#3 Heartbeat

Heartbeat

Aku masuk dan saat pintu terbuka, terdengarlah suara lonceng kecil yang menjadi sebuah tanda bahwa ada seorang pelanggan yang datang. Aku langsung mengambil tempat duduk yang dekat dengan kaca. Meja ini adalah meja yang selalu kami tempati setiap datang kesini. Dimana kita bisa langsung melihat kearah luar.  Saat aku tengah asyik memandang keluar jendela, tiba-tiba aku merasa ada seseorang yang tengah berdiri disampingku. Aku bisa melihatnya melalui ekor mataku.

“maaf? Ada yang ingin anda pesan?” tanya seorang pria yang tiba-tiba saja sudah ada disampingku.

Aku langsung mengalihkan pandanganku yang tadinya tertuju keluar jendela kini kearahnya. aku memandangi wajahnya, terlihat asing. Apakah dia pelayan baru disini?

“Apa kau pelayan baru disini? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya.”

“Oh? Ahh, ne.”

“Lu...han? jadi namamu Luhan?” kataku sambil membaca nametag yang terpasang pada kemejanya. Ia hanya menjawabnya dengan tersenyum. Aku terdiam sambil memandangi wajahnya. Daebak, pria ini benar-benar sangat tampan.

“Agassi?” tanyanya sambil melambai-lambaikan tangannya didepan wajahku membuat ku kembali sadar dari lamunanku.

“ahh, ne”

“Pesanan anda?”

“Eumm, milkshake strawberry dan Berry ice waffle” setelah ia mencatat pesananku, ia lalu kembali masuk kedalam pantry.

Masih sangat lekat terbayang dipikiranku tentang pelayan barusan. Ia benar-benar tampan. Ia memiliki mata yang bersinar dan kulit yang indah. Tapi benar-benar disayangkan, ia hanya bekerja sebagai seorang pelayan di caffe ini. Sebenarnya, dengan wajah setampan itu ia bisa saja memanfaatkannya dengan mendaftarkan diri kesalah satu agent pencarian bakat. Aku yakin ia bisa saja menjadi member boyband. Seperti EXO, mungkin?

Setelah menghabiskan waffle dan milkshake strawberryku, aku memanggil pelayan itu lagi. Sebut saja ia Luhan. *itu memang namanya-_-

“Chogiyo? Boleh aku minta billku?” kataku sambil mengangkat salah satu lenganku untuk mempermudah pelayan mengenalinya.

“Ne, ige” katanya sambil memberikanku secarik kertas berisikan total makananku.

“Gomawo.” Kataku sambil mengambil kertas itu lalu mengeluarkan selembar uang kertas lima puluh ribu won dan memberikannya.

“Hei, ini hanya usulku saja ya. Jika kau mendaftar audisi pencarian bakat aku yakin kau akan lolos. Itu akan lebih baik untukmu dibandingkan sekarang. Kurasa umurmu juga tidak beda jauh denganku. Tapi ini hanya usulku saja, jika kau tidak berminat juga tak apa.”

Luhan terlihat sedikit terkejut mendengar ucapanku barusan. Dia hanya melihatku dan tersenyum.

“Ahh~Kau benar. Mungkin aku harus mencobanya.” Jawabnya sambil sedikit tertawa.

“Aku serius, cobalah. Ohya, waffle dan milkshake disini enak. Aku menyukainya.” Kataku sebelum beranjak pergi dari caffe.

“Jinja? Ahh~Kamsaeyo”

QQQQQ

Aku menghempaskan tubuhku keatas ranjang berukuran king size ini dan melemparkan tasku kesembarang tempat. Aku memejamkan mataku dan sedikit menghela nafasku berat. Hampir saja aku tertidur saat sebuah ketukan pintu mengurungkan niatku untuk memejamkan mata.

Tok..tok...

“hhh... Masuklah eomma.” Eomma membuka pintu kamarku. Lalu masuk dan duduk ditepi ranjangku.

“Ommo! Gadis kecil eomma terlihat lelah sekali. Lihatlah kantung matamu ini. Ckck~” kata eomma sambil menyentuh kulit dibagian bawah mataku.

“Ahh, eomma. Jangan mengejekku.” Kataku sambi menggeliat kecil.

“Aku tidak mengejekmu. Lihatlah ini, dan ini. Kau harus sering perawatan. Bagaimana pria bisa tertarik padamu jika mereka melihat wajahmu seperti ini.”

“Biarkan saja. Bukankah jika mereka menyukaiku, mereka harus melihatku apa adanya?”

“Aku tahu, tapi cobalah sedikit perduli dengan kulitmu ini. Hahh, bahkan kulitku jauh lebih kencang.” Kata eomma sambil menyentuh kulitku dengan kulitnya sebagai pembanding.

“Sebenarnya apa yang mau eomma katakan? To the point sajalah eomma.” Kataku sambil bagun dan duduk bersila menghadap eomma dan memasang ekspresi yang terkesan malas untuk menaggapi.

“Hahh~ kau ini tidak tahu basa-basi sekali.”

“Kau ingat Presdir Oh yang beberapa hari lalu mengundang kita keacara anniversarynya?” sambung eomma.

“Ne, aku ingat. Wae?”

“Kau tahu tidak, dia memiliki anak laki-laki yang tampan, dan kurasa umurnya juga tidak beda jauh denganmu. Katanya dia juga memiliki adik yang kuliah di universitas yang sama denganmu. Apa kau mengenalinya?” aku menautkan kedua alisku.

“Siapa namanya? Mungkin saja aku mengenalnya.”

“Eomma lupa namanya. Siapa ya? Oh...ss..se.. Ahh~ Siapa ya?” terlihat wajah eomma yang sedang serius mengingat-ingat nama pria yang tadi ia sebutkan.

“Lalu, kenapa eomma tiba-tiba membicarakannya?” aku langsung menanyakan hal ini karena aku sudah merasakan gelagat yang aneh dengan eomma. Tumben sekali ia membicarakan seorang pria denganku.

“Ahh, ani. Hanya saja appamu dan Presdir Oh telah sepakat untuk menjodohkan kalian berdua.”

“MWO?” aku kaget sekaget-kagetnya mendengar perkataan eomma barusan. ‘apa? perjodohan? Memangnya ini zaman apa?’ kataku dalam hati.

“Tunggu dulu. Dia sangat tampan, baik dan juga bermasa depan cerah. Kau pasti akan menyukainya.”

“Eomma! Kenapa kalian menjodohkanku tanpa mendengar pendapatku terlebih dahulu? Ini sudah modern eomma. Lagi pula aku belum mengenalnya. Melihat wajahnya saja belum pernah.”

“Jika kau sudah bertemu dengannya, aku yakin kau akan suka padanya.”

“Shireoyo!” kataku sambil membalikkan tubuhku membelakangi eomma.

“Jangan begitu Hyerin-a. Appamu dan Presdir Oh telah merencanakannya sejak lama. Kau juga tahu kan bagaimana watak appamu. Dia tidak suka dibantah.”

“Tapi eomma, aku...aku sudah menyukai pria lain.”

“Nugu? Kau tidak pernah cerita pada eomma.”

“Dia temanku dikampus. Aku sudah menyukainya sejak lama.”

“Apa dia juga menyukaimu?” pertanyaan eomma jelas membuatku semakin drop. Dari mana aku bisa tahu apakah Sehun juga menyukaiku atau tidak. Untuk bicara dengannya saja susah setengah mati.

“Aku juga tidak tahu.” Jawabku murung.

“Kalau begitu untuk apa kau menunggunya jika dia saja tidak meresponmu Hyerin-a. Lebih baik jika kau memilih yang ada didepan matamu. Jangan mengejar sesuatu yang sulit untuk kau raih.”

Aku tertunduk mendengar ucapan eomma. Tanpa kusadari air mataku mulai mengalir membentuk aliran sungai kecil dipipiku. Isakkanku tertahan.

“Baiklah, coba kau pikirkan lagi baik-baik. Kami melakukan ini semua demi kau Hyerin-a.” Kata eomma seraya mengelus lembut anak rambutku dan pergi meninggalkanku yang tertunduk sambil menahan tangis.

Aku menghempaskan tubuhku kasar keatas ranjang. Mataku memanas, air mataku rasanya sudah tidak bisa dibendung lagi sehingga ia terus mengalir tanpa henti.

“Eomma benar, aku terlalu bodoh selama ini menunggu dan mempercayai bahwa Sehun akan menyukaiku suatu saat nanti.”

Dadaku terasa sakit karena menahan isakan. Otakku serasa memutarkan sebuah film tentang perjalananku untuk mendapatkan perhatian Sehun, dan bagaimana bodohnya aku selalu mengharapkan cinta seseorang yang bahkan tak pernah memandangku. Dari awal seharusnya aku sadar bahwa sungguh tidak mungkin bagiku untuk mendapatkannya. Aku terlalu naif untuk mengharapkan suatu keajaiban datang memihakku.

“Eotteohke? Hiks...”

QQQQQ

Aku mengerjapkan mataku. Membiarkan mataku untuk beradaptasi dengan silaunya cahaya sang mentari pagi. Aku berusaha bangun dari tempat tidurku, namun kepalaku terasa sangat berat. Setelah aku dapat mengembalikan nyawaku seutuhnya, aku lalu mengambil handuk dan masuk kedalam kamar mandi.

Satelah aku selesai mandi dan mengganti pakaianku. Aku langsung duduk didepan meja riasku dan melihat betapa menyedihkannya wajahku hari ini. Wajah nampak layu, mata sembab, dan bibir yang sedikit terlihat pucat. Benar-benar menyedihkan.

Aku menebalkan sedikit alas bedakku diarea bawah mata untuk sedikit menyamarkan bengkak akibat menangis semalaman. Memakai lipstick warna peach juga untuk memberi kesan segar diwajahku agar tidak terlalu terlihat pucat. Satelah selesai berdandan aku memandangi bayangan wajahku di cermin sejenak.

“Park Hyerin. Mulai hari ini kau tidak lagi menyukai Oh Sehun. Arra!”

 

To be continue...



 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Seo_hankyu
#1
Chapter 7: next chapter :)

# ganbatte '.')b
chokyungsuga
#2
Chapter 6: I'm so sorry. because my school activities, I almost forgot to continue this fiction. but I'll write it soon. don't worry^^ hee hhe
delevaprilla #3
Chapter 6: Update soon ^^d