Chorong mengesampingkan rasa sedihnya, dan hanya ingin menikmati permainan yang ada di theme park ini bersama Woohyun.

“Y-ya! Kenapa berenti disini?” Chorong menatap ngeri kebelakangnya, karena ia tahu itu adalah wahana rumah hantu.

“Takut?” ucap Woohyun dengan nada yang menjengkelkan.

“Kita baru nyampe dan harus banget rumah hantu yang pertama?”

“Justru karena ini masih pagi, jadi pasti hantunya masih siap-siap.”

“Ha ha, lucu lucu.” Chorong tertawa hambar, tetap tidak mau menoleh kebelakang.

“Ayo masuk!” Woohyun mengulurkan tangannya. Melihat tidak ada respon dari Chorong, Woohyun mengambil inisiatif untuk langsung menggenggam tangan Chorong dan berjalan memasuki rumah hantu.

Muka Woohyun berubah menjadi cemas waktu melihat keadaan Chorong bergitu mereka keluar dari wahana rumah hantu. Muka Chorong terlihat sangat pucat. Woohyun lantas menggandengnya berjalan menuju food corner dan membelikannya segelas teh hangat.

“Chorongie.. Maaf..”

“Ah, ngga, bukan salah lo kok. Harusnya gue bilang kalo gue takut berada dikegelapan.” Chorong menundukkan kepalanya, memainkan jemarinya dibawah meja.

“Gue kira karena lo takut hantu. Harusnya lo bilang kalo lo takut gelap.” Woohyun makin merasa bersalah. Mereka baru memulai hari yang sudah Woohyun rencanakan akan berlangsung dengan menyenangkan tapi justru sudah berawal tragis seperti ini.

“Erm, takut hantu juga sih..” kepala Chorong masih tertunduk.

“Kalo gitu ayo kita pergi ke tempat lain!” tangan Woohyun otomatis menggenggam tangan Chorong, dan Chorong hanya bisa menatap heran pada tangannya yang sedang digenggam Woohyun. Dari hatinya yang paling dalam Chorong tidak mau melepaskan genggaman tangan mereka, dan Chorong juga berharap Woohyun mempunyai pikiran yang sama dengannya.

“Eh? Pergi kemana? Kita kan baru sampai disini.”

Woohyun menghentikan langkahnya. “Tapi bukannya lo takut air dan ketinggian? Terus apalagi yang bisa kita lakuin disini?”

“Eh? Kok lo bisa tau?”