Miss me?

Yifan Luhan Life Story

Luhan segera keluar dari mobilnya ketika mendapat sebuah sms dari Yifan -yang baru saja pulang dari perjalanan bisnisnya ke Indonesia selama seminggu- kalau ia sudah tiba di bandara. Kalau bukan karena Yifan yang memaksa Luhan untuk menjemputnya, mungkin ia akan lebih memilih memasak bersama Yixing, teman dekat Yifan dikantornya, dan membiarkan asisten pribadi Yifan yang menjemput.

Tapi siapa yang bisa melawan Yifan? Kini bahkan Yixing pun jadi ikut-ikutan menjemput Yifan atas permintaan Luhan.

“Kau lama sekali, Lu”. Kata itu yang pertama kali diucapkan Yifan saat pertama melihat Luhan.

“Aku sudah menunggu sejak tadi bodoh”. Jawab Luhan sinis. Tidak, bukan sinis. Luhan hanya tidak tahu bagaimana mengontrol detak jantungnya karena sudah seminggu tidak bertemu Yifan. Dan entahlah, Luhan merasa kalau Yifan terlihat semakin, errr... tampan.

Luhan hanya diam dan tetap menatap lurus kedepan. Ia melirik sebentar kearah Yifan yang duduk disampingnya dan sedang memejamkan mata, kelihatannya Yifan sangat lelah. Luhan sedikit tersenyum melihat pemandangan sebelahnya itu tapi sedetik kemudian ia menggelengkan kepalanya cepat. “Apa yang kau pikirkan, Luhan?”

“Kau kenapa?”. Luhan tersentak mendengar suara Yifan yang kini menatapnya bingung. Yifan dengan jelas dapat melihat kalau wajah Luhan memerah. Dan Luhan, ia lebih memilih mengutuki dirinya sendiri didalam hati sambil berusaha fokus menenangkan pikirannya. Yifan menyunggingkan senyum.

“Kau tidak merindukanku?”. Tanya Yifan singkat. Sesekali Yixing ikut melihat kearah Yifan dan Luhan melalui kaca spion.

“Huh?”.

“Kau tidak merindukanku?”. Tanya Yifan mengulangi pertanyaannya.

“Cih, bagaimana bisa aku merindukanmu, bodoh?. Dalam seminggu kau bahkan menelponku lebih dari tiga kali sehari. Kau bahkan lebih mengganggu saat tidak ada”. Jawaban Luhan hanya dibalas dengan ekspresi bingung dari Yifan.

Yixing tersenyum geli melihat Luhan menjawab Yifan dengan ketus. Pasalnya, Yixing pernah memergoki Luhan sering bertingkah aneh dan berlatih ketika akan menjawab telepon dari Yifan, seperti...

“Ya Tuhan Yifan menghubungiku. Apa yang harus aku lakukan?” Kemudian Luhan akan melompat.

Atau

“Ada apa kau meneleponku? Aku sedang sibuk”. Berniat ketus, tapi Luhan mengurungkan niatnya.

Lalu

“Hai, apa kau sudah makan siang?”. Luhan merasa mau muntah jika harus bersikap manis seperti itu. Kemudian Luhan akan mengacak rambutnya frustasi ketika dirasa latihan berkata-katanya tidak bagus.

Dan Yixing kira Luhan tidak serius dengan jawabannya ke Yifan barusan.

“Benarkah? Memangnya aku seperti itu? Aku tidak menyadarinya”. Jawab Yifan terkekeh menyahut pria disebelahnya itu. Sementara orang yang ditertawai hanya mencibir Yifan.

“Berhenti mencibir, Lu. Kau seperti wanita saja”.

“Berhenti mengatakan aku seperti wanita. Aku ini pria”. Luhan menatap Yifan tajam. Ia paling tidak suka jika ada seseorang yang mengatak kalau ia seperti wanita, tetapi sayangnya sejak sekolah pun ia sering mendapatkan pujian itu.

“Ya kau bukan wanita. Kau bahkan lebih cantik dari wanita”. Yifan mengacak rambut rambut Luhan pelan, membuat Luhan semakin kesal.

“Singkirkan tanganmu dari kepalaku!”. Luhan menyingkirkan tangan Yifan kasar, tapi Yifan dengan sigap menangkap pergelangan tangannya. Luhan menjadi salah tingkah ketika Yifan terus saja menatapnya. Matanya melirik ke sembarang arah sambil terus menenangkan detak jantungnya yang semakin tidak karuan.

“I miss you, Lu”. Yifan mendekatkan wajahnya ke wajah Luhan perlahan.

“Kau tahu kan, aku tidak bisa kalau tidak mendengar suara seorang Luhan?”. Sambil menatap mata Luhan dengan tajam dan tangannya tetap memegang pergelangan tangan pria cantik didepannya. Luhan menutup matanya kuat saat ia merasa bibir Yifan akan segera menyentuh bibirnya, dan ketika nafas Yifan semakin terasa diwajahnya.

CIIITTTT

Luhan dan Yifan terjelembab kedepan dan kepala mereka membentur jok didepannya.
“Yak. Apa yang kau lakukan, Zhang Yixing?”. Bentak Yifan pada Yixing yang tiba-tiba mengerem mobil saat adegan romantis Yifan baru saja dimulai.

“Hehehe. Sorry, ge. Tapi kita sudah sampai”. Kini Yixing hanya tersenyum sambil memperlihatkan wajah tak berdosanya. Dan Luhan, sambil mengusap-usap keningnya ia memilih masuk kedalam rumah. Sepertinya ia sudah tidak mood lagi untuk mendengarkan rayuan Yifan dan meninggalkan Yifan yang kini sudah melongo.

“Ehm, ge. sepertinya tugasku sudah selesai. Aku harus pulang. Bye”. Yixing dengan cepat keluar dari mobil dan segera kabur menyetop taksi yang lewat didepannya.

“ZHANG YIXIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIINGGGGG”.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
tyfan9490 #1
Chapter 5: Wah kok gantung sii... Cepet di lanjut ia autornim :)
siensien
#2
Chapter 5: update soon!!
jolieajja #3
Chapter 5: authorr.. bisakah kau update ff mu yang iniiii..????
penasaraaaan akuu T_T
jolieajja #4
Chapter 2: yifann, endingnya selalu bisa bikin merinding
kereeeen :)
jolieajja #5
emm.. yifan steal a kiss from lu...
#sweet ^^
shura129 #6
Chapter 5: buahahahahaha...apa yg kau sentuh yifan ?
manis .. manis .. lucuu ..
cpt lanjut ya .. :)
shura129 #7
Chapter 5: buahahahahaha...apa yg kau sentuh yifan ?
manis .. manis .. lucuu ..
cpt lanjut ya .. :)
seideer #8
Chapter 5: Ini fic yg manis.
Krishan nya manis.
Luhan yg sok iye..malu2 mau...gengsi nya tinggi.
Hihihhii...
Lanjut yaa
seideer #9
Chapter 4: Saolohhh yixing jail yaaa..
Ahhh baru tau ..luhan pasti deg2an jg kan yaa klo yifan nelf...
seideer #10
Chapter 3: Njrittt ahhh itu tao tau aja cara nanyain perasaan luhan ke yifan...