Mission Impossible

Yellow Dandelion

Baekhyun mengucapkan terima kasih pada seorang pelayan yang mengantarkan mereka hingga di depan kamar Minseok. Ia mengetuk pintu kayu yang begitu familiar itu dengan keras, mengabaikan kenyataan bahwa kerasnya ketukannya bisa membangunkan naga tidur. Tak lama, pintu tersebut mengayun terbuka, menampakkan sosok Jongdae yang masih berseragam, sepupu dekat Minseok yang juga teman baik mereka. 

"Mana dia?" serobot Baekhyun, dengan cepat masuk diikuti Kyungsoo dan Zitao di belakangnya. "Yah, Kim Minseok!" Dengan kekuatan penuh Baekhyun menarik selimut tebal yang menutupi tubuh Kim Minseok, menampakkan seorang anak perempuan mengenakan baby doll kuning dan rambut coklat berantakan. Wajahnya terlihat sembab dan matanya memerah tanda ia baru saja menangis.

"Kyungsoooo..." Minseok menubruk tubuh Kyungsoo yang duduk paling dekat dengannya, mengabaikan Baekhyun yang mulai menarik semua gorden di kamar Minseok dan membuka jendela, mengijinkan sinar matahari masuk menerangi kamar yang mulanya gelap, suram dan penuh aura kesedihan tersebut. 

"Jadi, coba katakan kenapa kau membolos hari ini?" Baekhyun bertanya dengan tegas setelah menarik Minseok dan mendudukannya dengan benar. Kyungsoo, Zitao, dan Jongdae hanya duduk terdiam menunggu jawaban Minseok. Baekhyun mulai tak sabar menunggu jawaban dari Minseok yang hanya menunduk mengelap ingus dan airmata. Pandangannya beralih pada Jongdae yang sibuk menarik ujung benang dari lengan seragam. Merasa ditatap, Jongdae hanya nyengir.

"Jangan tanya aku." Ia mengangkat tangannya tanda menyerah. "Joonmyeon-hyung hanya menyuruhku menemani Minseok karena ia tak bisa pulang cepat."

Kyungsoo meraba kening Minseok. "Apa kau sakit?" tanyanya yang dijawab gelengan kepala oleh Minseok. "Lalu?"

Minseok malah semakin menangis begitu ditanya.

"Yah, Minseok-ah, jawab yang benar, biar aku bisa membantumu!" sergah Baekhyun gemas. Kyungsoo melempar pandangan memperingatkan pada teman ceweknya yang tak sabaran itu, membuat Baekhyun terdiam dan meminta maaf pelan.

"Apa benar gosip itu?" Zitao buka mulut. "Kata orang-orang di sekolah, kau membuat Doojoon-sunbae cedera ya?" Tangis Minseok makin keras mendengar penuturan Zitao, membuat Kyungsoo memukul lengan Zitao keras-keras.

"Apa Doojoon-sunbae baik-baik saja?" tanya Minseok setelah tangisnya reda. Dua teman ceweknya, Baekhyun dan Kyungsoo, hanya saling berpandangan, terlihat tak yakin harus menjawab apa.

"Aku juga hanya mendengar desas-desus sih," Baekhyun menjawab sambil menelan ludah. "Katanya kau menyundulnya tepat di... ehm, itu, ya?"

"Itu apa?" Minseok bertanya bingung.

"Itu loh, itunya! Bagian yang paling berbahaya!" Baekhyun berusaha tidak menodai pikiran Minseok, walau sebenarnya ia kesal juga menghadapi kepolosan Minseok yang kelewat batas. Melihat Minseok yang masih tidak mengerti, Baekhyun akhirnya menyerah. "Yah sudahlah, anggap kau melukai kakinya. Yoseob sendiri yang bilang Doojoon tidak apa-apa."

"Kau tak berani datang ke sekolah gara-gara takut padanya?" selidik Kyungsoo. "Atau takut dihajar fans-fansnya?"

Kening Minseok berkerut tanda ia tak mengerti. "Hah? Apa yang kau katakan?/"

Kyungsoo dengan sabar (walau tangannya gatal sekali ingin menoyor Minseok) bertanya lagi alasan Minseok membolos sekolah hari ini. Tanpa diduga, Minseok kembali merangkulnya dan menangis pilu di pelukannya. Ia menggumam sesuatu di dada Kyungsoo, membuat Kyungsoo dan Baekhyun kembali harus menarik kepala Minseok dan memaksanya menjawab dengan benar.

"A-aku tak bisa hidup lagiii..." Minseok berkata di antara tangisannya. "Lu-Luhan-sunbae bilang aku... aku..."

"Kenapa?"

"Luhan-sunbae mengira aku...siluman salju..."

Baekhyun, Kyungsoo, Zitao, dan Jongdae mematung, sedetik kemudian mereka mati-matian menahan tawa demi menjaga perasaan Minseok. Jongdae membekap wajahnya dengan bantal keras-keras agar tawanya tak terdengar, sementara kaki Zitao diinjak Baekhyun kuat-kuat dalam usahanya menahan tawa.

"Bukan itu saja!" Minseok berteriak kesal. "Saat tahu kalau aku manusia... Luhan-sunbae bilang aku mirip... aku mirip nenek buyutnyaaa, huaaa..."

Kali ini mereka berempat tak mampu menahan tawa demi mendengar pernyataan Minseok.

...

"Oke, baiklah, karena rencana pertama dalam Operasi Penyelamatan Cinta Pertama Minseok gagal total, kita harus memikirkan cara kedua." Baekhyun mondar-mandir di depan ranjang sambil memegang sebuah spidol hitam. Di dekatnya terpasang papan tulis kecil yang penuh coretan.

"Mungkin kita harus mengganti nama operasi kita," Huang Zitao mengusulkan. "Bagaimana kalau 'Operasi Menjerat Hati Luhan'?"

"Hmm." Baekhyun terlihat menimbang-nimbang usul Zitao. "Usul yang cukup bagus, Tao-yah." Ia menghapus tulisan di papan tulis dan menggantinya dengan tulisan besar 'OPERASI MENJERAT HATI LUHAN, By BaekHuangDoKim'. "Ada yang punya ide cara apa lagi yang bisa Minseok lakukan agar Luhan mengetahui keberadaannya?"

Kyungsoo memutar bola matanya, melirik Minseok yang duduk di sebelahnya. Ia sudah mandi dan berganti pakaian bersih dan tak lagi berkubang dalam kesuraman. "Tak mungkin Luhan bisa lupa Minseok, berkat kejadian kemarin."

Baekhyun menggoyangkan jari telunjuknya. "Tidak, tidak, tidak. Minseok harus menunjukkan impresi yang baik. Impresi, Do Kyungsoo! Apanya yang bagus dari dibilang siluman salju dan mirip nenek buyutnya--sorry, Minseok-ah, aku hanya bilang apa adanya."

"Kenapa sih kalian tidak pakai cara normal? Anak-anak cewek kan kalau pendekatan biasanya mengirim surat, membuatkan kue, memberi coklat, ngapain sih kalian harus repot-repot segala?" Jongdae bertanya, tak habis pikir dengan jalan pikiran tiga cewek di ruangan itu.

"Hahh, dasar cowok tidak peka, kalian semua sama saja." Baekhyun mendesah diiringi anggukan setuju Kyungsoo dan Minseok, sementara Jongdae dan Zitao protes keras. "Dengar ya, kalian yang tidak pernah merasakan popularitas seperti Luhan, pasti akan langsung ingat kalau ada seorang cewek yang memberi coklat atau mengajak kenalan. Tapi ini Luhan, The Almighty Luhan yang sedang kita bicarakan, halooo mungkin ada ratusan surat cinta dan puluhan coklat dari penggemarnya setiap hari. Mana dia akan ingat seorang Minseok yang agak-agak insignificant ini." Baekhyun berusaha mengabaikan Minseok yang bertanya apa itu insignificant, lebih baik ia tak tahu artinya daripada tersinggung. "Jadi begitulah kawan, alasan kita harus membuat impresi yang seheboh mungkin agar Luhan tahu keberadaan Minseok, dan memperhatikannya."

"Langkah pertama, kita harus tahu apa hal yang disukai Luhan dan bagaimana seleranya terhadap wanita."

Mereka semua terlihat berpikir keras sebelum akhirnya keheningan dipecahkan oleh suara Kyungsoo. "Oh, aku tahu!" teriak Kyungsoo berseri-seri. "Tadi aku sempat membaca pengumuman bahwa tim sepak bola membutuhkan pemain baru untuk kejuaraan nanti. Setelah banyak anggota yang lulus, mereka pasti kehilangan banyak anggota. Kalau kita sampai lolos seleksi uji coba, kita bisa mendekati Luhan dan mencari tahu tentang dia!"

Baekhyun menjentikkan jarinya. "Ide bagus Saudara Do Kyungsoo, tapi siapa yang akan ikut uji coba?"

Mendengar pertanyaan Baekhyun, Minseok langsung merangkul lengan Zitao dan tersenyum manis. "Huang Zitao, kau akan melakukannya untukku kan? Ya kan?" pintanya.

Zitao tak berekspresi. "Lalu jadwalku berlatih wushu mau dikemanakan?"

"Hanya untuk beberapa saat, Tao-yah, masak kau tega padaku? Kumohon, Tao..." Minseok mengiba.

"Aku harus mempersiapkan kejuaraan juga, sebentar lagi akan ada seleksi, kalau aku membolos latihan bisa-bisa aku disingkirkan." Zitao mencoba memberi alasan. Sebenarnya jadwal latihan wushu-nya bisa dipindah dan disesuaikan dengan keinginannya, tapi ia tak mau ikut jadi anggota tim sepak bola. Ia tak mau repot-repot berlarian mengejar bola, kepanasan dan bersimbah keringat.

Minseok cemberut, tapi kemudian wajahnya kembali manis sambil mendekati Jongdae. "Jongdae-yah..."

"Tidak, terima kasih!" Jongdae menolak mentah-mentah. "Tidak, aku tak mau masuk tim sepak bola, kau tahu aku benci olahraga."

"Tapi kau kan saudaraku!"

"Lebih baik kita putus persaudaraan daripada aku harus masuk tim."

Minseok mencibir.

Mereka berlima kembali pada titik nol. Jongdae dan Zitao, merasa sedikit bersalah karena menolak permintaan Minseok, mengusulkan beberapa nama dari anak di kelas mereka yang kemungkinan bisa disuap dimintai tolong untuk ikut seleksi anggota, tapi tak satupun yang disetujui Baekhyun dengan berbagai alasan. Setelah lama terdiam tanpa jalan keluar, tiba-tiba Minseok mengusulkan hal yang luar biasa.

"Aku bisa berpura-pura jadi anak lelaki."

Zitao dan Jongdae melongo. Spidol yang dipegang Baekhyun terjatuh. Sementara Kyungsoo tak yakin apa yang didengarnya benar-benar keluar dari mulut Minseok.

"Apa?"

"Aku bisa pura-pura jadi lelaki," ulang Minseok. "Sulli saja bisa kenapa aku tidak? Park Sinhye juga berdandan lelaki, kan?" Minseok dengan lugunya menyebut nama dua artis yang pernah berperan sebagai lelaki.

"Tapi itu kan drama, Kim Minseok!" Kyungsoo frustasi.

"Lalu?"

"Beda dengan kenyataan!"

Sembari Kyungsoo memmberi berbagai alasan mengapa ia tak sebaiknya melakukan hal gila itu, dan Jongdae serta Zitao tertawa terpingka-pingkal mendengar ide konyol Minseok, Baekhyun memutar otaknya berusaha mencari jalan keluar.

"Hmm... kurasa ide Minseok patut dicoba." Ia mengerling nakal.

 ...

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
puuuuun
#1
Chapter 7: it will be good if that boy not luhan
dan cowok itu jadi suka atau mulai ngedeketin minseok
biar luhan cemburu gitu
(kalau luhannya beneran cemburu siapa tau dia malah bodo amat ahhahaha)
Miochin
#2
Gueeee ngaaaakaaak guling guling baca ini cerita super dah
kajujul
#3
Chapter 7: AKHIRNYA UPDATEEEE
HOMINA
HAIL QUEEN MINSEOK
Navydark
#4
Chapter 7: Kalo punya adek kayak minseok mah dipelukin tiap hariii, tiap jam bahkan menit. Trus dibeliin bakpao biar dia gak ngambek dipelukin terus. Hehe
Apakah itu luhan? Apakah akhirnya luhan menyadari keberadaan minseok? Woaaaaa
Navydark
#5
Chapter 2: Kyaaaaa, minseok ah kamu unyu bangeeet. Kalo punya temen gini udah gue uyel-uyel pipinya. Gemesiiiiiin
ZhaRezha
#6
Chapter 7: aaahhhhhcowo yg di toilet itu luhan kan. luhan kan.
minseok sama luhan bakal ketemu kan. aaaaaa
mamski #7
Chapter 7: Ya ampun minseookk,perjuanganmu luar biasa nak....sampe abangmu sakit kepala mikirin kelakuanmu...
Tp tunggu,kalo cowok di toilet itu bang luhan,berarti dia g tau minseok dong?minseok kudu piye.,.minseok mulai lelah..haha
Chyeraa
#8
Chapter 7: Jangan bilang laki-laki itu si Luhan.. Gyaaaa~ >.<
Astaga joonmyeon over sekali.. Tapi kalo liat kepolosan minseok eonnie... Yah wajar kalau dia gitu kkk~
Chyeraa
#9
Chapter 6: astagaaa lucu banget ahahaha sepertinya minseok emang lg sial ya gagal mulu kkk xD