Chorong membuka matanya perlahan. Mengumpulkan semua tenaga, membuka lebar matanya. Ah, di kamar.. Eh, tapi siapa yang membawaku kesini? Cewek itu? Pikirannya terhenti saat mendengar bunyi perutnya. Dan kemudian beranjak keluar kamar menuju dapur.

“Ah, lo udah bangun?”

“Hmm? Woohyun? Lo ngapain di dapur?” Chorong masih tidak percaya penglihatannya sekarang. Mau bikin ramuan apa seorang Woohyun di dapurnya?

“Gue bikini lo bubur. Hahaha cewek kayak lo bisa sakit juga ternyata.”

“Lucu banget, Nam Woohyun. Gue bisa bikin makanan sendiri” Chorong berjalan mendekat ke dapurnya.

“Y-ya! Mana ada orang sakit bikin makanannya sendiri. Duduk yang manis disana dan sebentar lagi buburnya selesai.” Woohyun mendorong tubuh Chorong ke arah meja makan. Walaupun mendapat protes dari Chorong, tapi badannya menolak untuk bekerjasama dalam keadaan sekarang.

“Awas aja kalo lo kasih racun di buburnya. Gue akan ngehantuin lo seumur hidup.”

“Gue akan senang kalo lo ngehantuin gue seumur hidup, Rongie.” Woohyun membalikkan badannya hanya untuk mengirimkan senyum lebarnya ke arah Chorong yang mendengus kesal.

“Berhenti panggil gue dengan sebutan itu.”

“Kenapa? Rongie? Itu panggilan khusus dari gue buat lo.” Chorong hanya menjatuhkan kepalanya ke maja makan, berdebat dengan Woohyun sudah menghabiskan tenaganya. Liat aja nanti kalo gue udah sehat, Nam Woohyun.

Hmm, bubur buatannya lumayan juga. Ternyata dia bisa masak, pasti dia males aja makanya minta gue masakin tiap hari. Dasar! Woohyun tidak bisa menahan senyumnya waktu Chorong mulai melahap bubur buatannya.

“Aaah, soal kejadian tadi pagi,” Chorong juga lupa dengan kejadian tadi pagi dengan cewek itu. “Maafin sepupu gue, dia Ahn Soomi, dia emang protektif banget sama gue. Bahkan gue dulu pernah putus gara-gara dia.”

“Pfft, demi apa? Gue kira dia pacar lo hahaha.” Woohyun terdiam melihat Chorong tertawa selepas itu. Ini pertama kalinya dia melihat Chorong tertawa, dan selepas itu.