CHAPTER 3: Push and Pull
Somebody, Help Me!
Pokoknya jangan dekat-dekat saja lah.
Apaan…..batin Yunho sambil menyesap rokoknya di ruangan khusus untuk merokok. Dia melihat lagi jam tangannya, yang belum ganti sejak SMA karena malas beli baru, dan menggerutu kenapa Changmin belum datang padahal 10 menit lagi dia harus sudaha ada di venue. Dalam keadaan bengong, Yunho heran sendiri kenapa menjawab jujur pertanyaan Changmin saat meminta tiket gratisan untuk nonton konser ini.
Yunho terlonjak saat sebuah tangan menepuknya dan nyaris mengumpat. Changmin menatapnya dengan cengiran. “Maaf telat, macet tadi.”
Yunho berdecih dan nyaris tersedak saat melihat “teman” yang dibawa Changmin, iya dia meminta dua tiket dan memang gak lucu kan kalau nonton sendirian. That pretty guy. “Ini temanku, Kim Jaejoong namanya,” sodor Changmin. “Kalian seumuran kok.”
Kim Jaejoong yang datang mengenakan jaket leather hitam itu mengulurkan tangan dan dibalas Yunho. Genggaman tangan yang percaya diri dan kulitnya halus sekali dan ia tampak begitu pucat.
“Aku Jung Yunho, panggil saja Yunho,” jawabnya standar kemudian melirik jamnya. “Ayo buruan masuk, hampir telat.”
Yunho langsung berjalan namun matany masih sempat menangkap Jaejoong menggandeng tangan Changmin dan dibiarkan saja. Memangnya aku harus merasa gimana?
“Kamu bawa teman lagi hyung?”
Yunho menghentikan langkahnya dan menoleh, begitupun Changmin dan Jaejoong. Ketika pria dengan rambut dikucir asal-asalan itu mendekat Changmin membaca name tag-nya yang bertuliskan “Park Yoochun” – staff all access. Otomatis mata Changmin menilai si Yoochun itu.
“Begitulah.” Ada kesan sungkan dalam nada suara Yunho saat menjawab.
“Don’t worry it’s okay hyung,” balas Yoochun kemudian berbisik di telinga Yunho agak lama dan mengakhirinya dengan tepukan di bahu. Yunho membalas hanya dengan jempol terangkat.
Setelah itu Yoochun baru memandangi “teman Yunho” dan Changmin merasa aneh saat bertemu pandang. Yoochun tampak begitu menilai saat memandangi Jaejoong yang sedang tak menatapnya. Changmin menyenggol siku Jaejoong barulah dia sadar ditatap. Untunglah sesaat kemudian Yunho memanggil untuk segera masuk karena dia sudah dicari ketua timnya. Changmin merasa Yoochun menatapnya terus dari belakang namun tetap bertanya namanya.
“Kenapa kamu manyun begitu?” tanya Jaejoong ketika mereka sudah masuk venue.
“Manyun? Siapa yang manyun? Biasa saja kok.”
Jaejoong memutar bola matanya malas. “Jangan jelalatan kau ya.”
“Yah!” protes Changmin yang berakhir dirangkul Jaejoong.
Mereka berdua benar-benar menikmati konser ini yang terbilang bagus dan gratis pula. Jaejoong pun mengusulkan untuk menemui Yunho lagi buat berterima kasih tapi Changmin malas, besok saja lah cari dia di kampus. Tapi ternyata yang mereka temui bukan yang dicari.
“Hei kalian temannya Yunho!” Yoochun berteriak keras dengan cerianya dari kejauhan. Dia mematikan rokok dan berlari kecil mendekati Jaejoong dan Changmin yang celingukan. “Sorry, nama kalian siapa?”
Jaejoong yang pertama menerima uluran tangan Yoochun dan menyebutkan namanya. Setelah itu baru Changmin dengan nada yang dijaganya tetap biasa. “Kalian enjoy tadi?”
“Tentu saja, acaranya bagus sekali! Thank’s ya!” jawab Jaejoong antusias dan Yoochun tertawa (yang membuat Changmin berpikir orang ini menyilaukan dengan keceriaannya). “Yunho di mana? Aku mau berterimakasih.”
“Ah! Dia sibuk di belakang. Dia selalu yang paling sibuk sebelum dan setelah acara selesai. Aku akan menyampaikan padanya nanti.”
Obrolan ringan itu pun diakhiri dengan cepat dan keduanya pamitan pulang.
************
Di tengah kesibukan matanya menghitungan jumlah peralatan yang harus dikembalikan, Yunho membuka pesan masuk di ponselnya. Ternyata dari Changmin. “Thank’s hyung! Acaranya seru banget. Sorry kami langsung cabut.”
Yunho mengantongi lagi ponselnya setelah membalas singkat, balasan
Comments