Dari Masa Lalu

Wild Rose
Wild Rose

















Cast:

Do Kyungsoo!main

All Member Exo

Min Dae Shin/Shinji (OC)

Park Hee Rin/Rin (OC)

M.D (bad guy)

Yongha (bad guy)

J (bad guy)

Mr. Black (bad guy)

Boys Scout (they're still random...)


Yang lain menyusul



Disclaimer: I didn't own anything but the story and OC is mine!




~Lyla Angelica's present~



Warning! BoyxBoy!



Don't like don't read!



I WARNED YOU




Udara siang ini cukup aneh. Awan hitam menggantung di cakrawala, di perkirakan beberapa saat lagi akan turun hujan deras. Atau mungkin hujan badai.

Taman dipadati oleh orang-orang yang penasaran karena terdapat mobil polisi juga ambulans, salah satu sudut taman di beri garis polisi. Seorang pria muda menghela nafasnya, dia memandangi tubuh seorang pemuda yang sudah membiru di dalam kantung jenazah. Dia memeriksa lagi buku memo kecilnya.

"Hyung, ini semakin rumit saja." Seorang pria muda bertubuh tinggi menghampirinya. Dia membawa beberapa plastik kecil ditangannya.

"Hanya revolver dan sarung tangan ini yang dapat ditemukan di tempat sampah. Sementara tidak ada hal yang mencurigakan di sekitar sini."

"Begitu... Lagipula aku yakin tidak ada sidik jari sama sekali di pistol itu. Mungkin kita bisa menunggu ponsel milik korban yang sedang di periksa Kyuhyun hyung." Suho mencatat sesuatu di memonya.

"Memangnya korban tidak membawa apapun selain ponsel?" Tanya Chanyeol. Dia tidak langsung memeriksa mayat itu, tapi langsung mengamankan daerah sekitar yang padat oleh kerumunan massa.

"Tidak ada, hanya ponsel yang menggunakan password." Jelas Suho. Dia mendongak, langit semakin pekat, mereka harus menyelesaikan ini dengan cepat sebelum hujan turun.

"Hyung." Suho dan Chanyeol menoleh ke samping, terlihat Tao dan Shinji yang berjalan ke arah mereka. Mereka bisa dengan mudah masuk ke TKP.

"Tao, kau sudah pulang?" Tanya Suho.

"Kami pulang cepat karena rapat guru, apa yang terjadi di sini?"

"Kau bisa lihat sendiri." Suho mengalihkan perhatiannya kepada mayat yang sedang berada di dalam kantung mayat. Tao dan Shinji memperhatikan mayat itu dengan seksama. "Entah apa motifnya kali ini, tapi ini terlihat rumit, sama seperti kasus mayat yang di temukan di sungai Han."

"Akhir-akhir ini banyak sekali pembunuhan..." Ujar Shinji.

"Nyawa manusia seakan tidak ada harganya lagi." Tambah Chanyeol. "Oh iya, kenapa kalian hanya berdua? Mana Kyungsoo?"

"Kyungsoo sedang sakit Chan hyung, kami akan menjenguknya." Jawab Tao.

"Sakit?!" Seru kedua polisi muda itu bersamaan.

"Sakit demam, dia hanya butuh istirahat." Kata Tao sebelum kedua orang ini menanyakannya lagi.

"Sayang sekali kami tidak bisa ikut menjenguk, tapi titip salam saja." Kata Suho.

"Baiklah, akan kami sampaikan. Sebaiknya kami pergi dulu sebelum hujan turun." Shinji dan Tao berpamitan pergi.

Suho menghela nafas lelah, "Aku harap semuanya selesai sebelum bulan depan."

"Kenapa?" Tanya Chanyeol heran.

"Ulang tahun Tao..." Ucap Suho pelan hampir seperti berbisik.

"Benar juga, tanggal 17 bulan depan Eungyeol akan tampil dalam pertunjukan musik..." Chanyeol menundukkan kepalanya, dia teringat adik manisnya yang antusias menceritakan tentang pertunjukan musik pertamanya.

Tak lama ketua Choi menghampiri mereka, "Joonmyeon, aku yakin kau akan terkejut mendengar ini." Kata ketua Choi tanpa basa-basi. Suho mengerutkan keningnya, Chanyeol menatap dengan tatapan tertarik. Ketua Choi mengangkat ponsel ditangannya. Seketika kedua orang itu terbelalak kaget.

Dari kejauhan, seorang pria berkacamata tersenyum tipis. Pria itu menaikkan kacamata yang sedikit turun. Kemudian berlalu dari tempatnya.



OoOoOoOoO



"Huft...." Rin menghela nafasnya. Tujuh orang itu sudah pamit lima belas menit yang lalu. Rumah terasa sepi, belum lagi cuaca sangat buruk di luar. Rin membereskan gelas-gelas yang berada di atas meja. Membawanya ke dapur dan mencucinya.

"Noona..."

Rin menoleh ke belakang, Kyungsoo sedang mengusap matanya dengan wajah mengantuknya yang menggemaskan. Kyungsoo berjalan lesu ke meja makan, menduduki kursi dan merebahkan kepalanya di meja.

"Kau sudah bangun. Mau makan?" Tanya Rin.

"Tidak, belum lapar. Mereka sudah pulang ya?" Tanya Kyungsoo dengan suara serak.

"Sudah, katanya mereka tidak mau mengganggu istirahatmu." Rin mengeringkan tangannya, mengambil gelas bersih dan sekotak susu.

"Pantas saja sepi..." Gumam Kyungsoo pelan. Rin tersenyum, menuangkan susu ke dalam gelas dan memberikannya pada Kyungsoo.

"Oh iya, tadi kata Sehun, Kris menungguimu sampai tidur. Dia pria yang baik."

"Benar..." Kyungsoo menatap gelas berisi susu yang berada ditangannya dengan datar. Omong-omong soal Kris.... Wajah Kyungsoo perlahan-lahan memanas. Kyungsoo langsung meminum susu dengan sekali tenggak.

"Hei, hei, pelan-pelan." Rin khawatir melihat Kyungsoo meminum susu seperti itu. Setelah susunya habis, Kyungsoo meletakkan gelasnya di meja. Entah kenapa panas di kedua pipinya belum hilang.

"Wajahmu memerah Kyungie, sepertinya sakitmu makin parah."

Mendengar itu Kyungsoo merutuk dalam hati, 'Wajahku memerah karena alasan lain.'

CTAR

Kyungsoo dan Rin tersentak kaget. Suara kilat terdengar sangat menggelegar dan menakutkan. Rin beranjak ke ruang tengah kemudian menutup jendela dan tirai. Keadaan diluar sangat gelap. Sepertinya akan turun hujan deras atau mungkin badai.

DOK DOK DOK

"Kyungsoo! Ini aku dan Tao, cepat buka pintunya! Diluar sangat menakutkan!"

Rin buru-buru membuka pintu saat mendengar teriakan tersebut.

"Tao, Shinji, masuklah." Rin mempersilahkan mereka untuk masuk.

"Rin noona, kau masih disini?" Tanya Shinji, diletakkannya tas ke sofa dan langsung menghempaskan tubuhnya. Tao meletakkan keranjang kecil yang berisi buah kesukaan Kyungsoo di meja.

"Bagaimana keadaan Kyungsoo, Rin noona?"

"Dia sudah baikan, Tao. Tadi pagi atau siang teman-temannya datang menjenguk."

"Huh? Siapa?" Tanya Shinji dan Tao bersamaan.

"Chen, Kris, Sehun dan yang lainnya." Jawab Rin.

"Oh... Mereka..." Shinji manggut-manggut. "Kyungsoo dimana?"

"Di dapur."

"Kalau begitu aku akan menemuinya." Shinji beranjak ke dapur sambil membawa keranjang berisi buah. Meninggalkan Tao dan Rin di ruang tengah. Cuaca diluar semakin tidak bersahabat, Rin melanjutkan kegiatannya untuk menutup jendela, menghidupkan lampu dan mencabut kabel listrik yang tidak digunakan. Dia tidak ingin sewaktu-waktu jika petir menyambar, rumah Kyungsoo bisa terbakar karena konsleting listrik.

"Rin Noona."

"Hm?" Rin menoleh ke arah Tao yang masih duduk di sofa. Mata Tao menatap sesuatu di lemari kaca.

"Mereka orangtua Kyungsoo?" Tao menunjuk ke arah lemari kaca. Rin beranjak untuk melihat hal yang dimaksud oleh Tao. Sebuah foto keluarga berukuran lumayan besar tertata rapi di lemari itu.

"Oh... Mereka..." Rin membuka lemari dan mengeluarkan foto itu. Membawanya ke sofa untuk di tunjukkan ke Tao. Foto itu diambil saat Kyungsoo masih berusia sekitar setahun. Latarnya adalah taman, ada lima orang dewasa, seorang bayi dan seorang anak lelaki berusia sekitar enam atau tujuh tahunan yang menyembunyikan wajahnya dengan topi. Tao bisa melihat bibirnya merengut di balik topi hitam itu.

"Ini orangtua Kyungsoo." Rin menunjuk sepasang suami istri yang berada di pinggir. Sang istri menggendong bayi mereka. Kedua pasangan itu tersenyum lebar.

"Nama ayahnya Do Yunho, ibunya Do Jaejoong. Dahulu mereka bekerja sebagai polisi dan pengacara, tapi setelah Kyungsoo lahir mereka memutuskan untuk pensiun."

"Kenapa?" Tanya Tao penasaran.

"Aku juga tidak tahu alasan pastinya, tapi kalau tidak salah, ahjuma bilang tidak ingin melibatkan Kyungsoo dalam kehidupan berbahaya mereka."

"Lalu empat orang lainnya?"

"Hmm... Coba aku ingat-ingat dulu." Rin berpikir, mengingat orang-orang yang berada di foto itu. "Yang paling tinggi ini... Changmin ahjussi, sahabat Yunho ahjussi tapi sekarang beliau sudah meninggal. Di sebelahnya ada Kangta ahjussi, beliau yang merawat Kyungsoo sejak kelas empat hingga sekolah menengah. Wanita di sebelahnya adalah istrinya, tetapi meninggal tak lama setelah foto ini diambil karena kecelakaan. Lalu ini anak Changmin ahjussi, namanya.... Hmm.... Siapa ya? Aku lupa."

"Wajahnya tak terlihat."

"Memang. Dia sangat tidak suka jika wajahnya terpampang di foto." Rin tertawa pelan. Rin tiba-tiba saja teringat sesuatu. "Oh iya! Foto ulang tahun Kyungsoo!" Rin melesat cepat ke arah lemari. Rin sedikit memindahkan pigura yang tertata rapi disana, mencari sesuatu. Senyuman manis mengembang diwajahnya saat menemukan yang ia cari.

"Seingatku anak kecil itu pernah menghadiri acara ulang tahun Kyungsoo yang kedua, dan ahjuma berhasil memaksanya untuk memperlihatkan wajahnya di kamera." Rin menunjukkan foto itu kepada Tao. "Ini dia. Dia berada di ujung." Rin menunjuk anak kecil yang memakai hoodie biru tua, tapi sayang sekali hoodienya menutupi mata kanannya, membuat wajahnya tidak terlihat jelas.

"Dia terlihat misterius." Tao menyipitkan matanya.

"Memang, dia agak aneh. Dia tidak memiliki teman saat itu, dia juga tidak dekat dengan orangtuanya sendiri. Ibunya meninggal saat dia tujuh tahun. Setidaknya itu yang kudengar dari ahjuma. Setelah Changmin ahjussi meninggal, tidak pernah terdengar kabar tentang dirinya." Ucap Rin.

"Noona, kenapa kau tidak ada di foto ini?" Tanya Tao saat sadar dia tidak melihat anak kecil yang mirip dengan Rin.

Rin tertawa pelan, "Aku anak adopsi yang dirawat oleh adik tiri Yunho ahjussi saat usiaku empat belas tahun, saat pertama kali bertemu Kyungsoo usianya sudah delapan tahun. Jadi tentu saja aku tidak ada di foto masa kecil Kyungsoo."

Dalam hati Tao menyesal menanyakan hal itu. Ruang tengah itu hening, hanya terdengar suara petir dan hujan yang mulai turun rintik-rintik diluar sana.

"Noona, maaf jika aku lancang. Tapi, apa penyebab pasti orangtua Kyungsoo meninggal dan apa yang terjadi pada Kyungsoo setelah itu?" Tao beralih menanyakan hal lain dengan hati-hati.

Rin menghela nafas, "Baiklah, akan aku ceritakan. Aku harap ini terakhir kalinya aku menceritakan hal ini." Rin menatap Tao. Tao memasang telinganya baik-baik, dia selalu penasaran akan hal ini.

"Kau tahu tentang pembunuhan keluarga Do enam tahun yang lalu?" Tao mengangguk. Dia sudah tahu hal itu dari Suho.

"Soal penyebab pastinya aku juga tidak tahu. Yang aku tahu orangtuanya tewas terbunuh di kejadian itu, sedangkan Kyungsoo yang masih kecil selamat. Tapi dia mengalami trauma berat karena melihat orangtuanya di bunuh di depan matanya, pembunuh bajingan itu membiarkan Kyungsoo hidup dalam trauma psikologis yang membuatnya menjadi seperti boneka. Perlu waktu setahun untuk menyembuhkannya dari trauma, bahkan sampai sekarang ini aku tahu Kyungsoo masih akan terus terbayang dengan peristiwa mengerikan itu. Apalagi, pembunuhnya meninggalkan bekas luka di tubuh maupun hatinya."

"Di tubuhnya? Tapi aku tidak melihat luka di tubuhnya."

"Lukanya di pinggang, luka goresan memanjang yang permanen. Dia tidak tahu bagaimana bisa dia terluka, tapi dia selalu mengingat pembunuhnya saat melihat luka itu."

Setelah itu keheningan kembali menyapa mereka, hanya suara air yang menghantam tanah dan gemuruh yang bersahut-sahutan. Di dapur Kyungsoo dan Shinji juga diam, menikmati suara hujan dan sepotong apel.

Suho dan Chanyeol berteduh di sebuah kafe, Suho menopang dagu dengan tangannya, matanya menatap jalanan yang kosong. Chanyeol menyenderkan tubuhnya ke kursi dan menatap arah yang sama dengan Suho. Suho mengeratkan genggamannya saat perasaan aneh menggelitik hatinya. Entah kenapa dia merasa bahwa hujan kali ini seolah membersihkan sebuah arena pertempuran. Mempersiapkan arena untuk pertempuran yang lebih dahsyat.

Cepat atau lambat.



OoOoOoOoO



Hari sudah pukul sepuluh malam saat hujan bahkan belum benar-benar reda. Langit masih rintik-rintik dan membuat udara malam itu sangat dingin. Tapi Tao tidak peduli dengan rasa dinginnya. Kakinya dia paksa untuk berlari melewati genangan air. Pemuda panda itu ingin memastikan sesuatu.

Tao membuka pintu rumahnya dengan kasar, kemudian membanting dan mengunci pintunya. Tidak peduli dengan tetangga yang akan mengeluh dengan suara yang ditimbulkannya. Tao melepas sepatunya dan langsung menuju ruang bawah tanah. Ruangan itu terletak di dalam lemari tempat menyimpan mantel dan payung, Tao membuang semua isi lemari, membuka pintu yang hampir tidak pernah di gunakan lagi. Tao menuruni tangga dan menyalakan lampu yang tergantung di tengah ruangan yang rendah. Hanya berbeda beberapa senti dari tinggi badan Tao.

"Dimana Baba menyimpannya?" Tao menggumam sambil mengacak-acak rak buku. Ruangan ini adalah tempat almarhum ayahnya menyimpan semua berkas-berkas lama. Ya, ayahnya adalah mantan kepala kepolisian.

'Oh iya, kau ingin tahu satu hal yang menarik?' Dia kembali mengingat ucapan Rin.

'Apa?'

'Dengar Tao, tidak banyak yang mengetahui rahasia ini. Dan kau satu-satunya yang aku ceritakan langsung. Mungkin kau akan terkejut, karena kau tidak akan pernah menduga sebelumnya.'

Tao menarik sebuah kotak yang berisi setumpuk map dari bawah rak. "Ini dia." Gumamnya. Tao membuka satu-persatu map. Matanya berhenti di sebuah halaman yang terdapat sebuah foto.

'Dahulu ayah Kyungsoo adalah anggota kepolisian khusus di Amerika. Ahjussi dan timnya menangani kasus yang berat, seperti transaksi obat ilegal yang dilakukan oleh mafia.'

