Mawar Hitam dan Mawar Putih

Wild Rose
WILD ROSE




Cast: Do Kyungsoo!main
All Member Exo
Min Dae Shin/Shinji (OC)
Yang lain menyusul

Disclaimer: I didn't own anything but the story and OC is mine!


Makasih banyak yang udah mau baca and review ^^
Maaf gak bisa bales atu-atu, kalo pairing Kyungsoo ama siapa Lyla sendiri bingung. Abisnya banyak yang pengen jadi couple uri Baby Kyungie, kan bingung -.-
Mending Kyungie sama aku aja yok! #dihajar #dibuangkelaut
Jadi kita serahkan saja kepada yang bersangkutan, biarkan waktu yang menjawabnya. ^3^

Disini umur mereka berubah, untuk keperluan cerita ^^
Maaf kalau update nya lambat, saya kan masih anak sekolahan minim uang jajan buat beli paket internet, udah wifi susah lagi.... T_T Maklum, anak desa....

Ya udah, happy reading ^^ •



• ~Lyla Angelica's present~ •



Warning! BoyxBoy!



Dont like dont read!



I WARNED YOU






.

.

.

.

Kyungsoo berjalan mengelilingi taman kota, dirinya menikmati keindahan alam di sejuknya udara sore di hari sabtu ini. Kyungsoo bingung harus kemana lagi, akhirnya dia memutuskan untuk melihat-lihat tempat skate boarding. Saat sampai ditempat itu dia melihat banyak pemuda pemudi yang sedang asik bermain skateboard. Sayangnya Kyungsoo hanya bisa melihat, dia tidak bisa main skateboard. Naik sepeda saja masih kesulitan.
"AWASS!"

"KYAAA!"
BRUK

"Aww... Sakit..." Kyungsoo meringis sakit saat dirinya ditabrak dan bokongnya mencium lantai.

"Aduh... Sakitnya... Maaf, ak-Kyungsoo?!"

Kyungsoo mendongak, ternyata ada seseorang diatasnya.

"Kyung, kau tidak kenapa-napa kan?"

Kyungsoo melongo, Baekhyun menganga. Mereka sadar akan posisi mereka yang you-know-what, intim. Baekhyun bisa merasakan nafas Kyungsoo yang menerpa wajahnya. Mereka terdiam beberapa saat.

"CIIIEEEEE..."

"SUIT! SUIT!"

"Hajar Baek! Hajar! Sebelum di embat orang!"

Teriakan nista dari teman-teman Baekhyun membuat mereka kembali pada kenyataan. Baekhyun bangkit dari posisinya dan membantu Kyungsoo berdiri. Suasana menjadi canggung diantara mereka, sementara orang-orang yang melihat kejadian itu terus menggoda mereka.

"Err, kau sedang apa kemari Kyung?" Baekhyun menggaruk tengkuknya.

"Ehm, aku hanya jalan-jalan saja."

"Oh... Apa kau mau bermain skateboard?"

"Aku tidak bisa Baek."

"Kalau begitu lihat aksi ku ini." Baekhyun mengambil skateboard bergambar tengkorak miliknya. Dia berlari cepat ke arena bermain dan menaiki skateboard. Baekhyun melakukan beberapa trik, membuat Kyungsoo terkagum-kagum. Ternyata Baekhyun mahir bermain skateboard seperti profesional.

"Wah! Kau hebat Baekhyun!" Kyungsoo berteriak dari pinggir arena. Baekhyun yang mendengarnya menyeringai lebar, dia melakukan trik yang sulit. Kyungsoo semakin semangat meneriaki Baekhyun.

"Ternyata Baekhyun hanya mengeluarkan trik hebatnya untuk kekasihnya ya."

"Lihat, kekasihnya manis sekali. Aku jadi iri..."

Pemuda pemudi yang melihat aksi Baekhyun hanya bisa berdecak kagum melihat kehebatan Baekhyun bermain skateboard. Sementara para seme berdecak kagum melihat malaikat yang berada di pinggir arena.

"KYAAA! BAEKHYUN!" Lengkingan merdu Kyungsoo menjadi musik pengiring Baekhyun yang terjatuh karena gagal melakukan trik dengan posisi tidak elitnya, menungging.

.

.

.

"Kau tidak apa-apa Baek?"

"Tidak apa-apa, hanya sedikit lecet."

"Harusnya kau lebih hati-hati."

"Iya Kyung, kau ini cerewet sekali."

"Itu karena aku khawatir padamu pabbo." Kyungsoo menggembungkan pipinya. Kyungsoo khawatir sekali dengan keadaan Baekhyun yang 'nyungsep' tadi, jadi Kyungsoo menyeret Baekhyun ke pinggir dan mengobati lukanya. Baekhyun yang gemas dengan wajah Kyungsoo langsung saja mencubiti pipi itu.

"Ya ampun... Kau ini imut sekali Kyung."

"Hahit Haek!" Kyungsoo tidak bisa berbicara dengan benar karena Baekhyun mencubit pipinya terlalu keras. Baekhyun melepas tangannya dari pipi Kyungsoo, tapi kini tangannya berpindah ke pinggang Kyungsoo yang ramping seperti gadis. Di tariknya tubuh Kyungsoo mendekat, dan dipeluk dengan erat.

"Kyaa! Lepaskan Baek! Memalukan!"

"Tidak mau! Kau terlalu imut untuk dilepaskan begitu saja."

Kyungsoo memberontak dengan hebat, tapi Baekhyun malah semakin mempererat pelukannya. Kyungsoo sudah hampir menangis karena malu, Baekhyun hampir menangis karena senang bisa memeluk tubuh malaikat manisnya ini. Orang-orang hanya tertawa melihat kelakuan mereka. Seorang pemuda bertopi hitam dan menggunakan hoodie hitam yang berada diantara kerumunan itu hanya menatap datar Baekhyun dan Kyungsoo. Dia mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan sesuatu. Kemudian dia bangkit dan meletakkan skateboardnya di lantai, kemudian menaikinya dan pergi dari tempat itu.

.

.

.

.

.

Hari minggu.

Hari favorit bagi semua orang. Termasuk makhluk mungil satu ini. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi, tapi Kyungsoo masih duduk manis didepan televisi dengan setoples cookies coklat dipangkuannya. Setelah beres-beres rumah Kyungsoo bingung harus melakukan apa, jadinya dia hanya duduk menonton televisi. Dia malas keluar, dia takut akan berakhir seperti kemarin. Dipeluk terus oleh Baekhyun. Apalagi Baekhyun mengancam akan memeluk Kyungsoo jika mereka bertemu, tidak peduli dimana mereka. Alhasil dia memilih untuk berdiam di rumah.

"Ya ampun, berita hampir seminggu yang lalu masih ditayangkan." Komentar Kyungsoo saat membaca headline yang berjudul 'Pembunuhan seorang siswi di SMA ternama di Seoul.' Kasus itu sudah selesai lima hari yang lalu tapi masih ditayangkan sampai sekarang.

"Wah, Suho hyung masuk televisi." Kyungsoo melihat Suho dengan seragam polisi sedang diwawancarai oleh wartawan. Bicara tentang Suho, setelah ia melihat Tao dan Suho berbicara di lorong sekolah, Tao sedikit berubah. Tao lebih sering tersenyum, teman sekelasnya juga tidak takut lagi melihat wajah Tao. Karena Tao yang tersenyum sangat manis dan imut.

Kyungsoo mendengar ponselnya berbunyi, diambilnya ponsel hitam yang tergeletak di atas meja. Kyungsoo melihat orang yang meneleponnya, 'Shinji is calling' tanpa pikir panjang diangkatnya telepon itu.

"Ya, ada apa Shinji?"

"Kyungsoo, bantu aku!"

"Ada apa?"

"Ibu menyuruhku untuk membawa anjingnya berjalan-jalan, aku kerepotan membawa empat anjing sekaligus."

"Baiklah, tunggu aku."

"Cepatlah datang Kyung-JANGAN MAKAN SEPATUKU!!"

