Chapter 7

My Last One

1 lagi berita yang mengguncangkan kota Seoul. Kim Jong In, narapidana buronan yang baru saja bebas 3 bulan kini ditangkap lagi karena kasus penculikan seorang gadis. Awalnya media tidak tau, bahkan tidak begitu peduli dengan siapa gadis itu. Tapi begitu persidangan hari ini dibuka, mereka berlomba masuk untuk mengambil gambar.

 

Jongin duduk di kursi tersangka bersama seorang pengacara. Wajahnya tidak terlihat seperti pengacara, apapun yang terjadi dia selalu tersenyum. Selalu memberi hormat, membungkuk dengan sopan, sangat ramah kepada semua orang. Diketahui namanya adalah Zhou Mi.

Sedangkan Soojung duduk berhadapan dengan Jongin, posisinya adalah sebagai korban. Disebelahnya ada seorang pria dewasa yang sangat berwibawa. Orang-orang memanggilnya pengacara Tan. Tan Han Geng.

Sehun, Sunyoung, Sooyeon dan keluarganya juga ada disana. Bahkan Yi Fan menyempatkan waktunya untuk datang. Tak ada saksi yang bisa menjelaskan bagaimana awal mula Jongin menyekap Soojung. Tapi Sooyeon berani bersumpah Soojung menelponnya, memberitahu bahwa ia diculik dan penculiknya menginginkan 5 juta won, tanpa memberi alamat dimana dia harus mengirimnya.

“Kurasa tidak perlu ada saksi bagaimana skenario penculikan Jung Soo Jung. Penggrebekan di gudang yang terdapat di Busan waktu itu sudah cukup menjelaskan bahwa Kim Jong In memang menculik Jung Soo Jung. Dan menyekapnya selama 3 bulan.” ungkap hakim Kim Joon Myeon.

Pengacara Zhou berdiri, “Tapi Kim Jong In tidak pernah menyiksanya. Bahkan memberinya makan secara teratur, perlengkapan untuk tidur, pakaian ganti, bahkan... pembalut bulanan yang merupakan kebutuhan pribadinya.” orang-orang di dalam ruangan sedikit tertawa kecil dan berbisik-bisik ketika pengecara Zhou menyebutkan kata ‘pembalut’ dengan sedikit malu-malu.

“Tapi saudari Jung Soo Jung merasa tersiksa meski menerima itu semua. Dia menjadi depresi, tubuhnya semakin kurus. Kesehatannya menurun drastis.” bela Pengacara Tan.

Sepanjang persidangan berlangsung, mata Jongin  tak pernah bisa lepas dari paras indah Soojung. Kantung matanya sedikit mengecil, tak ada lingkaran hitam lagi di sekitarnya. Rambutnya sudah terurai indah lagi seperti dulu. Soojung terus menundukkan kepalanya, itu yang semakin membuat Jongin tak pernah bisa lepas darinya.

“Berdasarkan saksi dan bukti yang terkumpul. Saudara Kim Jong In dinyatakan bersalah. Sebagai hukumannya, ia harus ditahan selama 15 tahun karena kasus penculikan.” Tok tok tok. Hakim Kim memukul palu di ujung persidangan.

Untuk pertama kalinya Soojung mengangkat wajah. Lalu berdiri di hadapan hakim. “Mohon maaf sebelumnya. Annyeong hassimnika, Jung Soo Jung imnida. Aku tidak pernah menuntut kasus ini ke jalur hukum, orang tuaku yang melakukan itu. Maka dari itu, disini aku sebagai korban memohon agar hukuman 15 tahun penjara itu diringankan menjadi 1 tahun.” sontak saja semua orang kaget dibuatnya. Ayah Soojung hampir bediri kalau saja istrinya tidak menahan. “Aku yang meminta, mohon dapat disanggupi. Terimakasih.” Soojung langsung berjalan meninggalkan ruangan setelah membungkuk memberi hormat kepada hakim. Sungguh tak ada yang mengerti tindakannya ini.