Tao membaca tulisan di bawahnya. "Setelah tugas terakhir dan salam perpisahan." Itu adalah foto terakhir ayahnya dalam bertugas karena beliau akan menikah. Tao membuka map lainnya. Kali ini dia menemukan sebuah foto saat ayahnya bersama lima orang lainnya. Di bawahnya terdapat nama masing-masing anggota. Matanya berhenti saat melihat nama seseorang.

"Do... Yunho..."

Selama ini Tao berfikir ayahnya hanyalah tentara biasa yang pensiun karena akan menikah. Tetapi sesungguhnya ayahnya melakukan pekerjaan yang terlampau berbahaya. Di halaman itu juga ada catatan kaki yang tak terbaca jelas karena tulisannya luntur. Tao beralih pada map selanjutnya.

'Ahjuma menceritakan hal ini padaku, dahulu dia adalah mantan kekasih dari seorang mafia yang memiliki seorang putra. Dan mafia itu adalah musuh besar kepolisian.'

Tao berhenti di sebuah halaman. Sebuah kertas yang ditulis tangan oleh ayahnya sendiri. "Seorang pengacara adalah kekasihnya. Tapi Yunho mengambil hatinya." Tao terkejut saat membacanya. Tunggu, jika dia seorang pengacara yang mencintai Yunho, mungkin namanya adalah... Jaejoong.

'Ahjuma saat itu mau menerimanya menjadi kekasih karena khawatir dengan keselamatan keluarganya ditangan mafia itu. Selain itu, dia tidak tega melihat anak kecil berusia tujuh tahun besar tanpa seorang ibu.'

Tao kembali mencari map lain, dia mengobrak-abrik ruangan berdebu itu. Kemudian dia menemukan map hitam, dia membuka map itu. Tao membaca sebaris paragraf. "Si pengacara membocorkan rahasia besar Mr. Black. Kepolisian berhasil melumpuhkannya. Tapi anaknya yang berusia delapan tahun dinyatakan hilang. Mr. Black dijatuhi hukuman mati." Tao menganga. Sepertinya dia mulai paham. Semua hal yang dia ketahui selama ini saling berhubungan. Tao membalik halaman dengan kasar hingga kertasnya hampir robek. Dia sampai dihalaman belakang.

'Ahjuma jatuh cinta dengan Yunho ahjussi, karena merasa bersalah, akhirnya dia memilih untuk mengkhianati kekasihnya sendiri. Dia menanggung resiko nyawanya sendiri sebagai taruhannya. Ahjuma sempat bernafas lega saat kelompok mafia mantan kekasihnya sudah hancur. Tapi dia salah.'

Tao membaca tulisan yang ada dihalaman itu. "Korban mulai berjatuhan. Adikku yang merupakan istri dari sahabat Yunho tewas dalam pembunuhan yang terlihat seperti kecelakaan. Aku khawatir pada anaknya yang masih tujuh tahun, juga anak Yunho yang masih satu tahun."

Tunggu dulu, Tao berfikir keras. Istri dari sahabat Yunho tewas dalam kecelakaan saat anaknya masih tujuh tahun, dan Kyungsoo satu tahun. Tao teringat dengan foto keluarga Kyungsoo yang ditunjukkan Rin kepadanya sore tadi. Tao lanjut membaca.

"Changmin sangat shock saat istrinya meninggal, dan sampai dia menemui ajalnya dia tidak pernah memberitahukan kebenarannya kepada anaknya, Kris..." Suara Tao memelan membaca kata terakhir. Jadi, selama ini orangtua Kyungsoo dan Kris saling mengenal, dan ternyata Kris adalah sepupunya sendiri. Dalam satu garis keturunan.

"Astaga... Ada apa sebenarnya ini?" Tao memegang kepalanya. Dia tidak pernah menyangka akan menjadi sangat rumit.

'Ahjuma baru menyadari saat Kyungsoo lahir, dia merasa diawasi, diperhatikan, diincar. Dan semuanya lebih parah saat semua orang yang berharga di rebut paksa dari sisinya.'

Tao menggigit bibirnya, dia membaca kalimat terakhir. "Dan aku tahu bahwa selanjutnya pasti diriku."

Tao melempar map yang dipegangnya hingga isinya tercecer di lantai kotor. Terduduk di lantai dingin, Tao menutup mata dan mengambil nafas dalam. Dia menghubungkan semuanya dengan kepala dingin.

"Tenang... Sabar... Pikirkan cara terbaik... Jangan terbawa emosi..." Tao menenangkan dirinya sendiri. Tao membuka matanya perlahan.

'Kenapa Noona menceritakan tentang hal ini padaku?'

'Karena aku percaya padamu Tao, kakakmu seorang polisi kan? Pasti kau bisa memecahkan hal seperti ini, karena jujur saja, aku menyerah mencari tahu apa yang terjadi. Aku hanya menduga mafia itu adalah dalang dari semua masalah ini. Tapi aku yakin kau bisa menyelesaikan semua ini lebih baik daripada diriku. Noona minta tolong Tao,'

'Tolong bantu Kyungsoo menyelesaikan masalah ini, aku melihat adanya niat tulus di matamu untuk membuat Kyungsoo tersenyum. Kyungsoo pantas mendapatkan kebahagiannya kembali. Noona mohon padamu Tao, tolong bantu Kyungsoo.'

Tao tersenyum, ini bukan sepenuhnya masalah Kyungsoo sekarang, ini adalah masalahnya juga. Orang yang membunuh orangtua Kyungsoo adalah pembunuh ayahnya. Ternyata usianya tidak jauh dari Suho hyung, dan kemungkinan besar selama ini dia ada disekitarnya tanpa dia sadari.

"Terimakasih karena sudah percaya padaku Noona. Aku akan berusaha untuk membuat Kyungsoo tersenyum bahagia lagi."

Saat Tao mendengar pintu rumahnya terbuka dan suara yang sangat di kenalnya memanggil namanya, Tao sadar dia adalah seorang pemeran pembantu yang akan mengambil peran utama untuk sementara.

Sudah saatnya dia berani muncul di depan layar.




TBC/DELETE?





Apaan nih? Gaje! #plakk

Maaf mengecewakan... m(_ _)m #bow Maaf yang udah nunggu lama.... m(_ _)m #bow lagi

Itupun kalo ada...

Ada yang bisa ngasih saran? Saya bingung mau digimanain lagi ._.

Ntar Kyungie sama siapa ya?

Mr. Black siapa ya?

Kok bikin mumet ya?

Udahlah.-.

Last, comment please...
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
OWLove #1
Chapter 15: duhh.
lanjut lanjut thor.
seru deh
penasaran akuu TT
ini harus dilanjut author nim tercinta (eaaaakkk) :D
namjoon mau ngapain tuuh hayoooo,.... duh, author jago bikin penasaran hikseuuu TT

buruan updet ya thoorr. jebaall (buing buing ) #SeketikaAuthornyaMuntah

keep writing thor.
semangat yaaa, mumpung liburan jangan banyak males XD
lopyuu thoor #AuthorNggakLopSamaKamuWekk
:*:*:*
LylaAngelica
#2
Tenang, Ada abang2 ganteng yang jagain baby Soo kok ^3^
DOut29 #3
Baru sempat baca, akhirna ngebut XD
Beuh, akhirnya Krisoo muncul! ♥
duh duh jd penasaran, siapa sih yg ngincar ksoo itu >_<
DOut29 #4
Chapter 3: Ini kira2 main pairnya apa ya? Semoga aja kalo ga Krisoo, Kaisoo atau Hunsoo #plak XD
Krisoo momennya dibanyakin donk :D
*nasib Krisoo shipper minim hiburan*XD
Chansoo sama Laysoo blm ketemu nih? aduh makin penasaraaan >_<
Kira2 siapa ya yg bunuh ortunya Babysoo? :/
update ASAP juseyooooo
DOut29 #5
Chapter 2: sebenarnya saya udah baca di ffnet, tp susah ngereview kaga masuk2 -_-
saya review disini aj ya :D
Penasaran sama yg bunuh ortunya ksoo, sadis bener, kasian soo nya jd trauma gitu π_π
Ah, KaiTaoBaek udah muncul, nunggu KriSoo sama HunSoo momen ini XD
itu Baek main bawa kabur anak org aja coba :v
update juseyooo
MilkyPocky #6
Chapter 1: Lanjutkan~
DOut29 #7
menarik! jarang2 ada ff Kyungsooxeveryone bahasa indo di AFF XD
ditunggu lanjutannya authornim :D