Kejutan merah

Wild Rose
WILD ROSE




Cast: Do Kyungsoo!main
All Member Exo
Min Dae Shin/Shinji (OC)
Yang lain menyusul

Disclaimer: I didn't own anything but the story and OC is mine!










• ~Lyla Angelica's present~ •







Warning! BoyxBoy!







Dont like dont read!







I WARNED YOU


L






Seorang pria tinggi keluar dari mobilnya. Hari sudah sangat larut. Dia merenggangkan tubuhnya, melepaskan penat setelah seharian bekerja. Dia memasuki rumahnya yang ditinggalinya berdua bersama adiknya, keadaan didalam rumah gelap. Hanya ada cahaya dari ruang tengah. Dia melangkahkan kaki mendekati ruangan, ternyata cahaya itu berasal dari televisi yang masih menyala. Dia mendekati sofa merah marun di tengah ruangan.

"Sudah ku bilang jangan menungguku..." Ucapnya pelan saat melihat sesosok gadis kecil yang tertidur pulas di sofa. Di matikan televisi yang menayangkan acara tengah malam, diangkatnya tubuh kecil itu dan dibawa ke kamar gadis itu sendiri. Di baringkan tubuh itu di kasur, menarik selimut hingga lehernya. Ditatapnya wajah polos yang tertidur pulas dengan tatapan lembut. Di elusnya pelan rambut coklat muda yang sama seperti miliknya.

"Maafkan Oppa sayang...." Diliriknya meja belajarnya, sebuah ponsel pink tergeletak disana. Dia mendekati meja itu, kemudian diambilnya ponsel pink itu. Dibukanya galeri, dia tersenyum melihat dirinya dan gadis kecil itu saat di taman bermain. Foto-foto selanjutnya membuatnya geram, dengan kasar dihapus semua foto itu. Ditatap sekilas gadis yang terlelap itu, dia membuang nafas kasar, kemudian meletakkan kembali ponsel itu ditempat semula.

"Mimpi indah Eungyeollie..." Dia mengecup kening gadis kecil itu dan keluar dari kamar bernuansa girly itu. Setelah pintu tertutup rapat, mata jernih berwarna coklat terang terbuka. Menatap sendu pintu yang tertutup.

"Chanyeol Oppa, kapan kita bisa seperti dulu lagi...."

.

.

.

.

Kyungsoo menyesal.

Sangat, sangat, sangat menyesal.

Seharusnya malam ini dia bisa tidur dengan nyenyak. Ditemani bantal guling dan selimut tebal. Seharusnya dia tidak pergi ke sungai Han saat malam. Seharusnya dia tidak masuk ke dalam gudang tua itu hanya karena melihat beberapa orang memasukinya. Dan seharusnya dia tidak menjadi anak yang kelewat penasaran. Rasa penasaran bisa membunuh seekor kucing. Dan Kyungsoo menyesali sifat penasarannya.

"Ya tuhan... Aku sangat menyesal..."

Kyungsoo jongkok di balik sebuah peti besar. Dia menggigit jari telunjuk untuk meredam rasa takutnya. Sesekali dia mencuri pandang ke arah tempat yang luas itu. Hanya ada sebuah meja dan seorang pria tua berbadan gemuk, di sekelilingnya ada pria-pria kekar berpakaian serba hitam. Pria tua itu bercakap-cakap dengan seseorang, tapi Kyungsoo tidak dapat melihatnya.

"Ayah... Ibu.... Aku takut..." Kyungsoo menggigit bibirnya, tubuhnya sudah gemetar dan berkeringat dingin. Kyungsoo beruntung tempat ini gelap, sehingga dia tidak terlihat.

"Senang bertransaksi dengan anda tuan M Black."

Sepertinya mereka sudah selesai. Bagus, aku bisa segera pulang dan melupakan semua hal ini. Pikirnya.

"Hmm, pedang ini lumayan ringan untuk di pegang."

DEG

Suara itu...

"Hmm... Ayo kita lihat seberapa tajam pedang ini."

'Suara ini... Tidak mungkin...' Kyungsoo larut dalam pikirannya. Dengan perlahan dia mulai berdiri. Rasa penasaran lagi-lagi mengalahkannya. Dia mengintip dari balik peti. Hal yang selanjutnya dia lihat membuat sekujur tubuhnya lemas. Disana, seorang pria bertopeng tersenyum mengerikan. Seonggok tubuh tanpa kepala tergeletak bersimbah darah.

'Kami mencintaimu sayang, tetaplah hidup'

Ini terasa seperti Dejavu.

'Sayang sekali. Anak manis sepertimu harus melihat orangtuanya mati dengan menyedihkan.'

Kyungsoo melihat kedua orangtuanya disana. Diam tak bergerak di genangan darah. Dan pria bertopeng itu tersenyum sangat mengerikan. Pria yang menjadi mimpi buruknya selama enam tahun. Sekarang ada di hadapannya.

Pikirannya kosong. Semua pikirannya melayang ke masa lalu. Otaknya mencerna semua ini.

Selama ini orang itu ada didekatnya. Dan kemungkinan besar, mengawasinya. Kyungsoo mundur selangkah, mencoba kabur. Kyungsoo tidak tahan melihat semua ini. Berusaha untuk tidak melihat mayat itu. Dia menahan dirinya agar tidak pingsan ditempat.

KRAK

Sialan! Kayu sialan! Suara kayu yang retak membuat mereka menoleh ke arahnya, Kyungsoo menutup mulutnya syok. Dia lupa kalau dia tadi sedang mengintip, jadi sebagian tubuhnya terlihat. Kyungsoo menatap pria bertopeng itu sejenak, kemudian berbalik dan berlari secepat yang dia bisa. Kyungsoo berlari melewati peti-peti besar, suasana yang gelap membuatnya sering tersandung. Gudang ini lumayan besar, Kyungsoo kesulitan untuk mencari jalan keluar.

Bruk

"Aakh...." Kyungsoo meringis kesakitan, kakinya menabrak sebuah kotak kayu yang sepertinya berukuran kecil sehingga membuatnya terjatuh. Dia bangkit kembali dan memegang lutut kanannya yang terluka. Kyungsoo merasa dia tidak kuat lagi berjalan, sehingga dia memilih untuk bersembunyi di balik peti besar yang menyembunyikan dirinya dengan sempurna. Dia memasukkan tubuhnya ke celah kecil antara dinding dan peti yang paling besar. Ada satu celah sempit lagi, akhirnya dia memilih memasukinya dan duduk di lantai. Celah sempit ini cukup untuk tubuhnya yang mungil.

"Tadi dia pergi ke arah sini!"

Kyungsoo menegang, di dekatnya ada dua orang berbaju hitam yang memegang senter.

"Kau yakin? Ini jalan buntu."

"Aku yakin! Mungkin saja dia bersembunyi di dalam peti."

"Jangan bodoh! Semua peti ini tertutup rapat. Mungkin dia ada di balik peti-peti ini." Kyungsoo mendengar suara kayu berderit. Sepertinya mereka menggeser peti-peti itu. Kyungsoo bersyukur peti tempat dia bersembunyi sangat besar dan pastinya berat.

"Peti ini sangat berat, aku akan melihat ke dalam celah yang sangat kecil ini."

Kyungsoo menahan nafas saat cahaya senter itu menyinari celah kecil tepat di sebelahnya.

"Tidak ada apa-apa disini. Ayo cari ditempat lain."

"Aku sudah bilang padamu."

Kyungsoo membuang nafas lega, mereka sudah pergi. Sekarang saatnya untuk mencari jalan keluar. Kyungsoo berdiri dan keluar dari tempat sempit itu. Dia berjalan tertatih-tatih menahan nyeri di lututnya. Matanya sudah mulai terbiasa dalam kegelapan seperti ini. Dia memperhatikan sekeliling, berusaha mencari setitik cahaya. Dapat! Dia melihat cahaya di atas, tepatnya ventilasi udara.

"Tapi itu sangat tinggi. Bagaimana ini?!" Kyungsoo mencoba tenang, dia memperhatikan peti-peti berbagai ukuran. Di bawah ventilasi udara terdapat sebuah peti yang cukup besar, hampir mencapai ventilasi itu. Tiba-tiba sebuah ide muncul di otaknya.

"Aku tahu!"