 

 

Jongin kembali merasakan dinginya dinding dibalik jeruji penjara. Mungkin ini sudah seperti rumah baginya. 3 tahun menetap di tempat ini membuatnya sudah sangat terbiasa. Tapi keadaan ini sangat berbeda dengan 3 tahun lalu. Kini ia hanya makan ramen dan air mineral setiap harinya. Tak ada satupun orang yang menjenguknya, berbeda dengan 3 tahun lalu. Hari-harinya kini begitu kelam dan suram. Tak ada harapan lagi untuk hidup.

Benar, tak ada orang yang mengunjunginya. Bagi Jongin, hanya ada 1 makhluk menyerupai manusia laknat yang berani bertemu dengannya. Choi Seung Hyun, ia kembali membicarakan tentang hutang itu.

“Kau sudah membuatku marah, aku bilang akan menunggumu sampai bebas. Tapi kau malah menghilang bersama seorang gadis. Bukankah itu menyebalkan?” Seung Hyun memberikan senyum terjahatnya. “Setelah ini, tak banyak waktu yang akan kau miliki. 1 bulan. Jangan membuatku kesal lagi, arrachi?” lanjutnya sambil mengacak rambut Jongin lalu segera pergi dari ruangan itu.

1 bulan katanya? Apa dia gila? Bagaimana seorang pengangguran seperti Jongin bisa mendapatkan 2 juta won hanya dalam waktu 1 bulan? Ini gila.

~ ~ ~

Soojung kembali bekerja di rumah sakit. Sooyeon sudah melarangnya untuk bekerja tapi Soojung benar-benar keras kepala. Atas izin orang tuanya, pekerjaanya kembali berjalan dengan normal. Sooyeon frustasi karena khawatir Soojung akan terluka lagi, maka dari itu ia mengikuti kemanapun Soojung pergi. Tapi kian hari dia mulai lelah sendiri, kegiatan tu hanya berangsung selama satu pekan.

Sehun menemukan jobnya lagi. Kini Sunyoung juga ikut berpose di depan kamera bersamnya. Mereka menjadi couple favorit di setiap produk iklan. Meski banyak orang yang setuju mereka berkencan, tapi Sehun dan Sunyoung sendiri tetap sportif dalam bekerja. Bagi Sunyoung, Sehun sudah seperti adik kandungnya. Begitu sebaliknya. Tak ada rasa cinta, selain cinta seorang saudara.

Sehun akan menjemput Soojung jika mereka ingin pergi bersama. Selama 3 musim terakhir, mereka telah banyak mengunjungi tempat wisata di Korea Selatan. Entah ini bisa dikatakan sebuah kencan atau apa.

Hingga musim gugur berakhir, Soojung benar-benar hidup damai. Benar-benar bernafas lega. Pikirannya santai tanpa terbebani satu masalah pun. Sehun selalu ada untuknya, juga Sooyeon dan Sunyoung yang selalu berada di sisinya.

Bagai kepompong yang berjuang keras keluar untuk menjadi seekor kupu-kupu yang bisa terbang bebas.

Tak terasa 4 musim telah terlewat. Musim dingin terakhir benar-benar dingin. Mungkin menjadi yang paling dingin dalam hidup Soojung. Sekarang dia tengah bersiap untuk musim dingin selanjutnya yang tinggal menghitung hari. Tak ada bedanya memang, dia akan tetap bekerja di rumah sakit.

~ ~ ~

Di musim dingin seperti ini, orang-orang akan malas keluar dari persebunyiannya. Tentu saja jalanan akan lebih sepi dibanding saat musim panas tiba. Dengan begitu tempat pengisian bensin juga akan sepi pengunjung. Ini akan sangat merugikan siapa saja yang bekerja di bidang itu.

Seorang pria bertubuh subur duduk dengan koran yang menutupi wajahnya di samping tangki pengisian bensin. Pria itu mendengkur keras sekali, hingga membuat penghuni lain di tempat itu merasa terusik.