PIP

Kyungsoo hanya bisa geleng kepala mendengar teriakan Shinji. Sebaiknya dia harus cepat ganti baju, kasian Shinji harus mengurus anjing-anjing nakal itu sendirian. Dan sepertinya Kyungsoo sudah melupakan ancaman Baekhyun.

.

.

.

.

"Terima kasih Kyungsoo, aku tertolong."

"Tidak masalah, lagi pula aku suka anak anjing."

Kyungsoo mengelus kepala anjing kecil berbulu putih yang digendongnya. Shinji memiliki empat anak anjing. Kyungsoo sangat menyukai anak anjing, karena itulah dia sangat senang saat Shinji memintanya untuk mengajak mereka jalan-jalan.

"Ibu, kami pergi!" Teriak Shinji dari luar kedai ramen ibunya. Ibunya Shinji keluar dari dalam kedai dengan setumpuk mangkuk kotor ditangannya.

"Hati-hati sayang, hati-hati Kyungsoo!" Ibu Shinji melambaikan tangan dengan senyum lebar, membuat wajah cantiknya semakin cantik diusia yang memasuki kepala empat.

"Iya Ibu!" Shinji mengacungkan jempol ke arah Ibunya, Kyungsoo hanya tersenyum tipis. Ibu dan anak sama saja. Mereka berjalan menuju taman terdekat, Kyungsoo menuntun dua ekor puppy berwarna putih dan kuning keemasan. Sedangkan Shinji menuntun dua ekor berwarna hitam dan belang tiga (jingga, hitam, putih).

"Ibumu sudah sehat?"

"Sudah, dia hanya tidak boleh makan makanan yang berat ataupun makanan cepat saji. Atau lambungnya akan bermasalah lagi."

"Ibumu masih cantik dan kelihatan seperti kakakmu."

"Hahaha, aku yakin Ibumu juga cantik Kyungsoo."

"Terima kasih. Dia memang cantik."

Dari dalam kedai ramen, ada sepasang mata menatap Kyungsoo dengan tatapan kasihan, tetapi bibirnya tersenyum sinis. "Anak yang malang..."

.

.

.

.

Shinji dan Kyungsoo sedang duduk di kursi taman, mengawasi anak-anak anjing yang asik bermain ditanah. Tak lama keempat anak anjing itu mendekati Shinji dan Kyungsoo. Mereka menatap Shinji dengan tatapan memelas, Shinji mengerti arti tatapan itu. Kemudian menyenggol sikut Kyungsoo yang asik bermain ponsel. Kyungsoo yang merasa terganggu menatap Shinji dengan tatapan 'ada apa?' "Kyungsoo, kau tunggu disini sebentar. Aku akan membeli makanan anjing, mereka kelihatan lapar." Shinji menatap anak-anak anjing yang mengeluarkan puppy eyes mereka. Kyungsoo juga menatap mereka.

"Hm, akan kutunggu disini. Jangan lama-lama ya."

Shinji pergi dengan membawa dua ekor bersamanya. Kyungsoo duduk di kursi taman dengan dua ekor lainnya yang sedang bergelung di kakinya. Kyungsoo tersenyum dan mengelus kepala dua ekor anak anjing yang manis itu.

"Kyungsoo?"

Kyungsoo mendongak, ada seorang pemuda tan yang berdiri dihadapannya.

"Kai? Kau sedang apa disini?"

"Aku hanya mengajak meonggu jalan-jalan." Kai menunjuk seekor anjing berbulu coklat gelap yang entah kapan sedang bermain dengan dua ekor anjing milik Shinji. Kyungsoo mengangguk pelan. Kai duduk disamping kanan Kyungsoo, tangan kirinya diletakkan di sandaran kursi taman tepat dibelakang Kyungsoo. #modus mulu ama baby Kyungie nih!

"Kau sendiri sedang apa disini?"

"Aku menemani temanku membawa anjingnya jalan-jalan."

"Ohh..."

Setelah itu hening. Tidak ada yang memulai pembicaraan duluan. Tapi ada satu hal yang menganjal di hati Kyungsoo, dia ingin menanyakannya tapi dia takut perasaan Kai tersinggung.

"Kai..." Tapi akhirnya dia menanyakannya juga.

"Ya?" Kai menoleh ke arah Kyungsoo, menatap Kyungsoo yang menggaruk tengkuknya.

"Mmm, maaf jika aku menanyakan hal ini, tapi aku sangat penasaran tentang err.... Hubunganmu dengan Tao. Kenapa saat itu kau berkelahi dengan Tao?"Kyungsoo menundukkan kepalanya, dia takut Kai marah padanya.

"Itu cerita lama." Kyungsoo mendongak menatap Kai. Kai menatap lurus kedepan, menerawang masa lalunya. "Kami bersahabat saat SMP, tapi karena suatu hal, kami jadi bermusuhan." Kyungsoo terus menatap Kai, mencoba menelisik lebih jauh tentang masa lalu Kai.

"Kenapa bisa?"

"Karena aku yang bodoh." Kyungsoo mengangkat alisnya. "Ya, aku memang bodoh sehingga dengan mudah dimanfaatkan untuk mencelakai Tao." Kai tertawa hambar, menertawakan dirinya sendiri yang begitu menyedihkan. Dia menatap tiga ekor puppy yang sedang asik bermain.

"Sebagai atlet beladiri, Tao pasti memiliki musuh." Kyungsoo mendengarkan cerita Kai dengan seksama. "Dan musuhnya sangat licik untuk memanfaatkanku sebagai umpan. Mereka memaksaku untuk memanggil Tao ke belakang gedung tua, sementara aku yang sudah babak belur ditinggalkan begitu saja di gang sempit. Aku terlalu lemah untuk melawan mereka." Kai menatap Kyungsoo yang masih setia mendengarkan cerita Kai. "Tentu saja Tao dengan mudah mengalahkan mereka. Namun disitulah masalahnya bermula."

"Kenapa?"

"Dua hari kemudian aku mendengar Tao di drop out dari sekolah." Kyungsoo terkejut mendengarnya. "Itu karena seseorang melaporkannya ke pihak sekolah kalau Tao membuat enam orang masuk ke rumah sakit. Padahal seminggu lagi kami akan menghadapi ujian kelulusan, tapi aku membuatnya harus menjalani masa hukuman selama setahun. Juga menghancurkan mimpinya menjadi atlet beladiri. Aku yang membuatnya berhenti dari beladiri, karena dia merasa bahwa beladiri akan membawanya pada masalah..."

"Sejak itulah aku tidak pernah bertemu Tao lagi, dan saat aku bertemu dengannya, dia menyebutku pengkhianat." Kai merubah posisinya menjadi berbaring, dengan paha Kyungsoo sebagai alas. "Tapi aku rasa itu pantas untuk teman tidak berguna sepertiku."

"Kai sudah mencoba meminta maaf?"

"Aku pernah mencoba, tapi gagal. Aku terlalu pengecut untuk meminta maaf. Rasa dendam Tao kepadaku lebih besar daripada rasa penyesalanku. Aku memang pengecut...." Kai menutup matanya, Kyungsoo mengelus rambut coklat milik Kai.

"Jangan bilang begitu... Kau sahabatnya bukan?" Kai membuka matanya, melihat senyuman manis Kyungsoo membuat perasaannya tenang.

"Tao pasti akan memaafkan sahabatnya sendiri. Katakanlah yang sebenarnya pada Tao, dia pasti akan mempercayaimu. Meskipun dia membencimu, aku yakin dia akan memaafkanmu. Minta maaf padanya, dan katakan kalau kau ingin menjadi temannya lagi. Kalaupun dia tidak langsung menjawab, aku yakin dia akan mempertimbangkan hal itu." Kai terdiam, dia memikirkan perkataan Kyungsoo.

"Kalau kau tidak keberatan, aku mau membantumu." Kali ini Kai terdiam melihat wajah Kyungsoo. Terutama bibir merah mudanya yang membentuk hati, sangat mengganggu. 'Rasanya pasti manis.' Kkamjjong... Yadongmu kumat...

