Drunk
re·mem·brance“My God, kenapa sih lo nyebelin banget!!?”, pekik Hani.
“Lho, tapi kan lo sendiri yang dateng ke gue”, kata Xiumin. Hani menghembuskan nafasnya nggak percaya. Dia buru-buru mengambil bajunya yang berserakan.
“Lo, gue nggak akan tinggal diem”, katanya lalu melewati Xiumin.
Sehari sebelumnya…
Sunday is jogging day. Setiap hari Minggu Xiumin pergi ke Regent’s Park untuk jogging. Ini adalah salah satu upaya Xiumin untuk ngejaga tubuhnya fit dan yang terpenting, ngelupain semua masalah yang ngeganggu pikirannya. Pagi itu Regent’s Park terlihat lebih ramai dari biasa. Mungkin ini hari Minggu, banyak yang piknik di sana.
Hampir satu jam Xiumin jogging, ia memutuskan untuk pulang ke apartemennya. Saat dia memasuki gedung apartemennya, ada Hani yang berdiri di depan mailbox. Dia nggak seperti biasanya, pakaiannya rapih.
“Hei”, sapa Xiumin.
“Nih, surat lo”, katanya dengan datar dan langsung ngeloyor pergi nggak kayak biasanya.
“Lo mau kemana Minggu gini?”, tanya Xiumin.
“Meeting”, jawab Hani singkat sambil membuang spam letter.
“Minggu begini? Segitu pentingnya sampe Minggu lo harus pergi”, kata Xiumin. Hani berhenti memilah surat-surat di tangannya.
“Terus masalah lo kalau gue pergi meeting di hari Minggu gini?”, Hani membalikan pertanyaan Xiumin.
“Ya nggak, maksud gue kan…”
“Later”, pamit Hani langsung cabut. Xiumin ngikutin Hani keluar, sayangnya dia langsung manggil taksi dan pergi. Xiumin menghembuskan nafas. Sepenting apa sih meeting itu sampe bikin Hani si Sunday lovers ini bela-bela cabut di pagi hari dengan pakaian rapih dan muka full make up? It’s Sunday, kalau Minggu merupakan hari Xiumin untuk jogging, bagi Hani Minggu adalah hari dimana dia bangun siang tanpa mikir apa-apa and doing nothing. Cuma duduk di sofa sambil nonton TV dengan semangkuk cereal atau sekarung keripik kentang yang dibelinya di supermarket grosiran. Ada apa di Minggu ini, sampai Hani ngorbanin ritual Minggunya?
***
Aditya Sofyan – Invisible
#Traffic jam city streets forget about the rest
Your sanity will be put to the test
Client call repeatedly they want another change
Some idiots just cant make up their minds#
“She just lost her touch”
Hani menghembuskan nafas panjang. Ia meneguk vodkanya. Meeting tadi pagi was awful. She just like all over the place. Kayak dia nggak bisa mencerna informasi yang ada di meeting tadi, dia nggak bisa ngasih offer, dia nggak bisa ngasih ide-ide brilian yang diharapkan klien-kliennya, pitch yang tadi dia berikan kayak nggak ngena ke klien, dia seperti kecil di depan klien dan kompetitornya. Dia nggak bakal heran kalau akhirnya biro iklan lain yang dihire untuk ngebuat CF ini nanti. Kenapa? Because she just lost her touch.
“Udah sih Ceu, jangan dipikirin. Emang tadi hectic banget”, kata Dea menyeruput tequilanya.
“Jangan dipikirin gimana? Kalo kita nggak dapet project ini, Bos besar bakal kecewa banget”, balas Hani.
“Ya mungkin emang tadi kalo dipikir-pikir pitch kita emang nggak mateng banget, udah gitu di tengah jalan klien minta yang aneh-aneh”, Dea berusaha bikin Hani nggak kepikiran banget soal meeting tadi pagi. Tetep aja, Hani masih kepikiran. Dia kayak nggak kenal dirinya sendiri. Apa ini salah satu efek dari kecelakaan setahun yang lalu?
“Gue tuh kenapa sih De, gue kayak bukan gue gini. I mean semua udah kekonsep di otak gue tapi gue nggak tau gimana ngutarainnya. Sekarang tuh gue kagok, mau ngomong jadi keringet dingin, kalo klien minta yang lain gue langsung panic sendiri, dulu gue nggak gini De. Duuhh gue kenapa sih Deeee”, keluhnya sambil menaruh kepalanya di counter bar. Dea nggak bisa memungkiri, kecelakan setahun yang lalu emang segitu parahnya. Bahkan memperlambat kinerja Hani.
“Kalau dipikir-pikir, kenapa gue jadi di sini sih De? Di London, kerja di Ad company. Gue kan lulusan psikologi, cita-cita gue jadi psikolog anak. Kenapa gue malah melenceng gini? Apa alasannya coba?”, lanjutnya. Hani memesan segelas vodka lagi dan meminumnya buru-buru.
“Nggak Cuma itu, kenapa tiap pagi gue terbangun abis mimpiin seorang cowok yang nangis-nangis minta gue bangun? Terus kenapa setiap hari gue nyari kartu ucapan yang gue bahkan nggak tau bentuknya gimana dan dari
Comments