“Ya,” seru pria bertubuh ramping yang merasa terusik dengan suara dengkuran itu. “Ya!” ulangnya.

“YA Shin Dong Hee! Irona!!!” Shin Dong, pria bertubuh subur itu langsung membuka matanya yang masih merah. Ketika melihat siapa yang mengusiknya, ia kembali menutup matanya malas.

“Hyung, ironaaaa!” frustasi, pria bertubuh ramping tadi berlalu dari hadapannya. “Terserah kau saja.” ucapnya seraya menyerah.

Shindong bangun lagi ketika mendengar suara motor yang baru saja dinyalakan. “Jongin-ah, kau mau kemana?”

Sambil menutup helm, dia menjawab, “Aku masih punya kerja part time di tempat lain. Sampai bertemu besok.”

 

 

Di sini, di sebuah Mall terkenal di kota Seoul. Jongin bekerja sebagai cleaning service. Ya, dia sudah bebas satu minggu yang lalu. Dia benar-benar bertaubat. Bersumpah tidak akan melakukan kejahatan lagi.

Selain bekerja di Mall, ia juga menjadi petugas yang mengurusi bahan bakar minyak bersama Shindong yang sudah bebas 4 bulan lalu. Sebelum menekuni 2 pekerjaan itu, Jongin lebih dulu melamar pekerjaan menjadi pelayan masyarakat. Yaitu petugas kebersihan yang mengangkut sampah-sampah rumahan ke pusat pembuangan sampah. Bukan kerja tetap, semuanya hanya part time.

Jongin sudah sepenuhnya sadar. Seseorang harus bekerja untuk mendapatkan uang. Bukan dengan cara merampas milik orang lain. Ketika mendapat gaji pertamanya, dia benar-benar girang seperti anak kecil yang diberi mainan baru. Gaji itu ia simpan, hanya digunakan untuk makan dan membeli kebutuhan sehari-hari.

Tentang motor dan tempat tinggal, itu pinjaman dari Chanyeol yang dengan senang hati membagi tempat tinggal sederhananya bersama Jongin, tanpa meminta balas sepeserpun. Ia sudah seperti kawan sejati baginya.

Sepertinya Jongin benar-benar bekerja sangat keras. Hingga waktu tidurnya hanya 3 jam dalam sehari. Waktu batas pembayaran hutangnya semakin dekat, tapi gaji yang terkumpul, setengahnya pun belum ada. Shindong dan Chanyeol juga sudah turut membantunya. Bicara soal orang tua, Jongin sama sekali tidak mau menerima bahkan meminta uang dari mereka. Terlalu benci.

 

Hari ini seharusnya menjadi hari dimana Jongin akan menemui ajalnya. Ini adalah batas akhir waktunya. Tapi Seung Hyun tidak menghubunginya sama sekali. Mungkin dia masih membiarkan Jongin untuk menghirup uadara dunia.

Hingga malam tiba, tepat pukul 12 akhirnya Seung Hyun menghubungi Jongin. Mereka bertemu di Black Club.

“Hanya ini. Ini semua yang aku punya. Kalau kau tidak puas, kau boleh membunuhku sekarang.” Jongin telah memulai pembicaraan yang langsung ke intinya.

Seung Hyun terkekeh, ditepuknya pundak Jongin. Beberapa saat kemudian ia mengeluarkan pisau dari jasnya. “Kim Jong In, kau benar-benar menyedihkan.”

Melihat pisau, Jongin menelan ludah. Tubuhnya bergetar hebat. “Bunuh saja aku. Tapi jangan sekalipun kau berani menyentuh, Jung Soo Jung.”

Tawa Seung Hyun semakin meledak, “Hey bocah, pulanglah.”

“Maksudmu?”

“Berlutut, dan memohonlah maaf kepada ‘gadismu’.”

Jongin mengerutkan kening, “Apa... yang kau bicarakan?”

