Anyeonghaseyo, Seoul!

Fate of Love
Please Subscribe to read the full chapter

“Saranghae-yo Ji Hyo-ya.”

Song Ji Hyo mulai mencerna kata-kata dari lelaki di hadapannya. Ia tak mengira Kang Gary akan mengatakan hal seperti itu. Ia bingung menghadapi situasi semacam ini. Selama ini, Ia memang terbiasa sering menerima pernyataan cinta dari dari orang-orang di sekitarnya-baik teman sekolah maupun rekan kerjanya- Namun situasinya cukup rumit untuk yang satu ini. Selain karena Kang Gary adalah bosnya,Ji Hyo juga kerap kali mendapat banyak bantuan selama bekerja di kantor cabang Pohang. Song Ji Hyo tak ingin melukai hati atasannya, apalagi sampai memutus tali pertemanan mereka.

“Oppa…” Ji Hyo mulai berbicara. Ia tak punya pilihan lain. Ia tak mungkin menerima Kang Gary hanya karena tak enak hati. Tentu hal tersebut sama saja dengan mempermainkan hati orang yang mencintainya.

Kang Gary menangkap pesan di balik mata itu. Ia merasa menyesal telah menyatakan cintanya. Bukan, bukan karena Ia takut hatinya akan terluka. Ia justru lebih takut Song Ji Hyo akan menghindarinya. Tubuhnya lemas seketika memikirkan kemungkinan terburuk. Sungguh Ia tak ingin membuat Ji Hyo tak nyaman. Matanya semakin tertunduk menyadari perbuatannya yang akan merusak hubungan mereka.

“Apa tidak masalah jika kita hanya berteman?” Ji Hyo melanjutkan kata-katanya dengan gugup. Jauh di dasar hatinya, Ia ingin berterimakasih untuk segalanya. Ia bersyukur memiliki atasan sebaik Kang Gary. Ia juga sadar bahwa pencapaiannya selama ini berkat bantuang Kang Gary. Dan lagi-lagi kini Ia harus berterimakasih karena telah dicintai lelaki setulus Kang Gary.

Kang Gary mengangkat kepalanya. Matanya menatap dalam pada Ji Hyo. Ia ingin mencari tahu makna dibalik kata-kata Ji Hyo. Ia sangat berharap bahwa Ji Hyo tulus mengatakannya. Bahwa mereka tetap akan berteman selepas insiden ini.

“Oppa. Mianhe. Jeongmal-yo Mianhe.” Ji Hyo menatap Kang Gary gusar. Ada rasa bersalah di sana. Rasa bersalah yang mulai bersarang di hatinya. Ia tak tahu harus mengatakan apa selain maaf.

“Ji Hyo-ya…” Kang Gary berdehem sebelum melanjutkan kata-katanya. “Komawo.” Ia tersenyum begitu tulus. “Aku harap tidak ada yang berubah setelah ini.”

“Oppa, Komapseubnida. Gamsahae.” Ji Hyo terperangah tak percaya. Ia tak percaya Kang Gary tak marah sedikitpun. Bahkan Kang Gary masih mau berteman dengannya.

“Gereuso, Oppa harus pergi dulu. Ini sudah masuk jam kerja.” Kang Gary bangkit sembari melihat jam tangannnya. Ia menggaruk telinga kanannya. “Perasaan canggung macam apa ini.” Ia mengatakannya sembari tertawa ringan. Deretan giginya terlihat jelas.

Ji Hyo segera berdiri setelah melihat Kang Gary hendak pergi. “Oppa, berhati-hatilah di jalan.” Ia hendak mengantarkan Kang Gary menuju mobilnya. Namun Kang Gary menahannya. Pertemuan mereka di Pohang hanya di akhiri dengan lambaian tangan dan perasaan lega.

Song Ji Hyo berharap Kang Gary dapat menemukan wanita yang jauh lebih baik dari dirinya. Ia juga berharap bosnya akan meraih karir yang lebih cemerlang, selalu sehat dan tetap damai bersahaja seperti biasa. Ia terus saja menatap punggung Kang Gary, hingga tak terlihat lagi dari pandangannya.

***

“Ah, ye?” Kim Jong Kook sedang sibuk menatap laptopnya ketika seseorang mengetuk pintu. Muncullah gadis dari balik pintu yang tak lain adalah sekretarisnya sendiri.

“Jong Kook Oppa, Yoo Jae Suk Oppa memanggilmu.”

“Ah, Ye. Aku akan segera kesana.” Kim Jong Kook tersenyum dan segera menutup laptopnya. Ia tidak tahu mengapa hyungnya memanggil. Mungkin masalah peluncuran produk baru yang mengalami masalah. Jika memang benar demikian, dia tidak tahu harus menjawab bagaimana. Untuk saat ini, dia pribadi belum tahu mengapa proses produksi produk baru mengalami kendala.

Ia bangkit dari kursinya, mengambil ponselnya yang tergeletak di sofa dekat pintu masuk,meraih jas digantungan dan melenggang pergi meninggalkan ruangan. Dia berjalan tegas menyusuri lorong-lorong departemen pemasaran yang saat ini telah padat oleh pegawai. Maklum, jam menunjukkan angka 09.30, dimana produktivitas kerja sedang tinggi-tingginya.

Semua mata tertuju pada lorong, Sang harimau sedang melintas. Ruangan-ruangan bersekat kaca yang ada di departemen pemasaran memudahkan setiap mata melihat ke segala arah, termasuk lelaki yang saat ini sedang berjalan gagah dengan kemeja hitam, celana hitam, dan jas hitam Armani yang kini hendak Ia kenakan. Rahangnya yang begitu tegas, hidung mancung, tubuh dengan abs serta jabatannya sebagai  Manager departemen pemasaran divisi penjualan, mampu membuat semua gadis menyerahkan hati mereka secara sukarela. Beberapa dari karyawati malah terang-terangan menuju tepi ruangan mereka, guna melihat Kim Jong Kook lebih dekat.

Saat tiba di depan pintu kepala departemen pemasaran, Jong Kook sedikit gugup.  Ia berdiri bingung selama beberapa detik hingga menyebabkan sekretaris Yoo Jae Suk mengingatkannya kembali bahwa kehadirannya telah ditunggu. Jong Kook hanya menggangguk sekilas. Masalah produksi yang Ia tangani ini benar-benar berat. Masalah ini telah Ia ambil alih sejak 9 hari yang lalu, namun belum ada titik temu sama sekali. Ia menghela napas sebelum memasuki ruangan Yoo jae Suk.

“Tok.. Tok..” Kim Jong Kook mengetuk pintu pelan sebelum memegang gagang pintu dan membukanya. Ia hendak membuka mulut sebelum akhirnya dua pasang mata terarah tepat kepadanya. Yang satu milik orang yang sudah dikenalnya sejak lama, Yoo Jae Suk, sedang yang satu adalah milik wanita yang begitu mempesona.

Song Ji Hyo tersenyum begitu ramah melihat kedatangan Jong Kook. Ia telah diberitahu Yoo jae Suk bahwa orang yang akan datang adalah partnernya. Ji Hyo menimbang sejenak. Dari tampilannya, partner barunya adalah orang yang cekatan, dapat dipercaya dan berkompeten.

Kim Jong Kook sedikit tak percaya pada penglihatannya. Tak banyak karyawan yang secantik wanita tersebut. Bahkan dengan penampilan sederhana, wanita di hadapannya ini benar-benar membuatnya terkagum-kagum. Tak ingin berlama-lama larut dalam ketakjubannya, Ia segera melangkah dan duduk di sebelah kursi Ji Hyo. Ia mengangguk sekilas pada ciptaan Tuhan yang sedang duduk di sebelahnya dengan senyum yang begitu manis.

“Ji Hyo-shi, perkenalkan Kim Jong Kook-shi. Dia adalah manager divisi penjualan.” Yoo Jae Suk menatap ke arah Ji Hyo. Satu hal yang membuat Jae Suk cukup heran. Ia tak menemukan kilatan mata yang biasanya diberikan wanita lain ketika bertemu dengan Jong Kook. Wanita yang satu ini menatap Jong Kook dengan cara yang sama seperti ketika menatap dirinya, hanya tersenyum hangat dengan tatapan te

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
pingpongkio #1
Ayeeee spartace fanfic in indonesian language
ana177 #2
Chapter 12: Pliss update :((
ana177 #3
Chapter 14: Yeey! Thank sudah di up. Ini sudah masuk konflik blm?
ana177 #4
Kemana chingu? Rindu sekali ceritanya :"
ana177 #5
Jihyo balik gih kasihan boyfie mu sakit tuh
BabyBugsy
#6
Chapter 13: jihyoo kemana nih? Ga terjadi apa apa kan sama jihyo?
Mereka berdua malu malu kucing selalu
ana177 #7
Menunggu lanjutannya chingu :(
nuhaya #8
Chapter 12: Happy ied mubarrok authornim..minal aidzin wal faidzin...di tunggu lanjutannya....semangattt...(wink)...
ana177 #9
Chapter 12: Maaf lahir batin jg authornim. Di buat pov akhirnya jd makin semangat baca hehe.. maklum lah byk yang terpikat senyumannya~
nuhaya #10
Chapter 11: Hahaha...thanks author...makin seru ceritanya...fightinggg...aku selalu nunggu kelanjutannya...keep update ya...