Day 1

Fate of Love
Please Subscribe to read the full chapter

“Praangg…” “Tek…Tek…” “Buug.. Bug…”

Song Ji Hyo membuka mata perlahan. Keadaan kamarnya masih gelap seperti tadi. Ia mengerjapkan mata beberapa kali. Ternyata Kim Jong Kook juga sudah terbangun dari tidurnya.

“Ji Hyo-ya… kau dengar itu?”

“Ne… Mengapa begitu berisik.” Ji Hyo menjawab dengan suara parau.

“Praaangg…” “Teeek…Teek…” “Buuug.. Buug…”

Suara gaduh  tersebut terdengar semakin mendekat. Kim Jong Kook segera bangkit dari tidurnya dan mengambil lentera.

“Tok…tok…tok…” Ji Hyo pun bergegas bangun ketika mendengar pintu kamar mereka di ketuk seseorang.

“Hyung…! Nuna…!” Kwang Soo kembali mengetuk lebih kencang.

Ji Hyo membuka pintu dan mendapati wajah panik Lee Kwang Soo.

“Ada apa?” Tanya Jong Kook yang kini berdiri tepat di belakang Ji Hyo. Ia menyampirkan cardigan di bahu Ji Hyo. Ia tak ingin Lee Kwang Soo melihat terlalu banyak sisi tubuh orang yang dicintainya.

“Banyak sekali warga di halaman depan. Mereka membawa obor dan senjata tajam.” Saking bingungnya, Kwang Soo berbicara dengan tergagap.

“Jinjjaro?” Ji Hyo menepuk lembut pipi Kwang Soo. Bisa saja Lee Kwang Soo hanya berbicara ngasal seperti biasa.

“Kegaduhan itu berasal dari halaman depan?” Kali ini giliran Jong Kook yang bertanya.

“Ne… lihatlah sendiri jika tidak percaya!” Kalimat tersebut lebih ditujukan pada Song Ji Hyo ketimbang Kim Jong Kook.

“Apa mereka mengetahui kebenaran mengenai kita?” Kim Jong Kook begitu khawatir jika keadaanya memang demikian. Sudah pasti, dirinya dan seluruh rekan-rekannya akan membayar atas kebohongan mereka. Harusnya mereka tak pernah masuk ke dalam pulau ini. Ia benar-benar menyesali keputusannya.

Song Ji Hyo hendak melangkah keluar. Namun tangannya digamit oleh Jong Kook.

“Tunggulah di sini saja.”

Song Ji Hyo terdiam. Dirinya masih sangat lelah dan mengantuk. Belum lagi udara tengah malam yang dingin. Sungguh, mengikuti perkataan rekannya merupakan hal yang sangat baik. Namun rasa penasaran mengalahkan rasa malasnya.

“Aniyo. Aku juga ingin memeriksanya, Oppa.”

Kim Jong Kook terlihat berpikir keras.

“Aku akan berada di belakangmu. Jika sesuatu terjadi aku akan segera masuk ke dalam rumah.” Song Ji Hyo mengatakan hal tersebut agar Kim Jong Kook mengijinkannya.

“Dan kunci pintunya!”

“Ne?” Song Ji Hyo tak mengerti.

Kim Jong Kook memegang lembut kedua bahu Song Ji Hyo sembari berkata,  “Jika terjadi sesuatu, segera masuk dan kunci semua pintu. Araji?”

“Aish! Apa kalian sedang membuat drama percintaan saat ini?” Kwang Soo benar-benar tak habis pikir dengan kedua orang di depannya. Sedari tadi, Ia begitu takut dengan keadaan yang terjadi di luar, tetapi mereka terlihat begitu tenang.

“Kaja!” Kim Jong Kook berjalan di depan, diikuti oleh Song Ji Hyo dan Lee Kwang Soo.

Setibanya di beranda, Kim Jong Kook, Song Ji Hyo dan Lee Kwang Soo menjadi bingung. Bukan benda tajam melainkan panci, penggorengan dan spatula lah yang dibawa warga. Tiada ekspresi marah sedikitpun. Bahkan Yoo Jae Suk dan Haha turut serta beramai-ramai  membuat kegaduhan.

“Ya, kemarilah kalian semua!” Yoo Jae Suk tertawa lebar sembari melompat kesana kemari. Berpindah dari satu warga ke warga yang lain untuk menabuh alat bersama mereka. Ternyata mereka tidak sembarangan menabuh. Masing-masing memiliki ritme tersendiri hingga menghasilkan suara  yang cukup nyaman di dengar.

“Ini cukup mengasyikkan.” Haha melanjutkan.  “Uri Hyung, kemarilah!” Ia melambaikan tangan ke arah Jong Kook. Tawanya pecah. Haha yang memiliki tinggi badan tak seberapa, menjadi pimpinan kawanan anak kecil yang menari berkeliling diantara tabuhan wajan dan panci.

Song Ji Hyo menyikut Kwang Soo yang berada persis di sebelahnya dengan mulut menganga. “Benda tajam?”

Lee Kwang Soo menoleh ke arah Ji Hyo secara perlahan. “Tadinya kurasa begitu.”

“Tadinya? Jeongmal!” Ji Hyo mencibir.

“Kau mau ikut?” Tanpa disadari Ji Hyo, Kim Jong Kook telah berada di sampingnya. Berbisik lembut ke telinganya.

“Dangyunhaji. (tentu saja)”

Dengan sigap Kim Jong Kook menyambar lengan Ji Hyo. Mereka berbaur ke arah kerumunan. Membiarkan warga terus menabuh alat-alat dapur, sementara mereka hanya mengikuti irama dan bersenang-senang.

Kim Jong Kook P.O.V

Aku tak tahu darimana kudapat keberanian itu. Keberanian menggenggam erat pergelangan tangannya. Yang jelas, aku telah melakukannya saat ini. Dan tujuan kami adalah sama. Bersenang-senang. 

Ku ajak dia menyatu diantara kerumunan. Lalu jemari kami saling bertaut, entah sejak kapan. Meski apa yang Lee Kwang Soo katakan tidak benar, aku hanya tak ingin dia berada jauh dariku dan sesuatu yang buruk menimpanya. Sungguh kekhawatiran yang tak berdasar.

Aku memandangnya di sela-sela tarian kegirangan kami, senyumnya mengembang indah. Bahkan ikatan rambutnya pun terlepas saking seringnya Ia melonjak penuh semangat.  Malam pun seolah ikut serta, menunjukkan keindahan cahaya bintang dan bulan purnama yang sempurna.

Dia tak pandai menari, sama sekali tidak. Untuk ukuran wanita, gerakannya terlalu kaku. Namun justru disitulah letak keimutannya. Andai kau dapat melihatnya, Ia menari dengan caranya sendiri. Ia indah dengan caranya sendiri. Dia gadisku. Tunggu, bukan. Dia bukan gadisku.

“Si-abeonim…”

Masih terekam jelas kata-katanya saat itu. Dia memanggil presdir dengan sebutan demikian. Sejenak kurasakan dentuman keras di sekitar dada. Menyadari bahwa kami hanya rekan kerja.

“Oppa…” Tiba-tiba Ia mengguncang tangan kami kesana kemari. Mungkin senyumanku telah mengendur untuk sesaat, itulah sebabnya Ia berusaha keras mengajakku menari lebih energik lagi.

Tiba-tiba semua terhenti saat Sa Yeon nuna mengangkat spatulanya di udara. Semua warga berteriak bersamaan.

“Jong Kook, Ji Hyo, Yeongwonhi!” Tepat setelah berakhirnya teriakan mereka, aku meraihnya ke dalam pelukanku. Merengkuhnya cukup kuat. Aku bisa merasakan aroma rambutnya kala tubuh kami saling berdekatan. Dadaku berdetak tak karuan. Saat iramanya kian cepat, aku membiarkannya lepas. Khawatir  dadaku tak sanggup lagi menahan jantungku yang serasa ingin meloncat keluar dari tempatnya.

Ia

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
pingpongkio #1
Ayeeee spartace fanfic in indonesian language
ana177 #2
Chapter 12: Pliss update :((
ana177 #3
Chapter 14: Yeey! Thank sudah di up. Ini sudah masuk konflik blm?
ana177 #4
Kemana chingu? Rindu sekali ceritanya :"
ana177 #5
Jihyo balik gih kasihan boyfie mu sakit tuh
BabyBugsy
#6
Chapter 13: jihyoo kemana nih? Ga terjadi apa apa kan sama jihyo?
Mereka berdua malu malu kucing selalu
ana177 #7
Menunggu lanjutannya chingu :(
nuhaya #8
Chapter 12: Happy ied mubarrok authornim..minal aidzin wal faidzin...di tunggu lanjutannya....semangattt...(wink)...
ana177 #9
Chapter 12: Maaf lahir batin jg authornim. Di buat pov akhirnya jd makin semangat baca hehe.. maklum lah byk yang terpikat senyumannya~
nuhaya #10
Chapter 11: Hahaha...thanks author...makin seru ceritanya...fightinggg...aku selalu nunggu kelanjutannya...keep update ya...