Chapter 6

Just Listen What Your Heart Saying

Main Cast :

Jessica Jung

Oh Sehun

Kris Wu

Seo Joohyun

Supporting Cast : Find in the story

Genre : Romance, School life

Rating : PG 17

Disclaimer : These characters belong to God and their parents I just love all of them as my biased. The story is completely mine

.

Just Listen What Your Heart Saying

.

Nampaknya bukan hanya kris satu – satunya orang yang rela meninggalkan kerumunan hanya demi menemukan sang pujaan hati. Dari arah tengah lapangan Kim Jongin— namja berseragam basket, tampak celingukan. Masih dengan tampangnya yang diselimuti kebingungan namja itu terlihat heboh mencari seseorang sambil menggumamkan sesuatu. Bukan, bukan,, dalam kasus ini namja yang tengah berlarian tak jelas itu tidak sedang berusaha menemukan pujaan hatinya, sebaliknya saat ini ia justru tengah kelabakan mencari dimana gerangan maknae EXO— Oh Sehun tersebut berada. Tunggu sebentar, mohon untuk tidak berfantasi aneh seperti membayangkan jongin menyatakan cinta pada sehun mungkin. Selama jongin dan sehun masih normal hal tersebut tidak akan pernah terjadi.

Sedikit informasi saja namja kkamjong atau lebih akrab disapa kai termasuk salah satu tim basket sekolah. Dan itu artinya dia seperti halnya ratusan orang di lapangan basket turut menjadi saksi hidup kisah bak telenovela kris dan jessica.

“kau melihat sehun” tanya jongin frustasi tak tahu sudah berapa orang yang berhasil ia tanyai, yang pasti sudah hampir setengah jam dirinya hanya berputar - putar tak jelas, berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

“ehmm” jawab seseorang singkat menggeleng gelengkan kepalanya pertanda tak tahu.

“Ya sudah terimakasih” tutup jongin, kembali melanjutkan pencarian.

‘ayolah bodohh’kau dimana

Jongin menggeram tertahan lantaran sampai detik ini sehun yang ia cari – cari ternyata masih betah bersembunyi dan belum berniat sama sekali untuk menunjukkan batang hidungnya. Seperti yang kalian ketahui bersama jongin, baekhyun dan chanyeol adalah tiga orang member exo yang mengetahui rahasia terbesar antara sehun dan jessica— apa lagi kalau bukan rahasia tentang jessica yang sedang mengandung anak sehun. Sebagai sahabat yang baik ia ingin sedikit membantu sahabatnya sebelum terlambat, bukan bermaksud untuk pilih kasih hanya saja menurut pandangan kai tidak adil kalau sampai kris dan jessica berpacaran saat sang yeoja tengah mengandung buah cinta namja lain.

“permisi apa kau melihat sehun?” tanya kai pada siapa pun yang secara kebetulan berpapasan dengannya. Lagi – lagi, ini sudah yang kesekian kalinya ia mendapat jawaban kata ‘tidak’ atau berupa gelengan kepala dari orang – orang.

‘ya oh sehun, kau berhutang banyak padaku’

.

Sementara itu di lain tempat dalam waktu yang sama sehun sedang berada di aula bersama tujuh puluh lima orang peserta fotografi lainnya. Kedua tahapan kompetisi sudah berhasil dia lalui, mulai dari tahap pengambilan gambar hingga tahap editing semua sudah berhasil namja itu selesaikan dengan perfect. Seharusnya dia sudah bisa bernapas lega lantaran kemenangannya dalam kompetisi ini hampir sudah dapat dipastikan. Namun Entah mengapa saat ini sehun justru merasa sebaliknya, ada satu bentuk perasaan mengganjal yang terselip di kalbu namja itu, membuatnya merasa gelisah. Hati kecilnya mengatakan akan ada hal buruk yang terjadi, tapi apa?

“saya ucapkan terimakasih kepada tujuh puluh lima orang peserta yang sudah mengikuti jalannya kompetisi dengan tertib. Tiga jam telah berlalu, memasuki tahap penjurian akhir kalian masih diharuskan menunggu sampai pukul setengah dua siang. Selama itu kalian bebas melakukan apapun di area sekolah, tapi ingat jaga ketertiban. Kami mengharapkan kehadiran kalian kembali dua jam dari sekarang di tempat ini. Mengerti???” kata seorang panitia, entah siapa pun namanya.