Kyungsoo mengambil sebuah peti kayu sedang, di letakkannya peti itu di sebelah peti besar yang berada dibawah ventilasi udara. Kemudian diambilnya peti kecil, dan diletakkan lagi di atasnya. Dia mengambil satu peti kecil lagi. Dinaikinya peti yang sudah dia susun menyerupai tangga, berusaha sepelan mungkin agar tidak menimbulkan suara keras. Dia meletakkan peti kecil yang dipegangnya tadi di atas peti besar, kemudian dia menaiki peti besar itu dengan susah payah karena tubuh kecilnya. Dia meletakkan peti kecil tadi tepat dibawah ventilasi udara, kemudian menaikinya. Dia membuka penutup ventilasi dengan perlahan. Dia mengawasi sekitarnya, di luar sepertinya aman. Kemudian dia melewati ventilasi udara itu, beruntung ventilasi itu cukup untuknya.

'Kyaaaa! Ini tinggi sekali!!' Kyungsoo berteriak dalam hati. Tinggi ventilasi ini kurang lebih tiga setengah meter. Di bawahnya ada semak-semak yang rimbun. Dia ragu harus melompat atau tidak.

'Tidak ada pilihan lain!'

Kyungsoo menghitung dalam hati.

Hana, dul, set!

GRUSAK

"Aww... Punggungku..." Kyungsoo mendarat tepat dengan punggungnya. Semak belukar yang ada dibawahnya menahan tubuhnya menyentuh tanah yang keras. Tapi tetap saja rasanya sakit, belum lagi beberapa bagian tubuhnya lecet akibat tergores ranting. Dengan cepat dia bangun dan berlari sejauh mungkin meski dengan langkah tertatih-tatih. Dia harus pergi sebelum tertangkap.

Tanpa Kyungsoo sadari, seseorang mengawasinya sejak dia menyusun peti-peti itu untuk kabur. Seseorang yang memakai topeng hitam dengan hiasan bunga mawar hitam mengangkat telepon dari seseorang.

'Bagaimana M.D?'

"Sesuai perkiraanmu bos, dia sangat cerdas."

'Bagus, besok kirimkan 'hadiah' itu padanya.'

"Baik bos."

Telepon itu tertutup, M.D menghela napas. Dia melangkahkan kakinya menjauh dari tempat itu. Pikirannya terfokus pada orang dari masa lalunya, juga orang yang sedang bertarung dengan kematian disana.

"Maaf... Aku terlalu payah untuk memilih diantara kalian berdua..." M.D tersenyum miris, mengejek dirinya sendiri yang sangat lemah...

.

.

.

.

.

.

Matahari telah menunjukkan sinarnya, pagi yang cerah untuk memulai aktivitas. Kyungsoo memperhatikan wajahnya di cermin, wajahnya terlihat lelah. Dia bahkan bisa melihat kantung matanya yang menghitam.

"Aku jadi terlihat seperti Tao." Kyungsoo menggumam pada dirinya sendiri. Kejadian semalam membuatnya sulit tidur karena selalu terbayang. Kyungsoo berhenti melihat dirinya di cermin dan mengambil tas miliknya, memakai sepatunya dan berjalan keluar. Ditutupnya pintu bercat coklat tua itu dan tidak lupa menguncinya. Kyungsoo berjalan dengan tenang ke sekolah. Tetapi pikirannya melayang entah kemana.

.

.

.

.

"Pagi Kyung-ASTAGA! Kau mirip sekali dengan Tao. Hahahahaha." Kyungsoo tidak menanggapi ejekan Sulli. Dia duduk di kursinya dan merebahkan kepalanya di meja.

"Hei, hei, tumben lesu. Insomnia nya kambuh lagi?" Kyungsoo mendongak, Shinji berdiri di depannya. Kyungsoo hanya menggangguk lemah, kembali merebahkan kepalanya di meja. Shinji menarik kursi dan duduk didepan meja Kyungsoo, matanya menatap Kyungsoo yang menguap.

"Aku sangat mengantuk..." Kyungsoo berucap yang hampir mirip berbisik. Shinji tersenyum pengertian dan mengelus rambut hitam Kyungsoo.

"Tidur saja, hari ini guru sedang rapat. Jadi kemungkinan kita tidak akan belajar jam pertama dan kedua."

"Hmm..." Kyungsoo menggumam lemah.

"Tidurlah Kyung, aku akan menjagamu." Kyungsoo mengangkat kepalanya dan menoleh ke belakang, dilihatnya Tao sedang memainkan ponselnya.

"Maksudmu?"

"Sudah, tidur saja." Kyungsoo menurut, dia merebahkan kepalanya dan mulai tertidur. Tao melirik tajam siswa-siswa yang sedari tadi menatap Kyungsoo. Seketika mereka gelagapan mendapat tatapan tajam Tao yang seolah menusuk kepala mereka.

Shinji terkikik pelan melihat Tao yang mulai protektif terhadap Kyungsoo. Shinji kembali menatapi wajah Kyungsoo yang terlihat damai dalam tidurnya. Shinji tersenyum mendengar gumaman Kyungsoo di tidurnya, tapi seketika senyuman itu luntur saat ekspresi Kyungsoo berubah ketakutan. 'Pasti mimpi buruk.' Pikirnya, di elusnya pelan kepala Kyungsoo, mencoba menenangkannya. Kyungsoo menjadi lebih tenang sekarang, tetapi tetap saja wajahnya terlihat sedih. Membuat Shinji yang melihatnya juga menjadi sedih.

Tao yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua hanya diam saja. Tetapi mata tajamnya mencoba untuk mencari sesuatu yang disembunyikan oleh Kyungsoo. Karena dia melihat adanya luka gores di tengkuk Kyungsoo. Insomnia juga bisa terjadi karena 'sesuatu' kan?

.

.

.

.

Sebuah motor berwarna merah menyala berhenti didepan sebuah gedung. Seorang pria tampan turun dari motor itu dan membuka helm yang dia gunakan, dia mengacak rambutnya yang semula tersisir rapi menjadi berantakan dan terkesan stylish. Jas hitam semi formal kancingnya sudah terbuka semua, dasinya dia kendurkan, sekarang dia terlihat santai dan terasa aura maskulin yang kuat.

Dia berjalan memasuki gedung yang terlihat rusak dengan langkah tenang. Dia berjalan melalui anak tangga menuju ke basement, basement terlihat lebih bersih dan rapi. (Bayangin latar mv Call me baby)

"Selamat datang tuan muda Wu."

"Diam kau rusa sialan." Luhan tertawa melihat wajah Kris yang kusut. Dia kembali melemparkan hard dart ke kartu-kartu yang tertempel di dinding. Chen tertidur di sofa panjang. Kris duduk di sofa abu-abu di sebelah sofa tempat Chen tidur dan menyilangkan kakinya, wajahnya ditekuk meski tetap terlihat tampan.

"Tumben kau kemari Duizzang." Tanya Xiumin yang duduk diatas meja panjang sambil memakan sekantung snack.

"Aku muak seharian berada di antara tikus-tikus berdasi itu." Kris memijat pelipisnya, pekerjaannya sangat membuatnya stress.

"Itukan tugasmu Duizzang." Kris melirik Luhan yang saat ini tengah membidik boneka miniatur manusia yang lebih mirip boneka voodo hasil karya Baekhyun dan Chen.

"Kau tidak kuliah Lu?" Tanya Kris. Seingatnya Luhan ada jadwal kuliah hari ini.

"Malas." Balas Luhan singkat. Luhan dan Chen kuliah universitas yang sama, tetapi Chen mengambil jam malam yang singkat.

"Tidak heran kau menghabiskan empat tahun di SMP."

"Setidaknya otakku yang lebih berguna." Luhan melemparkan dart itu tepat mengenai boneka voodo(?) berukuran sedang. Kemudian dia meringis melihat dart itu menusuk dimana.

"Eww, kau memiliki bakat alami Lu." Komentar Xiumin yang masih sibuk mengunyah snack, menatap ngeri dart yang menusuk organ vital yang berada di selangkangan boneka voodo itu.

"Aku tahu aku hebat." Luhan kembali melemparkan dart, kali ini sasarannya adalah sebuah poster dari sebuah girl band favorit Kai yang tidak dia ketahui namanya.

"Kalau Kai mengetahui kau merusak poster wanita kekurangan baju miliknya dia pasti akan membuatmu jadi rusa panggang." Xiumin mencoba memperingati Luhan, tapi rusa cina itu tidak mempedulikannya. Xiumin merasakan getaran di saku celananya, dia mengambil ponsel miliknya masih dengan mulut yang bekerja dan membaca pesan dari seseorang. Seketika senyumannya mengembang, dengan cepat dia turun dari meja dan memasukkan ponselnya kembali ke saku celana.

