#1 Heartbeat

Heartbeat

QQQQQ

Pagi ini mentari bersinar cukup terang, padahal hari ini adalah awal musim gugur. Suhu di luar yang terasa tak hangat lagi membuat kebanyakan orang betah berada di dalam istananya yang hangat dan nyaman. Tak terkecuali pada seorang gadis muda yang hingga kini masih betah meringkuk dalam balutan selimut putihnya.

Park Hye Rin. Seorang gadis muda, cantik, dan juga pintar. Seorang pecinta warna biru. Anak bungsu dari dua bersaudara. Hidup serba berkecukupan, memiliki orangtua yang baik dan seorang oppa yang jail tapi sangat penuh perhatian. Seorang mahasiswi di Seoul University. Sungguh seorang sosok wanita yang banyak di gilai oleh kebanyakan pria dan juga banyak membuat iri wanita lain.

 

-HYERIN POV-

“Eommaaa.. aku pergi ya.”

Aku menuruni anak tangga dengan terburu-buru. Ini sudah jam 08:30 sedangkan aku ada kelas tiga puluh menit lagi.

“Kau tidak sarapan?” tanya eomma.

“Aku sudah terlambat, tiga puluh menit lagi aku ada kelas.”

“Eomma sudah membuatkan sandwich keju kesukaanmu. Makanlah, setidaknya kau harus mengisi perutmu.”

“Gomawo Eomma.” Kataku sambil mengambil kotak bekal berisi sandwich keju yang telah disiapkan ibuku dan mencium pipinya sekilas.

“Aku pergi dulu.”

Aku masuk ke dalam Sedan biruku dan meletakkan tasku di kursi penumpang disebelah. Aku melajukan mobilku dengan cukup kencang, memburu waktu agar tidak terlambat masuk kelas dan aku tidak mau dipermalukan oleh Dosen Lee di depan mahasiswa lain hanya karena aku terlambat masuk kelasnya. Tidak, aku tidak mau!

QQQQQ

-Seoul University-

Aku langsung mencari tempat kosong untuk memarkirkan mobilku tapi seperti biasa jika kau berangkat siang kau harus siap menerima fakta bahwa kau akan setengah mati mencari lahan kosong hanya untuk memarkirkan kendaraanmu. Tempat parkir seluas ini pun terasa tidak cukup memuat semua kendaraan penduduk sini. Dengan membutuhkan waktu yang cukup lama, akhirnya...

Dapat! Satu tempat parkir di ujung sana. Aku langsung memarkirkan sedan biruku dan melihat arlojiku. 08:50. Masih ada waktu sepuluh menit. Untunglah hari ini aku tidak terlambat. Aku mengeluarkan tasku dan mengunci mobilku. Sebelum aku beranjak menjauhi parkiran aku megalihkan pandanganku ketempat parkir motor yang tepat berada  didepan aku berdiri. Aku mencarinya, dimana dia?

Ahh! Itu dia. Motor besar berwarna merah marun. Milik seseorang yang menawan dan telah memarik perhatianku sejak aku masuk dan resmi menjadi mahasiswi disini. Seseorang yang tak pernah sekalipun menyapaku atau bahkan mungkin tidak mengenalku. Tapi entah mengapa, aku tertarik padanya. Sunbaeku.

Aku berjalan menyusuri koridor kampus menuju ke kelasku yang berada di lantai 2. Tak ada yang menarik perhatianku, sampai seseorang itu muncul. Ia berjalan didepanku sambil memainkan handphone nya dan mendengarkan musik melalui headset ditelinganya. Si pemilik motor merah itu. Ya, dia lah orangnya. Oh Sehun. Seorang pria yang menawan dan telah memikat hatiku sejak awal aku menjadi mahasiswi disini.

Ia berjalan tanpa mengalihkan perhatiannya sedikitpun dan tetap memainkan handphone nya. Aku berjalan dengan sedikit menundukkan kepalaku. Kenapa? Aku sedang menahan perasaanku saat ini. Kau tahu, bagaimana rasanya saat seseorang yang kau kagumi sejak lama sekarang berjalan di hadapanmu. Itu lah rasanya. Meski aku tahu untuk kesekian kalinya ia tidak akan mungkin menoleh kearahku tapi rasa itu tetap saja mengalir dengan kuat. Bodoh!

Kami berpapasan, tanpa menyapa atupun melirik satu sama lain. Ya, itulah yang selalu terjadi disaat kami berpapasan. Kami tidak pernah sekalipun saling bertukar pandangan. Menyedihkan! Aku, sudah sejak lama aku tertarik padanya tapi aku terlalu malu mengungkapkan itu semua. Kau tahu kan, aku seorang wanita. Aku juga tahu ada banyak sekali yeoja yang tertarik padanya. Tapi, sama seperti nasibku, diabaikan.

QQQQQ

“Aku pulang!” aku menjatuhkan tubuhku keatas sofa diruang tengah rumahku, menyandarkan kepalaku dan sedikit memejamkan mata, lelah sekali.

“Oh, kau sudah pulang sayang. Bagaimana harimu?”

“Seperti biasa eomma. Melelahkan dan dosennya juga membosankan.”

“Jangan seperti itu, bersemangatlah sedikit. Jangan sampai ayahmu melihat nilaimu turun. Kau tahu apa yang akan terjadi kan?”

“Ya, aku tahu. Dikurung seharian dirumah, uang saku dipotong, plus pidato singkat bapak kepala rumah tangga. Ahh, eomma... aku bukan anak kecil lagi. Usiaku sudah 20, apakah hukuman semacam itu masih berlaku.”

“Kenapa tidak. Itulah kuasa ayahmu yang tidak bisa terbantahkan.”

“Tapi eomma, yang benar saja...” eomma tiba-tiba memotong pembicaraanku.

“Sudahlah jangan kau pikirkan lagi, cepat mandi dan berdandan lah yang cantik.”

“Oh? Mau pergi kemana?”

“Hari jadi pernikahan rekan bisnis ayahmu, dan ia menginginkan kita datang.”

“Hahhh, pesta orangtua. Pasti membosankan.”

“Kau ini, cepat sana mandi.”

QQQQQ

-18:00 p.m (Seoul)-

Aku berdiri didepan cermin, merapikan pakaian dan makeup ku. Dress hitam tanpa lengan dengan potongan kerah rendah atau V Neck, rok selutut, heels hitam, tatanan rambut tergerai dengan sebuah jepitan emas kecil disebelah kanan dan mekeup tipis. Sempurna!

“Hahhh, Hyerin-a kau tidak terlalu buruk. Tapi kenapa ia tidak pernah mau melirikmu sekaaliii saja.” Aku berbicara pada bayangan diriku sendiri, dan kau pasti tahu siapa yang aku maksud. Ya, Oh Sehun.

“Hyerin-a, apa yang sedang kau lakukan? Cepatlah appa dan eomma sudah menunggumu dibawah.” Suara chanyeol oppa membuyarkan lamunanku.

“Ne, oppa. Aku segera turun.”

Park Chanyeol, saudaraku satu-satunya. Berperawakan tinggi, putih, dan perhatian. Pendidikan? Dia sudah lulus 2 tahun yang lalu. Sekarang dia bekerja di perusahaan appa dan menjadi manager disana. Belum memiliki anak ataupun istri, apalagi cucu. Dia masih single! Apakah ada yang berminat. Jika iya, silakan hubungi tuan Byun Baekhyun. *plak, oke kita Skip.

Aku menuruni anak tangga menuju ruang tamu dimana appa, eomma, dan oppa sudah menungguku.

“Aku disini.” Sambil melontarkan senyuman termanisku *penjilat

“Hei, tuan putri. Berdandan hampir 1 jam dan hanya ini yang bisa kau tampilkan.”

“Hiss, jangan menghinaku tuan jerapah, lihat dirimu. Hahhh, biasa sekali.”

“Kalian berdua ini, selalu saja bertengkar.”

“Tapi eomma, oppa duluan yang mengejekku.”

“Huh, gadis pengadu.”

“Apa kau bilang, sini kau.”

“Hentikan Chanyeol, kau sudah terlalu besar untuk bercanda seperti itu dengan adikmu.”

“Ne, appa.” Mendengar appa bicara seperti itu membuat oppa berhenti menggodaku.

QQQQQ

-19:00 p.m (Hotel Zeus)-

Kami memasuki ruang pertemuan hotel yang sudah cukup ramai dihadiri para tamu undangan.

“Park Jung Ho! Bagaimana kabarmu.” Sapa seorang pria paruh baya pada ayahku.

“Seperti yang kau lihat hyeong. Ohya, chukkaeyo hyeong atas hari jadi pernikahan kalian berdua. Semoga kalian selalu bersama sampai akhir.”

“Oh, kamsahamnida.”

‘Hahhh~’  aku menarik nafasku panjang. Yang benar saja, baru saja aku sampai tapi aku sudah merasa tempat ini benar-benar membosankan. Ini pestanya orangtua, bukan gayaku.

Akhirnya aku mengambil keputusan untuk pergi dari tempat ini. Mencari tempat lain yang mungkin saja lebih baik dari pada harus duduk di tengah-tengah kerumunan orangtua. Di belakang hotel ini ternyata ada sebuah taman yang cukup indah, sepi, dan pastinya tanpa orangtua.

Saat aku berjalan-jalan di taman, aku seperti melihat seseorang sedang duduk di sebuah kursi taman depan air mancur. Aku menyipitkan sedikit mataku untuk melihat siapa dia. Aku seperti tidak asing pada wajahnya, seperti... Ya Tuhan! Benarkah dia? Atau aku hanya salah lihat.

Aku menyipitkan lagi mataku, melihat dengan seksama, lebih jeli demi memastikan apakah orang yang sedang duduk disana adalah dia. Benar! Itu dia, tidak salah lagi. Tapi, kenapa dia bisa ada disini?

Saat aku sedang menikmati pemandangan yang jarang kutemui itu (sehun). Tiba-tiba ia berdiri dan mulai berjalan kearahku. Aku tersadar dan segera membalikkan tubuhku.

“Lebih baik aku pergi, jangan sampai dia tahu kalau aku diam-diam melihatnya.” Aku mengendap-endap agar langkahku tidak diketahui olehnya. Tapi sial! Dia tiba-tiba memanggilku.

“Siapa disitu?”

‘Ya Tuhan, kenapa dia harus melihatku’ Kataku dalam hati. Tubuhku terasa membeku. Apa ini? Aku seperti maling yang tertangkap basah mencuri. Sial! Aku mendengar langkah kakinya yang semakin lama semakin mendekat. Debaran jantungku rasanya seperti berteriak dan aku benar-benar ingin lari sekarang juga!

“Hei, siapa kau?” aku ingin menjawab pertanyaannya dan sekaligus ingin meminta maaf karena sudah diam-diam melihatnya. Saat aku akan membalikkan badanku, tiba-tiba...

 

To be continue...

 

 



Makasih sudah mau baca^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Seo_hankyu
#1
Chapter 7: next chapter :)

# ganbatte '.')b
chokyungsuga
#2
Chapter 6: I'm so sorry. because my school activities, I almost forgot to continue this fiction. but I'll write it soon. don't worry^^ hee hhe
delevaprilla #3
Chapter 6: Update soon ^^d