Chapter 1

Love You For The Thousands and More

Disclaimer:        

Semua karakter disini milik Tuhan YME, diri mereka sendiri dan orang tuanya. Author hanya meminjam nama mereka demi menulis fantasy yang sudah lama tersimpan di khayalan Author.

Rate: M            

Genre: Romance & Fantasy

Warning: BL, , Mpreg, Typos, OOC, alur kecepatan.

Pairings: Yunjae, Changkyu, Yoosu and many more. Pairings akan bertambah seiring perkembangan cerita.

Summarry :

Ketika pimpinan The Fallen One, sang Angel yang terbuang dan terkutuk Yunho menemukan sang mate yang tak lain adalah salah satu Angel terindah dan yang paling dicintai, Yunho telah meminta ijin pada Pimpinan para Angel untuk menjemput sang mate. Namun Leeteuk, sang pimpinan para Angel memberi syarat. “Untuk membawa Jaejoong kau harus mengarungi 999 kehidupan yang penuh derita sebagai manusia, setelah itu baru pada kehidupan ke 1000 aku akan mengijinkanmu hidup bersamanya. Apa kau bersedia?”. Dan tanpa keraguan sedikitpun Yunho menjawabnya.


DON’T LIKE DON’T READ

 

Sebenarnya Yunho ingin mengurungkan niat untuk merampok kediaman Kim, namun Yunho tahu  bahwa itu tidak mungkin. Memang benar Yunho adalah pimpinan kelompok penjahat kelas kakap itu, namun bukan karena mereka segan ataupun takut namun diantara mereka, dialah yang paling waras. Bila Yunho saja yang merasa dirinya jauh dari waras dianggap oleh mereka paling waras bisa dibayangkan bagaimana sifat asli mereka. Benar mereka penjahat, perampok yang memilih target mereka dengan cara yang paling aneh. Target utama mereka adalah keluarga mereka sendiri yang membuang atau tak mengakui keberadaan mereka. Mereka adalah kumpulan anak haram, cacat, dan beberapa mengalami kelainan jiwa. Benar Yunho tak akan bisa menghentikan rencana mereka terlebih ketika melihat Doong Wook begitu antusias. Lagipula keputusan untuk merampok kediaman Kim adalah keputusannya.

Yunho memang memiliki dendam pribadi dengan salah satu orang yang saat ini menjadi anggota keluarga Kim. Kim Yoona atau dulu bernama Im Yoona adalah Umma kandungnya. Sebelum menikah dengan Kim Sang Joong, Yoona pernah memiliki hubungan gelap dengan Jung Ji Sub, hubungan itu menghasilkan putra yang Yoona sendiri tak pernah mengakuinya karena sejak kuliah Yoona telah di jodohkan dengan salah satu penerus keluarga Kim. Yoona menyerahkan Yunho pada Ji Sub. Ji Sub sendiri sebenarnya juga bukan tipe orang maupun Appa yang baik, Namun Ji Sub tetap mengasuh dengan caranya sendiri. Yunho diasuhnya bersama beberapa pacar, bergantian seiring berjalannya waktu. Tetapi suatu hari terjadi peristiwa yang membuat Ji Sub menjadi buronan kepolisian Korea, Ji Sub adalah seorang anggota mafia di kawasan kumuh di sudut kota Seoul dan hari itu tanpa sengaja membunuh salah satu pimpinan kepolisian saat terjadi baku tembak dengan polisi. Yunho yang baru berusia lima tahun kemudian diasuh oleh Umma Ji Sub, Jung Nara yang bekerja sebagai salah satu maid di kediaman Kim.

Kim Hae Hyo, Appa Kim Sang Joong yang baik hati tentu saja tidak mempermasalahkanya. Sejak saat itu Yunho tinggal bersama Halmonie nya, dan tentu saja satu rumah dengan Yoona. Baik Yoona dan Yunho tahu menahu tentang pertalian darah mereka. Yoona yang tetap tak mengakui Yunho dan bersikap dingin padanya kemudian Yunho yang saat itu masih polos, menuruti perkataan halmonienya agar menjadi anak baik dan pasti suatu saat dapat bersama dengan Ummanya.

Satu tahun kemudian terjadilah peristiwa yang semakin membuat hidupnya sulit. Ji Sub mendatangi Yoona yang saat itu sedang sendirian tanpa keluarga Kim yang lainnya. Keduanya terlibat dalam adu mulut yang berakhir dengan kematian Ji Sub di tangan Yoona. Tanpa sengaja Yoona menusuk Ji Sub saat ingin membela diri. Namun apapun alasannya dia tetaplah membunuh. Tentu saja Yoona sangat ketakutan, saat itu hanya ada Yunho disana. Yoona memohon Yunho untuk menolongnya, menangis histeris bahwa dirinya tak ingin dipenjara, dalam keputus asaannya Yoona berjanji akan mengabulkan semua permintaan Yunho termasuk mengakuinya sebagai putranya bila Yunho dapat menolongnya. Dengan iming iming seperti itu, seorang anak kecil yang merindukan sosok seorang Umma mana mungkin menolaknya. Yunho mengambil pisau itu dan mengaku pada semuanya kalau dirinyalah yang membunuh Ji Sub, Appanya sendiri.

Yunho akhirnya dimasukkan ke penjara anak-anak, sendirian tanpa siapapun yang mendukungnya. Yoona, sang Umma tak menepati janjinya, tetap tak mengakuinya dan Halmonie Nara, Wanita tua dan rapuh itu meninggal karena tak kuat menerima kenyataan bahwa cucunya telah membunuh Appanya sendiri.

Yunho, apa yang dirasakannya terhadap Yoona tentulah melebihi kebencian. Jadi ketika tiba giliran baginya untuk memilih target perampokan tanpa ragu Yunho memilih keluarga Kim. Yunho merasa mungkin kini telah waktunya untuk membuat perhitungan dengan sang Umma.

Bila beberapa hari yang lalu Yunho sangat menantikan saat dimana ia bisa menghacurkan hidup Yoona, kini sebaliknya Yunho malah merasa enggan. Bagaimana bila terjadi sesuatu pada sosok indah yang ditemuinya itu, bagaimana bila dia sampai celaka. Nde, Yunho tidak boleh ragu untuk tidak ikut dalam operasi itu. Yunho harus ikut untuk memastikan sosok itu aman dan baik baik saja, karena bila sampai sosok itu celaka, Yunho mungkin tak akan mampu mengampuni dirinya sendiri.

*****

Yunho tak menyesalinya. Mungkin bila Yunho bertemu dengan dirinya yang dulu, dia akan mengutuknya, mempertanyakan mengapa dia membunuh Yoona dengan cara semudah itu. Membunuhnya hanya dengan satu tembakan di kepala. Tapi tentu saja Yunho memiliki alasan sendiri. Yunho harus mencari sosok itu dan memastikannya baik baik saja. Setelah mencari dan menjelajahi kediaman Kim, akhirnya Yunho menemukannya. Sosok itu masih tertidur dengan pulas di salah satu kamar kediaman Kim. Sosok itu tetap menawan meski tengah tidur sekalipun, meski hanya mengenakan baju tidur dan memeluk boneka gajah besar. Yunho memandangi wajah cantik, yang Yunho yakin akan semakin sulit dienyahkan dari pikirannya dimasa depan.

Yunho terlalu hanyut dalam pesona sosok itu hingga membuatnya sedikit lengah, tidak menyadari ada seseorang yang mendekatinya dari belakang. Bug! Orang itu memukul Yunho tepat di tengkuknya dengan keras. Yunho langsung ambruk tak sadarkan diri. Sekuat apapun daya tahan Yunho tetap membutuhkan waktu setidaknya sepuluh menit untuk sadarkan diri. Ketika Yunho membuka matanya, Yunho menemukan dirinya dalam keadaan terikat, dan yang sedikit mengusik pikirannya adalah Doong Wook yang duduk dihadapannya dengan sebuah jarum suntik di tangannya.

“Doong Wook?”

“Kau tahu aku memiliki....apa yang kau bilang dengan penyakit special. Bila aku ingin menghancurkan sesuatu atau seseorang, aku harus menghancurkanya bila tidak aku akan benar-benar gila dibuatnya. Dan beberapa minggu yang lalu aku ingin menghancurkanmu. Tentu saja aku harus bersabar, mencari kelemahanmu agar kau benar-benar hancur. Dan betapa senangnya aku ketika beberapa hari yang lalu melihatmu terpana dengan putra tunggal Kim Sang Joong. Aku lalu mendapat ide cemerlang.”

Jleb!

Doong Wook menusukkan jarum suntik itu di pangkal leher Yunho. Mata Yunho terpejam, bukan karena rasa sakit yang dihasilkan. Namun karena tahu apa yang masuk ke dalam tubuhnya itu bukan zat yang baik. Obat perangsang yang kuat yang akan membuat Yunho liar seperti binatang. Doong Wook tersenyum, lalu pergi tanpa menunggu hasil dari karyanya. Doong Wook tak perlu menunggu, karena bagi Yunho sendiripun sudah dapat membayangkannya. Sebuah tragedy yang sama dengan mimpi-mimpi yang selama ini mengusiknya.

*****

 Ranjang yang semula bersih itu kini terlihat begitu memprihatinkan. Sprei dan selimut yang terkoyak dengan beberapa bercak darah. Sang pemilik ranjangpun memiliki keadaan yang tak kalah memprihatinkan. Tubuh indah itu terbaring tanpa sehelai pakaian dengan bekas tanda merah di sekujur tubuhnya. Ada beberapa tetes darah yang mengalir bagian tubuhnya yang paling intim. Namun tidak seperti pada korban perkosaan pada umumnya, bibir semerah cherry yang kini sedikit bengkak itu tidak menangis pilu tetapi malah tersenyum lembut. Air mata memang mengalir namun itu bukanlah air mata kesedihan. Bibir itu terus tersenyum dengan tanpa henti memandangi wajah namja yang kini tertidur di sampingnya dalam kondisi tanpa busana seperti dirinya.

“Yunho...”

Suara merdu itu bergema lirih di kamar yang sedikit terang dengan sinar rembulan yang menembus jendela kamar.

“Saranghae...” bisiknya lagi sambil mengecup pipi Yunho.

*****

Pihak kepolisian telah tiba di kediaman Kim sejak dua jam yang lalu, salah seorang maid menelpon dan mengabarkan bahwa kediaman Kim telah terjadi perampokan dan pembunuhan. Begitu tiba mereka segera melihat kondisi kediaman Kim. Brankas utama mereka telah dibobol, uang, perhiasan dan barang berharga lainnya telah raib. Korban meninggal tak tanggung tanggung yang tak lain adalah sang nyonya Kim. Beberapa security dan maid banyak yang terluka namun tidak ada yang sekarat. The Black Blood, nama geng perampok ini memang selalu kejam dalam aksi mereka. Mereka pasti meninggalkan korban meninggal yang merupakan orang penting di kediaman atau tempat yang mereka rampok. Mereka juga selalu meninggalkan ciri khas berupa genangan cat hitam di panggung utama aksi mereka.  Dan kali ini, tentu panggung utamanya adalah kamar pribadi Kim Yoona.

Donghae, adalah kepala polisi yang memimpin investigasi itu menemukan bahwa ini adalah perampokan kejam yang biasa dilakukan oleh Black Blood, namun Shim Changmin sang asisten memiliki dugaan lain. Menurutnya kasus ini begitu aneh. Sangat aneh karena salah satu angoota Black Blood yang memang telah lama diincarnya kini malah menjadi pahlawan keluarga Kim. Pahlawan? Nde ketika mereka mengintrogasi Kim Jaejoong, putra tunggal Kim Sang Joong itu mengatakan bahwa Yunho telah menyelamatkannya. Kesaksian itu bahkan tidak dibantah oleh siapapun termasuk oleh Sang Joong yang saat kejadian memang sedang tak berada di kediaman Kim.

Changmin memang sudah lama mengawasi Yunho, namun bukan untuk menangkapnya seperti ambisi rekannya di kepolisian. Changmin mengawasinya karena keinginan pribadi, Changmin mengawasinya karena Yunho begitu mirip dengan wajah sang Appa. Lalu beberapa jam yang lalu Changmin kembali dibuat penasaran, saat bertemu dengan putra keluarga Kim yang amat mirip dengan Ummanya. Hal itulah yang membuat Changmin kini melamun di dalam mobilnya, memikirkan beberapa kemungkinan. Bahkan dua kantong kue dan tiga box makanan berisi odeng yang dibelinya sebelum singgah ke kediaman Kim tak diliriknya sama sekali. Kedua matanya kini terfokus pada foto hitam putih yang terbingkai liontin berbentuk hati. Foto kecil iniah satu satunya peninggalan orang tuanya.

Namun lamunan Changmin buyar saat suara keras terdengar dari bagasi belakang mobilnya. Changmin segera membuka pintu dan berlari untuk melihat apa yang menabrak mobilnya. Begitu sampai Changmin menemukan seseorang yang terkelungkup tepat di belakang mobilnya. Changmin melihat sekeliling untuk melihat kendaraan yang mungkin dipakai orang itu untuk menabrak mobilnya namun Changmin tak menemukan apapun. Tapi suara tadi begitu keras, bila saja orang itu sengaja menabrakkan tubuhnya ke mobil yang sedang terparkir suara yang akan dihasilkan tidak mungkin sedahsyat itu. Mungkihkah orang itu terjatuh?, tapi disekeliling mereka tidak ada pohon, tiang, pagar atau bangunan. Tidak mungkin juga orang itu jatuh dari langit kan?

Changmin yang semula terpaku dengan dugaan dugaan gilanya, langsung mengalihkan pandangannya ketika orang itu mengeluh sakit. Changmin segera duduk, berniat untuk memeriksa keadaan orang itu namun sepertinya niat itu langsung tertunda saat tubuh tengkurap itu tiba-tiba terbalik dan Changmin malah terpesona oleh wajah namja berpipi chubby yang baru saja menabrak/menjatuhi mobilnya.

*****

Ketika Yunho kembali membuka mata setelah insiden di kamar Jaejoong, pikirannya sudah cukup jernih untuk mengingat apapun yang terjadi. Kenyataan bahwa dirinya telah menyakiti kehormatan sosok indah itu langsung menusuk hatinya. Dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Yunho merasa sangat kesakitan padahal tidak ada luka serius di tubuhnya.

Bayangan-bayangan mimpi buruk langsung menyerang, bayangan tentang Jaejoong yang sangat tersakiti dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Mata Yunho cepat bergerak, mencari sosok itu. Berharap bahwa Jaejoong tak melakukan apa yang ada dipikirannya. Namun Yunho tak menemukan sosok itu, Yunho telah berpindah kamar, telah berganti pakaian, dan kini Yunho tak sendiri. Seorang namja paruh baya duduk di kursi tak jauh dari tempat tidur dimana Yunho sempat terbaring. Namja itu adalah Kim Sang Joong, kepala keluarga Kim.

“Seharusnya aku menyerahkanmu ke polisi atas segala kejahatan yang telah kau lakukan. Kawananmu telah merampok harta dan peninggalan kuno turun temurun keluarga Kim, kau telah membunuh Yoona, dan yang terakhir, dosa yang paling besar, kau telah memperkosa Jaejoong kami. Tetapi Jaejoong, orang yang telah kau rebut kehormatannya itu memohon padaku, bahkan bersujud memohon ampunan untukmu. Tapi tentu saja kejahatan yang telah kau lakukan pada Jaejoong kami, kau harus mempertanggung jawabkannya. Kau harus bertanggung jawab dengan menikahinya.”

Pernyataan terakhir Sang Joong sukses membuat mata Yunho melebar,antara bingung, panik, tak percaya, gugup, namun bahagia?

*****

Setelah Sang Joong selesai berbicara dengan Yunho dan kembali ke kamar pribadinya, Jaejoong telah menunggunya di sana bersama Junsu, maid pribadi Jaejoong yang selalu menemaninya. Jaejoong langsung berdiri begitu Sang Joong masuk. Sang Joong mendesah saat melihat kecemasan di wajah Jaejoong dan Sang Joong tentu tak akan membuat wajah cemas itu semakin layu.

“Aku telah melakukan seperti apa yang kau mohon padaku.”

Perkataan itu membuat wajah cemas Jaejoong sirna dan tergantikan dengan senyum bahagia.

 “Aku telah berjanji pada Appamu untuk selalu menjagamu dan membuatmu selalu bahagia, dan bila hal ini adalah hal yang dapat membuat dirimu bahagia, meskipun aku sedikit keberatan, aku akan tetap melakukannya.”

““Kamsahamnida, ahjushi”

Apa yang dikatakan Sang Joong, Junsu tentu sependapat dengannya. Junsu melihat jelas bagaimana Yunho, memperkosanya? Tidak bisa dikatakan seperti itu karena Jaejoong tak menolak sentuhan Yunho bahkan saat Yunho menyakitinya. Junsu sedang tersekap di kamarnya yang memang terletak di samping kamar Jaejoong. Kamar mereka terhubung oleh pintu yang ketika itu memang sedang terbuka. Seharusnya Jaejoong membenci namja itu, namun kenyataannya Jaejoong malah memohon Sang Joong untuk mengampuninya dan yang lebih gila lagi, meminta Sang Joong untuk menikahkan mereka. Tetapi Junsu tidak sebodoh itu untuk tidak menyadari bahwa namja itulah yang selama ini di tunggunya.

Junsu telah menjadi maid keluarga Kim sejak usianya masih begitu belia, mereka memperkerjakan Junsu sebagai maid sekaligus teman bermain Jaejoong. Namun seiring berjalannya waktu keduanya menjadi sangat dekat seperti saudara. Begitu dekatnya hingga Junsu mengetahui apa kesukaan Jaejoong, bagaimana jalan pikiranya, sifatnya dan juga kebiasaanya. Kebiasaannya yang selalu berdiri di depan pagar keluarga Kim pada pagi dan sore hari seolah dirinya menunggu seseorang. Kebiaasaan yang sudah Junsu lihat bahkan ketika Junsu baru memasuki keluarga Kim, hingga kemarin sebelum perampokan terjadi. Jaejoong telah menunggunya sekian lama. Tentu Junsu berharap bahwa orang yang ditunggu Jaejoong adalah seorang pangeran berkuda, orang baik baik, bukanlah penjahat, perampok dan pembunuh yang saat ini sedang berada di salah satu kamar tamu kediaman Kim. Namun seperti kata Sang Joong, bila hal ini membuat Jaejoong bahagia, bagaimana mungkin Junsu akan menentangnya. Junsu hanya berharap dan berdoa bahwa ini akan menjadi akhir penantian yang bahagia untuk Jaejoong.

TBC

Anyeong,author balik lagi dengan Chapter 1. Terima kasih atas segala dukungan kalian, Author jadi semangat untuk menulis lagi.

Karena baru chapter 1, mungkin cingu semua akan sedikit bingung karena memang banyak misteri terselip di dalamnya. Namun akan semakin jelas pada chaper-chapter berikutnya. Chapter 2 akan menjadi moment kedekatan Yunjae dan mungkin malah sudah pernikahan mereka^^ Dan Changkyu! Sebenarnya siapa sosok yang menjatuhi mobil Changmin, sedikit demi sedikit akan terkuak, termasuk orang tua Changmin.

Tetep ditunggu reviewnya, sampai jumpa lagi di Chapter 2^^

Big Hugs           

Yeye Kyunie^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
yo_yunjae #1
Chapter 7: I love this story so much..
Berharap bisa dilanjut lagi..
Selalu suka cerita dgn genre begini..
Author nim.. aku takjub dengan imajinasimu. Top banget 👍
MinKyuRyJaeBam
#2
Chapter 7: new reader....baru terjumpa fanfic ini...adakah fanfic ini akn berjalan..? minta2 authornim terus meng-update yaa.....fanfic ini sangat menarik!!!
makjejung_adorer #3
Chapter 7: Makasih updatenya. Agak pendek sih he he. Semoga tetap semangat
BabyBugsy
#4
Chapter 5: ohh jadi jaejoong hamil sekrang? Sedih banget liht yunho harus ninggalin jaejoong TT
huhuhuhuu sedih :((
yoochun mate nya junsu??
makjejung_adorer #5
Chapter 5: Author nim. it's great story. Thank you for your hard work. Fighting!
Syrenka
#6
Chapter 5: wahhh...kirain appa bakalan mati and umma jaejae bakalan nangis bombay.. eh ternyata ngga.. happy deh :))
sanny_30 #7
Chapter 5: Wow...cerita ini hebat. Semakin dibaca semakin menarik. Ini sebenarnya bisa jadi novel..hehe..
Kaisooshipperrzz #8
Daebak.....