"Aku pergi dulu." Kris dan Luhan hanya menatap bingung pada Xiumin yang sudah berlari secepat kilat ke atas.

"Xiumin kenapa?" Tanya Kris dengan alis bertaut. Luhan hanya menggedikkan bahunya cuek.

"Mungkin dia ingin menjemput gadis kecil itu." Luhan melempar dart terakhirnya, kemudian menatap Kris. "Dia itu lucu, sayang pada gadis itu tapi benci setengah mati pada kakak gadis itu." Luhan kembali melihat ke arah poster yang sudah penuh dengan dart, "Wow, aku sangat berbakat menjadi seorang sniper."

Kris meringis melihat tempat dart itu menancap. "Right on that ies."

.

.

.

.

.

Seorang gadis manis yang memakai seragam SMP duduk di sebuah ayunan. Matanya menatap kosong tanah berpasir di bawahnya, kakinya mengayun pelan.

"Oppa..." Gadis itu menghapus airmata yang mengalir dari sudut matanya. Dia tidak sadar ada seseorang yang berdiri di sebelahnya.

"Kalau kau menangis wajahmu terlihat buruk." Gadis itu terkejut, dia mendongak. "Jangan menangis lagi." Pemuda yang lebih dewasa jongkok mensejajarkan wajah mereka.

"Xiumin Oppa..." Gadis kecil itu memeluk Xiumin, Xiumin juga balas memeluk. Baginya gadis itu adalah adik kecilnya, meskipun sebenarnya mereka tidak memiliki hubungan darah. Xiumin merasakan kaosnya basah, gadis itu menangis di pundaknya.

"Oppa disini, ceritakan pada Oppa Eungyeol." Xiumin mengelus kepalanya pelan. Gadis kecil itu mulai tenang, dia mengangkat kepalanya. Eungyeol mengusap airmatanya, Xiumin duduk di ayunan sebelah Eungyeol.

"Aku kesal Oppa, Chanyeol Oppa jarang sekali berada dirumah. Padahal dia berjanji akan membuat kue bersamaku kemarin." Eungyeol mulai bercerita, "Selalu saja pulang malam, saat pagi pun tidak sempat sarapan bersama." Eungyeol mengerucutkan bibirnya, mengingat kelakuan kakaknya yang selalu sibuk. "Aku tahu pekerjaan sebagai polisi harus siap duapuluh empat jam, tapi kan seharusnya dia memikirkan kesehatannya."

Xiumin tersenyum, "Itu karena banyak kasus akhir-akhir ini, kakakmu adalah seorang polisi. Jadi wajar kalau dia sangat sibuk."

"Tapikan..."

"Kalau semua sudah tenang dan aman, kakakmu pasti akan mengambil cuti."

"Iya juga sih... Tapi kan tetap saja."

"Kalau begitu buatkan dia sebuah kue, dia pasti akan senang dan berusaha untuk menyelesaikan kasus. Sehingga dia bisa mendapat cuti lebih cepat."

"Kau benar Oppa!" Eungyeol tersenyum bahagia mendengar usul Xiumin, mungkin saat dia sampai dirumah nanti dia bisa membuat kue spesial untuk Oppa tercinta. Eungyeol dengan cepat berdiri, membuat Xiumin menatapnya bingung. "Kalau begitu aku pulang dulu Oppa! Akan kubuat kue coklat spesial untuk Chanyeol Oppa! Bye bye!"

Xiumin tersenyum geli melihat Eungyeol yang berlari sambil melambaikan tangannya. "Anak yang polos." Gumamnya, Eungyeol sangat mudah untuk dipengaruhi. Yah, setidaknya Eungyeol tidak sedih lagi.

Xiumin berjalan menuju tempat dia memarkirkan motornya, dia berencana untuk langsung pulang ke rumah yang hanya berisi para maid. Tapi saat dia baru saja menaiki motor miliknya ada seseorang yang melintas di dekatnya.

"Kyungsoo!" Panggilnya, objek yang diteriaki menoleh. Matanya membulat kaget yang membuatnya menjadi terlihat lucu. Kyungsoo mendekati Xiumin yang masih duduk diatas motor.

