"Huh...!!" Amber menghela nafasnya yang terasa berat. Ia duduk di bangku kantin kampus dengan wajah yang murung. Bukan tanpa sebab Amber menghela nafasnya yang begitu berat, ini semua karena Kris, namja tampan, tinggi, populer, pintar, kaya, dan salah satu anak dari CEO perusahan Wu yang bercabang di berbagai negara. Amber menghela nafas akibat matanya yang baru saja melihat Kris sedang bercengkrama ria dengan teman teman gadisnya. Ya, Amber memang sudah lama bahkan sangat lama menyukai pria itu, pria yang selalu ada dalam mimpinya dan selalu tersenyum padanya. Namun apa? Yang Amber dapatkan hanya mimpi semata, iatak mungkin bisa bersama dengan Kris pria dambaannya. Jangankan bersama, Kris saja tidak pernah mengenal Amber, hanya pernah melihat dan berpapasan wajah. Amber sudah menyukai Kris sejak ia melihat Kris di sekolah SMA nya dulu, pada saat itu, Kris adalah murid baru pindahan icheon. Amber menyukai Kris karena ia pandai bermain basket dan juga sangat pandai dalam bermusik. Sejak itu, Amber selalu menjadi fans rahasia Kris ah bukan, gadis yang menyukai Kris secara diam diam. Tak jarang Amber selalu melihat Kris yang sedang berlatih basket dengan bersembunyi di balik kursi kursi penonton atau pun di sebelah keranjang bola basket. Bukannya Amber tak mau menampakan dirinya dengan fans Kris yang lain, namun ia malas terkena ocehan fans Kris itu. Mereka bilang Amber tak pantas menyukai seorang namja sempurna seperti Kris itu hanyalah sebuah angan angan. Amber pun tau kris adalah seorang playboy, namun entah mengapa hatinya tak ingin berpindah kelain hati walaupun perasaannya selalu sakit saat melihat Kris bersama gadis lain. Hingga kelulusan SMA tiba, Amber dengan sangat kukuh meminta kepada ibunya agar masuk ke universitas yang sama dengan Kris. Ya, Amber hanya tinggal bersama sang ibu, ayahnya bekerja di China hingga mengharuskan ia tinggal disana namun setiap 1 bulan sekali ayahnya akan berkunjung melihat anak dan istrinya. Suatu hari Amber pernah menyelipkan surat cinta untuk Kris di lokernya namun saat Kris melihatnya, ia hanya melihat sekilas lalu di remukannya suratitu dan berakhir di tong sampah. Kris sama sekali tak membaca isinya ia lebih memilih mengabaikan surat itu. Amber dengan perasaan hancur pun segera mengambil suratnya yang sudah rusak hingga saat ini ia masih menyimpannya surat