"Kai?" Lamunan Kai buyar mendengar suara Kyungsoo. Kai tersenyum, dia mengambil tangan kanan Kyungsoo, dan menciuminya dengan mata tertutup. Mencoba meresapi aroma lembut yang menguar dari tubuh Kyungsoo, bahkan dari tangannya sekalipun.

"Terimakasih Kyungie... Kau bagaikan malaikat..." Kyungsoo bersemu manis mendengar ucapan Kai yang masih asik mencium tangan kanannya. Mereka terdiam, masih dengan posisinya. Tak jauh dari mereka, seorang pemuda bertopi hitam mendengar semua percakapan mereka. Tatapannya sendu, menatap sesuatu yang dipegangnya. Dia menghela napas berat, kemudian benda itu disimpan dengan baik di saku celananya dan melangkah pergi dari tempat itu.

"Kai, ini apa?" Kai membuka matanya, Kyungsoo menunjuk gelang hitam putih yang dipakainya di tangan kiri. Kai tersenyum miris melihat benda itu, Kyungsoo melihat perubahan senyuman Kai.

"Ini kenang-kenangan aku dan Tao, kami memiliki gelang yang sama persis. Tapi mungkin dia sudah membuangnya."

"Boleh ku lihat?"

"Tentu." Kai melepas gelang itu, dan memberikannya pada Kyungsoo. Kyungsoo mengamati gelang itu dengan seksama. Gelang itu terbuat dari rangkaian kayu berwarna selingan hitam dan putih, ditengahnya ada kayu yang cukup lebar dengan ukiran bertuliskan 'Friends'. Kyungsoo tidak pernah melihat Tao menggunakan gelang yang seperti ini, mungkin Tao hanya menyimpannya. Kyungsoo membalik gelang itu, tatapannya berubah sedih. Dia menatap Kai yang menutup matanya, kemudian mengelus rambut coklat Kai. Kyungsoo menatap gelang itu sekali lagi.

KAI&TAO

Ada ukiran nama mereka di balik gelang itu, tapi bukan itu yang membuat Kyungsoo sedih, melainkan tulisan kecil di bawahnya.

Best Friend 4Ever

Apakah perasaan dendam segitu hebatnya sehingga mampu mengubah kawan menjadi lawan?

.

.

.

.

Kyungsoo dan Shinji berjalan sambil sesekali mengobrol, mereka sedang dalam perjalanan menuju kedai ramen Shinji. Hari sudah lumayan panas, mereka memutuskan untuk pulang setelah membiarkan puppynya makan biskuit anjing yang dibeli Shinji. Kai sudah pergi duluan sebelum Shinji datang, jadi Kyungsoo tidak sempat memperkenalkan mereka.

"Shinji, ayo bantu Ibu. Sebentar lagi jam makan siang." Ibu Shinji berdiri didepan kedai dengan sebuah kotak kecil.

"Iya ibu, sebentar lagi aku akan membantu. Aku akan memasukkan mereka ke kandang dulu." Shinji menggiring keempat anak anjing melewati pintu belakang.

"Kyungsoo, ini oleh-oleh untukmu. Bibi baru membuatnya tadi." Ibu Shinji menyerahkan kotak itu, Kyungsoo menerimanya dengan mengucapkan terimakasih. Sebenarnya Kyungsoo sudah pernah mencoba membantu Shinji si kedai ramen, tapi berakhir dengan Kyungsoo yang hampir menjadi korban pelecehan oleh pria mesum yang tergoda dengan bagian belakang Kyungsoo. Kyungsoo berjalan pulang, suasana cukup panas. Mungkin satu cup es krim sangat lezat di hari yang panas ini.

.

.

.

.

.

.

Malam tanpa bintang. Sangat gelap dan suram. Tapi bagi pria dengan topeng hitam yang duduk anggun di kursinya kegelapan adalah sahabatnya. Hidupnya dihiasi oleh warna hitam.

Tok tok tok

"Masuk."

"Bos, sebentar lagi akan ada transaksi dengan pejabat dari China."

"Baiklah, kau bisa keluar. Panggil M.D kemari."

"Baik Tuan." Pria ber tuxedo hitam membungkuk pada tuannya, kemudian keluar dari ruangan. Tak lama kemudian seorang pemuda bertopeng hitam dengan hiasan bunga mawar hitam memasuki ruangan suram itu.

"Bagaimana perkembangannya?"

"Sejauh ini baik bos."

"Bagus, jangan biarkan ada seorang pun yang menyentuhnya. Dia Milikku." Ujar pria bertopeng hitam dengan datar, menekan kalimat terakhir.

"Tentu."

"Kau bisa mengunjungi 'dia' seminggu lagi."

"Baik bos, terimakasih. Saya permisi." Pemuda itu membungkukkan badannya sekilas dan keluar dari ruangan itu.

Pria bertopeng menelepon seseorang, "Siapkan semuanya, aku tidak ingin terjadi hal seperti dulu." Kemudian menutup telepon secara sepihak. Dia bangkit berdiri dan keluar dari ruangan temaram, ada hal yang harus dilakukannya.

.

.

.

.

.

Pemuda itu fokus dengan kegiatannya. Matanya meneliti setiap detail dari data yang dikirimkan. Bahkan tidak dipedulikan lagi seseorang yang memasuki ruang kerjanya.

"Kau terlalu serius M.D"

"Keluar jika kau hanya ingin menggangguku Yongha."

"Wow, relax dude. Jangan terlalu emosi begitu."

M.D terdiam, dia tetap melanjutkan pekerjaannya. Yongha menatap datar rekannya yang selalu memakai topeng hitam yang hampir menutupi seluruh wajahnya. Dia sendiri memakai topeng hitam dan biru yang menutup mata kirinya hingga pipinya.

"Sampai kapan?"

"Apanya?"

"Kau membohonginya?" Seketika M.D melirik tajam ke arah Yongha.

"Kau sudah bertemu dengannya, tapi kau akan menjadi orang yang bertarung dengannya." Ucapan Yongha ada benarnya, dia memang selalu ingin dapat bertemu dengan masa lalunya itu. Tapi sekarang situasinya seperti ini.

"Entahlah... Mungkin sampai dia mengetahui semua tentangku."

"Kau tahu, dia seperti mawar putih. Tapi sangat rapuh. Sangat mudah untuk dipetik dan di nodai dengan warna hitam."

M.D menutup matanya, menerawang jauh ke masa lalu. "Sampai saat itu tiba, biarlah dia tetap menjadi mawar putih..." Bisiknya pelan. Yongha hanya diam.

"Dia terlalu suci untuk di nodai..."

.

.

.

.

.

"Senang bertransaksi dengan anda tuan M Black." Seorang pria tua berbadan gendut menyalami pria bertopeng dihadapannya. Mereka baru saja melakukan transaksi gelap di sebuah gudang tua tak terpakai. Pria tua itu menggenggam dua buah koper hitam berisi masing-masing satu miliar Won. Sementara pria bertopeng hitam itu mengamati sebuah pedang berukiran rumit digagangnya. Sarung pedangnya terbuat dari emas murni tempaan yang juga di ukir dengan rumit.

"Hmm, pedang ini lumayan ringan untuk di pegang." Pria bertopeng itu menimang-nimang pedang yang dipegangnya. Kemudian dikeluarkan dari sarungnya, menimbulkan suara bergesek yang membuat ngilu.

"Hmm... Ayo kita lihat seberapa tajam pedang ini." Pria itu tersenyum mengerikan, dia menatap sinis pria tua dihadapannya. "Mungkin kau adalah kelinci percobaan yang tepat untuk hal itu Mr. Wang."

"Apa maksudnya tuan?" Pria tua itu mulai berkeringat dingin, dia menatap anak buahnya, meminta perlindungan. Tapi mereka hanya diam saja.

"Kenapa Mr. Wang? Ah... Sepertinya aku lupa memberitahu padamu kalau orang-orang yang kau sewa adalah anak buahku." Pria bertopeng mendekati pria tua yang ketakutan, "Dan sekarang, saatnya menguji benda baru ini."

Tanpa bicara apapun lagi, pedang itu mengayun dengan cepat. Memotong kepala pria tua yang bahkan tidak sempat berteriak. Tubuh tanpa kepala itu terjatuh ke lantai kotor, darah sudah berceceran di mana-mana, kepalanya menggelinding ke arah kaki pria bertopeng. Mata kepala yang terpisah dari tubuhnya membelalak lebar, lidahnya menjulur keluar. Tanpa perasaan ditusuknya mata kanan kepala yang berada di dekat kakinya dengan pedang yang dipegangnya sampai mata itu sudah tidak berbentuk. Darah menggenangi lantai bahkan sampai mengenai sepatu pantofel mahal milik pria bertopeng.

"Bersihkan." Dengan satu perintah itu anak buahnya bergerak maju untuk membereskan mayat dan membersihkan pedang yang sudah dilumuri darah.

"Kembali ke markas, buang mayat itu di sungai Han."

"Baik bos."

KRAK

Sontak semua orang yang mendengar suara itu menoleh, dibalik peti-peti besar ada seseorang yang berdiri. Setengah tubuhnya ditutupi oleh peti besar itu, mereka masih bisa melihat pemuda itu menutup mulutnya syok. Pemuda itu berbalik dan menghilang ditelan kegelapan.

"Tangkap dia! Jangan biarkan lolos!" Yongha berteriak, sebagian anak buahnya mengejar pemuda itu.

Pria bertopeng itu masih terdiam, dia ingat bola mata itu, bola mata sejernih air dan menenangkan seperti hutan, hanya satu orang yang sangat dia kenal memiliki mata indah seperti itu. Kemudian dia tersenyum mengerikan.

"Well, sepertinya permainan akan dimulai lebih cepat."

.

.

.

.

.

.

.

TBC/DELETE?
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
OWLove #1
Chapter 15: duhh.
lanjut lanjut thor.
seru deh
penasaran akuu TT
ini harus dilanjut author nim tercinta (eaaaakkk) :D
namjoon mau ngapain tuuh hayoooo,.... duh, author jago bikin penasaran hikseuuu TT

buruan updet ya thoorr. jebaall (buing buing ) #SeketikaAuthornyaMuntah

keep writing thor.
semangat yaaa, mumpung liburan jangan banyak males XD
lopyuu thoor #AuthorNggakLopSamaKamuWekk
:*:*:*
LylaAngelica
#2
Tenang, Ada abang2 ganteng yang jagain baby Soo kok ^3^
DOut29 #3
Baru sempat baca, akhirna ngebut XD
Beuh, akhirnya Krisoo muncul! ♥
duh duh jd penasaran, siapa sih yg ngincar ksoo itu >_<
DOut29 #4
Chapter 3: Ini kira2 main pairnya apa ya? Semoga aja kalo ga Krisoo, Kaisoo atau Hunsoo #plak XD
Krisoo momennya dibanyakin donk :D
*nasib Krisoo shipper minim hiburan*XD
Chansoo sama Laysoo blm ketemu nih? aduh makin penasaraaan >_<
Kira2 siapa ya yg bunuh ortunya Babysoo? :/
update ASAP juseyooooo
DOut29 #5
Chapter 2: sebenarnya saya udah baca di ffnet, tp susah ngereview kaga masuk2 -_-
saya review disini aj ya :D
Penasaran sama yg bunuh ortunya ksoo, sadis bener, kasian soo nya jd trauma gitu π_π
Ah, KaiTaoBaek udah muncul, nunggu KriSoo sama HunSoo momen ini XD
itu Baek main bawa kabur anak org aja coba :v
update juseyooo
MilkyPocky #6
Chapter 1: Lanjutkan~
DOut29 #7
menarik! jarang2 ada ff Kyungsooxeveryone bahasa indo di AFF XD
ditunggu lanjutannya authornim :D