“MENGERTII”

Satu persatu ketujuh puluh lima peserta meninggalkan ruang aula. Sebagian peserta yang lapar menuju kantin sekolah membeli makanan bersama yang lainnya, sebagian lagi memilih jalan – jalan mengelilingi area sekolah shinhwa yang luas. Maklum Shinhwa Senior High School termasuk jajaran ‘The Big Three’ sekolah bergengsi di korea selatan. Bukan hanya karena latar belakang siswanya saja yang sebagian besar anak konglomerat atau petinggi perusahaan maupun pemerintah, namun sekolah ini juga terkenal karena prestasi yang berhasil dicetak anak didiknya. Kemegahan Gedung sekolah ini juga perlu mendapat sorotan, dengan bangunan super luas untuk ukuran sekolahan biasa serta gazebo dan halaman sekolah yang bahkan lebih mewah dari taman kota membuat shinhwa layak mendapat predikat sekolah termegah versi SNEC atau Seoul National Education Chart.

“damn, dasar panitia kualitas tiga, tidak profesional sama sekali. Sudah berapa lama mereka menyuruhku menunggu?” kesal sehun pada panitia,

Tidak seperti sebagian besar peserta lainnya sehun lebih memilih menyendiri, berjalan mengelilingi sekolah hanya akan membuang – buang waktu lebih baik dia mengunjungi basecamp exo saja siapa tahu ada Luhan hyung atau Suho Hyung disana.

.

Di luar dugaan ternyata basecamp exo yang terletak di lantai teratas gedung sekolahnya tampak sepi, tak ada satu orang pun di sana. Kalau bukan karena suara dari luar sekolah yang terlampau keras, sehun yakin keheningan ini sudah menyerupai area pemakaman.

“sepertinya besok aku mau usul supaya dorm ini dipindahkan ke lantai dua atau lantai satu saja” gerutu sehun tidak penting.

Walau pun menghabiskan waktu lima menit pertama untuk menggerutu toh pada akhirnya namja itu masuk juga ke dalam ruangan. Basecamp ini seperti rumah kedua bagi anggota EXO, mereka biasa singgah kemari entah itu untuh melepas penat, bermain video game, atau belajar. Kalian pernah menonton drama Boys Before Flower atau Meteor Garden? Jika kalian ingin tahu seperti apa ruangan ini, maka tinggal bayangkan saja ruangan khusus seperti yang ada di drama itu. Bedanya EXO tetap menggunakan ruang kelas biasa untuk belajar, karna basecamp ini hanya mereka gunakan sebagan ruang santai atau ruang berkumpul saja.

Sehun menghela napas kasar sebelum mendudukan pantatnya pada sofa-bed yang berada di tengah ruangan. Sepuluh menit sudah waktu berlalu, namun namja itu masih juga bergerak gelisah karna tak kunjung  menemukan posisi yang tepat untuk membuat badan dan pikirannya relaks. Lagi – lagi memori antara dirinya dan jessica di rumah sakit, serta memori percakapan dirinya dengan baekhyun di apartemen jongin kemarin terulang kembali , kesunyian semakin membuat kata – kata yang mereka ucapkan terasa begitu nyata— terdengar begitu jelas, bahkan sehun nyaris tak dapat mengenali batas antara yang kemarin dan yang sekarang.

‘Kau tak perlu khawatir sehun, tenang saja anak ini bukan apa – apa. Aku tidak akan meminta pertanggung jawabanmu karena aku akan menggugurkan janin ini’

‘kau bercanda. Janin itu anakmu juga, aku akan memanggilmu tolol jika kau menerima begitu saja keputusan jessica. Walau sedikit bodoh, kau itu tetap lelaki jadi bersikap jantanlah dan segera pikirkan cara untuk kalian bertiga’

“tsk..” decak sehun bangkit dari posisi berbaringnya kemudian duduk. Tangannya yang semula ia gunakan sebagai bantalan, kini bergerak meraih aset terpentingnya sebagai seorang fotografer— kamera.

