Chapter 3

Home Alone

Hari ini Woohyun pulang lebih cepat dari biasanya, dia sudah sampai rumah sebelum jam makan malam. Dia berniat untuk membantu Chorong memasak, atau paling tidak mengganggu Chorong saat dia memasak. Woohyun tertawa sendiri di depan pintu membayangkan dirinya yang akan mengusili Chorong dan juga membayangkan ekspresi bete Chorong yang sudah tergambar di angannya. Woohyun sudah membunyikan bel rumah entah kesekian kalinya, namun tetap tidak ada respon dan tidak ada yang membukakan pintu untuknya. Kenapa Woohyun tidak masuk saja? Dia bahkan tidak punya kunci rumah dan tidak punya nomer telfon Chorong, yang dia punya hanya nomer telfon Ibunya Chorong. Ah, kan bisa minta nomer Chorong ke Ibunya. Woohyun lantas menepuk jidatnya.

Setelah menelfon Ommanya Chorong dan mendapat balasan cekikikan dari Omma dan juga adiknya Chorong yang menanyakan bagaimana perkembangan mereka berdua, Woohyun akhirnya mendapatkan juga nomer Chorong. Namun sayang, nomer Chorong tidak aktif. Sudah lebih dari lima kali Woohyun coba menelfon dan menelfon Chorong, tapi nomernya tetap tidak aktif. Woohyun tidak tahu apa yang bisa dia lakukan sekarang. Hujan turun dengan derasnya sejak 20 menit yang lalu, dia tidak ada payung didekatnya, tidak ada yang bisa membantunya untuk masuk ke rumah, jadi Woohyun memutuskan untuk menunggu Chorong pulang. Sekarang sudah jam 7, harusnya sebentar lagi dia pulang kan?. Woohyun sudah menggerutu dari tadi. Perutnya lapar, badannya mulai kedinginan karena hujan yang tidak kunjung reda, dan saat ini dia sangat marah pada Chorong.

Jam 10~

Chorong mengernyitkan jidatnya begitu memasuki rumahnya. Ada seseorang yang duduk di depan pintu rumahnya. Chorong berjalan berjinjit, menyiapkan dirinya untuk menyerang orang itu. Dia menggenggam botol minum di tangan kanannya dengan sangat intens. Begitu mendekati objek yang mencurigakan itu Chorong langsung mengangkat botol minum yang tinggal setengah terisi dan langsung memukuli targetnya.

“YAAAA! Apa yang lo lakuin hah?!”

Chorong lantas menghentikan aksinya. Lagi-lagi dia melakukan hal bodoh karena keparnoannya.

“Lo kira gue maling apa? Kalo gue maling gue udah pergi dari sini dan ga akan dengan bodohnya nungguin lo di depan rumah kayak gini.”

“M-maaf, tadi gue ga liat kalo itu lo, abisnya remang remang. Lagian—”

“Udah cepetan buka pintunya, gue pengen tidur!”

“Kenapa lo ga—”

“Lo lupa kalo gue ga punya kunci rumah? Besok lo harus kasih gue kunci rumah, dan jangan matiin hp lo. Cepet bukain pintunya”

“Eh?” Chorong mengambil kunci rumah dan mengecek hp nya. Ternyata hp nya mati, habis baterai. Setelah Chorong membuka pintu, Woohyun langsung berjalan secepat kilat ke kamarnya, yang sebenarnya merupakan kamar Chorong. Chorong merasa bersalah kepada Woohyun, untuk itu dia langsung berjalan menuju dapur dan memasak sup. Ketika sudah selesai dia mengetuk pintu kamar Woohyun, namun tidak ada balasan. Pasti dia marah deh, gue simpen buat besok pagi aja deh.

Pagi hari. Chorong sudah berada di depan pintu kamar Woohyun lagi dan mengetuknya perlahan. Masa sih masih tidur? Dia ga kerja?. Setelah lelah mengetuk, Chorong memberanikan diri membuka pintu, sambil menutup matanya, takut-takut ada pemandangan yang tidak seharusnya dia lihat. Perlahan, Chorong merenggangkan jemarinya, memastikan bahwa keadaan di hadapannya aman untuk penglihatannya. Dia mengerjapkan matanya begitu melihat Woohyun yang masih terlelap. Hhhh dasar. Chorong lalu mendekati tempat tidur, dan ia kaget begitu melihat wajah Woohyun basah dipenuhi keringat, ia langsung meletakkan tangannya di dahi Woohyun. Ah, demam, apa karena semalam?.

Hari ini Chorong tidak pergi ke kampus, bagaimana dia bisa pergi ke kampus sementara ada orang yang sakit karenanya di rumahnya sendiri. Mau bagaimanapun Chorong untuk mencari alasan bahwa kejadian semalam bukan kesalahannya, tapi dia tidak menemukan satu celahpun. Pertama, dia tidak memberikan Woohyun kunci cadangan rumahnya. Kedua, dia lupa membawa payung yang menyebabkan dia harus menunggu hujan deras reda untuk pulang. Ketiga, hp nya mati, ya, yang ini bukan sepenuhnya kesalahan dia, walaupun sebenarnya salahnya juga yang tidak mencharge hp nya kemarin.

Chorong sekarang sedang berada di kamarnya yang sekarang sedang menjadi kamar Woohyun. Dengan telaten Chorong mengganti kompres di dahi Woohyun, bolak-balik mengganti air dingin di baskom dan juga menyiapkan bubur. Chorong memutuskan untuk belajar di kamarnya, dengan begitu ia lebih mudah mengganti kompres dan tahu begitu nanti Woohyun bangun.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Alvin_19 #1
Chapter 14: Yeeee... woorong!!! Author semangat biki ff lagi.. Ceritanya bagus. Ya tpi aku ngrasa terlalu cepet.. Detail peristiwanya kurang jelas.. Daebakk!!!
riyu_rinho
#2
Chapter 14: woah woorong
i love it >.<