#6 Heartbeat

Heartbeat

“Apa maumu?”

“Mauku? Kau menjadi milikku Hyerin-a.” kata Kai sambil mendekatkan wajahnya kepadaku.

Semakin dekat, aku menjauhkan wajahku darinya. Tapi semakin aku mencoba, semakin ia mencengkram tanganku lebih kuat. Saat aku merasa jarak kami hanya beberapa senti lagi, aku menangis. Bulir-bulir air mataku keluar. Aku benar-benar takut menghadapi pria gila ini. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku menutup mataku menahan tangis.

‘Aku mohon, siapa saja. Tolong bantu aku!’ pintaku lirih dalam hati

Bukk...Bukk

Aku mendengar suara pukulan demi pukulan, kurasa Kai sedang berkelahi dengan seseorang tapi aku tidak berani untuk membuka mataku. Saat suara-suara itu tidak terdengar lagi ditelingaku, aku mencoba memberanikan diri untuk membuka mata secara perlahan. Namun saat mataku baru melihat beberapa seberkas siluet cahaya, tiba-tiba seseorang menarik tanganku dan sedikit mengajakku pergi secara paksa.

Sehun? Apa karena aku terlalu lama menutup mataku sehingga aku berkhayal melihat Sehun? Karena ini tidak mungkin. Aku menggelengkan kepalaku untuk menghilangkan Khayalan bodoh ini. Tapi ternyata dia benar-benar Sehun.

“Kau? Kenapa kau bisa...? kau mau bawa aku kemana?” Sehun tidak menghiraukan pertanyaanku dan tetap menarikku tanpa memalingkan kepalanya.

Sehun membawaku menaiki tangga darurat. Ternyata Sehun membawaku ke atap gedung kampus. Setelah sampai, Sehun mendorongku ke dinding bangunan dan menempelkan tangan kanannya tepat disamping kepalaku.

“Kau mau apa?” Sehun tetap tidak menjawab pertanyaanku, ia malah menatapku intens.

“Jawab aku. Apa kau tuli, hah?”

“Geumanhae.”

“mwo?”

“Berhentilah seolah kau tegar, dan jangan pernah memalingkan pandanganmu saat kita bertemu.” Sehun mengucapkannya dengan penuh penekanan tapi tetap saja ekspresinya tidak mengartikan apa-apa. Saat aku hendak membuka mulut, tiba-tiba...

Chuu...

Mataku melebar saat tiba-tiba Sehun mencium bibirku. Bukan sebuah ciuman manis ala Drama Romantis di TV, melainkan sebuah ciuman yang terkesan kasar. Sehun seakan memaksa dan menuntut hingga membuatku hampir tidak bisa bernafas. Aku memaksa untuk mendorong tubuh Sehun menjauh dariku, namun hasilnya nihil. Sehun malah semakin memperdalam ciumannya. Tenagaku benar-benar tidak cukup kuat untuk melawannya. Aku hanya bisa pasrah dan diam saja menerima perlakuan Sehun sampai dia sendiri yang menghentikannya. Tanpa kusadari ternyata bulir demi bulir air mataku mengalir membasahi pipiku. Kurasa Sehun merasakan sesuatu yang basah dipipinya sehingga dia perlahan melepaskan tautan bibirnya denganku. Sehun menghapus jejak bekas turunnya air mataku. Namun aku menepis tangannya dan menampar pipi mulus Sehun.

Plakk...

“Itu untuk yang barusan kau lakukan.” Kataku sambil berjalan meninggalkan Sehun yang sedang memegang pipinya yang bercap merah bekas tamparanku barusan.

QQQQQ

Entah bagaimana lagi perasaanku saat ini setelah kejadian tempo hari. Kejadian itu benar-benar membuatku sedikit shock. Yang benar saja, itu adalah ciuman pertamaku, dan itu benar-benar bukan suatu ciuman yang meninggalkan kesan manis untukku melainkan sebaliknya. Hal ini semakin membuat aku memiliki alasan untuk menjauhi Sehun.

Saat aku sedang berada di sebuah tempat, dan aku melihat Sehun maka aku akan memalingkan pendanganku. Sedangkan jika Sehun berada di tempat yang sama denganku, maka aku akan menghentikan aktivitasku dan pergi meninggalkan ruangan itu.

-AUTHOR POV-

Sehun sedang berenang di kolam berenang yang berada di belakang rumahnya. Berenang sudah menjadi suatu kebiasaan rutin bagi Sehun setiap ada waktu senggang. Saat Sehun sampai pada salah satu ujung kolam dan menaikkan kepalanya untuk mengambil nafas, dia dikagetkan dengan kedatangan seseorang yang tiba-tiba.

“Ohh, hyeong kau mengagetkanku saja.” Kata Sehun sambil menusap mukanya.

“Anyeong Sehun-a, lama tidak bertemu.” Kata seseorang yang di panggil Sehun hyeong itu.

“Tumben sekali. Apa yang membawamu kesini?” kata Sehun sambil keluar menaiki tangga kolam dan mengambil handuk yang berada di bangku.

“Ani, hanya ingin saja. Ohya, eomma mana?”

“Ada di dalam. Ohya hyeong, kudengar kau akan dijodohkan. Dengan siapa?”

“Pasti eomma yang memberitahumu. Dia anak dari rekan bisnis appa.”

“Ahh~cantik tidak hyeong?” kata Sehun menggoda Hyeongnya.

“Jika dia tidak cantik mana mau aku dijodohkan dengannya. Babo” katanya sambil menjitak kepala Sehun.

“auhh, ya hyeong! Aku kan hanya bertanya.”

“Sehun-a, besok malam aku akan mengadakan perayaan hari jadi caffeku. Kau harus datang arra.”

“Arraseo hyeong. Tapi aku akan datang terlambat, tidak apa-apa kan?”

“Gwaenchana, asal kau datang. Akan kukenalkan juga kau dengan calonku itu.”

“Kau yakin hyeong. Jika kau mempertemukan aku dengannya apa kau siap jika dia akan berpaling padaku?”

“Houhh, jinja anak ini.”

06:30 (Cordwood Caffe)

“Makanlah yang banyak, jangan sungkan. Acara ini kan juga untuk kalian semua.” Kata Luhan mempersilakan teman-temannya.

“Wahh, kau sudah sukses sekarang. Lihatlah caffemu ini, bukankah ini impianmu?” Puji salah satu teman Luhan

“Kau benar. Aku senang bisa membangun caffe ini dengan kerja kerasku sendiri.” Kata Luhan sambil tertawa riang pada teman-temannya. Namun, pandangan Luhan tiba-tiba tertuju pada seorang gadis yang baru saja datang dan terlihat kebingungan mencari seseorang.

“Maaf aku tinggal sebentar ya.” Kata Luhan pamit pada teman-temannya dan langsung menghampiri gadis itu.

“Mencariku?” Kata Luhan pada gadis itu yang sebenarnya adalah Hyerin.

“Tentu saja aku mencari tuan rumah yang mengundangku.” Kata Hyerin, Luhan hanya tersenyum.

“Ikut aku.” Kata Luhan sambil mengamit tangan Hyerin dan membawanya ketengah kerumunan teman-teman Luhan.

“Yedeura. Perkenalkan.” Kata Luhan sambil mengarahkan kepalanya pada Hyerin.

“Anyeonghaseo, Park Hyerin imnida.” Sapa Hyerin ramah.

“Apa dia pacarmu? Bisa saja kau mendapatkan gadis secantik ini.” Kata salah satu teman Luhan.

“Bukan begitu, kami belum berpacaran.” Kata Luhan. karena takut Hyerin merasa tidak nyaman berada ditengah-tengah mereka, Luhan pun berinisiatif untuk mengajak Hyerin pindah ketempat lain.

“Kami pergi dulu ya, nikmati saja pestanya.” Kata Luhan pada teman-temannya dan langsung mengajak Hyerin untuk duduk disofa pojok caffe.

Selama disana Luhan dan Hyerin hanya mengobrol dan saling tertawa dengan candaan masing-masing. Pembicaraan mereka sedikit terpotong akibat handphone Luhan yang berdering. Luhan melihat layar handphonenya sekaligus meminta izin pada Hyerin untuk menerima telfon. Setelah Luhan menutup pembicaraannya, ia pun meninggalkan Hyerin untuk sementara waktu. Hyerin hanya menunggu disofa sampai Luhan kembali.

“Kau sudah datang. Kau ikut aku, aku akan mengenalkanmu dengan dia.” Kata Luhan sambil mengajak seseorang itu untuk mengikutinya. Luhan berjalan ketempat dimana ia meninggalkan Hyerin tadi.

“Ini dia, bagaimana cantik bukan?.” Kata Luhan. Hyerin menengokkan kepalanya mengadap kearah Luhan.

“Hah? Kenapa kau bisa ada disini?” Hyerin terkejut melihat Sehun tiba-tiba ada didepanya bersama Luhan.

“Ka... kau sendiri kenapa bisa ada disini?” kata Sehun yang juga terkejut melihat Hyerin.

“Jadi kalian sudah saling mengenal?” tanya Luhan.

“Sebenarnya hyeong....”

“Ani, kami tidak saling mengenal.” Kata Hyerin memotong perkataan Sehun.

“Anyeong, Park Hyerin imnida. Bangapta.” Kata Hyerin sambil menjulurkan tangannya pada Sehun. Sedangkan Sehun hanya terdiam melihat Hyerin.

“Apa yang kau lakukan, beri salam padanya.” Bisik Luhan sambil menyenggol lengan Sehun.

“Ne, Oh Sehun imnida.” Jawab Sehun sedikit celimpungan sambil menjabat tangan Hyerin dan memandang Hyerin datar.

“Dia adik tiriku yang pernah kuceritakan tempo hari.” Kata Luhan

“Ohh, jadi dia adik tirimu itu.” Kata Hyerin dengan logat penuh arti dan melirik Sehun sedikit sinis.

Keadaan menjadi benar-benar canggung antara Sehun dan Hyerin. Fakta apa lagi yang harus dihadapi Hyerin kali ini. Mengetahui bahwa Sehun adalah adik tiri Luhan membuatnya semakin tertekan. Hyerin merasa lebih baik untuknya jika tidak terlibat dengan Sehun. Tapi pada kenyataannya, takdir berkata lain.

 

To be continue...



 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Seo_hankyu
#1
Chapter 7: next chapter :)

# ganbatte '.')b
chokyungsuga
#2
Chapter 6: I'm so sorry. because my school activities, I almost forgot to continue this fiction. but I'll write it soon. don't worry^^ hee hhe
delevaprilla #3
Chapter 6: Update soon ^^d