Chapter 5

PILIHAN HATI YANG TAK TERPILIH......

Dia beneran datang… perasaan kemaren malam juga datang, malam ini pun datang, nggak cape apa uda satu kelas ketemu tiap hari malam pun nyamperin lagi….

Robby : “hai…. Gimana rai, uda ngerti belum” sapannya menghampiri kami berdua sambil menepuk pundak gue.

Gue : “heh tau aja uda selesai belajarnya baru datang” berbicara sendiri dengan suara yang kecil…”

Mbak ayu : “kamu bilang apa rai….?”

Gue : “haha… nggak mbak ini gue lagi baca yang tadi…. Oh ya mas robby uda ngerti dikit-dikit sih… mas robby tepat banget datangnya pas uda selesai belajar…” nyenggir…

Robby : “ iya… ehm… yu, kamu belum makan malam kan, gue juga belum nih, kalau mang uda selesai belajarnya, ayo kita makan diluar… gue uda lapar banget dari siang belum makan….”

Mbak ayu : “ oh iya gue ganti baju dulu bentar…..”

Mbak ayupun masuk kekamarnya untuk mengganti bajunya, sementara gue dan robby ini dibiarin duduk berdua diteras depan.

Gue : “mas, saya pamit pulang uda malam mau tidur, tolong bilangin ke mbak ayu makasih uda diajarin…” sahutku, sambil melagkah pergi menuju kostku lagi…..

Tak lama kemudian mbak ayu keluar dan dia melihat gue sudah tidak ada diteras dan bertanya kepada robby.

Mbak ayu : “kemana si rai?”

Rooby : “baru aja pulang katanya uda kemalaman mau tidur, dia juga nitip makasih buat kamu karena uda mau ngajarin dia.. ohya apa sudah kemalaman yah, kamu nggak papa makan jam segini?

Mbak ayu : “iya sih, uda jam setengah 9, nggak papa kok kamu kan belum makan dari siang, ayo kita pergi nanti kamu sakit kalau terlalu lama nahan laparnya….”

Dan merekapun pergi untuk makan malam diluar, gue hanya bisa mengintip kemesraan mereka yang berboncengan naik motor dari balik jendela kamar gue dengan penuh rasa cemburu. Lalu kurebahkan badanku ke tempat tidur sambil memeluk erat bantal guling.

Gue : “kenapa kamu nggak bisa merasakan rasa suka gue, padahal mbak niken aja tau…..”

Semakin hari gue melihat kebersamaan mbak ayu dan si cecunggut robby sialan itu semakin mesra aja, bukan karena gue sengaja melihat mereka tapi karena selain kostan kami yang berhadapan fakultas kami pun demikian berhadapan. Ditambah lagi fakultas kami ditengah-tengah terdapat gazebo yang mana kalau gue lewat situ pasti melihat mereka lagi mojok berdua di salah satu gazebo itu, belum lagi nih, dikantin. Kan, kantin cuman ada satu jadi mau nggak mau kalau ke kantin dibelakang fakultas kami itu kalau nggak hari ini pasti dah besok atau lusa ketemu mereka berdua lagi berpacaran….

Sakit banget hati gue…. Sangking kecemburuan ini merasuki gue, akhir-akhir ini gue selalu saja bertengkar dengan mbak ayu untuk masalah-masalah sepele, meskipun akhirnya marahannya nggak lama paling dua atau tiga hari kami baikkan lagi, tapi nggak bertahan lama, setelah baikkan paling Cuma butuh waktu satu hari kami marahan lagi, tepatnya sih gue yang marah ma dia, dianya kebanyakan ngalah aja kalau gue uda marah-marah nggak jelas gitu. Bahkan bukan Cuma sama dia marahnya, marah gue merambat sama kedua kakak gue maupun kepada mbak niken dan mbak rika juga. Tapi, yah mau gimana lagi… meskipun gue marah-marah nggak jelas sama mereka, gue tetap ke kost mereka meski hanya sekedar cari makan.

Terkadang ada saja alasan yang gue buat untuk melampiaskan amarah gue akibat kecemburuan gue kepada robby, terkadang cuma karena kak via dan kak rani nggak punya waktu untuk masak sehingga gue nggak makan, padahal kan gue bisa ajak makan diluar bahkan di dekat kost banyak warung makan, terkadang Cuma karena di ejek sama mbak niken kalau gue ini cari-cari pehatian and sok manja sama mbak ayu. Dan yang paling sering membuat gue marah kalau lagi bercanda sama mbak ayu, dia suka bilang “iya adik kecil rai…..” dan saat dia mengatakan itu semua orang di kost itu pasti akan menertawaiku belum lagi jika dodi juga ada disana, itu yang selalu membuat gue marah padanya. Tapi anehnya, meski gue marah dan kasar padanya dan meminta dia untuk tidak mengatakan kata-kata itu kepada gue terutama saat kami sedang berkumpul bersama dengan kedua kakak dan mbak rika serta mbak niken, tetap saja mbak ayu suka mengejek gue dengan kata-kata itu, begitu juga dengan kedua kakak gue dan mbak rika dan mbak niken. Mereka semua suka melihat gue marah katanya gue ini cepat tersinggung dan kayak anak kecil, makanya mereka menjuluki gue dengan sebutan adik kecil…..

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet