Sudah aku baru saja sampai, wae ?" 
 
 
"Jinjja? Oh kau dimana ?" 
 
 
"Aku sedang jalan menuju kepala rumah sakit jihyun-ah" 
 
 
"Mwo?! Andwae .." 
 
 
Hyuna menghentikan langkahnya
"Waeyo?" 
 
 
"Mmm aniyaaa .. Bertemu dulu denganku, kau dimana sekarang?" Tanya jihyun 
 
 
"Aku dekat kantin" 
 
 
"Tunggu , aku kesana!"
 
 
"Ne" 
 
 
Tak lebih dari 5 menit jihyun tiba hyuna membulatkan kedua matanya kala melihat jihyun dan jiyoon datang dengan hyunseung yang duduk di kursi rodanya 
 
 
Hyuna kikuk dak bingung apa yang harus dilakukannya jika pergi begitu saja .. Itu akan sangat memalukan ! Tapi jika aku tetap disini.. Aku tak mau bertemu dengannya! ,batinnya 
 
 
 
"Ish jinjja ! Jihyun jiyoon ! Apa yang mereka lakukan!" Gerutunya tanpa mereka dengar 
 
 
 
Hyuna mencoba menutupi kepanikannya dan terlihat biasa saja 
 
 
"Ada apa ? Cepatlah aku harus segera pergi ke ruang kepala rumah sakit"ucap hyuna pada teman-temannya 
 
 
Jihyun dan jiyoon saling melirik 
"Mmm naya, sebenarnyaa... Kepala rumah sakit tak memanggilmu"
 
 
Hyuna membulatkan kedua matanya
"Mwo?!! Lalu kenapa kau mengatakan kepala rumah sakit memanggilku?!"Ucap hyuna yang mulai kesal 
 
 
 
Jiyoon segera merangkul bahu hyuna 
 
"Hyuna , maafkan aku" 
 
 
"Maksudmu?" Tanya hyuna bingung 
 
 
"Aku.. Aku terpaksa memberitahukan pada hyunseung sunbae jika .. Jika kau yang menggantikanku mengoperasi hyunseung sunbae"
 
 
Hyuna terkejut dan menatap kesal pada jiyoon lalu menarik nafasnya dalam 
 
 
"Bukankah sudah kukatakan kau jangan memberitahu apa pun ?!" Ucap hyuna kesal 
 
 
"Hyuna" 
 
 
Tiba-tiba hyunseung memanggilnya membuat hyuna yang hendak meluapkan kekesalannya pada jiyoon terhenti 
 
 
Hyuna hanya menatap hyunseung tanpa menjawabnya 
 
 
"Jangan marahi dia , dan aku yang meminta bantuan mereka untuk bertemu denganmu" 
 
 
Hyuna mengalihkan pandangannya dan tak menjawab apa pun wajahnya terlihat sangat kesal
 
 
"Hyuna .. Maafkan aku, sungguh maafkan aku ne?" Ucap jiyoon memegang kedua tangan hyuna 
 
 
"Lupakan, sudah terjadi" jawab hyuna ketus 
 
 
Jihyun juga merasa tak enak pada hyuna karena telah membohonginya 
 
 
"Bisakah kita bicara sebentar?" Tanya hyunseung pada hyuna 
 
 
Hyuna hanya diam
 
 
"Nayaa..." Ucap jihyun dan hyuna menatap kesal pada jihyun 
 
 
"Tak ada salahnya kalian bicara walau hanya sebentar" 
 
 
Hyuna mendelik 
"Hm" jawabnya 
 
 
Jiyoon dan jihyun tersenyum lalu meninggalkan mereka berdua 
 
 
"Bicaralah" ucap hyuna kala jiyoon dan jihyun sudah pergi 
 
 
"Bisakah kita mencari tempat untuk bicara ?" Ucap hyunseung 
 
 
"Disini saja" jawab hyuna ketus 
 
 
"Lebih baik kita bicara saja ditaman"ucap hyunseung 
 
 
Hyuna menarik nafasnya kesal lalu mendorong kursi roda hyunseung dan membawanya ke taman 
 
 
Hyunseung tersenyum hyuna mau mengikutinya 
 
 
 
"Kita sudah ditaman, jadi cepatlah" ucap hyuna ketus dan tak menatap hyunseung 
 
 
"Aku ingin berterimakasih padamu hyuna , kau telah menyelamatkan nyawaku" 
 
 
"Itu sudah kewajiban seorang dokter untuk menyelamatkan nyawa pasiennya" jawab hyuna ketus 
 
 
"Kenapa kau tak mau menatapku hm?" Tanya hyunseung 
 
 
"Karena aku membencimu" jawab hyuna tanpa melirik hyunseung 
 
 
Seketika hyunseung merasakan nyeri amat sangat pada hatinya 
 
 
Hyunseung masih sangat mencintai hyuna dan cintanya tak pernah berubah pada hyuna dan saat ini hyuna dengan mudahnya mengatakan dirinya membencinya 
 
 
 
Hyuna tertegun kala hyunseung memegang sebelah tangannya 
 
 
Hyuna hendak menarik tangannya namun hyunseung mempererat pegangannya 
 
 
"Lepaskan .. Ini dirumah sakit!" Protesnya 
 
 
"Aku tak peduli dimana pun itu, aku ingin kau tau .. Aku sangat merindukanmu hyuna"
 
 
Hyuna hanya tersenyum meremehkan
"Rindu? Wae? Apakah tunanganmu itu mencampakanmu? Sehingga kau menajdikanku pelarianmu" 
 
 
Hyunseung tak mengerti maksud ucapan hyuna siapa yang dimaksudnya tunanganku?
 
 
Merasa hyunseung hanya diam hyuna segera menarik kasar tangannya dan hendak meninggalkan hyunseung namun hyuna sangat terkejut tiba-tiba hyunseung bangkit dari kursinya dan memeluk pinggang hyuna membuat keduanya terjatuh karena hyunseung sebenarnya belum kuat untuk berdiri 
 
 
 
"Oppa!" Hyuna segera menahan hyunseung yang terjatuh 
 
 
Hyuna segera membantu hyunseung untuk duduk lagi di kursi rodanya 
 
 
"Kau fikir apa yang kau lakukan huh?!! Kau itu masih sakit ! Jika jaitanmu terbuka bagaimana ?! Kau tau dengan susah payah aku menjahitnya !" Gerutunya kesal 
 
 
Hyunseung tersenyum ia sangat merindukan suara hyuna saat memarahinya 
 
 
Hyuna terdiam entah kenapa dia malah seperti menunjukan perhatiannya pada hyunseung 
 
 
"Hyuna.. Aku sungguh merindukanmu" ucap hyunseung dengan sungguh-sungguh 
 
 
Hyuna masih tak mau menatap hyunseung 
 
 
Hyunseung kembali memegang kedua tangan hyuna dan kali ini hyuna tak melawannya 
 
 
"Aku mohon maafkan aku" ucapnya 
 
 
"Maaf?" Lalu hyuna tertawa meremehkan
 
 
"Kau tau ??! Kau membuatku menderita dengan pergi begitu saja!! Kau pergi tanpa berita kau membuatku cemas kau membuatku takut! Aku depresi! Nilai ujianku semuanya anjlok! Aku mencarimu kemana-mana ! Aku menunggu kau menghubungiku setiap harinya ! Setiap dektiknya aku tak pernah membiarkan ponselku mati ! Aku takut kau akan menghubungiku, tapi apa ?! Kau menghilang seperti ditelan bumi! Dan tiba-tiba ada berita kau sudah bertunangan?! Apa kau gila ?! Kau ingin membunuhku ?! Aku benci padamu! Satu hal lagi.. Jangan pernah temui aku lagi ! Aku sudah bahagia dengan kekasih baruku!" 
 
 
Hyunseung terkejut hyuna sudah memiliki kekasih? Siapa ?!
 
 
"Temui aku .. Hanya sebatas adikmu!" Ucapnya lalu pergi meninggalkan Hyunseung 
 
 
 
Tanpa terasa air mata sudah memenuhi rongga mata hyunseung tak bisa ia pungkiri ia masih sangat mencintai hyuna dan mendengar hyuna membencinya bahkan mengatakan jika dia sudah memiliki kekasih itu sangat menyakitkan
 
 
 
"Tunggu sedari tadi hyuna mengatakan tentang tunanganku? Apa maksudnya.. Tunangan apa ? Aku rasa ada yang tak beres" ucapnya 
 
 
"Maaf dok, saya di minta oleh dokter hyuna-ssi untuk membawa dokter ke kamar" tiba-tiba datang seorang suster suruhan hyuna 
 
 
 
Hyunseung merasa senang ternyata hyuna masih memperhatikannya 
 
 
 
Tanpa hyunseung menyadari hyuna berdiri tak jauh disana dengan kedua tangannya dilipat di dadanya melihat hyunseung yang sudah dibawa pergi oleh suster 
 
 
Hyuna hanya diam tatapannya sangat kosong tapi justru terlihat mengerikan 
 
 
 
Esok harinya hyunseung sedang bersama dengan jiyoon yang menjadi dokter untuk bertanggung jawab untuk kesembuhan hyunseung selama dirumah sakit 
 
 
"Dok bagaimana keadaanmu sekarang?" Tanya jiyoon memeriksa keadaan hyunseung 
 
 
"Panggil aku sunbae saja" ucap hyunseung tersenyum
 
 
"Oh ne sunbae.." 
 
 
"Oh .. Dimana hyuna?" Tanya hyunseung 
 
 
"Hyuna sepertinya sedang mengurus pasien yang lainnya dok oh maksudku sunbae" 
 
 
"Jiyoon bisakah aku meminta tolong lagi padamu?" 
 
 
"Tentu sunbae" 
 
 
Hyunseung meminta kepada jiyoon agar mau menggantikan posisi dengan hyuna
 
 
"Aaah baiklah sunbae" 
 
 
"Tapi sungguh kau tak kenapa-kenapa?" Tanya Hyunseung 
 
 
"Aigooo tak apa sunbae aku mengerti hubungan sunbae dan hyuna , lagi pula hyuna adalah sahabatku" 
 
 
Hyunseung tersenyum 
"Gomawo jiyoon" 
 
 
" ne sunbae" 
 
 
 
---
 
 
Jiyoon mencoba bicara pada kepala rumah sakit dan kepala rumah sakit tak mempermasalahkannya 
 
 
 
"Hyuna!" Panggil jiyoon pada hyuna 
 
 
"Oh jiyoon? Ada apa ?" 
 
 
"Kau dipanggil kepala rumah sakit" 
 
 
"Apa kali ini kau tak berbohong ?" 
 
 
"Aigoo tentu saja tidak , heheh palli" 
 
 
"Hmm arraseo.. " hyuna pun berjalan menuju ruangan kepala rumah sakit 
 
 
 
Tak butuh waktu lama hyuna sudah keluar dari ruangan itu 
 
 
"Kenapa tiba-tiba kepala rumah sakit memintaku merawat hyunseung oppa? Aaaah jinjja ada ada saja !" Gerutunya 
 
 
Hyuna masuk kedalam ruangan hyunseung sebenarnya ia merasa sangat gugup 
 
 
"Hyuna?" Hyunseung tersenyum melihat hyuna yang masuk kedalam kamarnya 
 
 
Hyuna masuk dan membawa jarum suntik untuk disuntikan pada Hyunseung 
 
 
"Aku senang kau kemari" ucap hyunseung 
 
 
"..." Hyuna hanya diam dan fokus untuk mengeluarkan cairan bening itu masuk kedalam suntikan yang dipegangnya 
 
 
"Illuwa" Hyuna mengarahkan jarum suntiknya ke lengan sebelah kanan hyunseung 
 
 
Hyunseung memperhatikan hyuna yang dengan saintainya menyuntikan cairan itu pada hyunseung 
 
 
"Kau seperti sudah benar-benar ahli" ucap hyunseung 
 
 
Hyuna menatap tak suka pada hyunseung 
 
"Maksudmu?" 
 
 
"Aniyaa, hanya saja hyuna yang kukenal sudah sangat berbeda" 
 
 
"Ne aku memang sudah berbeda, baiklah dokter jang mulai sekarang aku yang ditugaskan untuk menjadi doktermu selama kau disini, permisi" ucapnya 
 
 
"Tunggu!" 
 
 
Hyuna membalikan tubuhnya menatap hyunseung 
"Ada apa lagi?" 
 
 
"Kau itu seorang dokter.. Kau harus ramah pada pasienmu" 
 
 
Hyuna memutar malas kedua matanya dan melanjutkan langkahnya keluar dari ruangan itu 
 
 
Hyunseung tersenyum ia senang hyuna yang kini akan merawatnya
 
 
"Setidaknya itu bisa membuatku sering bertemu dengannya" batinnya lalu ia tersenyum sendiri 
 
 
 
---
 
 
Hyunseung akhirnya diizinkan pulang karena memang keinginannya juga untuk pulang dan dirawat dirumah belum lagi karena jika ia dirawat dirumah pasti waktu bertemu dengan hyuna akan semakin banyak 
 
 
 
"Appa bisakah aku bicara denganmu?" Tanya hyunseung yang melihat appanya sedang didalam kamarnya 
 
 
"Tentu, masuklah" 
 
 
Hyunseung masuk dan duduk disofa dihadapan ayahnya 
 
 
"Ada apa nak?" Tanya Hyunseung 
 
 
Hyunseung yang sedang menunduk mendongak menatap ayahnya 
 
 
"Kenapa appa mengatakan pada hyuna jika aku sudah bertunangan ?" 
 
 
Appa tertegun dan berdehem mencoba terlihat tenang 
 
 
"Kau tau darimana" tanya appa 
 
 
"Appa aku mohon jawab saja" 
 
 
"Ne" jawab appa Hyunseung menatap appanya tak mengerti 
 
 
"Appa memang mengatakan pada hyuna jika kau sudah bertunangan dengan taeyeon" 
 
 
Hyunseung terkejut dan mencoba tak terpancing emosi 
 
 
"Tapi kenapa appa?" 
 
 
"Hyunseung, kau harus mengerti jika appa tak mau kau berhubungan dengan adikmu sendiri" 
 
 
"Appa.. Hyuna bukan adik kandungku.. Dia tak ada hubungan darah denganku, hyuna hanya adik tiriku.. Dan maaf aku sangat mencintainya appa" 
 
 
"Jang hyunseung! Kau sudah mulai membantahku huh?!" Ucap appa yang mulai marah dan nada bicaranya meninggi 
 
 
Hyunseung hanya diam 
 
 
"Dengar ! Appa tak mau kau berhubungan lagi dengan hyuna ! Apa pun alasanmu, cinta ? Hahaha appa tak peduli! Yang jelas appa tak mau kau memiliki hubungan dengan hyuna!" 
 
 
"Maaf appa, aku tak peduli lagi aku sudah lelah.. Awalnya aku berfikir mungkin dengan berjalannya waktu aku bisa melupakan hyuna ,tapi nyatanya tidak .. Aku tersiksa appa .. Aku masih sangat mencintainya dan sampai kapan pun aku akan tetap mencintainya" tegas Hyunseung 
 
 
"Jang hyunseung !" Ucap appa marah 
 
 
"Maafkan aku appa, setuju atau pun tidak aku akan tetap memperjuangkan cintaku, permisi" Hyunseung membungkukan sedikit tubuhnya dan berjalan keluar kamar appanya  tak memperdulikan raut merah padam ayahnya 
 
 
 
---
 
 
 
Pukul05:37pm ksl 
 
 
Hyunseung turun dari kamarnya dibantu eomma karena keadaan bekas jaitan di perutnya belum sembuh 
 
 
Hyunseung tertegun melihat dongwoon yang duduk di sofa besar rumahnya 
 
 
"Kau ?" Tanya hyunseung pada dongwoon 
 
 
Dongwoon segera berdiri dan membungkuk sopan 
 
 
"Annyeonghaseyo hyung" 
 
 
Hyunseung hanya diam dan membungkuk kecil lalu ia melihat ke arah tangga dimana hyuna baru saja turun dari kamarnya 
 
 
"Dongwoon oppa? Kau sudah tiba" 
 
 
Hyunseung mengerutkan keningnya mendengar hyuna memanggil dongwoon "oppa" 
 
 
"Duduklah" Ucap hyuna pada dongwoon 
 
 
"Ne" jawab dongwoon 
 
 
"Nak duduklah" eomma membantu Hyunseung duduk disofa dihadapan dongwoon 
 
 
Hyunseung melihat hyuna yang terlihat sangat akrab dengan dongwoon bahkan sesekali hyuna terlihat manja pada dongwoon 
 
 
"Sebenarnya ada hubungan apa hyuna dengannya?" Batinnya 
 
 
"Hyunseung .. Perkenalkan dia adalah namjachingu hyuna" ucap eomma 
 
 
Hyunseung tertegun menatap eommanya 
 
Sedangkan eomma hanya tersenyum sedih pada hyunseung eomma mengetahui perasaan Hyunseung yang pasti sedih mengetahui hubungan hyuna dengan dongwoon 
 
 
Hyuna pun jadi ikut diam tak banyak berkata dan seketika ruangan menjadi hening sampai appa datang dan mengajak mereka makan malam dirumah mereka 
 
 
"Loh kenapa masih diam disini? Kajja appa mengundangmu kemari untuk makan malam bersama , kajja" ajak appa pada dongwoon 
 
 
Hyunseung mengerti sekarang kenapa appa mengajak dongwoon makan malam bersama dirumah appa pasti sengaja mengajak dongwoon agar Hyunseung mulai menjauhi hyuna 
 
 
 
