Wall Breaker
Bottles[WARNING]
Chapter ini mengandung unsur yang cukup sensitif. Tidak cukup sensitif untuk diberi "RATED M", tapi cukup berbahaya bagi yang tidak bisa membacanya. Bagi reader dibawah umur dan reader yang tidak nyaman dengan hal berbau kekerasan (pemukulan, pembunuhan, darah, dsb.) disarankan untuk tidak membaca chapter ini dengan terlalu serius (?).
Read at your own risk. :)
Napas Grace terengah-engah ketika kakinya menginjak kantor polisi Busan. Ia pun melangkahkan kaki secara perlahan sambil mencari sosok yang di carinya. Konsentrasinya buyar ketika seseorang menyentuh pundaknya dari belakang.
“Oh, Jin!”
Jin tersenyum dan melepaskan tangannya dari pundak Grace. “Terimakasih sudah menghubungiku tadi.”
“Harusnya aku yang minta maaf, apa aku mengganggumu tadi? Aku benar-benar bingung harus menghubungi siapa ketika pihak sekolah mengirim pesan—“
“Tidak, sama sekali tidak mengganggu. Aku tadi sudah bertemu dengan Jungkook. Ia sudah selesai diinterogasi oleh polisi dan sekarang kau bisa menemuinya.” Jin lalu mengajak Grace untuk menelusuri kantor polisi Busan dengan hiruk-pikuk dunia kepolisiannya. Langkah Grace terhenti ketika ia matanya telah menangkap sosok Jungkook.
Grace menatap Jin dengan tatapan tak percaya dan Jin hanya bisa menjawabnya dengan anggukan pelan. Kaki Grace seakan melangkah dengan sendirinya untuk menghampiri Jungkook yang kini sedang menyandarkan kepalanya ke jeruji besi.
“Kook,” panggil Grace pelan. Jungkook mendongakkan kepalanya dan matanya langsung berbinar ketika melihat siapa yang datang.
“Nuna!” Jungkook berdiri dan menyambut tangan Grace yang terulur kepadanya. “Apakah pihak sekolah menghubungimu juga? Maafkan aku nuna, aku jadi menyeretmu pada masalah—“
“Ssssttt. Sudahlah, sekarang kau bersabar dulu sampai nuna mengeluarkanmu dari sini.” Potong Grace. Jungkook tersenyum ketika mendengar kata-kata ini, lalu menatap Grace dengan serius.
“Tidak perlu repot-repot nuna, aku sendiri tidak ingin keluar dari sini.”
“WHA—“ Grace menahan teriakannya ketika Jin menyentuh pundaknya, mengingatkan ia bahwa ini di kantor polisi dan ia tidak seharusnya berteriak. “Tapi Jungkook—“
“Sebaiknya sekarang kita pergi dari sini, Jungkook membutuhkan waktu untuk sendiri.” Ajak Jin yang langsung menarik Grace keluar dari sana.
~
Grace menggenggam tangannya geram. Terlalu banyak yang emosi yang ingin dikeluarkannya saat ini. Bagaimanapun tempat ia duduk kali ini bukanlah tempat yang membebaskannya untuk mengeluarkan apapun yang ingin diungkapkannya. Menggenggam tangan sekuat yang ia bisa adalah pelampiasan yang bisa ia lakukan sekarang.
“Grace, tenanglah. Ini semua keinginan Jungkook, bukan salahmu.” Suara Jin terdengar lembut, tetapi sama sekali tidak merubah konflik dal
Comments