Hard To Step

Dream High 3

H-10 menuju showcase debut Dear Soul. Hari ini keempat member Dear Soul dan beberapa sunbae mereka sedang mempersiapkan diri melalui rehearsal.

“Yeonwoo, giliranmu dan Baekhyun”

“Eoh”

Yeonwoo melompat naik ke stage, segera membuang muka ketika melihat Baekhyun yang sudah ada di sana.

“Yeonwoo, Baekhyun, kali ini kalian harus menambah synchornisasi dan chemistry. Ayo, kalian pasti gampang melakukannya. Arasseo?”

“Ne, arasseo”

“Igeo..” gumam Baekhyun pelan, menyodorkan microphone ke Yeonwoo

“Hmn” sahut Yeonwoo, mengambil microphone tanpa memandang wajah Baekhyun, dia takut, di saat dia menatap kedua mata Baekhyun, air matanya akan terjatuh saat itu juga

“Hey, hey, bagaimana kalian bisa membuat komunikasi stage kalau kalian tidak menatap satu sama lain? Komunikasi ke partner duet juga penting. Bukannya aku pernah mengajari itu?” tanya Kenzie, tutor vokal mereka. “Jangan lupa juga, keluarkan perasaan kalian saat menyanyi lagu ini. Performance kalian menentukan keadaan seluruh showcase”

Dengan ragu, Yeonwoo saling menatap dengan Baekhyun, membuat hati mereka terasa pedih.

“Sijak”

(singing : Knowing We’re Going to Break Up – Eunji (APink) ft. Huh Gak)

Suara Yeonwoo yang biasa terdengar ceria dan tipis kali ini terdengar menyedihkan, begitu juga dengan suara Baekhyun yang segera menyatu dengan milik Yeonwoo. Lagu ini terdengar hidup, mungkin ini karena suara hati mereka yang ingin mengatakan hal yang sama dengan setiap lirik lagu yang mereka nyanyikan. Yeonwoo dan Baekhyun sebisa mungkin menahan air mata mereka

Di akhir lagu, seorang dari crew menghapus air matanya, terbawa suasana yang Baekhyun dan Yeonwoo ciptakan, terasa menyesakkan dada.

Kenzie saem mengangguk. “Begini. Tetap pertahankan seperti ini untuk besok. Next, solo stage Minyoung”

“Ne”

Yeonwoo dan Baekhyun lalu duduk di bangku penonton, bersebelahan, tapi tidak berbicara satu sama lain.

“Kau pilih lagu apa akhirnya, Minyoung?”

“Eh? Lagu Jepang sih. Itu udah kutulis di list performance”

“Oh ini…hoshi wo kazeo…eh -______- apapun itu, mulailah bernyanyi”

(singing : Hoshi Wo Kazoeru Yori Mo – Bokura ga Ita OST) Sebuah melodi ballad menyedihkan terdengar untuk background lagu Minyoung. Ditambah lagi suara merdu Minyoung menambah manis lagu ini. Mungkin masih terbawa efek performance tadi, air mata Yeonwoo kembali mengalir mendengar lagu ini, walau Yeonwoo tidak tahu arti lagu ini. Bagi Yeonwoo, lagu ini seperti menyiram air garam di luka hati Yeonwoo

Yeonwoo mulai menatap tangan Baekhyun yang terletak di sandaran lengan kursi. Ingin sekali rasanya Yeonwoo menggenggam tangan Baekhyun yang sebenarnya sangat indah itu atau mengajaknya berbicara, kalau bisa, dia ingin bersandar di bahu namjanya itu. ‘Aniyo, aniyo, Yeonwoo, kau hanya terbawa suasana’

“Yeonwoo”

“Hmn?”

“Kau kedinginan?”

Yeonwoo agak tertegun mendengar pertanyaan Baekhyun barusan, suara lembut Baekhyun saat memanggil namanya yang selama seminggu ini ia rindukan kembali terdengar. “Aniyo, gwenchanha”

“Baiklah. Aku mau ambil coklat hangat dulu di ruang staff”

“Ng”

Percakapan canggung itu segera saja berakhir dengan kepergian Baekhyun dari tempat itu. Yeonwoo menunduk. “Babo…aku mencintaimu” gumamnya pelan, walaupun Yeonwoo berharap Baekhyun mendengarnya, tapi itu terasa mustahil karena Yeonwoo nyaris berbisik

Yeonwoo memejamkan kedua matanya. Mencoba mengingat wajah Baekhyun yang sedang tersenyum, “Aku ingin sekali lagi merasakan hangat tanganmu yang menggenggam tanganku, oppa.”

 

Lobby di sekolah Kirin itu ramai, seperti biasanya. Seungjo sedang dance battle B-Boy dengan yang lainnya melihat Yeonwoo sedang berjalan lewat disana melambai. Yeonwoo berjalan mendekati Seungjo

“Hai, sudah lama tidak berjumpa denganmu”

Yeonwoo mengangguk. “Ne, akhir-akhir ini aku jarang masuk sekolah. Bagaimana kabarmu?”

“Baik kok. Sibuk persiapan debut?”

“Begitulah” jawab Yeonwoo. “Ah, apa kau lihat Sujin?”

Seungjo mengangguk. “Tadi dia ada di kelas vokal” Sungjo lalu mengulum senyumnya “Sujin..dia…lagi rada sedikit ‘down’ gara-gara gagal audisi masuk JYP”

“Dia gagal?” ulang Yeonwoo. “Sayang sekali”

“Bisakah kau temui dia? Sepertinya dia mau mendengarkanmu”

“Ne”

Yeonwoo lalu melambai ke Seungjo dan langsung berlari ke kelas vokal admission class. Sujin ada di sana, sedang bermain gitar secara asal

“Sujin-ah~”

Sujin menghentikan permainan gitarnya. “Yeonwoo…”

Yeonwoo duduk di samping Sujin dan memetik-metik senar gitar Sujin. “Kudengar kau gagal audisi JYP ya?” tanya Yeonwoo, to the point

Sujin mengangguk. “Ne”

“Neo gwenchanha?”

“…..ne” tapi, perkataan barusan bertolak belakang dengan hatinya, tapi sebisa mungkin Sujin berusaha untuk tidak menangis

Yeonwoo menarik Sujin ke pelukannya. “Gwenchanha, Sujin-ah. Kau gagal artinya masih ada kesempatan yang lebih baik lagi”

“Aku mengerti…aku mengerti” gumam Sujin di sela-sela isakannya. “Aku mungkin harus menunda perjalananku sekarang, tapi aku percaya suatu hari nanti, kesempatan emas akan terbuka untukku”

“Matjyo~ kau tidak boleh putus asa, Sujin-ah”

Kau tidak boleh putus asa hanya karena kau membuat kesalahan

Yeonwoo menggelengkan kepalanya untuk membuyarkan pikirannya tentang perkataan Baekhyun waktu itu. “Tidak ada yang sukses jika tidak ada kegagalan. Kau juga tidak bisa jadi orang yang lebih baik lagi jika kau tidak pernah merasakan. Jadikan kegagalan itu alasanmu untuk bangkit” gumam Yeonwoo. ‘Baekhyun oppa, aku pinjam dulu ya kata-katamu’

Sujin mengangguk. “Arasseo..gomawo, Yeonwoo, aku merasa lebih baikan”

“Sama-sama Sujin-ah. Fighting!”

 

“Minseok oppa!” panggil Tao

“Minseok ‘hyung’, ‘HYUNG’” Xiumin sedikit panik begitu Tao salah memanggilnya dengan ‘oppa’

“Hyung…” panggil Tao, membenarkan

“Ne?”

“Itu Chanyeol HYUNG dan Lay hyung mencarimu”

“Oh, oke, oke”

Yeonwoo yang lewat di depan ruang dance itu mengintip ke dalam, tatapannya sempat bertemu dengan Baekhyun, tapi, detik selanjutnya Yeonwoo melanjutkan melangkah

Suho yang sedang memakan burger duduk di samping Baekhyun yang duduk di pojokan. “Kau tidak makan?”

Baekhyun menggeleng, memejamkan mata dan menyandarkan kepalanya di tembok. Lagu dari headset-nya kembali memutar lagu Growl.

“Kau dan Yeonwoo masih bertengkar?”

Baekhyun menjawab dengan gumaman. “Hyung..”

“Hmn?”

“Bisa tolong tinggalkan aku sendiri?”

Tanpa basa basi, Suho berdiri dan berjalan pergi, bergabung dengan yang lainnya. Baekhyun mengurut dahinya yang kembali terasa pening

“Hyung, si Baekhyun kenapa sih?” tanya Chanyeol. “Dari kemarin begitu, di kamar juga diem gitu, pas masuk kamar langsung tidur, nggak main-main dulu kayak biasanya”

Suho tersenyum tipis. “Molla, mungkin lagi stress atau kecapekan” jawab Suho. “Udah yuk, kita udah ditunggu Kenzie sensei”

Kai mengerutkan keningnya, merasa ada sesuatu yang Suho dan Baekhyun rahasiakan

“Hah, latihan vokal lagi ya…”

“Baekhyun, kau mau ikut latihan?” tanya Chanyeol yang langsung dijawab dengan gelengan Baekhyun

Para member EXO itu lalu keluar ruangan. Kai menarik Sehun, sengaja tinggal di ruangan itu.

“Hyung”

“Apa?”

“Kau..bertengkar dengan Yeonwoo?”

“Jangan bahas ini, Jongin. Kepalaku pening”

“Jadi benar” kali ini, nada bicara Sehun terdengar dingin. “Apakah masih dengan sumber alasan yang sama seperti biasanya?”

“Sehun-ah. Ja-”

“Sampai kapan hyung akan tetap seperti ini? Sampai berapa yeoja lagi yang akan hyung sakiti?”

Baekhyun terdiam

“Yeonwoo itu sahabatku, aku dan Sehun tidak akan membiarkan dia disakiti bahkan sama hyung sekalipun” ujar Kai.

“Aku hanya tidak tega membiarkan Raehwa di rumah sakit” sahut Baekhyun. “Lagipula aku juga sudah menyuruh Yeonwoo pulang, aku tidak bermaksud untuk meninggalkan dia sendirian atau menyuruhnya untuk menungguku disana”

“Raehwa memiliki Minyoung dan Rino saem disana. Kenapa kau juga harus ada di sana? Mengingkari janjimu dengan Yeonwoo padahal waktu itu dia terlihat sangat antusias dan senang bisa pergi denganmu. Hyung tidak berpikir kalau ini akan menyakiti Yeonwoo, kan?”

Baekhyun terdiam, sedikit terhenyak dengan perkataan Kai

“Hyung pikir kalau ini bukan sesuatu yang penting karena hyung dan Raehwa sudah bukan sepasang kekasih. Karena itu hyung bisa pergi kesana tanpa mengkhawatirkan sesuatu, dan berharap Yeonwoo bisa mengerti”

Kali ini, Sehun yang angkat bicara. “Kurasa Kai benar, hyung. Yeonwoo tidak mengetahui apa-apa tentangmu dan Raehwa. Aku tidak menyalahkan hyung kalau mau bertemu dengan Raehwa, tapi, terkadang hal yang penting untuk dilakukan bukan selalu berarti adalah hal yang benar untuk dilakukan. Bukankah tidak menyakiti Yeonwoo yang sekarang adalah pacar hyung lebih penting?”

Baekhyun menunduk. “Aku hanya…tidak mengerti apa yang harus kulakukan”

 

“Yeoboseyo? Sujin-ah?”

“Eoh, Yeonwoo, apa kau sudah baikan dengan Baekhyun?”

Yeonwoo menghelna napas. “Aniyo, ajik…”

“Huh? Bukannya kalian hampir betemu setiap hari di gedung SM? Itu pasti terasa sulit untukmu”

“Hmn…sedikit”

“Jadi kau nggak berbicara sama sekali dengannya?”

“Ne..”

“Apa yang akan kau lakukan tentang ini, Yeonwoo?”

“Molla…” gumam Yeonwoo

“Eh?”

Yeonwoo lalu duduk di sebuah bangku taman, memainkan tumpukkan daun merah yang berserakan di jalanan. “Sujin-ah, aku nggak tau apa yang seharusnya kulakukan. Pikiranku kacau”

“Separah itukah?”

“Ne, geunyang..” gumamnya, masih memainkan daun-daun yang semakin terkumpul banyak. “Aku mungkin bukan yeoja yang baik buat Baekhyun oppa”

“Ya, ya, jangan berpikir seperti itu -____-”

“Aku nggak bisa memahami Baekhyun oppa sama sekali. Tapi, di sisi lain, aku kesal pada diriku yang cepat cemburu seperti ini dan pada akhirnya aku yang menyalahkan Baekhyun oppa. Aku mungkin adalah pacar yang buruk”

“Semua orang pacaran wajar kalau cemburu, jangan terlalu menyalahkan dirimu” sahut Sujin. “Bagaimanapun juga, cepatlah baikan dengannya dan bicarakan masalah ini baik-baik dengannya. Bukannya itu menyiksa untuk tidak berbicara sama sekali dengan orang yang kau cintai?”

“Akan kupikirkan, Sujin-ah”

Yeonwoo lalu menutup telepon dan bangkit beridiri, kepalanya mengadah untuk melihat ke arah langit. “Aku penasaran, apa aku bisa mengerti kenapa Baekhyun oppa melakukan hal itu?”

Tidak sengaja, Yeonwoo melihat Mijung di sebuah toko buku, sedang menyebrang jalan, di saat yang sama saat Yeonwoo berjalan untuk menghampirinya, sebuah mobil melaju kencang ke arah Mijung.

“Mijung-ah! Awas!” teriak Yeonwoo. Tapi tidak terdengar karena Mijung memakai headset. Kalau Mijung tidak menghindar sekarang, Mijung akan tertabrak

“HWANG MIJUNG!”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet