#2 Heartbeat

Heartbeat

“Siapa disitu?”

 ‘Ya Tuhan, kenapa dia harus melihatku’ Kataku dalam hati. Tubuhku terasa membeku. Apa ini? Aku seperti maling yang tertangkap basah mencuri. Sial! Aku mendengar langkah kakinya yang semakin lama mendekat. Debaran jantungku rasanya seperti berteriak dan aku benar-benar ingin lari sekarang juga rasanya. Malu!

“Hei, siapa kau?” aku ingin menjawab pertanyaannya dan sekaligus ingin meminta maaf karena sudah diam-diam melihatnya. Saat aku akan membalikkan badanku, tiba-tiba...

Grreebb...

‘Ada apa? kenapa dia seperti ini?’ mataku terbelalak, aku benar-benar terkejut. Kenapa tiba-tiba dia memelukku. Ya, di benar-benar sedang memelukku sekarang. Ya Tuhan kurasa sekujur tubuhku kaku sekarang. Aku tidak bisa bergerak. Tidak, maksudku aku tidak mau melepaskan pelukan ini.

Jantungku, haiss...diamlah sedikit. Jangan sampai dia mendengarmu berdegup terlalu kencang. Itu memalukan.

“Sshhtt... diamlah sebentar, para pengawal ayahku datang. Pasti mereka sedang mencariku.” Aku menengadahkan sedikit kepalaku untuk melihatnya. Benar, pria-pria itu pasti sedang mencarinya.

“Kenapa mereka mencarimu?” aku memberanikan diriku membuka mulut bertanya disuasana seperti ini.

“Acara di ruang pertemuan hotel. Itu acara ayahku. Aku tidak suka berada didalam acara orangtua. Membosankan.” Sehun menjawab tanpa menolehkan wajahnya kepadaku. Ia tetap mengawasi pergerakan para pengawal ayahnya.

Dijarak sedekat ini pun kau masih tidak melirikku. Hahh, kau ini benar-benar Oh Sehun.

“Nado, aku juga kabur karena bosan dan mungkin sekarang eomma sedang mencariku juga.” Dan akhirnya, untuk pertama kalinya dia menoleh kearahku. Melihat wajahku. Meskipun dalam suasana yang gelap-,-

 “Mianhae.” Tiba-tiba saja dia melepaskan pelukannya.

“Oh?”

 “Aku harus pergi, mian.” Sehun pun mulai beranjak pergi.

“Hei, apakah kau mengenalku?” tanyaku padanya dengan sedikit berteriak karena jarakku dengannya yang tidak dekat.

“Mungkin.” Jawabnya dengan membalikkan badannya sekilas. kemudian ia berjalan lagi dengan santainya.

“Mungkin? Jawaban macam apa itu. Bukan jawaban itu yang aku harapkan. Huhh~” aku memutar bola mataku dan mulai beranjak juga dari taman dan kembali keruang pertemuan hotel.

Aku menghela nafasku dengan sedikit berat saat mengingat jawaban sehun tadi. ‘Mungkin?’ bukan kata itu yang aku harapkan keluar dari mulutnya. Itu jelas sekali menandakan kalau dia memang tidak mengenaliku selama ini.

QQQQQ

-10:00 a.m Seoul University-

Setelah mata kuliah Dosen Woon berakhir, aku segera merapikan buku-bukuku dan meletakkannya didalam tas jinjing biruku. Aku berjalan menyusuri lorong kampus menuju ke perpustakaan. Di saat aku sedang berjalan, sosok itu pun muncul kembali. Sosok pria yang tadi malam kutemui.

Untuk kali ini aku berusaha untuk tidak menundukkan kepalaku. Agar aku bisa melihat bagaimana ekspresi wajahnya setelah kejadian tadi malam. Aku memandangnya terus, mungkin tanpa berkedip dan akhirnya ia melihatku. ‘Bagus! Kita lihat apa yang terjadi selanjutnya.’

Aku menunggu reaksinya, namun... ‘Apa ini? Dia tetap saja berjalan tanpa menghiraukan aku. Yang benar saja, apa dia lupa dengan kejadian tadi malam?’ aku membalikkan badanku dan hanya melihat punggungnya yang semakin menjauh. Aku menghentakkan kakiku kelantai dengan perasaan kesal dan melanjutkan perjalanan yang tertunda. Perpustakaan.

Aku mendudukkan tubuhku dikursi perpustakaan dengan kasar. Aku masih kesal setiap mengingat kejadian barusan.

“Jelas-jelas kami saling berpapasan, dan dia juga melihatku. Tapi kenapa ekspresinya nampak seperti tidak terjadi apa-apa. Apakah dia lupa? Atau dia tidak mengenaliku karena gelap? Hahh~ molla-molla!”

Teriakku sambil mengacak-acak rambutku frustasi sampai membuat para pengunjung lain menoleh kearahku. Merasa menjadi sorotan dari mata-mata tajam itu, aku segera pergi ke balik rak buku dan mulai memilih beberapa buku. Untuk memenuhi tujuan utamaku datang kesini sekaligus menghindar dari tatapan mengerikan mereka.

Setelah aku memilih dan mengambil beberapa buku yang kuperlukan, aku segera menuju kesalah satu meja librarian yang berada disamping pintu keluar. Aku menyerahkan buku-buku itu padanya dan menunggu beberapa saat.

Krringgg...

Tiba-tiba telephone yang berada diatas meja ini berdering. Ia pun segera mengangkatnya.

“Ne, yeoboseo? Ahh ne, arraseo.” Setelah pembicaraan singkat itu, ia kembali menutup telphonnya yang kembali mengecek buku-bukuku.

“Kamsahamnida.” Aku mengambil buku-bukuku. Saat aku hendak keluar, tiba-tiba ia memanggilku(librarian).

“Tunggu sebentar nona.”

“Ne, ada apa?”

“Apakah kau mengenal Oh Sehun? Mahasiswa semester 4.”

Oh Sehun? “Oh ya, aku mengenalnya. Apakah ada masalah dengannya?”

“Ahh~ani. Hanya saja Dekan Lee baru saja menelfon. Dia menyuruhku untuk memanggil Oh Sehun. Apakah kau salah satu temannya?”

Teman, mana mungkin. Mengobrol saja tidak pernah. Sekalipun hal itu terjadi seperti tadi malam ia akan tetap tidak mengenaliku. Tapi, ini kesempatan!

“Ahh~ne, aku temannya. Bailklah aku akan mencarinya dan memberitahunya.”

Aku berjalan mencari keberadaan sehun. Aku mencoba mencarinya kekelas, tidak ada. Di kantin juga tidak ada. ‘Dimana anak itu?’ saat aku berjalan menuju taman belakang kampus, aku seperti melihat seseorang sedang duduk dibangku taman putih itu. Namun aku tidak bisa melihat wajahnya karena sebuah pohon peach yang cukup besar menghalangi.

Aku berjalan mendekati sosok itu sambil mengira-ngira apakah dia sehun. Saat aku mendekat dan melihatnya ternyata benar dia Oh Sehun. Dia duduk sambil mendengarkan lagu melalui headsetnya sambil memejamkan matanya.

Aku berinisiatif untuk duduk disampingnya. Aku memandangi wajah polosnya yang sedang terpejam sambil tersenyum. ‘bahkan saat kau terpejam pun, kau tetap terlihat menawan. Oh Sehun.’ Pujiku dalam hati.

Aku terkejut saat ia tiba-tiba membuka matanya dan melihat kearahku. Aku langsung membuang pandanganku yang tadi sempat tertuju pada wajahnya. Aku bisa melihatnya sedang memandangku dengan penuh kebingungan melalui ekor mataku.

“Ada apa?” tanyanya sambil melepaskan headsetnya untuk mendengarkan penjelasanku kenapa aku bisa tiba-tiba ada disampingnya.

Aku menarik nafasku dalam-dalam demi menghilangkan rasa kegugupanku. ‘bicaralah dengan santai hyerin.’

“Dekan Lee memanggilmu. Ia menyuruhku untuk mencarimu.”

“Oh? Wae?”

“ Aku tidak tahu, sebaiknya kau segera menemuinya untuk mencari tahu.”

“Baiklah.” Ia bangkit dari tempat duduknya dan mulai beranjak pergi.

“Emm... Kau tidak mengenaliku?” tanyaku ragu-ragu

“Hhmm?” tanyanya sambil mengernyitkan dahinya untuk meminta pengulangan.

“Ahh~ani, lupakan.”

Sehun pun kembali berjalan meninggalkan taman dan aku yang masih terduduk diatas bangku ini. Entah mengapa aku takut sekali saat ia akan menjawab pertanyaanku barusan. Aku takut jika dia bilang ‘Tidak’ itu hanya... hanya akan mempermalukan diriku sendiri.

QQQQQ

Aku berjalan menuju tempat dimana kendaraanku terparkir. Masuk kedalam mobil dan menyalakan mesinnya. Saat aku akan beranjak meninggalkan tempat parkir, sekilas kuarahkan pendanganku kearah parkir motor. Dia masih didalam rupanya.

Tiba-tiba saja terlintas dibenakku untuk mampir kesalah satu caffe favoritku didaerah Hongdae. Aku langsung memutar balikkan arah dan melajukan mobilku kesana. Tidak perlu memakan waktu yang lama, aku pun telah sampai ketempat tujuanku.  Aku turun dari mobilku dan memandangi sebentar caffe ini.

Cordwood Caffe” itulah nama yang tertera pada sebuah papan diatas pintu masuk caffe ini. Saat aku masih SMA, aku sering sekali pergi ke caffe ini. Caffe ini merupakan tempat favorite ku dan Chanyeol oppa untuk sekedar istirahat sepulang sekolah dulu. Namun setelah oppa lulus, dan sekarang ia semakin disibukkan oleh pekerjaan kantornya membuat kami jadi jarang sekali pergi ke caffe ini lagi.

Aku masuk dan saat pintu terbuka, terdengarlah suara lonceng kecil yang menjadi sebuah tanda bahwa ada seorang pelanggan yang datang. Aku langsung mengambil tempat duduk yang dekat dengan kaca. Meja ini adalah meja yang selalu kami tempati setiap datang kesini. Dimana kita bisa langsung melihat kearah luar.  Saat aku tengah asyik memandang keluar jendela, tiba-tiba aku merasa ada seseorang yang tengah berdiri disampingku. Aku bisa melihatnya melalui ekor mataku.

“maaf?”

 

To be continue...



 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Seo_hankyu
#1
Chapter 7: next chapter :)

# ganbatte '.')b
chokyungsuga
#2
Chapter 6: I'm so sorry. because my school activities, I almost forgot to continue this fiction. but I'll write it soon. don't worry^^ hee hhe
delevaprilla #3
Chapter 6: Update soon ^^d