CHAPTER 2: He Is A Bad News
Somebody, Help Me!i.
“Wow…kamu masih di sini Jung Yunho?”
Yunho mendongak melihat sosok yang menyapanya sok akrab, Dong Jik, teman satu angkatannya yang juga belum lulus. “Aku bahkan akan mengubur tulangku di kampus ini setelah lulus,” jawabnya ketus yang disambut tepukan di bahu.
“Setidaknya cepatlah lulus untuk segera wamil. Ingatlah ayah ibumu.”
“Ingat juga kamu belum lulus kuliah.”
“Hei, aku belum lulus karena wamil duluan. Lagipula aku kelas akselerasi, jadi walau begini juga tak kelihatan kan.” sahut Dong Jik dengan nada bangga terlalu kentara.
Oh, well anak pintar itu selalu menyebalkan ya?
“Kudengar kamu satu tim dengan Shim Changmin ya? Bagaimana? Semua baik-baik saja kan?”
Untuk sesaat Yunho heran dar imana temannya ini tahu soal Changmin sebelum ingat kalau dia adalah asisten dosen laboratorium foto dan video. Karena hal itu juga kenapa orang ini suka sekali bergosip.
“Awalnya sulit tapi akhirnya bisa. Kenapa memangnya dengan dia?”
“Nothing.” Jawab Dong Shik dengan senyumannya. Yunho mengernyit curiga tapi ketika akan menginterogasi malah ponselnya berbunyi. “Aku harus segera balik ke lab.”
Tapi tak butuh waktu lama bagi Yunho untuk tahu maksud Dong Jik itu.
Itu terjadi saat Yunho berada di kampus dan tanpa sengaja melihat Changmin jalan sendirian di kejauhan. Sebenarnya tak berniat berbicara tapi Yunho pikir lebih baik sekalian bicara sebentar soal tugas mereka, jadi ia mengejar adik tingkatnya yang jangkung itu.
Tapi langkah Yunho terhenti saat Changmin hilang di belokan bagian paling belakang kampus karena ponselnya berdering. Jadi dia memutuskan menjawab dulu, apalagi itu telepon dari rekannya di EO tempatnya bekerja.
Yunho merasa pembicaraan itu cukup lama dan merasa tak perlu mengecek apakah Changmin masih ada di situ, tapi toh akhirnya kakinya berjalan ke sana. Lalu ia membeku di tempat. Freeze on the spot like a stupid.
Tapi Yunho berhasil memundurkan kakinya agar badannya tersembunyi dan mengatur nafas sebelum kembali mengintip. “He is crazy…” desis Yunho syok.
Dilihatnya Changmin berciuman dengan seseorang di pojok ruangan yang dipenuhi kursi-kursi terbalik di atas meja. Masalahnya, itu bukan jenis ciuman yang manis atau malu-malu. “Dia make out di kampus di jam sesiang ini?” gumam Yunho tak percaya. Bahkan aku tidak segila itu.
Sebenarnya Yunho malu sendiri melihatnya tapi dia kembali berbalik saat menyadari orang yang jadi “korban” Changmin itu.
Wait, dia laki-laki?!
Yunho menajamkan matanya memindai sosok yang berusaha keras menahan desahannya dengan tangan Changmin entah berada di mana dan wajah tersembunyi di lekukan leher itu. Sekilas wajah itu cantik jadi Yunho mengiranya wanita tapi dia benar-benar yakin itu pria saat melihat dadanya yang sempat sedikit terlihat saat Changmin menelusupkan tangannya ke situ.
“Wow…” gumam Yunho memasukkan lengannya ke saku jeans dan kembali berjalan menjauh. "Wow~"
Lalu tak lama kemudian ponselnya kembali berbunyi. “! Kenapa semua orang mencariku hari ini?!” gerutunya cukup keras tanpa peduli apakah Changmin akan mendengarnya.
Panggilan telepon kali ini cukup lama dan tanpa sadar membuat Yunho duduk di bangku di taman kampus, cukup jauh dari tempat Changmin make out tadi. Dan Yunho berteriak hingga nyaris melempar ponselnya saat menoleh dan ada Changmin di situ. “What the hell!”
“Tumben kamu ada di sini.”
“Aku membayar kuliah di sini jadi sudah sewajarnya aku di sini.” Balas Yunho dengan tatapan kesal. Namun Changmin menangkap ada kesan kaget yang aneh di situ karena Yunho terlihat menatapnya sedikit lebih lama.
“Apa ada sesuatu di wajahku? Kenapa kamu melihatiku seperti itu?” tanya Changmin balik dengan tatapan benar-benar bertanya. Yunho tiba-tiba merasa merinding.
“Aku hanya merasa aneh kamu yang duluan mengajakku ngobrol.”
Changmin tercenung sebentar kemudian ber-“aaah….” panjang. “Sebenarnya hanya kebetulan melihatmu dan lebih baik membicarakan soal tugas kita mumpung ketemu.”
Akhirnya mereka membicarakan nasib selanjutnya tugas media promosi itu dengan mulusnya. Yunho memperhatikan tak ada sikap aneh pada Changmin selama berdiskusi, semacam tadi dilihatnya itu adalah halusinasinya. Tapi karena dia menerima telepon maka jelas itu nyata. Mungkin orang ini memang memiliki kelainan.
“Kurasa aku memang sudah tua.”
“Hah?”
Yunho membereskan isi ranselnya dan memakainya. “Kurasa aku harus update soal kampus ini.”
Changmin menatap bingung Yunho yang meninggalkannya. “He is weird.”
***********
Changmin memasuki kantin kampus setelah Yunho pergi untuk berkumpul dengan geng-nya. Minho, Kyuhyun dan Jong Hyun sedang membahas pertandingan sepakbola semalam dengan riuhnya. Bahkan mereka hanya membalas singkat sapaan Changmin dan kembali heboh sendiri.
Akhirnya Changmin berkutat dengan ponselnya sambil makan. Browsing.
“Hei, hyung…” Minho mulai membuka obrolan baru. “Kamu beneran satu tim dengan Yunho hyung?”
Changmin mengangguk satu kali saja. “Bagaimana dia? Dia populer sekali kan. Banyak yang bilang kamu beruntung hyung bisa berpartner dengannya.”
“Lucky?” Changmin kemudian tersenyum meremehkan. “Lucky his ! Dia membuatku mengerjakan sendirian-“
“Omong-omong soal …” Kyuhyun kali ini menyela dan Changmin merasa ini berbahaya. “Aku dengar kamu jalan dengan Kim Jaejoong jurusan fashion design.”
“Eh? That Jaejoong?! Aku belum dengar soal itu.” Sahut Jong Hyun antusias.
Comments