One Great Step

Dream High 3

TIN TIN

Mijung tidak mendengar suara klakson mobil atau suara teriakan Yeonwoo yang memanggil namanya karena lagu dari headsetnya yang bervolume keras meredam semuanya

“HWANG MIJUNG!”

Yeonwoo berlari mendekati Mijung dan menarik tangannya.  Mobil itu nyaris saja menabrak Mijung, untunglah Yeonwoo sempat menarik tangannya sampai ke tempat aman

Mijung terbelalak, melepas headsetnya. “Y-Yeonwoo?”

“Mijung-ah, neo gwenchanha?” tanya Yeonwoo, napasnya terdengar pengap

“Ne” jawab Mijung. “Kau..gwenchanha?”

Yeonwoo mengangguk. “Kkeojeongmara~”

Mijung lalu menunduk. “Yeonwoo”

“Hmn?”

“Kenapa kau menyelamatkanku?” tanya Mijung. “Padahal..”

“Kau selama ini menjadi seorang ‘devil’?” sambung Yeonwoo. “Bagaimanapun juga, kau temanku, Mijung-ah”

Mijung membuang muka, “Kau masih menganggapmu teman sekalipun aku mengkhianatimu?”

Yeonwoo tersenyum tipis. “Kau temanku. Teman sejak kecilku. Tapi ya begitulah, aku tidak mengerti apa yang terjadi padamu akhir-akhir ini”

“Aku…” gumam Mijung. “Sama sepertimu yang ingin masuk Kirin karena ada dua member EXO disana, aku ingin masuk regular class untuk bisa bersama dengan namja yang kusukai. Jimin”

“Kau menyukai Jung Jimin?”

“Ne, makanya waktu Injung menawariku jalan pintas untuk masuk regular class aku langsung menerimanya. Ternyata cara itu malah menjadi senjata makan tuan”

“Lalu bagaimana denganmu dan Jimin?”

“Awalnya semuanya berjalan dengan baik, tapi, barusan aku dan Jimin putus. Makanya aku mendengarkan lagu sampai sekeras mungkin”

Yeonwoo terkekeh. “Seperti biasanya kalau lagi stress ya. Tapi jangan sampai membahayakan dirimu sendiri, babo”

Minjung ikutan terkekeh. “Oh ya, bagaimana denganmu dan Baekhyun sunbae? Kudengar kalian pacaran ya?”

“Pftt…” Yeonwoo meniup poni-nya. “Anggap saja aku sedang bernasin sama denganmu, Minjung-ah”

“Eh? Kalian putus?”

“Bukan putus juga sih…kami..sedang bertengkar”

Mijung memukul lengan Yeonwoo. “Dasar, sudahlah, jangan dibahas lagi. Lebih baik kita fokus sama debut kita” ujar Mijung. “Entah kenapa, aku merasa senang aku bisa debut denganmu”

“Lalu..siapa kemarin yang ingin menyingkirkanku? :p”

“Maaf :p. Yeonwoo-ya, maafkan aku, ne? Ayo kita mulai sesuatu yang baru. Kini aku mengerti kesalahanku, kau itu temanku. Bahkan di saat aku down seperti ini atau melakukan sebuah kesalahan, Injung dan yang lainnya tidak mau membantuku”

“Geureomyo” sahut Yeonwoo, tersenyum. ‘Syukurlah Mijung sudah kembali seperti dulu. Andai aku dan Baekhyun oppa juga bisa seperti ini. Appa, oppa, umma, apa mungkin satu keajaiban akan datang padaku lagi?’

Mijung memeluk lengan Yeonwoo. “Kkajayaaa~”

 

3 hari lagi menuju debut Dear Soul..

Dari ujung lorong, terdengar sebuah lagu keras melantun dari dalam ruang latihan dance di gedung SM itu

(playing : It’s Still A Dark Night – EXO)

Yeonwoo berhenti di depan jendela, mengintip ke dalam, terlihatlah beberapa member EXO yang sedang latihan untuk performance mereka di Immortal Song Sabtu besok

“Masih dipakai ya?” tanya Mijung

“Ne”

“Woah, EXO sunbaedeul keren juga” puji Mijung. “Nggak heran kenapa kau begitu menyukai EXO”

Yeonwoo tersenyum. “Mereka membuatku ‘fly’ dari pertama kali aku melihat mereka di showcase debut mereka. Aku nggak menyangka ternyata aku juga akan berdiri di showcase debut sama seperti mereka. Mungkin aku adalah fans yang paling beruntung di dunia ini”

Mijung mengangguk. “Ditambah kau memacari salah satu diantara mereka”

“Eh?” wajah Yeonwoo terlihat memerah

“Cepatlah baikan dengan Baekhyun oppa. Jangan sia-siakan dia selagi dia masih bisa terjangkau. Jangan lakukan kesalahan yang sama sepertiku ke Jimin”

Yeonwoo tidak menjawab, tapi pandangannya tidak bisa lepas dari Baekhyun di dalam sana. ‘Oppa, maafkan aku yang egois ini. Aku nggak menyadari kelakukanku ini membuatmu down seperti ini. Sebenarnya aku nggak bermaksud untuk berpisah dengan oppa seperti ini, Aku rasa aku terlalu dibutakan oleh kebahagiaan juga bersama oppa dan aku nggak bisa menerima masalah-masalah kecil yang oppa harus hadapi. Aku..sangat mencintaimu, oppa’

Baekhyun yang sedang dance sempat melihat Yeonwoo yang sedang berdiri di dekat jendela. ‘Yeonwoo, aku sangat, sangat mencintaimu. Tidak bisakah kau kembali padaku?’

“Oke, selesai. Kita lanjut besok, member Dear Soul mau pakai ruangan ini” ujar Ryan Jhun, membubarkan member EXO

Beberapa member EXO itu keluar dari ruangan, saat Baekhyun lewat di dekat Yeonwoo, dia sedikit mendekati Yeonwoo. “Semangat latihannya, debutmu sudah di depan mata” bisiknya lalu berjalan pergi

Saat itu, senyuman Yeonwoo tersungging di kedua ujung bibirnya

“Ayo, ayo, Dear Soul. Kalian harus latihan keras malam ini”

“NE~”

 

Hari ini adalah hari debut Dear Soul yang Yeonwoo tunggu-tunggu. Bahkan sejak jam 6 pagi semuanya terlihat sibuk mempersiapkan semuanya.

“Yeonwoo~ Yeonwoo~” panggil Mijung

“Mn?”

“Kudengar banyak fans yang datang loh hari ini” ujar Mijung. “Aku tidak menyangka ternyata kita udah punya banyak fans seperti itu”

“Woah, daebak” balas Yeonwoo

“Ne, ne, ne, katanya sekitar 500 orang lebih datang” celetuk Minyoung.

“Aku nggak sabar..” gumam Raehwa. Yeonwoo tersenyum tipis menanggapinya. “Raehwa-ya, kau sudah baikan?” tanya Yeonwoo

“Ne, much better”

“Raehwa, Han Raehwa, rehearsal terakhir-mu. Hayah, masih banyak yang kau harus pelajari sebenarnya -___-”

“Ne”

Yeonwoo mengecek handphone-nya karena ada sebuah SMS masuk

from : Sehun

Yeonwoo-ya, maaf kami nggak bisa hadir karena kami harus rehearsal Immortal Song. Pokoknya, fighting! Kabari kami kalau Baekhyun hyung berani macam-macam denganmu lagi hahaha :p. (dariku, Kai, Lay hyung, Luhan hyung, dan Chen hyung)

“Dasar..”

 

“Park nuna, pinjam eyeshadow warna pink”

“Ambil di kotakku”

Baru saja Yeonwoo mau mengucek matanya karena gatal terkena eyeliner yang tidak begitu familiar bagi matanya, Gin, si make-up artist menahannya. “Jangan dikucek, nanti luntur”

“Hoh -_____-” protes Yeonwoo. “Aku bingung kenapa Baekhyun oppa bisa tahan pake eyeliner seperti ini”

Di kejauhan, Baekhyun yang juga sedang didandani tertawa pelan

“Pejamkan matamu” titah Gin, membuat Yeonwoo hanya bisa menurut. “Janji padaku, jangan dikucek lagi.”

“Ne, ne..arasseo”

“Selesai~”

Yeonwoo mengerucutkan bibirnya lalu bangkit berdiri. “Gin-ssi, apa kau lihat Mijung?” tanya Yeonwoo.

“Yang lainnya sudah siap-siap di ruang tunggu. Mijung sedang perform, selanjutnya kau dan Baekhyun”

“Ne, gamshaeyo” ujar Yeonwoo lalu berjalan keluar ruangan, mencari-cari letak ruang tunggu. “Ruang tunggu…ruang tunggu…ruang tunggu-nya dimana ya?”

“Yeonwoo”

Yeonwoo menghentikan langkahnya di depan tangga menuju stage itu, terhenyak karena suara seseorang memanggilnya dengan suaranya yang lembut dan hangat, terlebih lagi sekarang seseorang yang memanggilnya barusan memeluknya dari belakang.

“Kau terlihat cantik hari ini”

Wajah Yeonwoo yang sudah pink karena blusher kini tambah memerah

“Oppa…nanti ada orang lain melihat kita” gumam Yeonwoo

“Yeonwoo..aku..m-mianhae” gumam Baekhyun, membuat Yeonwoo membulatkan kedua matanya. “Maafkan aku, aku sudah membuatmu menangis. Aku tidak menyadari kegegabahanku melakukan sesuatu dan aku tidak memikirkan perasaanmu yang karenaku..menangis” ujar Baekhyun, tulus, karena akhirnya dia dapat mengatakan hal yang selama ini terpendam di dalam hatinya. “Tapi, aku senang akhirnya aku bisa berada satu stage denganmu, Yeonwoo”

Yeonwoo berbalik, menyentuh pipi Baekhyun. Dari kejauhan, terdengar sebuah lantunan melodi sebagai intro showcase (playing : Kotoba (tabidachi) – Bokura ga Ita OST)

“Kenapa kau berbalik?” tanya Baekhyun

“Karena aku pikir oppa sedang menangis”

Baekhyun menggenggam tangan Yeonwoo di dekat pipinya itu. “Aku tidak menangis..” sahut Baekhyun, tapi, hatinya bertolak belakang dengan perkataannya, air matanya menumpuk di pelupuk matanya. “Kau selalu membuatku kesal sejak pertama kali bertemu denganmu di China waktu itu. Kau terus membuat perasaanku bercampur aduk sampai-sampai aku tidak bisa mengerti perasaanku sendiri”

Yeonwoo terdiam, hanya menatap kedua mata Baekhyun yang teduh

“Kau selalu berada di dekatku  dan selalu menempel padaku, tapi setelah itu kau meninggalkanku dan pergi dengan gampangnya. Kau sangat kejam” sambungnya. “Meskipun begitu, aku..mencintaimu, Yeonwoo. Semenjak pertama kali bertemu denganmu, aku merasa..aku hidup untuk bertemu denganmu”

“Oppa..”

Baekhyun menguatkan genggaman tangannya. “Aku terus ingin seperti ini. Ketika kau selalu berada di dekatku”

Yeonwoo memeluk Baekhyun, erat. “Aku janji, aku tidak akan sekalipun lagi meninggalkan oppa. Nado manhi saranghae, oppa. Maafkan aku yang egois ini. Aku..aku hanya tidak mau kehilangan oppa”

“Maaf, Yeonwoo” balas Baekhyun, memeluk erat Yeonwoo. “Ayo kita berjanji untuk tidak gampang bertengkar lagi”

Yeonwoo memejamkan kedua matanya. Perasaan hangat menyelimuti hatinya. ‘Perasaan ini..perasaan yang seperti dulu. Hangat jika berada di dalam pelukan Baekhyun oppa. Hati Baekhyun oppa juga mulai terbuka sepenuhnya untukku. Kali ini adalah kesempatan untukku dan aku tidak akan melakukan kesalahan lagi. Mengerti perasaan satu sama lain adalah langkah yang penting, dan dengan langkah itu, kami akan terus berjalan maju’

“Yeonwoo, Baekhyun, giliran kalian” panggil seorang crew

Baekhyun tersenyum, menggenggam erat tanggan Yeonwoo. “Kkaja”

Yeonwoo mengangguk dan mereka menaiki tangga stage. Yeonwoo termengun melihat banyak fans yang berkumpul di sana, meneriakkan namanya. Genggamannya pada tangan Baekhyun menguat

“Tenanglah, Yeonwoo, aku ada disini bersamamu” bisik Baekhyun lembut

Yeonwoo lalu mengangkat microphone-nya, memulai narasi.  “I came to love him (aku datang untuk mencintainya)”

Baekhyun menatapnya dengan tatapan hangat, sebenarnya ingin mengatakan hal yang sama pada Yeonwoo. “I loved her (aku mencintai dia)”

Di dalam pikiran Yeonwoo, semua perjalanannya untuk bisa sampai disini terlintas di benaknya. “Receiving so many beginnings..and a countless number of feelings (menerima banyak permulaan dan perasaan yang tidak terhitung jumlahnya)”

“Learning each other’s strengths and weaknesses (mempelejari kekuatan dan kelemahan satu sama lain)”

“Yes, indeed,..we..were here (karena itu kami ada disini)” ujar Yeonwoo dan Baekhyun bersamaan. ‘Tidak akan kulepaskan lagi tangan ini. Karena selamanya, aku akan berada di dekatmu’

Mereka memperlihatkan senyuman di wajah mereka yang tidak akan pernah bisa menghilang, sebelum lampu torchlight yang menyorot mereka padam

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet