Jal Isseoyo, Pohang!

Fate of Love
Please Subscribe to read the full chapter

Song Ji Hyo baru saja menjejakkan kaki di halaman rumahnya. Langit masih cerah meski waktu menunjukkan pukul 5 sore. Ia menoleh sepintas ke arah samping rumahnya, dimana bunga-bunga mulai bermekaran. Bunga kesayangan halmoninya terlihat paling mecolok diantara yang lain. Azalea, bunga berwarna dasar merah muda lembut serta semburat magenta di bagian tengah, tak pernah kalah cantik dari bunga sakura.

Song Ji Hyo dengan cepat melangkahkan kakinya menuju beranda. Sebenarnya suhu sore ini cukup hangat, karena musim semi hampir mencapai puncaknya. Namun Ia ingin segera menemui halmoni dan harabeoji untuk mengabarkan kepindahannya menuju Seoul.

Ketika Song Ji Hyo membuka pintu rumahnya, aroma samgyetang menggoda penciumannya. Tanpa sadar Ia memegang perutnya. Terbayang betapa lembutnya daging  ayam dengan kacang cemara, kastanye dan buah jujube kering di dalamnya.  Bahkan Ia sampai memejamkan mata  guna menajamkan indra penciumannya. 

“Ji Hyo-ya, kau kah itu?” Suara harabeoji menyadarkannya. Ia segera menuju ruang keluarga dimana harabeojinya biasa menghabiskan waktu dengan membaca surat kabar  atau sekedar melihat-lihat album lama.

“Oh, aku pulang.” Jawab Song Ji Hyo ketika sampai di belakang sofa tempat harabeojinya duduk. Ji Hyo melintasi sofa tersebut, lalu mendaratkan tubuhnya di sofa sebrang. Kini Ia berhadap-hadapan langsung dengan harabeojinya. Ia memperhatikan dengan seksama tubuh renta dihadapannya. Tahun ini harabeojinya telah memasuki usia 73 tahun. Rambutnya memutih secara keseluruhan, bahkan di bagian depan kepalanya tidak ditumbuhi rambut sehelaipun. Kaos abu-abu bertuliskan ‘Daehan Minguk’ kesayangannya, tak lagi pas di tubuhnya. Rupanya, Harabeoji banyak kehilangan berat badan sejak terakhir kali Ji Hyo memperhatikannya.

“Apa kau sudah makan?” Harabeoji bertanya antusias.

“Belum. Aku sudah tak sabar mencicipi Samgyetang buatan halmoni.” Ji Hyo tersenyum tipis.

Harabeoji tersenyum cerah mendengar jawaban cucunya. Betapa Ia merindukan saat-saat bersama cucu semata wayangnya. Sekelebat bayangan masa kecil Ji Hyo memenuhi pikirannya. Waktu telah lama berlalu, wanita dihadapannya kini bukan lagi gadis kecil bermata bulat yang akan merengek meminta digendong berkeliling kala musim semi tiba. Bukan lagi gadis manis kebanggaannya yang  berlarian menggunakan gaun merah marun selutut saat ulang tahunnya yang kelima. Gadis kecil itu telah menjadi wanita dewasa. Cucu kebanggaannya telah menjadi wanita mandiri. Tak kuasa menahan bayangan masa kecil cucunya, Ia berkaca-kaca.

Ji Hyo menyadari mata harabeoji yang mulai berair. Ia mengambil kesimpulan bahwa mata harabeojinya terlalu lelah. Bukankah orang tua biasanya mengalami gangguan penglihatan, jadi hal itulah yang sedang terjadi pada harabeojinya saat ini.

“Harabeoji, apa kau kurang tidur hari ini?”

Harabeoji hanya tersenyum mendengar pertanyaan Ji Hyo. Tepat setelah itu halmoni ikut bergabung bersama mereka.

“Ji Hyo-ya apa kau baru datang? Cepatlah mandi sementara aku menyiapkan makanan.” Apron putih yang digunakan halmoni terlihat begitu usang. Sudah bertahun-tahun apron itu menemaninya menyajikan berbagai hidangan untuk keluarga kecilnya.

“Ne.” Ji Hyo segera berdiri dari sofa dan meletakkan tangan kirinya di dahi-mengambil sikap hormat-. Halmoni tertawa melihat tingkah cucunya.

Makan malam berlalu dengan hangat. Ji Hyo terus saja memuji samgyetang halmoninya sepanjang waktu. Ia selalu saja takjub merasakan cita rasa samgyetang buatan halmoni.

Seusai makan malam, giliran Ji Hyo yang membereskan semua piring dan merapikan meja sementara halmoni dan harabeoji asyik menonton salah satu acara variety show ternama, Running Man. Ji Hyo dapat mendengar tawa mereka dari dapur. Cepat-cepat Ia mencuci semua piring, gelas, sendok serta alat makan yang lain.

Setelah selesai membereskan semuanya, Ji Hyo berjalan perlahan menuju ruang keluarga. Ia berharap harabeoji dan halmoni mengizinkannya pergi ke Seoul.

“Harabeoji, halmoni. Ada yang ingin aku sampaikan.” Ia berdiri di sebelah kiri harabeoji.

“Duduklah Ji Hyo-ya. Apa yang ingin kau bicarakan?” Harabeoji berkata sembari mengecilkan volume tv.

Song Ji Hyo menceritakan perihal permintaan perusahaan untuk mutasi ke Seoul. Harabeoji hanya sesekali mengangguk mendengarkan penjelasan cucunya. Sedangkan Halmoni kehilangan fokus sejak awal. Entah mengapa matanya menjadi kosong, Ia menarawang jauh.

“Apa kau sudah memikirkan keputusanmu, Ji Hyo-ya?” Tanya harabeoji.

“Danghyunhaji.” Ia mengangguk mantap.

“Jika memang demikian, pergilah cucuku. Jaga dirimu baik-baik.” Harabeoji menyentuh puncak kepala cucunya. Mengelus perlahan rambut Ji Hyo.

“Apa kalian tidak akan ikut denganku?” Ji Hyo senang sekaligus bingung mendengar pernyataan harabeoji. Ia telah berencana membawa serta keduanya. Namun, mengapa harabeoji berkata demikian. Ia tak mungkin meninggalkan mereka disini. Bagaimanapun merekalah yang telah membesarkannya selama ini. Kini gilirannya yang bertanggung jawab terhadap mereka.

“Bukankah kita sebaiknya ikut Ji Hyo ke Seoul?” Halmoni yang sedari tadi hanya diam saja kini mulai menyuarakan pendapatnya.

Betapa lega hati Ji Hyo mendengar pernyataan halmoni. Selain halmoni mengijinkannya pergi ke Seoul, kelihatannya halmoni juga ingin pergi bersamanya.

“Tidak, yeobo. Sebaiknya kita disini saja. Ini rumah kita sejak …” Harabeoji menimbang sejenak. Ia tak lagi ingat sejak kapan Ia tinggal di rumahnya yang sekarang. Namun yang pasti, baik dirinya maupun istrinya tak pernah sekalipun

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
pingpongkio #1
Ayeeee spartace fanfic in indonesian language
ana177 #2
Chapter 12: Pliss update :((
ana177 #3
Chapter 14: Yeey! Thank sudah di up. Ini sudah masuk konflik blm?
ana177 #4
Kemana chingu? Rindu sekali ceritanya :"
ana177 #5
Jihyo balik gih kasihan boyfie mu sakit tuh
BabyBugsy
#6
Chapter 13: jihyoo kemana nih? Ga terjadi apa apa kan sama jihyo?
Mereka berdua malu malu kucing selalu
ana177 #7
Menunggu lanjutannya chingu :(
nuhaya #8
Chapter 12: Happy ied mubarrok authornim..minal aidzin wal faidzin...di tunggu lanjutannya....semangattt...(wink)...
ana177 #9
Chapter 12: Maaf lahir batin jg authornim. Di buat pov akhirnya jd makin semangat baca hehe.. maklum lah byk yang terpikat senyumannya~
nuhaya #10
Chapter 11: Hahaha...thanks author...makin seru ceritanya...fightinggg...aku selalu nunggu kelanjutannya...keep update ya...