Hari ini merupakan hari keempat Chorong tinggal bersama Woohyun. Tidak ada hari yang damai ketika mereka sama-sama berada di rumah. Kecuali saat Chorong sendirian, dan Woohyun masih berada di kantornya. Hari ini hari Sabtu dan saatnya Chorong membersihkan rumah. Pasti cowok itu masih tidur, dasar pemalas, pikirnya, saat melihat keadaan rumahnya yang sepi. Hampir semua bagian rumah sudah dibersihkannya, dan terakhir ruang makan dan dapur. Ketika sedang menggeser tudung saji dia mendengar ada sesuatu yang jatuh, “Omo! Apa itu?” dengan berjongkok Chorong melihat benda apa tadi yang terjatuh dari atas meja makan dan kemudian mengambil benda tersebut.

“Chorong, ngapain lo  dibawah meja makan? Lo ngeliat handphone gue ngga? Seinget gue semalem ada disini, diatas meja makan” Woohyun kini sudah berdiri dibelakang Chorong, menunggu cewek itu keluar dari bawah meja makan.

“A-apa handphone lo i-ni?” perlahan Chorong menunjukkan benda yang tadi tidak sengaja dijatuhkannya dari atas meja makan.

“YA! Kenapa bisa jadi gini? Lo apain handphone gue?” Woohyun mengambil handphonenya dari tangan Chorong, dengan layar retak dan penyok disalah satu sisinya.

“Y-ya! Tadi gue lagi mau ngeberesin meja makan, terus handphone lo ga sengaja jatuh, lagian salah sendiri naro handphone di meja makan.”

“Terus gimana lo mau tanggung jawab sama handphone gue?”

“Kan salah lo sendiri yang naro handphone di meja makan. Gue juga ga sengaja.”

“Oke gue maafin lo dengan satu syarat.”

“Syarat apa?” Chorong menatap curiga, firasatnya buruk.

“Lo harus masakkin gue tiap hari, termasuk bikinin gue bekal makan siang. Gampang kan?” senyum mengembang di wajah Woohyun.

“Gamau!”

“Oh yaudah, lo harus ganti handphone gue kalo gitu. Tinggal pilih.”

“Ya!—”

“Lo cuma punya dua pilihan, ngga ada yang lain.” Woohyun menggerakkan jari telunjuknya didepan Chorong.

“Hmm, yaudah gue bakal masakkin lo tiap hari.” Ucap Chorong pasrah.

“Termasuk bekal makan siang, jangan lupa.”

“Iya iya bekal makan siang juga, puas?”