Tapi tidak... Aku tak akan pernah menyerah mendapatkan cinta hyuna lagi, walaupun hyuna sudah memiliki kekasih tapi aku masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan hati hyuna kembali bagaimana pun juga hyuna belum menikah dan statusnya dengan dongwoon hanya masih sekedar berpacaran, fikirnya 
 
 
 
Makan malam pun selesai dongwoon akhirnya berpamitan untuk pulang setelah mereka berbincang-bincang lamanya tapi entah mengapa hyuna lebih banyak diam 
 
 
 
Hyunseung mengepalkan kedua tangannya menahan kecemburuannya kala didepan kedua matanya ia melihat dongwoon berpamitan untuk pulang dengan mengecup kening hyuna 
 
 
 
"Tahan Hyunseung! Kau jangan meluapkan kekesalanmu didepan hyuna !"batinnya 
 
 
 
"Hati-hati dijalaannn" ucap hyuna sambil melambaikan tangannya pada dongwoon yang sudah pergi dengan mobilnya 
 
 
 
Hyuna membalikan tubuhnya dan terkejut kala melihat hyunseung yang berdiri dibelakangnya menatapnya 
 
 
Hyuna kikuk dan segera berjalan masuk namun Hyunseung menahan tangannya 
 
 
Langkah hyuna terhenti dan melirik hyunseung yang berdiri mematung tepat di sampingnya 
 
 
"Mwo?" Tanya hyuna 
 
 
"Apa kau benar-benar mencintai namja itu?" Tanya hyunseung dan mulai melirik hyuna yang juga menatapnya 
 
 
"Bukan urusanmu" hyuna melepaskan kasar tangannya dari pegangan hyunseung 
 
 
"Aku rasa cintamu padanya tak bisa mengalahkan rasa cintamu padaku" ucap hyunseung  membuat hyuna terhenti dan kembali memutar tubuhnya menatap punggung hyunseung 
 
 
"Kau tak tau apa pun tentangku dan perasaanku, jika kau tau kenapa kau meninggalkanku begitu saja jika kau tau bagaimana sakitnya perasaanku apalagi saat kau pergi tak ada kabar dan bertunangan dengan yeoja lain kau tak akan melakukan itu semua jika kau memang tau bagaimana perasaanku, tidak usah berfikir jika saat ini aku masih mencintaimu.. Kau hanyalah kakak tiriku" ucap hyuna yang berusaha
 Mati-matian menahan air matanya 
 
 
 
"Jika kau memang sudah tak mencintaiku lagi, aku akan pergi" ucap hyunseung 
 
 
"Pergi , pergi saja ... Aku tak peduli" 
 
 
Hyuna segera naik kedalam kamarnya sedangkan hyunseung masih berdiri mematung ditempatnya tak membalikan tubuhnya untuk melihat hyuna 
 
 
 
"Aku selalu mengetahui perasaanmu hyuna, kau tak bisa bohong padaku, bahkan aku bisa tau kau sedang menahan mati-matian air matamu" batinnya 
 
 
 
eomma menatap kedua anaknya itu dari dapur tanpa mereka sadari 
 
 
Eomma menitikan air matanya sedih melihat kedua anaknya yang menderita akibat perlakuan suaminya 
 
 
 
Eomma membuka pintu kamar hyuna dan melihat putrinya sedang meringkuk menangis diranjangnya 
 
 
"Nayaa?" Panggil eomma dengan lembutnya 
 
 
Hyuna mendongakan wajahnya dan segera menghapus air matanya 
 
 
"Eomma..masuklah eomma, ada apaa?" Hyuna mencoba terlihat biasa tak mau menunjukan kesedihannya 
 
 
Eomma tersenyum dan duduk disamping hyuna lalu menarik hyuna kedalam pelukannya 
 
 
Dengan perlakuan eomma hyuna tak bisa menahan air matanya membuatnya menangis sejadi-jadinya dipelukan eommanya 
 
 
 
"Eomma mengerti perasaannu nak, menangislah" ucap eomma sambil mengelus rambut putrinya ini
 
 
 
"Eomma maafkan aku" ucap hyuna dengan isakan tangisnya 
 
 
Eomma melepaskan pelukannya membuat hyuna menatapnya 
 
 
"Kenapa meminta maaf? Kau anak yang baik, dan selalu membuat eomma bangga.. Kau meminta maaf untuk apaa ? Hm?" Eomma menghapus air mata hyuna dengan tangan lembutnya 
 