Dalam layar kamera SLR milik sehun terpampang dengan jelas potret seorang gadis atau bisa disebut juga seorang wanita cantik berambut coklat eboni. Jessica Jung— nama wanita itu adalah seseorang yang terpaksa terenggut dari sisinya karena kebodohan yang ia lakukan. Lebih dari itu semua dalam tubuh wanita itu— Jessica— sang mantan kekasih tengah tumbuh benihnya. Benih oh sehun yang delapan bulan lagi akan lahir jikas sang yeoja membatalkan rencana awalnya untuk melakukan aborsi.

“jes—” panggil sehun pada seseorang yang gambarnya berhasil ia abadikan beberapa jam yang lalu. Dengan mata yang tetap terpaku pada screen kameranya, sehun lanjut berbicara.“—bagaimana keadaanmu dan ‘buah cinta’ kita? Maafkan aku,, Kau benar jess, orang pengecut sepertiku memang tidak pantas menjadi seorang ayah karena seorang ayah yang baik akan berusaha sekuat tenaga melindungi istri dan anaknya, ia rela melakukan apapun agar keluarganya berakhir bahagia. sedangkan aku— kau tak bisa mengharapkan apapun dari namja pengecut sepertiku” tandasnya.

Namja itu menghela napas pendek—memutus kontak mata dengan screen kameranya selama beberapa saat sebelum kemudian memilih mendongakkan kepalanya keatas. Memandang kosong pada kemewahan eternit dalam ruangan.

“kau masih ingat kata – kata yang aku ucapkan ketika kita membuatnya? Saat itu tanpa ragu aku mengatakan akan bertanggung jawab dengan menikahimu kalau sampai kau hamil, membina keluarga bahagia denganmu dan anak kita”

Dari sini tanpa sadar rupanya air mata namja itu sudah mulai menetes. Semua hal yang berhubungan dengan Jessica dan ‘calon’ anaknya terasa sensitif di hati namja itu sehingga pemikiran sedikit saja bisa mengantarkannya pada keadaan terisak. Sehun sedikit menyeka ujung hidungnya yang basah sambil terus memandang foto jessica, mengusap potret itu lembut.

TES TES TES

“Hahahaha,, Aku berani bertaruh, kau pasti menganggap pernyataanku dulu hanya omong kosong kan?” tanya sehun diakhiri sebuah senyuman. Senyum miris lebih tepatnya. Sampai detik ini dirinya tetap pada posisi menatap potret jessica, memandang sendu wajah ayu wanita yang kini tengah mengandung anaknya, anak mereka. Namun sesaat kemudian wajahnya mengeras, namja itu mengubah air mukanya menjadi serius.

 “Lagi – lagi kau benar jess, sekarang semua terlihat seperti aku yang sedang menjilat ludahku sendiri. Menelan bulat – bulat pernyataan yang pernah aku keluarkan. Kau— ”

BRAKK~~

“SEHUNNN”

Bunyi gebrakan pintu disusul teriakan seseorang yang boleh dibilang cukup memekakkan telinga menginterupsi komunikasi satu arah antara sehun dan ‘potret jessica’, membuatnya menoleh ke belakang. Dari tempatnya saat ini ia bisa melihat dengan jelas Namja hitam yang tak lain adalah Kim Jongin berdiri diantara daun pintu yang sudah terbuka lebar – lebar. Dada namja itu naik turun tak beraturan, masih dengan irama napas putus – putus serta aliran keringat yang membanjiri seluruh tubuhnya.

Sehun mengernyit bingung tak mengerti. mungkin Saat ini Hatinya tengah bertanya - tanya menyuarakan pertanyaan ‘apa yang terjadi padamu kai?’. Jujur situasi macam ini sering ia tonton dalam film – film horor, thriller atau semacamnya dan kai terlihat seperti sosok pendosa yang ketakutan sehabis dikejar setan yang ingin menuntut balas.

“hehh hhh,,hh syukurlah akhirnya aku menemukanmu” imbuh namja itu masih dengan napas yang memburu, Tak sadar bahwa sehun tengah menatapnya dengan tatapan horor.

Kai bahkan belum menginjakkan kakinya ke dalam ruangan saat dirinya kembali berbicara. “jessica— hh kriss— hh,, cepat lapangan basket— hh”

Dengan langkah gontai karena kelelahan jongin berjalan pelan menuju tempat sehun berada, lalu mendudukkan dirinya diatas sofa-bed tepat di sebelah sahabat yang kini tengan memandangnya bingung. Lagi – lagi Sehun terlihat menautkan kedua alisnya, tak mengerti maksud perkataan kai barusan.

“hei kim jongin apa yang kau katakan?? Coba katakan yang jelas,,”

Walau pun masih dengan mata yang sedikit terpejam dan dengan napas yang masih terengah – engah kai tetap mencoba menjawab pertanyaan sahabatnya. Tangan kanan namja itu bahkan sampai terangkat menunjuk suatu arah secara random. Kai pikir dengan begitu sahabatnya yang satu itu bisa segera mengerti maksudnya.

“Kris— dia—”

“KATAKAN YANG JELAS” potong sehun sebelum kai berhasil menyelesaikan kalimatnya. Geram karna tak kunjung mendapat kejelasan sehun akhirnya meledak, mengguncang guncangkan tubuh lemas kim jongin.

Jongin berdecih kesal, sahabatnya yang satu ini memang sama sekali tak sabaran. Lagi pula Tak tahulah sehun bahwa teriakannya yang melengking barusan berpotensi membuat telinganya tuli. Jongin bahkan sempat memukul kecil daun telinganya berharap suara dengungan itu segera hilang. Dengan sedikit hentakan jongin berusaha menjauhkan lengannya dari guncangan sehun. Lalu dengan gerakan perlahan yang sengaja dibuat – buat ia terlihat memajukan kepalanya dan berhenti tepat di depan telinga namja bermarga Oh disebelahnya membuat si empunya telinga bergidik ngeri.

“Hei Kim Jongin apa yang kau lakukan? Kau tidak nor—“

“KRIS MENYATAKAN PERASAANNYA PADA JESSICA DI TENGAH LAPANGAN BASKET!— hh hh”

Oh sehun seketika membulatkan matanya mendengar Ucapan Kim Jongin yang menurutnya mengagetkan. “Mwoo, kau serius?” tanyanya polos atau bodoh(?) sedikit menirukan gaya kyungsoo ketika sedang terkejut.

‘ckck,,bodoh seperti biasanya’ batin Jongin untuk sahabat albinonya

Jongin memutar bola matanya kesal. “tidak—  “ ucapnya lirih. Tak sampai sedetik kemudian Kim jongin terlihat mengubah ekspresinya.

“— KAU PIKIR UNTUK APA AKU MENGORBANKAN WAKTU DAN TENAGAKU, MENCARIMU KESANA KEMARI  JIKA YANG AKU KATAKAN INI HANYA OMONG KOSONG EOH???!!! Kauu ‘tuding kai tepat kearah muka sehun’— ku sarankan kalau kau masih berniat mengejar jessica dan tak mau melihat jessica mengganti status sosial medianya menjadi BERPACARAN dengan Kris, cepat cegah dia”

“hhh hh heeehh” Efek dari berteriak dan berbicara panjang lebar membuat kai semakin terengah.

‘wahai kebodohan segera lah enyah dari otak sehun’ batin kai mendoakan sahabatnya.

Melihat sehun yang masih terbengong tak melakukan apa pun dan justru tercenung di tempatnya semula, membuat kai ingin sekali menendang pantat namja itu. Siapa tahu kan dengan kekuatan kakinya sehun bisa langsung terpental sampai ke tengah lapangan basket, bukannya dengan begitu sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui.

“Oh sehun apa lagi yang kau tunggu” bentak jongin menyadarkan sahabat albinonya.

Sadar dari keterkejutan sehun pun segera berlari mengambil langkah seribu,, meninggalkan ruangan basecamp menuju tempat yang kai bilang— kemana lagi kalau bukan lapangan basket. Sepanjang jalan namja itu terus berdoa semoga tuhan masih memberinya kesempatan agar kris dan jessica tidak jadi bersama. Bolehkah dirinya berpikir egois untuk saat ini? Ia tahu jessica pantas berbahagia tapi tidak dengan kris tidak juga dengan namja lain.

.

“Cih dasar namja itu, sebenarnya urusan ini bisa cepat selesai kalau diantara mereka mau jujur satu sama lain. Apa mereka terlalu buta untuk melihat siapa yang sebenarnya mereka cintai” ucap Jongin tak lama setelah kepergian sehun.

Masih dengan posisi bersandar pada punggung sofa dan kedua tangan terlipat sebagai bantalan Namja itu tersenyum mengingat – ingat hubungan unik antara teman satu gengnya dengan jessica dua tahun belakangan.

Kemudian secara tak sengaja melalui ekor matanya Jongin menangkap benda hitam, berbentuk perpaduan persegi dan silinder yang berhasil ia identifikasi sebagai kamera SLR milik sehun.

“ini,, bukan kah ini kamera sehun?”

Tanpa perlu repot – repot meminta ijin pada si empunya kamera, kai mengambil benda tersebut dari atas meja, menekan beberapa - tombol menggunakan ibu jari dan telunjuk kanannya secara acak tanpa rasa takut kalau – kalau dirinya merusakkan kamera tersebut. Entah bagaimana caranya yang pasti saat ini galeri foto sehun sudah terbuka sepenuhnya, menampilkan keseluruhan gambar yang berhasil sehun tangkap. Dengan mata terpaku pada layar dan Jemari yang sibuk menari diatas tombol navigasi, kai menelusuri satu persatu gambar sampai sesuatu yang menarik tertangkap indra namja itu.

Kai mengganti ekspresinya membentuk seringgai mengejek“Jadi ini sosok yang paling menginspirasi menurut versimu eh?”

~JLWYHS~

“jessica—“ panggil kris pada yeoja di depannya. Sedangkan sang yeoja bernama jessica memandang kris malu. Kris menyebut namanya begitu lembut, membuat hati yeoja itu dan yeoja manapun juga meleleh seketika. “—jadilah kekasihku”.

.

Mungkin ungkapan klasik yang mengatakan bahwa dunia ini panggung sandiwara benar adanya. Semua hal di dunia berjalan mengikuti alur skenario pementasan yang telah disusun sedemikian rupa oleh sang pencipta—sutradara yang mengatur pentas akbar dalam panggung besar bernama kehidupan. Yang menjadi masalah kadang kita sebagai manusia tak pernah sadar sampai ketika kita mengalaminya sendiri.

Jessica adalah contoh nyata dalam kasus ini. Semenjak dia hidup sampai sekarang tak pernah sedikit pun ia bayangkan bahwa suatu saat nanti dirinya akan mendapat kehormatan menjadi pemeran utama dalam kisah cinta yang meliuk – liuk bak telenovela, Terdampar dalam kungkungan cinta segitiga tertutup yang tak berujung pangkal. Kalau boleh memilih tentu yeoja itu tak akan mau tanda tangan kontrak jika tahu macam ini skenario yang akan dia lakonkan. Tapi toh semua sudah terjadi, saat ini yang bisa ia lakukan hanya berusaha melakonkan perannya sebaik mungkin agar sang sutradara yang telah memilihnya tidak kecewa.

“Jessica jadilah kekasihku” ucap kris mantap, tak terlihat adanya keraguan sedikit pun. Sedangkan yeoja yang saat ini berdiri dihadapannya hanya bisa tercenung— kaget.

Apa yang akan kau lakukan jika berada dalam posisi jessica? Apakah kau akan merasa senang dan berbangga hati mendengar orang yang dulu kau cintai menyatakan cintanya padamu? Detik ini juga untuk pertama kalinya yeoja itu bersyukur karena terlahir ke dunia sehat tanpa riwayat penyakit apa pun. Sebab jika tidak hampir bisa dipastikan nama jessica hanya akan tinggal kenangan. Tiga kata tak terduga yang meluncur bebas melewati bibir kris baru saja, melesat kuat bagaikan anak panah. Tepat Mengarah menghujam jantung yeoja itu, menghentikan degupnya yang teratur selama beberapa saat sebelum pada akhirnya berfungsi kembali menjalankan tugasnya sebagai central of life.