Wajah Seung Hyun berubah menjadi dingin, “BODOH!” BUGH. 1 tonjokan berhasil ia layangkan kepada Jongin.

Bibir Jongin berdarah, ia benar-benar tidak tau arah pembicaraan ini. Baru setelah Seung Hyun menaburkan sobekan kertas diatasnya, Jongin mengerti.

Tanpa berkata-kata, Seung Hyun meninggalkan Jongin yang masih jatuh tersungkur.

~ ~ ~

“Dokter, ada yang ingin bertemu denganmu.”

“Nugu?” tanya Soojung tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar monitor.

“Dia tidak mau menyebutkan namanya, dia bilang akan menunggumu di luar sampai jam mu selesai.” ujar seorang perawat.

Soojung mulai merinding, apalagi kini?

Setelah jam kerjanya selesai, Soojung keluar dari rumah sakit dengan sangat waspada. Suster bilang di luar rumah sakit, tapi tak ada siapapun disini. Soojung terus berjalan hingga mendapati seorang namja yang tengah kebingungan kesana-kemari.

Soojung melempar kertas, namja itu menoleh ke aranya.

Sekitar 10 detik mata mereka bertemu dalam diam. Perlahan Soojung melangkah mendekatinya hingga membuat dia beku di tempat. Tatapan Soojung benar-benar mematikan hingga membuat namja itu jatuh untuk berlutut di depannya.

Soojung membiarkannya beberapa saat sebelum ia ikut berjongkok.

“Aku akan mengganti uangmu. Aku berjanji.”

Soojung tersenyum, “Jongin-ah, kau sudah berusaha dengan keras. Kulihat kau sudah benar-benar berubah. Lupakan tentang uang itu. Aku menilai usahamu.”

“Tapi—“

Soojung menempelkan telunjuknya di bibir Jongin, “Sssh, lupakan.” ujarnya tersenyum lagi.

Jongin benar-benar merasa dirinya adalah pecundang. Dia telah membuat gadis tak berdosa ini jatuh dan bermain di berbagai masalah hidupnya. Dia yang membuat Jongin semangat untuk sembuh dari narkobanya, kemudian Jongin malah menculiknya demi jaminan hutangnya agar dia tetap bisa hidup. Dan kini, gadis ini membayar lunas semua hutangnya.

Jongin benar-benar tidak punya muka. Dia benar-benar tidak berguna.

“Apa orang tuamu sudah bebas?” tanya Soojung.

“Aku tidak peduli dengan mereka.” jawab Jongin dingin.

“Kita harus membebaskannya.”

“Kita?”

“Ya, kita.”

“Tidak. Aku ingin mereka merasakan bagaimana kejamnya kehidupan penjara.”

~ ~ ~

Roda kehidupan selalu berputar. Kadang kita berada di puncak paling atas, lalu bisa tiba-tiba jatuh ke paling bawah. Dan kita akan kembali merangkak untuk mencapai puncak teratas lagi. Begitulah seterusnya. Hidup Jongin, mungkin kini berada di bawah dan ia sedang merangkak ke atas.

Inilah arti hidup yang sesuangguhnya, tentang perjuangan untuk menjadi lebih baik. Bukan tidak mungkin seorang pemulung bisa memiliki mobil. Bukan tidak mungkin seorang pengemis akan memiliki rumah mewah. Semua butuh perjuangan dan pengorbanan.

Kim Jong In, seorang karyawan teladan di sebuah perusahaan mobil. Dunia memang sempit, dia berhasil menjadi karyawan yang paling difavoritkan bosnya, Choi Si Won. Sulit untuk percaya tapi Siwon, mantan narapidana adalah seorang CEO perusahaan mobil paling besar di Asia. Cinta memang dapat membutakan segalanya.

Jongin bertemu dengan Siwon ketika Siwon melihat Jongin mengangkut sampah di depan rumahnya, juga di Mall, di sebuh cafe, dan terakhir saat Siwon mengisi bahan bakar mobilnya. Setelah memastikan dia benar-benar Jongin, Siwon langsung memberikan tawaran untuk bekerja di perusahaannya. Tak disangka pekerjaan Jongin benar-benar bagus.

 

 

Ponsel Soojung berbunyi, “Yeoboseyo?”

“Soojung-ah,” suara Jongin di sebrang telepon.

“Hmm?” gumam Soojung masih sibuk dengan pekerjaannya.

“Kau pasti sedang sibuk.”

Soojung membalik-balikkan kertas di meja kerjanya, “Kurasa begitu.”

Tiba-tiba pintu diketuk. “Masuklah.” ujar Soojung.

Terlihat seorang pria dengan topi berdiri diambang pintu. Soojung memandanginya penuh tanda tanya. Dilihat dari penampilannya, dia seperti tukang pos.

“Nona Jung Soo Jung?” tanya pria itu sambil melihat bukunya untuk mastikan apakah dia menyebutkan nama yang benar

“Ne.” jawab Soojung sambil berjalan ke pintu.

“Anda perlu tanda tangan disini untuk menerima paket.” ujar pria itu sambil menyodorkan kertas dan bolpoin.

“Paket? Siapa yang mengirim?” pria itu hanya tersenyum menanggapinya, lalu Soojung membubuhkan tanda tangannya di kertas itu.

Kemudian pak pos memberinya sebuh kotak merah muda berhias pita merah mawar diatasnya. Setelah memberi hormat, pak pos itu berlalu.

Soojung kembali duduk di kursinya, ia lupa jika ponselnya masih tersambung dengan Jongin. Ketika membuka kotak itu, Soojung benar-beanar terkesima dibuatnya.

“Whoa, yeppeuda....” decaknya kagum ketika membentangkan sebuah dress berwarna coklat muda di tangannya. Tiba-tib dia teringat, telepon. “Jongin-ah?!”

“Ne?” suara Jongin terdengar biasa saja, padahal Soojung meninggalkannya cukup lama. Dia sabar menanti? “Kau sudah menerima paketmu?” Soojung tersenyum manis, lalu mengangguk. Di bawah dress itu terdapat kertas memo kecil.

                “Aku tidak peduli, kau harus membatalkan semua janjimu sebelum pukul 4.”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
hyeeunkim13
please leave a comment after read :) thank you ^^

Comments

You must be logged in to comment
BintangAnandaa
#1
Chapter 8: hufttt mau kali jd soojung:"
BintangAnandaa
#2
Chapter 5: huhhh blm trlalu klihatan.ni sukasukaannya:" to aku,bakal bc lagi^^ annyeong^^
jungsister #3
Chapter 6: hwaaaaa daebak, tp menurutku ini agak mirip sama kdrama that winter the wind blows, iya gak sih?
vevewu #4
Chapter 8: whoooo daebak!!! dari ushername aff sama kaya ushername twitter gak? kalo iya kita saling kenal loh, dek. wkwk
ghinanne #5
Chapter 8: Aaaa aku suka banget ceritanya thor :))
Sequel please... :D
jungjojung
#6
Chapter 8: Aaaahhhh sweet bgt finalnya. Untunglah semuanya bahagia walo agak kaget sehun mau nikah. Jongin gak neko neko langsung nglamar lol pacarannya pas kawin ajaa wkwkkk
Citraysm #7
Chapter 8: Iam pretty swear this is very damn cool D:
u wrote with beautiful way.. Love it.
dwigitanoramalia #8
Chapter 8: satu kata untuk ff ini
D
A
E
B
A
K
Valklight
#9
Chapter 8: Ini daebak banget!!! Akhirnya happy ending :") ini ada sequelnya kah? Tentang kehidupan married life kaistal, pasti so sweet bgttt :))
Citraysm #10
Chapter 7: Aaa english version pls/?
This is sweet. Tp kasian sehun-,