Chorong tidak lagi bersikap dingin terhadap Woohyun. Semua kekhawatirannya sudah hilang. Tanpa disadarinya, Chorong mulai membuka hatinya untuk Woohyun. Ia akan menunggu Woohyun pulang, yang akhir-akhir ini selalu pulang larut malam, kadang sampai tertidur dengan keadaan TV masih menyala. Chorong akan memaksa untuk makan malam selarut apapun karena dia tidak akan mau makan malam sendiri. Pernah Woohyun membiarkan Chorong tertidur dan menggendongnya ke kamarnya, dan keesokan harinya Woohyun mendapati Chorong yang super bad mood karena maagnya kambuh, dan itu karena Woohyun tidak membangunkannya untuk makan malam. Jadi Woohyun akan selalu pulang dalam keadaan lapar, karena ia tahu Chorong akan menunggunya di rumah.

“Chorongie.. Bangun.. Ayo kita makan malam. Chorong..” ucap Woohyun pelan dalam keadaan berjongkok di hadapan Chorong yang tertidur diatas sofa sambil menepuk bahunya pelan. “Eunghh..” Chorong memutar badannya menghadap Woohyun, sambil berusaha membuka matanya. Yaampun, dia benar-benar lucu dalam keadaan setengah tidur begini. Woohyun tertawa ringan.

Sesi makan larut malam yang akhir-akhir ini mereka lakukan selalu diisi dengan cerita Woohyun tentang harinya di kantor dan selalu berakhir dengan cerita Chorong yang hanya menghabiskan waktu di rumah.

“Besok hari terakhir gue menginap disini. Gimana kalo kita jalan-jalan? Theme park?”

“Hari terakhir?”

“Iya, besok kan keluarga lo udah balik.”

“Ah iya udah tiga minggu..” Chorong bergumam pada dirinya sendiri. Terselip nada kekecewaan dari kata-katanya.

“Gimana?”

“Oh? Oke, gue udah lama ga kesana.”

Rasa kantuknya duah menguap sejak dia meninggalkan ruang makan tadi. Hari terakhir.. Itu yang ada dipikiran Chorong saat ini. Ah, besok bener-bener hari terakhir. Hahaha kenapa lo sedih? Jangan bilang lo suka sama dia, Park Chorong? Masa iya gue suka sama dia? Arrgghhh! Chorong menarik selimutnya dan membenamkan seluruh tubuhnya dibalik selimut. Menutup matanya, berusaha untuk tidur.