Lost

Fate of Love
Please Subscribe to read the full chapter

“Bukankah kau pulang bersamanya tadi?” Jae Suk bangkit dari kursinya.

“Aku memang pulang bersamanya, tapi kemudian aku beristirahat hingga suara Kwang Soo barusanlah yang membangunkanku.” Kata-kata Jong Kook sedikit terbata-bata. Ia bingung mengenai hilangnya Ji Hyo.

“Aku kira kalian berdua sedang beristirahat.” Haha berkata lirih.

“Sudahlah, kita harus bergegas sebelum malam terlalu larut. Yong Hwa, pergilah ke rumah Kepala Desa Myuk, bawa banyak orang untuk mencari di hutan utara. Kwang Soo dan Haha pergilah ke daerah pesisir pantai, kau bisa kesana melewati gerbang utama, persis seperti cara kalian datang. Jae Suk shi dan Jong Kook, ah  ... tidak tidak, siapa yang akan tetap di rumah ini? Bisa saja Ji Hyo tiba-tiba datang dan mencari kita? Jong Kook, kau tetap tinggal disini saja.”

“Tidak nuna! Aku tak mungkin hanya berdiam diri disini. Bagaimanapun Ji Hyo …” Jong Kook berhenti, menelan ludahnya dengan berat. “adalah istriku.”

“Umma, umma saja yang disini. Bagaimanapun juga umma adalah wanita.” Sebenarnya Yong Hwa sama sekali tidak khawatir pada ibunya. Ibunya sudah menjadi penghuni pulau ini sejak hari pertama dalam hidup beliau, lagipula tidak ada hewan yang benar-benar buas di pulau ini. Ekspresi tak berdaya Jong Kook lah yang membangkitkan rasa simpatinya.

“Arasso, aku hanya akan berkeliling di sekitar sini. Kalau begitu, Jong Kook-ah dan Jae Suk shi pergilah ke hutan di sebelah barat, jangan pergi terlalu jauh.”

Seiring dengan berakhirnya pembagian tugas yang dilakukan Sa Yeon, semua bergegas. Masing-masing menenteng lampu templok yang berpendar ala kadarnya. Tak lupa tongkat kayu runcing tersampir di punggung, mengingat hari sudah gelap dan apapun bisa ditemui dalam hutan.

Jung Yong Hwa berkali-kali terantuk batu di jalanan desa. Namun kepanikan tak membiarkannya menoleh barang sedikitpun pada luka di kakinya. Meski rumah kepala desa Myuk tak seberapa jauh entah mengapa Ia merasa jalanan kian lama kian memanjang. Tak terbayang sebersitpun sebelumnya, tamu yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya kini menghilang.

Kwang Soo dan Haha menembus pepohonan dalam ketegangan. Dengan terbirit-birit Haha berusaha menyamai langkah Kwang Soo. Mereka sama-sama sibuk menyingkirkan semua firasat buruk dan berharap Ji Hyo baik-baik saja.

***

Langit tak berbintang tersuguh di depan mata. Awan-awan mungkin bergumul di atas sana, tak tampak. Ada gumpalan rasa tak terdeskripsikan di hati lelaki yang kini memandang langit lekat. Jauh, jauh di dasar jiwanya, Ia menanti seorang wanita.

“Apa kau pernah jatuh cinta?” Seorang anak lelaki merapatkan kedua tangannya di depan dada. Mencoba menghalau dinginnya udara.

Gadis yang ditanya tersenyum kecut. Ia lalu memandang kedua sepatunya yang lusuh terciprat genangan air. Ia mendongakkan kepalanya, menatap langit dengan pongah. “Entahlah. Kurasa aku tak membutuhkannya.”

Anak lelaki di sebelahnya hanya terdiam. Kedua alisnya bertaut. Selanjutnya, Ia kembali memberanikan diri bertanya lebih jauh. “Wae-yo?”

Gadis tersebut menoleh, memandang anak lelaki di sebelahnya dengan lembut. “Aku juga tidak tahu.” Ia tersenyum samar.

“Apa kau tak menyayangiku?” Hujan kian lebat, membuat suara anak lelaki tersebut hilang bersama udara. Gadis di sebelahnya menoleh, meminta Ia mengulangi kata-katanya.

“Apa kau tak menyayangiku?”

“Gruduggrudug.” Gemuruh mulai bersahutan di angkasa. Rintik hujan pun mulai berjatuhan. Lelaki tersebut memandang langit sekali lagi, kemudian berbalik.

***

Kim Jong Kook terus berjalan menyusuri pepohonan. Seorang diri-Ia bahkan tak ingat kapan persisnya meninggalkan Jae Suk-. Langkahnya tak secepat tadi. Kepalanya berdenyut.

“aarghh…” Ia meringis menahan sakit. Telapak kaki kirinya tersayat sesuatu. Samar terlihat  sebuah kayu runcing yang terbalut darah di sekitar pijakannya. Terseok-seok Ia kembali berjalan. Baru beberapa meter, kakinya benar-benar terasa menyiksa. Ia menyerah pada keadaan. Didekatkannya lampu templok pada  tanah disekitarnya, takut-takut sebuah benda tajam kembali mengenai dirinya, sebelum akhirnya Ia yakin dan duduk.

“Ya! Siapa suruh kau menggigitku?” Jong Kook menaikkan sebelah alisnya, tak percaya dengan suara yang baru saja Ia dengar.

‘Apa itu halusinasi?’ Ia kembali menajamkan pendengaran.

‘Tidak ada. Pasti hanya karena demam konyol yang kurasakan ini.’ Jong Kook menggelengkan kepalanya beberapa kali.

“Plaaakk…”

“Ya! Aish!”

Kali ini Jong Kook segera bangkit dari duduknya. Ia tahu itu suara Ji Hyo.

“Ji Hyo-ya?” Ia berteriak sekencang-kencangnya.

“Oppa? Kau kah itu?”

Senyum Jong Kook merekah indah. Deretan gigi putihnya bahkan sempurna terlihat meski malam mulai larut. Ia berlari menuju sumber suara. Memperhatikan dengan seksama keadaan sekelilingnya sembari terus memanggil nama Ji Hyo.

“Ji Hyo-ya?”

“Oppaaa…” Entah dari arah mana, tiba-tiba sesosok tubuh mungil itu telah memeluk Jong Kook erat. Tangan kanan Ji Hyo menggelayut manja pada tengkuk Jong Kook, sedang tangan kirinya melingkar pada bagian punggung. Ia begitu bahagia dapat bertemu dengan Jong Kook setelah tersesat di hutan selama beberapa jam.

Jong Kook yang terkejut hanya bisa terdiam, sebelum akhirnya Ia turut memeluk Ji Hyo. Semua bebannya terangkat. Ada rasa lega tak terkira dalam hatinya.

“Apa kau baik-baik saja?” Jong Kook melepas pelukannya.

“Tentu saja. Aku senang bertemu denganmu, Oppa.” Ji Hyo bicara begitu semangat.

“Syukurlah. Ayo, kita harus segera kembali.” Jong Kook meraih pergelangan tangan Ji Hyo. Sedang Ji Hyo hanya mengikutinya saja. Namun, beberapa detik kemudian Ji Hyo menyadari sesuatu.

“Oppa, apa kau tahu jalan keluar dari hutan ini?”

Deg! Ji Hyo benar. Jong Kook tak memperkirakannya tadi. Ia melupakan pesan Sa Yeon Nuna

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
pingpongkio #1
Ayeeee spartace fanfic in indonesian language
ana177 #2
Chapter 12: Pliss update :((
ana177 #3
Chapter 14: Yeey! Thank sudah di up. Ini sudah masuk konflik blm?
ana177 #4
Kemana chingu? Rindu sekali ceritanya :"
ana177 #5
Jihyo balik gih kasihan boyfie mu sakit tuh
BabyBugsy
#6
Chapter 13: jihyoo kemana nih? Ga terjadi apa apa kan sama jihyo?
Mereka berdua malu malu kucing selalu
ana177 #7
Menunggu lanjutannya chingu :(
nuhaya #8
Chapter 12: Happy ied mubarrok authornim..minal aidzin wal faidzin...di tunggu lanjutannya....semangattt...(wink)...
ana177 #9
Chapter 12: Maaf lahir batin jg authornim. Di buat pov akhirnya jd makin semangat baca hehe.. maklum lah byk yang terpikat senyumannya~
nuhaya #10
Chapter 11: Hahaha...thanks author...makin seru ceritanya...fightinggg...aku selalu nunggu kelanjutannya...keep update ya...