Come back

Trapped In The Past

Aku mencoba memejamkan mataku untuk tidur. Tapi tidak bisa. Selalu muncul wajahnya Kai ketika aku menutup mataku. Mungkin aku merindukannya.

Lalu akhirnya aku memutuskan membuka laptopku yang berlogo apple itu untuk mengestalk twitternya. Setelah beberapa lama aku tidak membuka twitterku karena aku harus menyelesaikan tugas sekolahku, ternyata Kai memblock twitterku. Tak apa. Aku masih tetap bisa melihat aktifitasnya di social media nya itu.

Aku rasa Kai sedang dekat dengan seorang perempuan teman sekolahnya. Terlihat dari semua isi tweetnya yang sepertinya Kai sedang jatuh cinta. Aku mencoba mencari tahu siapa perempuan yang sedang dekat dengan Kai itu. Tapi rasa kantukku benar-benar tidak bisa diajak berkompromi, akhirnya aku putuskan untuk melanjutkannya besok, atau aku bisa bertanya pada Sulli, aku yakin Sulli tahu karena Sulli satu sekolah dengan Kai dan mereka juga berteman. Jam menunjukkan pukul 1 malam, aku harus cepat tidur karena kalau tidak aku bisa terlambat bangun.

 


 

Alarm iPhoneku sudah berkali-kali berbunyi namun mataku tidak bisa terbuka. Rasanya pagi ini kasur sangat nyaman sehingga aku tidak bisa bangun dari kasur dan ingin sekali aku lebih lama untuk tertidur. Namun aku paksakan membuka mataku dan mematikan alarm nya yang suaranya sangat mengganggu itu. Ku lihat jam nya dan ternyata sudah pukul 7 pagi, itu berarti ayahku sudah menunggu sedari tadi, lalu aku segera berlari ke kamar mandi.

10 menit kemudian aku keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutku dengan handuk kecil berwarna putih itu. Tidak biasanya aku mandi secepat ini karena biasanya aku mandi bisa sampai menghabiskan waktu sejam.

Aku memakai mini dress selutut dengan warna kesukaanku pink snow dan dipadu dengan flat shoes berwarna putih. Lalu aku membawa barang-barangku dan segera berpamitan dengan tanteku dan Minhyuk sekalian berterimakasih karena aku telah diizinkan tinggal dirumah mereka.

 


 

Aku berhenti di jalan sejenak karena ada toko Viva La Juicy, merk parfume kesukaan Sulli. Aku sengaja membelikannya dan tidak memberitahunya alau aku kembali ke Seoul. Tepat disebelah toko itu ada toko baju merk Peter Says Denim, merk baju kesukaan Kai, lalu aku kembali teringat pada hadiah yang tidak tersampaikan itu.

 


 

Tepat jam 1 siang aku telah sampai di Seoul, aku dan ayahku berniat untuk pergi kesekolah Sulli untuk berdaftar sekalian untuk menjemput Sulli, atau jika aku sedang beruntung aku bisa bertemu dengan Kai, lalu kami bertubrukkan dan saling bertatap mata satu sama lain seperti di dalam drama yang selalu aku lihat setiap jam 7 malam.

 

Sampai disana ada seseorang yang memanggilku lalu setelah itu memelukku

“Ya! Kang Jiyoung!”

“Sulli-ya!”

“Jiyoung-a kenapa kamu ada disini? Apa kamu mencariku atau Kim Jongin?”

“Aku ada disini karena mau bersekolah bodoh, bukan mencarimu bahkan mencari si Kim Jongin itu.” Ucapku dengan nada sedikit sinis

“Aku pikir kamu kesini karena mencari Kai karena aku tahu kamu belum move on kan?”

“Terserah.”

“Ya Kang Jiyoung, sekarang sudah jam pulang sekolah, ayo kerumahku ibuku merindukanmu juga.”

“Baiklah.” Ku gandeng tangannya Sulli itu, lalu ketika aku berbalik ada seorang lelaki yang menghampiriku dan Sulli.

Lelaki itu tampak sangat tampan, bahkan level ketampanannya di atas rata-rata menurutku. Kulitnya yang putih, matanya yang coklat, lelaki itu bisa di bilang hampir mendekati kata 'sempurna'. Ia juga bisa membuat perempuan berteriak histeris. Bahkan mungkin bisa membuat mereka jatuh pingsan.

“Sulli-ya, dia siapa? Dia tidak terlihat memakai seragam.” Ucap lelaki itu dengan dingin

“Namaku Kang Jiyoung aku temannya Sulli dan mulai besok aku akan bersekolah disini.”

“Ternyata murid baru. Namaku Oh Sehun kamu bisa memanggilku Sehun. Apa aku bisa mempunyai nomor handphonemu?” Sehun mengeluarkan ponselnya

“Ya Oh Sehun! Waktu itu kamu meminta nomor ponselku dan Suzy lalu sekarang kamu meminta nomornya Jiyoung yang baru saja kamu temui beberapa menit yang lalu? Tidak usah dekati Jiyoung, dasar buaya darat.” Pukulan tangan Sulli jatuh tepat di pipi kanan Sehun.

 


 

“Sulli-ya kenapa kamu berbicara seperti itu tadi terhadap Oh Sehun?” Aku menjilat ice cream vanillaku

“Dia itu hanya dari tampangnya saja baik, namun sebenarnya dia cuma suka modus saja.”

“Menurutku tidak seperti itu, aku lihat dia memang baik tapi tadi kamu menamparnya dan membuatku terkejut.”

“Kamu bahkan belum mengenalnya Kang Jiyoung.”

“Maka dari itu ia meminta nomor ponselku, mungkin dia mau mengajakku berkenalan”

“Terserahmu Jiyoung, aku hanya memberi tahu saja.”

“Yasudah aku pulang saja, sudah mau malam aku harus cepat pulang dan tidur supaya besok aku tidak terlambat pergi kesekolah.”

“Terlambat pergi kesekolah atau terlambat mencari si Kim Jongin sialan itu?” Sulli menatapku dengan tatapan sinisnya

“Aku kesini untuk bersekolah bodoh. Bahkan sudah kubilang beberapa kali. Baiklah aku pulang, sampai besok.” Aku pergi dari toko ice cream itu meninggalkan Sulli yang mengerucutkan bibirnya.

 


 

Aku melihat atap kamarku, lalu menutup seluruh badanku dengan selimut berwarna ungu itu. Aku tidak sabar untuk besok. Entah, aku ingin cepat-cepat sekolah atau bertemu dengan Kai.

Aku benar benar merindukannya. Aku ingin melihat senyumnya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
stephani_bap #1
Chapter 5: makin lama makin kurang ajar si Jongin....
stephani_bap #2
Chapter 4: kurang ajar nih si Jongin -_-*

update soon author :)
stephani_bap #3
Chapter 2: chapter berikutnya dong author ♡♥
elsajunghh #4
Chapter 2: Nangeeeshh:""") keep it cool man!<333