Keesokan harinya..

Chorong bangun kesiangan karena ia tertidur saat belajar di kamarnya kemarin, jadi ia begadang karena hanya tersisa tiga hari menuju ujian semester. Untung saja hari ini tidak ada kelas pagi. Chorong berjalan menuju dapur, dan baru teringat akan Woohyun, lebih tepatnya sarapan. Aahh, pasti dia akan ngamuk karena hari ini aku bangun kesiangan dan tidak membuatkannya sarapan. Chorong hanya bisa memukul kepalanya sendiri dan menghela napas panjang.

Karena dihantui rasa bersalah, Chorong memutuskan membuatkan bekal makan siang dan mengantarkannya ke kantor Woohyun. Ia menghampiri kantor Woohyun sebelum pergi ke kampus.

Chorong langsung menitipkan bekal makanannya ke resepsionis dan langsung beranjak pergi dari gedung perkantoran tersebut. Bibirnya melengkungkan senyum saat melihat ada taman kecil yang terletak di sudut kanan gedung. Walaupun berukuran kecil tapi taman tersebut tampak sangat asri dan terawat. Tanpa sadar Chorong berjalan ke arah taman. Namun langkahnya terhenti saat melihat sesosok yang dikenalnya. Setelah terpatung melihat adegan pelukan antara Woohyun dan seorang perempuan yang tidak dikenalnya, Chorong bergegas melangkah secepat mungkin keluar gedung.

Napasnya memburu dan perasaannya kacau. Tadi siapa ya yang sama Woohyun? Pacarnya? Chorong hanya tersenyum kecut karena pikirannya sendiri. Ngga ada salahnya sih kalo dia punya pacar. Aiishh Park Chorong ngapain lo mikirin Woohyun! Terserah dia kan mau pelukan sama siapa, mau pacaran sama siapa. Lupakan lupakan lupakan. Kali ini dia menggelengkan kepalanya cepat.

○ ○ ○

“Ya Park Chorong!” suara perempuan memanggilnya dari belakang, dan Chorong yakin bukan suara seseorang yang dikenalnya.

Chorong berbalik, dan menaikkan sebelah alisnya menatap dua perempuan dihadapannya. Dan Chorong tidak mengenal mereka. “Ya? Kalian siapa?”

“Hahaha lo ga kenal gue?” perempuan itu tertawa sombong dan Chorong sangat membencinya.

“Ada apa?” jawab Chorong to-the-point.

“Oke, gue juga males lama-lama ngomong sama lo. Jangan ngedeketin Woohyun Oppa lagi. Atau gue jamin hidup lo akan tenang selama-lamanya.”

“Apa? Siapa lo bisa nyuruh-nyuruh gue?”

“Oke, kalo lo ga mau dengerin gue disaat gue masih bisa ngomong baik-baik. Liat aja hasil ujian lo besok. Itu ancaman gue yang paling ringan.”

Hhh yaampun ada apa dengan cewek sombong tadi, kenal ngga, tiba-tiba nyuruh gue ngejauhin Woohyun? Siapa juga yang ngedeketin dia? Eh, bentar, tapi kok dia bisa tau kalo gue deket sama Woohyun? Tapi kan gue deket bukan karena gue yang ngedeketin, karena dia numpang di rumah gue, jadi gue—

“Chorong!” seseorang menepuk pundaknya, dan membuyarkan lamunan Chorong.

“Serius banget ngelamunnya, dari tadi gue panggil-panggil lo diem aja.”

“Eh? Iya? Maaf maaf, Changsubie hehehe”

“Mikirin apa sih? Gara-gara cewek tadi ya? Dia kan anaknya Prof. Ahn, ngomong apa tadi dia? Kok kayaknya mukanya ngeri gitu tadi”

“Demi apa cewek tadi anaknya Prof. Ahn? Yang baik hati itu? Kok bisa punya anak sombong nyebelin angkuh kayak gitu?” Chorong menggelengkan kepalanya tidak percaya.

“Haha entahlah, mutasi gen kali hahaha.”

“Yayayaya bisa bisa bisa.”

“Kalian bicarain apa tadi emangnya?” rasa penasaran Changsub belum terpenuhi dan lagi-lagi membombardir Chorong dengan pertanyaan yang sama.

“Oh, tadi dia nyuruh gue ngejauhin Woohyun, atau hidup gue ngga tenang selama-lamanya.” Jawab Chorong datar.

“Hah? Woohyun yang anak temen Omma lo kan? Yang sekarang tinggal di rumah lo? Jadi lo pacaran sama dia?”

“Haduh, kenapa malah jadi pacaran, deket aja ngga, gimana mau pacaran ckckck.” Chorong heran sendiri dengan pikiran ngelantur temannya.

“Lho, jadi lo berharap pacaran sama Woohyun?”

“Kok malah kesitu sih omongannya? Udah ah bentar lagi kelas dimulai, lo ga bolos lagi kan?”

“Ngga ngga gue ngga bolos lagi kok, tapi habis ini cerita lagi ya lanjutan yang tadi.”

“Yaa! Ngga ada lanjutannya!”