II

Regret (Ind)

"Selamat datang, nona Eunji!" salam seorang pria tua yang mengenakan setelan hitam dengan tersenyum.

"Apa kabar Paman?" jawab  Eunji dengan wajah tersenyum.

"Baik Nona." kata pria tua tersebut dengan aksen bicara yang lucu dan mengambil tas Eunji.

“Terima kasih Paman.” Jawab Eunji.

“Aku harus segera kembali ke kantor, Mr. Son akan menunjukkan kamarmu. Saya permisi dulu Ajusshi.” Kata Sunggyu meninggalkan Eunji di depan rumah bersama dengan Mr. Son.

“Hati-hati Samchon.” Kata Eunji lalu melambaikan tangannya sedangkan Sunggyu hanya geleng-geleng kepala.

“Bagaimana keadaan Nona sekarang?” Tanya Mr. Son sambil membawa tas Eunji.

“Baik, Bagaimana dengan Naeun ? Aku sudah lama tidak bertemu dengannya.”

“Naeun baik-baik saja Nona, dia bahkan tidak sabar bertemu dengan Nona. Semenjak kejadian tersebut, Nyonya selalu mengkhawatirkan Nona. Maaf Nona saya lancang mengatakan ini, tetapi Nona harus berusaha untuk bangkit kembali.”

“Terima kasih Paman.” Jawab Eunji.

“Kalau semuanya, bagaimana kabar mereka?” Tanya Eunji lagi.

“Mr. Kim sedang sibuk mengurus perusahaan di Eropa, sedangkan Nyonya di bantu Tuan Sunggyu menangani perusahaan di korea. Kalau Tuan Woohyun baru saja menyelesaikan syuting dramanya yang terbaru. Tuan Myungsoo setelah dari Afrika sekarang bekerja di Korea.”

“Unnie..” teriak Naeun berlari mendatangi Eunji.

“Neun-ah, bagaimana kabarmu?” Tanya Eunji membalas pelukannya.

“Baik Unnie..” jawab Naeun ceria.

Mr. Son menyuruh Naeun membantu membawa Tas Eunji. Naeun tak henti-hentinya berbicara saat menunjukkan kamar Eunji. Eunji melihat rumah yang dulu dia tempati sebelum pindah ke Amerika bersama ayah dan ibunya. Rumah itu masih bersuasana hangat dan nyaman. Tidak ada yang berubah dari letak maupun perabotnya, hanya cat rumah itu yang terlihat baru meskipun warnanya masih sama seperti beberapa tahun yang lalu saat Eunji memutuskan untuk ikut orangtuanya pindah ke Amerika.

Kamar itu tidak terlalu besar, cat kamar berwarna krem yang membuat kamar itu terasa hangat, didalam hanya terdapat satu tempat tidur yang memiliki penyangga seperti kelambu berwarna Putih.

Disamping kanan tempat tidur terdapat sebuah sofa panjang dengan warna hampir serupa dengan cat dinding disebelah kiri tempat tidur terdapat meja rias sewarna dengan tempat tidur dengan ornamen berwarna pink dan lemari buku yang didalamnya tersusun buku-buku dan pernak-pernik lucu.

Didepan tempat tidur terdapat meja panjang yang samping pintu masuk terdapat satu pintu berwarna pink. Pintu tersebut ternyata menuju kamar mandi yang didahului dulu dengan lemari pakaian.

“Bukannya ini dulu kamar Sunggyu Samchon. Kenapa berubah Naeun?” Eunji bertanya kepada Naeun. Sepengetahuan Eunji kamar itu dulu merupakan kamar Sunggyu, karena Sunggyu merupakan anak kesayangan Kakek Kim dirumah ini dan kamar itu merupakan kamar kedua terbesar dirumah tersebut dan memiliki 2 balcony yang pertama menghadap ke arah depan rumah dan yang diberikutnya pemandangan yang langsung mengarah ke arah kebun dan rumah kaca di sebelah rumah.

Naeun meletakkan tas Eunji diatas tempat tidur dan membantu membereskan pakaian Eunji ke dalam lemari.

“Unnie masih saja memanggil Tuan Sunggyu dengan sebutan Samchon ya,”

“Tentu saja, dia adik dari Paman, jadi aku memanggilnya Samchon.”

Mimi tersenyum mendengar perkataan Eunji, “Semenjak Unnie pergi, tuan Sunggyu pindah kekamar sebelah yang pintu berwarna Coklat tua, katanya disana lebih tenang dan nyaman.”

Eunji mengangguk mengerti tetapi dikepalanya masih terdapat pertanyaan. Lalu ia membantu Naeun membereskan kamar.

“Bawaan Unnie banyak sekali?” Tanya Naeun sambil meletakkan sepatu-sepatu Eunji di rak sebelah lemari.

“Mulai sekarang sepertinya aku tinggal disini.” Jawab Eunji.

“Benarkah? Wah aku senang sekali.” Kata Naeun gembira.

Saat mereka asyik mengobrol tiba-tiba terdengar teriakan dan langkah kaki terburu-buru.

“Siapa yang teriak-teriak dibawah ?” Tanya Eunji memandang dengan muka bingung kepada Naeun.

“Sepertinya aku tahu, itu pasti….” Perkataan Naeun terpotong saat ada yang membuka pintu kamar dengan kasar.

“EUNJI-ah.” Panggil Woohyun dengan nafas yang agak kelelahan.

Woohyun lalu memeluk Eunji dengan erat. Naeun geleng-geleng kepala dan melanjutkan pekerjaannya.

“Woohyun-ah, aku tidak bisa bernafas.” Kata Eunji dengan suara tercekat.

Woohyun melepaskan pelukannya dan menarik Eunji duduk di Sofa samping tempat tidur.

“Apa Kabar-mu? Aku senang sekali kau datang, Bagaimana menurutmu Kota Seoul? Apa kau mau jalan-jalan? Kau tahu sekarang sedang musim gugur, mungkin udaranya masih tidak cocok denganmu. Apa kau sudah makan? Kau mau makan sekarang ? atau kau mau makan keluar akan kutemani, atau kau mau…” kata Woohyun dengan cepat yang menimbulkan tawa kecil pada Eunji.

Woohyun berhenti berbicara dan menanyakan kenapa Eunji tertawa melihatnya berbicara.

“Woohyun-ah, ngomong pelan-pelan. Kau seperti dikejar maling saja.”

“Woohyun, panggil aku Oppa, lama di Amerika kau seperti kehilangan tata krama.”

“Oppa??” Tanya Eunji. Naeun yang mendengar perkataan Woohyun tertawa kecil.

“Kau tahu semenjak kau pergi hatiku tidak tenang, kau bahkan tidak pernah menelepon ataupun mengirim email.” Kata Woohyun kesal.

“Nam Woohyun, kau masih saja tidak berubah.”

“Setiap malam, aku menanti email dan pesanmu, tapi tak kunjung datang.”

“Hentikan Nam Woohyun, jangan sampai vas bunga ini ku lemparkan ke kamu.”

Woohyun pura-pura memandang Eunji dengan wajah sedih.

“Apa kau tidak ada syuting hari ini?” Tanya Eunji.

“Demi kau aku rela meninggalkan pekerjaanku.” Jawab Woohyun.

Eunji geleng-geleng kepala. “Waktu itu aku baca artikel kau terlibat scandal dengan siapa itu namanya, hyori, hyoli, hyomi, siapa itu aku lupa..”

“Hyomin maksud Unnie.” Jawab Naeun cepat karena melihat sepertinya Woohyun tidak mengingat nama artis tersebut.

“Hyomin, siapa?” tanya Woohyun. Eunji cuma rolled her eyes melihat ketidak perhatian Woohyun.

“Di Film The Thousand Man, Park Seo Jung nama Direkturnya.” Jawab Naeun lagi.

Setelah Naeun menyebut nama Sutradara film tersebut, dia baru mengingat, “Dia bukan siapa-siapa, dia saja yang selalu mendekatiku. Aku kan selalu menunggumu, mana berani aku bersama cewek lain.”

“Ya, ya Greasy man mulai lagi. Naeun, tolong hajar dulu pria satu ini.” Naeun yang melihat keduanya hanya tertawa kecil.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

“Eunji-ah, apa kau sudah bangun?”

Eunji membuka matanya sedikit demi sedikit. Dia kaget saat wajah Woohyun sudah sangat dekat dengan wajahnya.