 
"Maafkan aku eomma.. Jujur.. sebenarnya aku belum bisa melupakan hyunseung oppa, aku sudah mencobanya sekuat yang aku bisa eomma, tapi sungguh... Semakin aku mencoba melupakannya aku malah semakin teringat pada hyunseung oppa eomma, ini sangat sulit untukku" ucapnya dengan tangisnya dan kembali memeluk eommanya 
 
 
 
Eomma memeluk hyuna erat dan mencium kening hyuna 
 
 
"Sudah cukup, aku tak bisa melihat putriku menderita seperti ini" batinnya 
 
 
"Naya.. Sebenarnya ada sesuatu yang tak kau ketahui" ucap eomma membuat hyuna melepaskan pelukannya 
 
 
"Apa itu eomma?" 
 
 
Eomma mengelus sayang rambut hyuna 
 
"Sebenarnya, sebenarnya hyunseung tak pernah bertunangan dengan taeyeon atau yeoja manapun nak, dan lagi pula yang eomma dengar jika taeyeon sudah memiliki kekasih di amerika nayaa"
 
 
Hyuna tertegun menatap eommanya dan tak bicara apa pun 
 
 
"Sebenarnya appa hanya membuat cerita itu agar kau berhenti memikirkan hyunseung" 
 
 
"..." Hyuna masih diam 
 
 
Eomma mulai menitikan air matanya dan mencoba kuat untuk menceritakannya pada hyuna 
 
 
"Sayang... Kau putriku.. Eomma tak sanggup melihatmu seperti ini, eomma meminta maaf padamu karena telah merahasiakannya selama ini darimu, appa yang menyuruh eomma untuk tetap diam, tapi kali ini eomma tak sanggup lagi untuk tetap diam, itu sama saja eomma ingin membuat putri eomma sendiri menderita" 
 
 
 
Hyuna kembali menitikan air matanya dan menatap kosong pada eommanya 
 
 
"Jadi.. Jadi selama ini appa berbohong?" Ucap hyuna lirih 
 
 
 
"Ne naya.. Maafkan eomma dan appa" 
 
 
Hyuna menggelengkan kepalanya tak menyangka appanya setega ini padanya dan hyunseung 
 
 
"Lalu kemana perginya hyunseung oppa selama ini? Apakah benar selama ini hyunseung oppa di amerika eomma? Dan kenapa hyunseung oppa sama sekali tak mengabariku?" Tanyanya 
 
 
"Eomma tak tau sayang, tapi kau harus tetap percaya pada hyunseung.. Dia namja yang baik dan jujur dan eomma sangat yakin hyunseung sangat mencintaimu , pasti ada sesuatu yang membuatnya tak bisa mengabarimu nak" 
 
 
 
Hyuna merasa lega dan merasa bisa bernafas lega lagi mengetahui ternyata hyunseung masih setia kepadanya dan tak pernah bertunangan dengan siapa pun sekaligus saat ini juga hyuna sangat marah dan kecewa pada appanya 
 
 
 
 
---
 
 
Keesokan harinya 
08.05am ksl
 
 
"Nak kau yakin akan kembali ke amerika?" Ucap eomma yang mulai menangis 
 
 
Hyunseung tersenyum dan memeluk eomma 
"Maafkan aku eomma, aku akan pergi .. Dan mungkin aku tak akan kembali lagi ke korea, untuk apa aku disini jika orang yang sangat kucintai sudah tak mencintaiku lagi dan tak menginginkanku eomma" ucapnya mencoba tegar 
 
 
Eomma menatap sedih putranya itu, lalu appa keluar dari kamarnya 
 
 
"Kau yakin dengan keputusanmu?" Tanya appa 
 
 
 
"Ne appa" 
 
 
Appa mengeluarkan amplop coklat berisi uang untuk hyunseung 
 
 
"Ini ambillah, appa tau uangmu sudah cukup untuk kebutuhanmu disana tapi ambillah ini untuk keperluanmu yang lain" 
 
 
Hyunseung menatap amplop itu lalu menatap appanya 
 
 
"Tidak perlu appa, tabunganku sudah cukup lagi pula disana aku bekerja sebagai dokter itu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhanku disana , kamsahamnida" 
 
 
 
"Kau tak ingin berpamitan dulu dengan hyuna ?" Tanya eomma 
 
 
"Tidak usah eomma, aku pergi sekarang" eomma kembali memeluk hyunseung dan menangis dipelukan eommanya 
 
 
"Jaga dirimu baik-baik disana , hubungi eomma jika kau sudah sampai dan hubungi eomma jika terjadi sesuatu ne.. Eomma akan selalu merindukanmu nak" 
 
 
"Ne eomma kamsahamnida" 
 
 
Lalu appa memeluk hyunseung dan hyunseung hanya diam lalu membungkukan tubuhnya dan pergi dengan koper besarnya 
 
 
"Oh nak tunggu" ucap appa 
 
 
Appa menarik nafasnya dalam 
"Apa kau benar-benar akan pergi?" 
 
 
"Ne" jawab hyunseung 
 
 
"Maafkan appa, ini semua karena appa" 
 
 
"Tidak udah dipermasalahkan lagi appa" 
 
 
"Hyunseung... Appa sudah memikirkan ini, jika kau masih tetap ingin bersama hyuna , appa tak akan melarangnya mulai sekarang kau bisa bersama hyuna" 
 
 
Eomma menatap suaminya tak percaya sekaligus bahagia 
 
 
Tapi tidak dengan hyunseung 
Hyunseung tersenyum kecil
 
 
"Tidak appa, hyuna sudah mengatakan jika dia membenciku dan tak mau lagi bersamamu, walaupun appa sudah mengizinkanku untuk kembali pada hyuna tapi apa gunanya jika hyunanya sendiri sudah tak mencintaku ?" Jawabnya mencoba tegar 
 
 
Eomma menatap sedih pada hyunseung begitu pula dengan appa yang merasa sangat bersalah 
 
 
 
 
 
At Rumah sakit 
 
 
"Hyuna kau tak sarapan?" Tanya gayoon yang melihat hyuna tak memesan apa pun sedangkan teman-temannya sedang makan 
 
 
"Ani, aku tak lapar" jawab hyuna yang masih melamun entah apa yang difikirkannya 
 
 
"Kau harus makan naya, kau ini dokter kau tau kan pentingnya sarapan pagi" ucap jihyun 
 
 
Hyuna hanya diam dan mengangguk lalu ponselnya berdering 
 
 
"Yoboseo eomma?" 
 
 
"Mwo?!!" Hyuna membulatkan kedua matanya membuat teman-temannya saling berbalas tatapan bingung 
 
 
"Naya akan menyusulnya eomma! Gomawo" hyuna memutus telfonnya dan pergi tanpa mengatakan apa pun pada teman-temannya 
 
 
"Mwoyaaa dia kenapaaa" tanya jiyoon bingung 
 
 
 
 
---
 
 
 
Hyuna sudah sampai di Air Port ia segera keluar dari mobilnya dan berlari secepat mungkin mencari hyunseung 
 
 
 
"Semoga aku tak terlambat!" Ucapnya 
 
 
"Oppaaa kau dimanaaa" ucapnya sambil terus mencari-cari dimana hyunseung 
 
 
Hyuna mengeluarkan ponselnya menelfon hyunseung tapi tak aktif 
 
 
"Oppa!!" Gerutunya kesal kedua air matanya mulai memenuhi rongga matanya 
 
 
Dengan nafas yang tersengal-sengal hyuna kembali berlari mencari hyunseung 
 
 
Hyuna terus melirik jam tangannya ia yakin sekali jika hyunseung belum pergi dia pasti masih ada disekitar sini 
 
 
Hyuna mengedarkan pandangannya mencari dimana hyunseung 
 
 
Lalu ia menanyakan pada penjaga disana kepergian ke amerika dan penjaga itu mengatakan jika penerbangan ke amerika baru saja take off 15 menit yang lalu 
 
 
 
Hyuna terdiam dan air matanya yang sedari sudah memenuhi rongga matanya akhirnya terjatuh begitu saja 
 
 
"Nona ? Anda baik-baik saja ?" Tanya penjaga itu melihat hyuna menangis 
 
 
"Ne , kamsahamnida" hyuna mencoba tersenyum walaupun kakinya terasa lemas dan tubuhnya bergetar 
 
 
 
"Oppaa" lirihnya sambil duduk di kursi tak jauh darinya 
 
 
 
"Kau benar-benar pergi? Aku fikir kau hanya mengancam" ucapnya sedih 
 
 
"Oppaaa ... Maafkan aku" hyuna terus menangis 
 
 
 
"Oppaaa" lirihnya 
 
 
"Aku mencintaimu jinjjaa mianhae" 
 
 
"Hyunseung oppaa" 
 
 
 
 
Hyunseung yang sedari tadi duduk di kursi karena ia terlambat jadi ia harus menunggu jadwal penerbangan lain ia mendengar suara hyuna ia melirik kebelakang kursinya seorang yeoja sedang menangis 
 
 
"Hyuna?" Ucapnya memastikan yeoja itu memang hyuna 
 
 
"Bahkan sekarang aku bisa mendengar suaranya" ucap hyuna yang masih menangis 
 
 
 
Hyunseung tersenyum ia yakin sekali yeoja itu adalah hyuna 
 
 
 
"Yaah hyuna" panggil hyunseung lagi yang duduk dikursi tepat dibelakang hyuna 
 
 
 
"Baiklah , ini membuatku takut,. Aku bisa mendengar suaranya lagi" ucap hyuna 
 
 
Hyunseung tertawa dan hyuna mendongakan wajahnya lalu segera melirik ke belakang hyuna membulatkan kedua matanya 
 
 
 
"Hyunseung oppa?!" 
 
 
Hyunseung berdiri dari duduknya dan duduk dikursi samping hyuna 
 
 
 
"Kau kemari? Mencariku ya ?" Tanya hyunseung 
 
 
Hyuna menangis lalu memukul pelan dada hyunseung 
 
"Tidak lucu!" 
 
 
Hyunseung tersenyum dan memeluk hyuna erat 
 
 
"Oppaa... Aku minta maaf aku tak pernah bisa membencimu walaupun aku sudah berusaha keras untuk membencimu!" Lirihnya 
 
 
Hyunseung hanya tersenyum dan tak melepaskan pelukannya 
 
 
 
"Kau memang tak akan bisa membenci namja tampan sepertiku" 
 
 
Hyuna memukul lagi dada hyunseung 
"Tidak lucu!" 
 
 
 
Hyunseung melepaskan pelukannya dan menatap dalam kedua mata hyuna 
 
 
"Katakan kau mencintaiku" ucap hyunseung 
 
 
Kedua pipi hyuna memerah dibuatnya hyunseung menyadarinya hanya saja ia tak mau merusah suasana ini 
 
 
"Katakan" pintanya lagi 
 
 
"Ani" jawab hyuna 
 
 
Hyunseung tersenyum 
"Jinjja? Lalu untuk apa kau berlari-lari kesini mencariku, dan menangis ?" Tatapan hyunseung semakin mendalam membuat hyuna kikuk sekaligus salah tingkah dan jantungnya berdebar cepat 
 
 
 
"Baiklah! Ne! AKU mencintaimu oppa, aku sangat mencintaimu, jangan bodoh untuk berfikir meninggalkan yeoja cantik sepertiku! Kau akan menyesal seumur hidupmu!" 
 
 
 
Hyunseung tertawa kecil dan kembali memeluk hyuna 
 
 
 
"Saranghae"ucap hyunseung 
 
 
Hyuna membalas pelukannya 
"Nado saranghae oppa" 
 
 
 
Tanpa mereka ketahui disana ada sohyun dan dongwoon yang dipinta oleh eomma untuk mengikuti hyuna takut terjadi sesuatu pada hyuna
 
 
 
"Omo" sohyun melirik dongwoon yang hanya diam melihat hyuna dan hyunseung berpelukan 
 
 
"Oppa?" Tanya sohyun pada dongwoon dengan hati-hati takut dongwoon marah 
 
 
"Ne ?" Dongwoon melirik sohyun yang berdiri disampingnya 
 
 
"Gwaenchana?" Tanya sohyun 
 
 
Dongwoon tersenyum dan mengangguk
"Gwaenchana , aku tak bisa memaksakan jika hyuna memang masih mencintai hyunseung hyung" 
 
 
Sohyun membuang nafasnya lega
"Kau memang namja yang baik" 
 
 
Dongwoon melirik sohyun dan tersenyum 
"Jika aku namja yang baik apakah kau mau jika nanti menjadi kekasihku?" 
 
 
Sohyun terkejut dan tiba-tiba ia salah tingkah menggaruk kepalanya yang tak gatal wajahnya memerah 
 
 
Dongwoon tertawa kecil dan mengacak-acak puncak rambut sohyun 
 
 
"Yaaah!" Protesnya 
 
 
Lalu mereka kembali memperhatikan hyuna dan hyunseung yang masih berpelukan penuh kebahagiaan 
 
 
 
 
 
 
-THE END-
 
 
Yey !! Saranghae babo udah tamaat... Makasih banyak buat readers yang udah nyempetin waktunya buat baca ffku !! Sampai jumpa di ff lainnya!! 😆🙌🏻  jangan lupa surcribe dan komennya yaaaaa .. Annyeong! 😉😉😉
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet