Yang ini selesai, yang itu bertambah

Wild Rose
WILD ROSE




Cast: Do Kyungsoo!main
All Member Exo
Min Dae Shin/Shinji (OC)
Yang lain menyusul

Disclaimer: I didn't own anything but the story and OC is mine!





• ~Lyla Angelica's present~ •



Warning! BoyxBoy!



Dont like dont read!



I WARNED YOU





"Kyungsoo, kau yakin dia pelakunya?" Suho menatap ragu pada Kyungsoo yang masih tersenyum.

"Tentu hyung, lagipula keterangannya aneh."

"Aneh bagaimana?"

"Lihat saja rekaman ini."

Mereka mendekat ke arah Kyungsoo, memperhatikan rekaman ulang proses introgasi.

"Apa yang aneh Kyungsoo?" Chanyeol menggaruk kepalanya yang tidak gatal, menurutnya rekaman itu biasa saja. Kyungsoo tersenyum.

"Begini..." Kyungsoo mulai menjelaskan analisisnya. Ketiga orang mendengarkan cerita si mungil dengan seksama.

.

.

.

"Pak, ada apa lagi? Kami sudah memberikan keterangan yang jelas bukan?"

"Betul pak, sekarang hampir malam, orangtua kami pasti cemas."

"Aku harus pulang dan membantu ibu di toko."

Ketiga orang siswa yang diduga sebagai tersangka tengah protes terhadap polisi yang menahan mereka untuk pulang.

"Maaf harus menahan kalian lebih lama. Tapi kami sudah menemukan siapa pelaku yang sebenarnya." Ucap Suho bijak. Ketiga orang di hadapannya membelalakkan mata.

"Benarkah? Lalu pelakunya siapa?" Tanya Yujin cepat.

"Tidak seru kalau kukatakan sekarang. Pertama Yujin." Suho menatap Yujin. "Sebagai seorang kekasih, Yujin tentu mengkhawatirkan kekasihnya dengan meneleponnya selama hampir setengah jam. Teman sekelasnya juga mengatakan kalau Yujin terus berada di kelasnya. Tapi bisa saja Yujin sebenarnya menelepon seseorang untuk membunuh kekasihnya sendiri." Suho beralih ke arah Sooeun.

"Kemudian Sooeun-" Perkataan Suho terpotong oleh dering ponselnya. Dia meminta izin kepada semua orang yang berada di ruangan itu. Kemudian Chanyeol menggantikan Suho yang menerima panggilan dari seseorang.

"Ehem." Chanyeol berdehem, "Sooeun adalah kakak kelas Hyunmi dan berhubungan baik dengannya meski berpacaran dengan mantan kekasihnya. Saat kejadian Sooeun berada di kantin, tapi bisa saja saat itu Sooeun menyelinap keluar untuk membunuh Hyunmi. Mengingat bahwa kantin pasti sangat penuh dan sulit untuk mengingat siapa saja yang masuk ataupun keluar kantin." Chanyeol kini beralih kepada Cheonsa.

"Terakhir Cheonsa, sahabat Hyunmi. Seorang sahabat pasti sangat sedih saat mengetahui sahabatnya meninggal. Saat kejadian Cheonsa baru saja keluar dari kamar mandi."

"Jadi alibi kalian jelas, tapi kami menemukan kejanggalan dari keterangan salah satu dari kalian."

Tao memperlihatkan cincin perak milik Hyunmi. "Dan cincin ini adalah kuncinya." Tao maju selangkah, kini dia berada di hadapan ketiga tersangka yang mulai berkeringat dingin karena aura intimidasi Tao. "Apakah kalian melihat seseorang atau sesuatu yang aneh?"

"Setahuku tidak." Jawab Yujin. Mencoba mengingat-ingat.

"Sepertinya tidak ada yang aneh."

"Sama, aku tidak melihat seseorang yang aneh." Sooeun dan Cheonsa sependapat. Tao menyeringai.

"Tentu saja, kalian tidak akan menemukan seseorang yang aneh."
Tao menatap tajam seseorang diantara mereka. "Karena seseorang yang aneh itu adalah kau..." Tao menunjuk seseorang itu. "Cheonsa, kaulah yang membunuh Hyunmi, sahabatmu sendiri."

Yujin dan Sooeun menatap tidak percaya pada Cheonsa, Cheonsa terdiam dengan kepala tertunduk. Ekspresi wajahnya mengeras.

"Ap- tunggu dulu! Tidak mungkin! Tidak mungkin Cheonsa yang membunuh Hyunmi!" Yujin berteriak dengan wajah horor. Sooeun juga menatap Cheonsa yang masih menunduk.

"Cheonsa... Benarkah itu?" Tanya Sooeun. Cheonsa diam.

"Cheonsa yang membunuh Hyunmi, dia juga yang meneror Hyunmi selama ini. Cheonsa memanggil Hyunmi ke atap, mencekiknya lalu mendorong Hyunmi. Dia secepat mungkin berlari ke kamar mandi, letak kamar mandi cukup dekat dengan tangga menuju atap. Jadi dia bisa bersembunyi disana dan berpura-pura keluar dari kamar mandi setelah mendengar keributan." Jelas Chanyeol.

"Tapi, apa buktinya kalau Cheonsa pelakunya?" Tanya Yujin. Tao mengeluarkan secarik kertas kecil yang bertuliskan angka.

"Pesan angka ini ditinggalkan oleh korban, korban menulisnya sebelum bertemu pelaku. Kemudian menyelipkan kertas ini di cincin, karena cincin ini cukup besar di jari kelingkingnya, Hyunmi memasang cincin di jari manis supaya kertasnya tidak jatuh. Karena Hyunmi mengenakan cincin di jari manis saat bertemu pelaku, tentu saja pelaku mengetahui letak cincin terakhir. Dan Cheonsa mengatakan 'Kalian seperti orang tunangan saja.' Karena itulah dia mengetahui kalau cincin itu ada di jari manis korban."

"Selain itu, Hyunmi menemui Yujin pagi hari sebelumnya. Aku yakin mereka pasti akan lama mengobrol mengingat mereka sepasang kekasih. Dan Hyunmi tidak akan sempat untuk menemuimu yang berjauhan kelasnya, sementara kelas Yujin ada di sebelah kelasnya." Tambah Chanyeol. "Memangnya apa arti dari angka itu?" Kali ini Sooeun yang bertanya.

"Kyungsoo, kau bisa menjelaskannya kepada mereka." Chanyeol meminta Kyungsoo untuk maju ke hadapan mereka.

"Hyunmi tidak memiliki email, kemungkinan besar ponsel yang digunakan olehnya masih ponsel dengan keyboard numerik." Kyungsoo mengotak-atik ponsel model lama yang di pinjamnya dari seorang polisi tua, kemudian membuka aplikasi pesan. "Buka pesan, lalu tekan sesuai nomornya, 2, 66, 4, 33, 555. Inilah artinya." Kyungsoo menunjukkan ponsel yang sedang dipegangnya kepada tiga orang itu.

ANGEL

"Angel atau yang berarti malaikat, itu sudah cukup menjelaskan bahwa pembunuhnya adalah Cheonsa."

"Aku tidak percaya! Tidak mungkin itu kau kan Cheonsa? Kau adalah sahabatnya!" Teriak Yujin. Yujin masih tidak percaya kalau kekasihnya dibunuh oleh sahabatnya sendiri.

"Ada bukti yang mendukung jika kau tetap tidak percaya." Suho memasuki ruangan, "Petugas forensik menemukan helaian rambut panjang berwarna coklat madu di jari maupun pakaian korban. Rambut Hyunmi berwarna hitam, rambut Sooeun berwarna merah. Hanya Cheonsa yang memiliki rambut berwarna coklat." Jelas Suho. "Mungkin rambut itu tertinggal saat Hyunmi melawan Cheonsa, dan mungkin juga di pakaian Cheonsa terdapat rambut milik Hyunmi."

"Cheonsa, apakah itu benar?" Tanya Yujin ragu.

"Benar." Bisik Cheonsa. "Aku pelakunya." Pengakuan Cheonsa membuat Yujin dan Sooeun sangat terkejut.

"Kenapa? Kenapa kau lakukan itu Cheonsa?"

"Karena aku iri padanya. Dia selalu menjadi yang terbaik, dia disayang oleh paman dan bibinya. Meski bibinya kasar, tapi bibinya sangat perhatian padanya. Kami sama-sama tidak memiliki ayah, tapi Hyunmi lebih beruntung dariku karena dia tidak memiliki ayah tiri pemabuk." Suara Cheonsa serak karena menahan tangis. "Hyunmi selalu menjadi perhatian semua orang, bahkan dia menjadi kekasihmu Yujin. Padahal selama ini aku menaruh hati padamu." Air mata mengalir dari sudut mata Cheonsa.

"Aku yang mengirim email romantis itu padamu, aku yang membuat kalian bertengkar,aku yang seharusnya menjadi kekasihmu, tapi Hyunmi lagi-lagi mendapatkannya. Aku iri padanya, karena itulah aku menerornya." Cheonsa jatuh terduduk di lantai yang dingin. "Aku tidak bermaksud membunuhnya, aku emosi karena dia mengatakan padaku untuk menghentikan semua ini. Saat sadar aku sudah melihatnya bersimbah darah dibawah..." Tangisan Cheonsa semakin keras. "Aku adalah sahabat yang tidak berguna... Maafkan aku Hyunmi..."

Keadaan hening sesaat, Kyungsoo maju ke hadapan Cheonsa memegang lengannya lembut. Membantunya untuk berdiri. "Bangunlah. Hyunmi akan sedih jika melihatmu begini." Cheonsa bangkit berdiri sambil menatap bingung pada Kyungsoo dengan mata merahnya. Kyungsoo tersenyum manis.

"Seorang sahabat pasti akan memaafkan sahabatnya. Meski hatinya sudah disakiti, namun dihati kecilnya pasti dia tidak akan bisa membenci sahabatnya. Kenangan indah bersama sahabat perlahan mengalahkan rasa benci itu sendiri." Cheonsa tersenyum, benar. Bagaimanapun juga Hyunmi adalah sahabat terbaik yang pernah dia miliki. Perkataan Kyungsoo seolah menohok Tao. Dia jadi ingat sahabatnya yang berkhianat, Tao memang membencinya tapi hati kecilnya masih mengharapkan orang itu kembali menjadi sahabatnya.

"Sekarang, kau harus berdoa pada Tuhan dan memohon agar kesalahanmu pada Hyunmi dimaafkan." Suara Kyungsoo menjadi penutup kasus pembunuhan di bawah langit jingga.

.

.

.

"Selamat tuan Park, anda dan tuan Kim berhasil memecahkan kasus dengan cepat."

"Ah, itu karena dibantu oleh dua orang siswa yang menjadi saksi." Chanyeol tersenyum creepy mendapat pujian dari para rekan kerja sesama polisi. Kasus pembunuhan kali ini selesai dengan cepat karena bantuan dari Kyungsoo dan Tao, terutama Kyungsoo yang menggunakan otak encer miliknya untuk memecahkan kode angka. Ngomong-ngomong dimana makhluk imut itu?

"Chanyeol hyung!" Panjang umur. Chanyeol membalikkan tubuhnya, Kyungsoo berdiri didepannya dengan nafas tersengal-sengal karena berlari.

"Ada apa?"

"Tolong kembalikan ponsel ini ke pemiliknya, katakan aku mengucapkan terima kasih." Kyungsoo menyerahkan ponsel yang dipegangnya kepada Chanyeol.

"Suho hyung dimana?" Tanya Kyungsoo karena tidak melihat Suho sedari mereka keluar dari ruang konseling. Tao juga menghilang.

"Mungkin sedang bersama Tao, tadi kulihat mereka sedang berbicara saat keluar dari ruang konseling." Jawab Chanyeol sambil mengingat-ingat. Kyungsoo mengangguk, kemudian dia merasa aneh.

"Astaga! Aku meninggalkan tas di kelas!" Mata Kyungsoo membulat lucu, kedua tangannya menempel di pipi bulatnya. Chanyeol tertawa pelan melihat wajah lucu Kyungsoo.

"Aku harus ke kelas dulu hyung." Kyungsoo berbalik berniat pergi ke kelasnya, sebelum seseorang menarik tangannya. Kyungsoo menoleh melihat orang yang menarik tangannya. Ternyata itu Chanyeol yang mendekatkan wajahnya. Tunggu, apa?

CHU~

Chanyeol mencium sudut bibirnya, tidak sampai mengenai bibirnya, tapi cukup membuat Kyungsoo membeku. Chanyeol menyeringai melihat ekspresi Kyungsoo. Chanyeol mendekatkan bibirnya dengan telinga kanan Kyungsoo.

"Anggap saja sebagai ucapan terima kasihku baby Soo~" Chanyeol berbisik dengan suara beratnya tepat di telinga Kyungsoo yang memerah. Kyungsoo refleks menjauhkan dirinya dari Chanyeol dan menutup telinga kanannya. Wajahnya sudah seperti kepiting rebus. Kyungsoo mengangguk pelan dan berlari masuk ke gedung sekolah. Chanyeol hanya tertawa dan berjalan masuk ke dalam mobil patroli. Tidak menyadari adanya pria berpipi chubby yang melihatnya sedari tadi. Pria itu meremas kaleng minuman ringan yang dipegangnya hingga remuk tidak berbentuk. "Awas kau Chanyeol berengsek..." Bisiknya berbahaya. Kemudian beranjak dari tempatnya, membuang asal kaleng yang sudah hancur itu.

Kyungsoo berjalan di lorong sekolah yang mulai gelap, setelah mengambil tas miliknya dia berencana langsung pulang dan berendam air hangat. Ternyata memecahkan kasus sangat melelahkan. Dia tidak bisa membayangkan Suho dan Chanyeol yang setiap hari harus menyelesaikan kasus seperti ini.

BLUSH

Entah kenapa wajahnya memanas mengingat Chanyeol, dia jadi teringat kejadian di dekat gerbang sekolah tadi. Kyungsoo berharap tidak ada yang melihatnya dicium oleh Chanyeol. Mengingat hal itu membuat wajahnya semakin memanas saja.

"Tidak bisakah kau meluangkan waktumu sebentar untukku hyung?!"

Kyungsoo menghentikan langkahnya. Sepertinya dia mendengar suara Tao yang sedang membentak seseorang.

".....mengertilah Tao."

Samar-samar dia juga mendengar suara Suho. Apa mungkin mereka sedang bertengkar? Kyungsoo berjalan mendekati persimpangan lorong yang menuju kantin. Dia melongokkan sedikit kepalanya, ternyata ada Tao dan Suho yang berdiri berhadapan. Wajah Tao seperti sedang menahan tangisnya, sementara Suho seperti sedang memelas.

"Hyung minta maaf padamu Tao..."

"Hyung selalu mengatakannya setiap saat! Hyung tidak pernah punya waktu untukku!" Tao membentak Suho dengan suaranya yang agak bergetar. Mengeluarkan emosi yang selama ini dipendam.

"Tao..."

"Hyung selalu sibuk, jarang dirumah. Setiap kali aku membuka mata kau tidak pernah ada dirumah. Bahkan sampai aku tidur pun kau tidak ada dirumah." Suara Tao makin lemah, dan Kyungsoo bersumpah kalau Tao terlihat sangat rapuh saat ini. Berbeda dengan Tao yang biasanya dia kenal. Seperti seorang anak kecil yang membutuhkan orangtuanya, sama sepertinya enam tahun yang lalu.

"Tao... Maafkan hyung..." Suho memeluk Tao yang lebih tinggi darinya, membiarkan Tao menangis di pundaknya. Hatinya mencelos mendengar ucapan Tao. Ternyata dia sekejam itu membiarkan Tao kesepian.

"Aku takut kau melupakanku seperti mereka hyung... Aku membutuhkanmu..." Bisik Tao disela tangisannya. Suho mempererat pelukannya, sambil terus mengucapkan kata maaf.

Kyungsoo mengusap air mata yang menggantung di sudut matanya. Ternyata Tao bersikap dingin pada semua orang karena dia hanya perlu kasih sayang dari orang terdekatnya.

"Ternyata Tao juga sama sepertiku..." Kyungsoo berbisik pelan. Tiba-tiba saja Kyungsoo merasa ada seseorang yang menarik tangannya. Hampir saja dia menjerit dan memukul kepala orang yang menariknya jika tidak melihat siapa yang menariknya.

"Lay songsaenim?"

"Tidak baik menguping pembicaraan orang lain." Lay menarik tangan Kyungsoo menjauh dari tempat Suho dan Tao.

"Ma, maaf saem. Apa yang saem lakukan disini?"

"Panggil hyung saja jika diluar jam sekolah, aku masih terlalu muda untuk dipanggil saem. Aku mengambil ponselku yang ketinggalan."

'Masih muda tapi pelupa.' Pikir Kyungsoo dengan wajah -_-

"Ayo, sudah hampir malam. Kudengar sekolah agak menakutkan saat gelap." Refleks Kyungsoo menggenggam erat tangan Lay yang sedari tadi tidak terlepas. Lay tersenyum lebar merasakan betapa mungilnya dan lembutnya tangan Kyungsoo yang menggenggam tangannya. #Lay modussss.

"Sa, maksudku hyung, Suho hyung dan Tao bersaudara ya?" Tanya Kyungsoo.

"Mereka saudara tiri, kenapa? Apa karena wajah mereka tak ada miripnya sama sekali?" Jawab Lay sambil melihat Kyungsoo dengan memperlihatkan dimplenya yang manis.

"Eum, mereka sama sekali tak mirip. Tapi kelihatannya Tao sangat menyayangi Suho hyung."

"Tao anak yatim di usia enam tahun, dia sangat memerlukan figur seorang ayah, karena itulah dia sangat menyayangi Suho. Menurutnya Suho adalah sosok kakak dan ayah yang sangat dia perlukan. Apalagi orangtuanya berada diluar kota karena urusan bisnis."

Tanpa sadar keduanya sudah sampai diluar gedung.

"Tao pasti dulu anak yang manja dan manis."

"Memang, dia sangat manja, egois, kekanakan, tapi dia manis dan imut." Lay tersenyum mengingat Tao saat dia masih kecil. Lay melihat ke arah gerbang, sekilas ada siluet seseorang yang memakai topi hitam dan hoodie hitam. Lay melepaskan genggaman tangannya dan berlari ke arah gerbang. Kepalanya menoleh ke sana kemari. Tapi dia tidak melihat siapapun.
"Ada apa hyung?" Tanya Kyungsoo yang sudah berdiri di sampingnya.

"Tidak ada, sepertinya aku hanya salah lihat." Lay kembali menggandeng tangan mungil Kyungsoo. "Ayo, hyung antar pulang." Lay berjalan sambil menarik tangan Kyungsoo, dengan polosnya Kyungsoo mengangguk dan berjalan mengikuti Lay. Dibalik pohon, seseorang dengan topi dan hoodie hitam mengetik sesuatu di ponsel yang dipegangnya. Bibirnya tersenyum dan bergumam, "Sebentar lagi... Tunggu saja..."

Lelaki itu kemudian berjalan menjauh, tapi dengan sudut mata tajamnya dia melirik guru dan murid yang sedang berjalan bergandengan. "Maaf, tapi aku harus melakukannya..." Senyuman itu berubah miris.

.

.

.

.

.

"Telur, tepung, mentega, tofu, soba, saus tiram, kecap asin, yang terakhir susu. Oke, saatnya pulang." Kyungsoo melangkahkan kaki menjauhi minimarket, hari sudah gelap. Setelah pulang dari sekolah Kyungsoo melihat isi kulkas hampir habis, jadi dia harus membeli sesuatu untuk mengisi kulkasnya. Kyungsoo melewati jalan yang sepi, dia mempercepat langkahnya. Perasaannya tidak enak.

"Kenapa terburu-buru manis?" Tuh kan...

"Bagaimana jika kau bermain dengan kami sebentar noona?" Tiga orang pemuda berandalan menghadang langkah Kyungsoo. Kyungsoo sangat takut, pasalnya tiga orang ini bertubuh besar. Sangat berbeda dengan tubuhnya yang mungil. Kyungsoo semakin menenggelamkan wajahnya di syal merah yang digunakannya. Matanya bergerak liar mencari jalan keluar atau juga seseorang. Tapi sialnya jalanan ini sangat sepi.

"Hei, ternyata gadis ini pemalu sekali. Pasti masih polos."

"Dan juga masih perawan." Salah seorang dari mereka berbisik di telinga Kyungsoo. Kyungsoo menutup telinganya dan berusaha menghindar. Tapi ketiga orang itu sudah mengepungnya. Mereka salah mengira kalau Kyungsoo adalah perempuan.

"Ja, jangan ganggu aku!" Kyungsoo berharap suaranya sanggup menggertak mereka, tapi yag terdengar hanya suara lirih.

"Wow, jangan takut noona manis. Kita akan bersenang-senang ~" Salah satunya memegang tangan Kyungsoo, Kyungsoo menutup matanya. Dia sudah pasrah, dia ingin mengatakan kalau dia adalah laki-laki. Namun rasa takut mengalahkannya.

"Jauhkan tanganmu dari kekasihku, brengsek!" Sebuah suara mengagetkan mereka, mereka menoleh ke belakang. Seketika ketiga berandalan yang menggangu Kyungsoo berkeringat dingin. Kyungsoo membelalakkan matanya melihat pahlawan yang menolongnya.

"Kris hyung!" Kyungsoo berteriak senang.

"Jauhi kekasihku!" Sontak ketiga orang itu menjauhi Kyungsoo mendengar suara intimidasi Kris. Mereka lalu lari terbirit-birit.

"Maaf, kami tidak tahu kalau gadis itu kekasihmu Kris!"

Kris mendengus kasar melihat mereka pergi. Kemudian menatap Kyungsoo lembut. "Kenapa kau keluar malam-malam begini? Itu berbahaya." Kris mengambil alih tas plastik yang dibawa Kyungsoo. Kyungsoo membiarkan Kris mengambil tas belanjaannya. Dengan wajah agak merona Kyungsoo memberanikan diri menatap wajah tampan Kris.

"Hyung... Kenapa tadi mengatakan 'Kekasihku' ?"

"Ah, itu... Supaya mereka tidak mengganggumu lagi Soo." Kris menggaruk tengkuknya.

"Oh, begitu..." Kyungsoo mengangguk mendengar jawaban Kris."Terima kasih sudah menolongku hyung." Kris hanya bergumam sebagai balasan.

Mereka berjalan dalam diam. Bingung untuk memulai pembicaraan.

"Mau jalan-jalan sebentar?" Tanya Kris tanpa melihat Kyungsoo. Kyungsoo menatap Kris dengan mata bulatnya.

"Tentu." Mungkin jalan-jalan sebentar tidak buruk.

.

.

.

Mereka berdua berjalan di pinggir sungai Han. Kyungsoo tidak berhenti tersenyum sejak mereka tiba di tempat ini. Mau tidak mau Kris ikut tersenyum.

"Ini sangat indah hyung." Kyungsoo menatap langit malam dengan bintang bertaburan. Sinar rembulan yang terpantul dari permukaan sungai menambah kesan romantis.

"Memang sangat indah." 'Dan lebih indah lagi jika kau adalah kekasihku Soo.' Batin Kris. Mereka berjalan-jalan di pinggir sungai, membeli permen kapas, dan duduk-duduk dibawah pohon.

"Hyung, ayo pulang." Ajak Kyungsoo. Hari sudah sangat malam. Udara semakin dingin.

"Ayo, hyung akan mengantarmu." Kris bangun diikuti Kyungsoo, kemudian menggandeng tangannya. Membawanya pergi dari tempat itu. Mata elangnya menatap tajam pohon yang tidak jauh dari mereka. 'Kenapa aku merasa Kyungsoo selalu diperhatikan?' Kris beralih menatap Kyungsoo. 'Apa jangan-jangan Kyungsoo selama ini diincar?' Kris melirik ke belakang, dia melihat siluet seseorang yang mengintip dari balik pohon.

'Tapi rasanya tidak mungkin, apa yang diperbuat anak ini sampai-sampai dia diincar seperti ini?' Kris menatap wajah polos Kyungsoo, tapi tersimpan banyak rahasia dibalik wajah dan senyuman polos itu. 'Tapi intuisiku tidak pernah salah, aku yakin Kyungsoo dalam bahaya. Dia diincar.'

"Hyung, kapan-kapan kita jalan-jalan seperti ini lagi ya."

"Iya, hyung akan dengan senang hati menemanimu." Kris melirik ke belakang lagi, tapi tidak ada seorangpun disana.

'Tapi siapa?'

Pertanyaan itu menjadi misteri untuk Kris. Dia berharap itu bukan 'Mereka'.

.

.

.

.

.

Seorang pria berjas hitam duduk dengan elegan di kursi kayu berukiran rumit. Ruangan itu didominasi warna hitam dengan hiasan bunga mawar hitam yang menambah kesan suram. Tangannya memegang segelas red wine, wajah tampannya sebagian ditutupi oleh topeng hitam, membuatnya terlihat misterius. Seorang lelaki yang juga memakai topeng dengan bunga mawar hitam disudutnya memasuki ruangan remang itu.

"Saya datang melapor bos." Pemuda itu berlutut di depan pria yang meminum red wine dengan elegan.

"Bagaimana dengannya?"

"Dia sudah remaja bos. Ini fotonya." Pemuda itu menyerahkan map berwarna kuning keemasan pada pria bertopeng itu.

"Baiklah kau boleh pergi." Pemuda itu membungkukkan badannya, kemudian beranjak dari tempatnya.

"Lanjutkan tugasmu M.D." Ucap pria itu, si pemuda terdiam sesaat di depan pintu yang terbuka.

"Tentu bos, akan kulakukan." Kemudian pintu itu tertutup rapat. Pria bertopeng membuka map dan mengeluarkan isinya yang berupa foto-foto seseorang. Diperhatikannya setiap foto, kemudian bibir itu tersenyum mengerikan. Dia meletakkan foto itu di atas meja. Dia berdiri dan berjalan mendekati jendela. Menatap bulan yang bersinar terang, menyinari sedikit ruangan itu.

"Maaf, tapi kau yang membuatku seperti ini sayang... Sekarang dia yang menanggung akibatnya."

.

.

.

.

.

TBC/DELETE?

Hai, terima kasih udah mau baca cerita absurdku ini^^

Bagi yang tau kalau pelakunya angel, itu adalah Cheonsa. Angel=Malaikat =Cheonsa
Sudah mulai muncul clue yang berhubungan dengan masa lalu uri Kyungie nih. Maaf ya kalau updatenya lelet...
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
OWLove #1
Chapter 15: duhh.
lanjut lanjut thor.
seru deh
penasaran akuu TT
ini harus dilanjut author nim tercinta (eaaaakkk) :D
namjoon mau ngapain tuuh hayoooo,.... duh, author jago bikin penasaran hikseuuu TT

buruan updet ya thoorr. jebaall (buing buing ) #SeketikaAuthornyaMuntah

keep writing thor.
semangat yaaa, mumpung liburan jangan banyak males XD
lopyuu thoor #AuthorNggakLopSamaKamuWekk
:*:*:*
LylaAngelica
#2
Tenang, Ada abang2 ganteng yang jagain baby Soo kok ^3^
DOut29 #3
Baru sempat baca, akhirna ngebut XD
Beuh, akhirnya Krisoo muncul! ♥
duh duh jd penasaran, siapa sih yg ngincar ksoo itu >_<
DOut29 #4
Chapter 3: Ini kira2 main pairnya apa ya? Semoga aja kalo ga Krisoo, Kaisoo atau Hunsoo #plak XD
Krisoo momennya dibanyakin donk :D
*nasib Krisoo shipper minim hiburan*XD
Chansoo sama Laysoo blm ketemu nih? aduh makin penasaraaan >_<
Kira2 siapa ya yg bunuh ortunya Babysoo? :/
update ASAP juseyooooo
DOut29 #5
Chapter 2: sebenarnya saya udah baca di ffnet, tp susah ngereview kaga masuk2 -_-
saya review disini aj ya :D
Penasaran sama yg bunuh ortunya ksoo, sadis bener, kasian soo nya jd trauma gitu π_π
Ah, KaiTaoBaek udah muncul, nunggu KriSoo sama HunSoo momen ini XD
itu Baek main bawa kabur anak org aja coba :v
update juseyooo
MilkyPocky #6
Chapter 1: Lanjutkan~
DOut29 #7
menarik! jarang2 ada ff Kyungsooxeveryone bahasa indo di AFF XD
ditunggu lanjutannya authornim :D