“SEDANG APA KAU DISINI?” teriaknya menarik selimut menjauh dari Woohyun.

“Membangunkanmu untuk sarapan.” Jawabnya sambil tetap rebahan di tempat tidur Eunji.

“Bagaimana kau bisa masuk?”

“Pintumu tidak dikunci.”

** gerutu Eunji dalam hati.

Sudah kebiasaannya sejak kejadian itu dia tidak mengunci pintu kamar, agar sewaktu-waktu saat ia mimpi buruk lagi, Chorong akan segera datang membangunkannya.

“Biarpun tidak dikunci, bukankah tidak boleh sembarangan masuk ke kamar orang.”

“Maaf, lagipula kau pasti senang aku membangunkanmu, kapan lagi coba kau dibanguni pria tampan seperti ku.”

“Tampan?”

Eunji menatap bengong ke Woohyun.

“Kau pasti sangat terpesona dengan ketampananku sampai-sampai kau bengong begitu.”

*Bagaimana mungkin ada orang yang terlalu percaya diri seperti ini di dunia.* pikir Eunji.

“Sekarang saya harap anda keluar kamar saya pria tampan.” Kata Eunji ketus lalu bangun dari tempat tidurnya, mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.

Saat keluar dari kamar mandi. "Omo, kenapa kau masih disini.. " Eunji kaget karena ia masih melihat Woohyun tiduran di tempat tidurnya.

Woohyun sesaat terdiam melihat Eunji. Eunji yang sadar masih mengenakan mantel mandi segera mengusir Woohyun ke luar.

"KELUAR KAU,," saat dia membuka pintu kamar, ternyata di depan pintu kamar sudah berdiri Sunggyu yang baru saja dari lantai bawah.

Eunji dan Woohyun kaget melihat Sunggyu ada disitu. Muka Sunggyu juga kaget saat melihat Woohyun keluar dari kamar Eunji.

Beberapa saat mereka hanya terdiam, tapi segera saja Eunji sadar kalau dia masih mengenakan mantel mandi lalu dia segera berlari ke dalam kamar.

"Nam Woohyun, sedang apa disini ?" tanya Sunggyu pelan dengan suara datar.

"Aku hanya membangunkan Eunji sekalian mengajaknya sarapan.” Jawab Woohyun cuek.

Lalu Sunggyu tersenyum kecut.

“Memangnya tidak boleh?” sindir Woohyun berlalu pergi.

Wajah Sunggyu datar tapi matanya menyiratkan kemarahan. Setelah beberapa menit, Eunji membuka kembali pintu kamarnya dan mengajak Woohyun untuk sarapan, Sunggyu sesaat terdiam melihat Woohyun masuk ke dalam kamar Eunji dengan tatapan mengejek.

“Samchon tidak sarapan bersama kami?”

“Aku sudah sarapan.” Jawab Sunggyu ketus lalu masuk ke dalam kamarnya.

Eunji mengerutu mendengar jawaban ketus Sunggyu, “Tidak perlu jawab dengan ketus, jawab baik-baik kan bisa.”

“Ayo Eunji, kita tinggalkan saja pria tua ini.” Ajak Woohyun menarik Eunji ke ruang makan, Eunji melihat ke arah Sunggyu tetapi pria itu sudah masuk ke dalam kamar.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
margin84 #1
Chapter 10: Finally authornim ngepost lnjutnny jg, thx u
margin84 #2
Blm ada kelanjutnny lgi ya thor ????
tyas_elf
#3
Chapter 7: wahhh.. aku senang.. akhirnya jelas gyuji gak ada hubungan darah... horeee.. dan mereka saling mencintai wkwkwkkwkw #grinning :D
margin84 #4
Blm ad lnjutnnya ya thor (
geaseokyu #5
Chapter 5: Yeiii ada bhsa indonesianya
aku msh penasaran knapa eunji mnggil sunggyu itu ahjussi?
Hwayoung masa lalunya sunggyu?
Author-nim lanjuttt ya
margin84 #6
Chapter 5: GyuJi love,,
Eunjibae
#7
eng translations pleaseeee
tyas_elf
#8
yaaaaay.. makasih udah gak nyerah nglanjutin cerita ini yaaa ;)