"Xiumin hyung, apa yang kau lakukan disini?" Tanya Kyungsoo.

"Hanya mencari udara segar. Kau mau pulang?"

"Iya."

"Ayo naik."

"Hah?" Kyungsoo mengerjapkan matanya, Xiumin menunjuk kearah belakangnya, mengisyaratkan Kyungsoo untuk duduk di motornya. "Tapi hyung, ini sudah sangat sore, nanti kau pulang kemalaman. Lebih baik aku naik bis saja." Kyungsoo menolak secara halus. Tapi dia sudah dibuat kaget lagi dengan tangannya yang ditarik. Wajahnya dan wajah Xiumin sangat dekat, dia bisa melihat wajah tampan yang imut(?) itu dengan jelas.

"Tidak ada penolakan atau kau kucium disini." Kyungsoo refleks menjauhkan wajahnya dan menutup mulutnya, kemudian mengangguk. Xiumin terkekeh melihat semburat merah di pipi Kyungsoo. Xiumin menghidupkan motornya, Kyungsoo dengan perlahan menaiki motor berwarna biru metalik itu.

"Pegangan!"

"Ap-KYAAAAAA!!!!" Kyungsoo berteriak histeris saat motor yang dia tumpangi melaju dengan kecepatan tinggi, dia memeluk tubuh Xiumin dengan kuat. Xiumin tertawa senang mendengar teriakan Kyungsoo. Kyungsoo menutup matanya takut, dan Xiumin malah menambah kecepatan motornya membuatnya semakin kuat memeluk Xiumin. Kyungsoo berani bersumpah kalau pinggang Xiumin ramping seperti gadis. Xiumin terus saja membawa motornya dengan kecepatan tinggi sehingga dia bisa merasakan pelukan Kyungsoo sepanjang perjalanan. #baozi modus -.-

.

.

.

Setelah perjalanan mengerikan bagi Kyungsoo dan menyenangkan bagi Xiumin mereka tiba dirumah minimalis Kyungsoo. Kyungsoo langsung turun begitu saja, Xiumin yang melihatnya merasa sedikit bersalah. "Kau marah Soo?" Tidak ada jawaban, Xiumin mengintip wajah Kyungsoo dari samping. Dilihatnya wajah memerah Kyungsoo dan bibirnya yang mengerucut. Hampir saja dia kelepasan dan mencium bibir plum itu.

"Maaf, maaf, aku hanya senang saat kau memelukku seperti itu."

BLUSH

Wajah Kyungsoo makin memerah, Xiumin tertawa melihatnya. "Uukhh... Jangan tertawa!" Kyungsoo memukul lengan Xiumin, membuatnya meringis kesakitan.

"Oww, iya, iya, maaf." Kyungsoo menggembungkan pipinya kesal, dia berjalan menuju pintu rumahnya dengan kaki yang dihentakkan. "Maaf Soo." Kyungsoo tidak mempedulikan Xiumin yang masih mengekor dibelakangnya sambil mengelus lengannya yang dipukul Kyungsoo tadi.

"Huh? Apa ini?" Kyungsoo berjongkok di teras rumah, memperhatikan sebuah kotak berukuran sedang yang dibungkus kertas hologram berwarna merah muda dengan hiasan pita merah.

"Ada apa?" Xiumin ikut berjongkok di sampingnya, "Kado? Kau berulang tahun hari ini?" Tanya Xiumin sambil menatap Kyungsoo. Kyungsoo menggeleng, keningnya berkerut bingung, seingatnya ulang tahunnya masih beberapa minggu lagi. Kyungsoo mencoba mengangkat kado itu, tapi ternyata cukup berat.

"Kalau begitu langsung dibuka saja." Saran Xiumin, Kyungsoo langsung melepas pita merah dan merobek kertas hologram. Di kotak kayu ada sehelai kertas yang bertuliskan 'Kejutan' bertinta merah. Rasa penasaran Kyungsoo bertambah, dengan cepat dibukanya kotak itu. Mata kedua orang itu membelalak lebar melihat isi dari 'kejutannya'

"KYAAAAA!"

"ASTAGA!"

Kyungsoo berteriak histeris dan langsung memeluk Xiumin, Xiumin hanya berwajah horor mengetahui isi dari kado yang diterima Kyungsoo. Isinya adalah sebuah kepala, dengan mulut terbuka lebar dan lidah menjulur. Mata kanannya sudah hancur tidak berbentuk, bola mata kirinya sudah tidak berada ditempat yang seharusnya, darah memenuhi kotak itu, baunya sangat anyir dan busuk.

"Hiks, singkirkan itu... Hiks, kumohon..." Kyungsoo terisak di pelukannya, dia menutup kotak yang baunya hampir membuatnya muntah. Dituntunnya Kyungsoo menjauhi kado mengerikan itu, memasuki rumah Kyungsoo dan dan mendudukkan Kyungsoo di sofa. Kyungsoo masih menangis dan menggenggam kaosnya erat.

"Sstt, tenanglah... Ada aku disini..." Xiumin mencoba menenangkan Kyungsoo, dia membisikkan kata-kata penenang untuk Kyungsoo sampai dia tertidur karena lelah menangis. Xiumin mengambil ponselnya, memencet tombol speed dial 2.

"Halo, Kris? Apa kalian semua sedang berkumpul?"

"......?"

"Datanglah ke rumah Kyungsoo. Ini darurat."

"....!....?!"

"Akan aku jelaskan nanti. Yang penting kalian semua cepat datang."

Xiumin mematikan ponselnya dan melemparkannya ke meja kecil di hadapannya. Dia menatap wajah Kyungsoo yang tertidur di pundaknya. Dielusnya pelan pipi tembam Kyungsoo.

'Apa yang terjadi padamu Soo-ie...'

.

.

.

.

.

.

TBC/DELETE?

Hola~ \(^0^)/

Lama gak nongol nih, maaf ya kalau lama... Habisnya Lyla sakit... #mewek
Bagi yang udah review makasih banget. Dan bagi yang mau baca Lyla juga udah seneng kok ^^
Disini momen Xiusoo paling banyak, soalnya kan jarang ada yang bikin pair kedua orang ini.
Maaf kalo ceritanya berantakan... ^^'
Silahkan kasih komentar, saran, kritik atau konsultasi juga boleh #eaaa #sokjadikonsultan #padahalbanyakmasalah

Last, review please? ^^
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
OWLove #1
Chapter 15: duhh.
lanjut lanjut thor.
seru deh
penasaran akuu TT
ini harus dilanjut author nim tercinta (eaaaakkk) :D
namjoon mau ngapain tuuh hayoooo,.... duh, author jago bikin penasaran hikseuuu TT

buruan updet ya thoorr. jebaall (buing buing ) #SeketikaAuthornyaMuntah

keep writing thor.
semangat yaaa, mumpung liburan jangan banyak males XD
lopyuu thoor #AuthorNggakLopSamaKamuWekk
:*:*:*
LylaAngelica
#2
Tenang, Ada abang2 ganteng yang jagain baby Soo kok ^3^
DOut29 #3
Baru sempat baca, akhirna ngebut XD
Beuh, akhirnya Krisoo muncul! ♥
duh duh jd penasaran, siapa sih yg ngincar ksoo itu >_<
DOut29 #4
Chapter 3: Ini kira2 main pairnya apa ya? Semoga aja kalo ga Krisoo, Kaisoo atau Hunsoo #plak XD
Krisoo momennya dibanyakin donk :D
*nasib Krisoo shipper minim hiburan*XD
Chansoo sama Laysoo blm ketemu nih? aduh makin penasaraaan >_<
Kira2 siapa ya yg bunuh ortunya Babysoo? :/
update ASAP juseyooooo
DOut29 #5
Chapter 2: sebenarnya saya udah baca di ffnet, tp susah ngereview kaga masuk2 -_-
saya review disini aj ya :D
Penasaran sama yg bunuh ortunya ksoo, sadis bener, kasian soo nya jd trauma gitu π_π
Ah, KaiTaoBaek udah muncul, nunggu KriSoo sama HunSoo momen ini XD
itu Baek main bawa kabur anak org aja coba :v
update juseyooo
MilkyPocky #6
Chapter 1: Lanjutkan~
DOut29 #7
menarik! jarang2 ada ff Kyungsooxeveryone bahasa indo di AFF XD
ditunggu lanjutannya authornim :D