Kris mendongak, menatap lekat bola mata indah kecoklatan milik sang yeoja. “jadi jess apa jawabanmu?” tanya kris meminta jawaban. Meski samar, jika diperhatikan lebih saksama raut muka namja itu sedikit berubah menampilkan gurat tipis kecemasan.

‘kenapa aku merasa seperti sedang menunggu putusan hakim di pengadilan begini?’ batinnya.

Kris masih bertahan dalam posisinya semula— berlutut hanya dengan satu kaki sambil tetap menggenggam tangan kanan jessica. Tangan yeoja yang saat ini masih tenggelam dalam kebisuan. Sejujurnya lutut namja itu sudah mulai kebas karena terlalu lama ia tekan. Namun tekatnya sudah bulat, ia tak akan beranjak dari posisinya sebelum jessica memberinya sebuah jawaban yang entah berupa penolakan atau persetujuan. Dirinya bisa memaklumi reaksi sang pujaan hati yang mungkin tengah terkejut. Jangankan dia ratusan pengamat pinggir lapangan saja sampai dibuat diam tak berkedip apalagi jessica yang kebetulan menjadi tokoh utama dalam drama ini?

“Maaf aku tidak bisa— ”

DEG

Kris terkejut. Jelas saja apa yang baru yeoja itu katakan serasa mencekik dirinya kuat – kuat, menghambat aliran udara dari tenggorokannya masuk ke paru – paru. Meski pun sudah dari awal kris mempersiapkan kemungkinan ini tetap saja, rasa pahit penolakan harus ia telan dengan susah payah.

Sambil mengeratkan genggamannya pada tangan jessica Kini namja tampan bersurai pirang khas orang barat itu memutuskan untuk bangkit berdiri, mengarahkan salah satu tangannya yang bebas untuk bergerak membelai pipi mulus sang gadis. Entah kenapa sulit sekali untuk ptaknya mencerna serangkaian kata yang baru saja jessica ucapkan. Kalimat itu, apa itu artinya Jessica menolaknya? Tapi Mengapa? Mengapa Jessica menolaknya?

“kau menolakku?”

Kedua mata elang milik kris berkilat tajam, menatap Jessica dengan sangat intens.

“maaf..,maksudku— kriss,, aku,, aku“ ucap jessica terbata, tak mampu menerima tatapan ‘mematikan’ yang dilayangkan kris padanya.

.

Jessica POV

Dua tahun yang lalu aku sering memimpikan suatu saat nanti namja yang ku cintai akan melakukan hal ini untuk menyatakan cintanya, Entah itu kris, sehun atau siapa pun. Dua tahun yang lalu aku hanya lah yeoja yang masih terobsesi pada akhir cerita fairy tale yang selalu berakhir bahagia. dua tokoh saling mencintai berakhir dalam upacara pernikahan yang mewah, sehingga saat memikirkan mimpiku itu aku pikir ia akan merasa bahagia. Aku juga ingat bagaimana mereka— sahabat yang mendengar ceritaku tertawa karna mengganggap aku hanya berkhayal dan tidak berpikir realistis. Kemudian Seiring berjalannya waktu aku mulai sadar bahwa cerita fairy tale hanya sebuah cerita karangan. Apakah aku memang terlalu kekanakan? Saat sehun memintaku menjadi yeoja chingunya dulu juga jauh dari kata romantis, cukup mengatakan cinta di ruang kelas, tanpa membawa bunga, surat atau barang lainnya. Mau tak mau hal itu membuat pikiranku secara perlahan berubah menyingkirkan segala hal berbau fairy tale dengan mindset baru yang lebih realistis.

Hehhh’

Ingin sekali aku tertawa, menertawakan jungkir balik hidupku. Menang Benar kata orang mimpi memang selalu lebih indah dari realita, Kris menyatakan cinta padaku, persis seperti yang ada dalam mimpi dua tahun yang lalu. Seolah Mengabulkan obsesiku terhadap kisah putri dan pengeran. Jika begitu bukankah seharusnya aku merasa senang? Seharusnya mudah saja kan bagiku mengatakan ‘Ya, aku juga mencintaimu kris’. Apalagi selama ini kris sudah sangat baik kepadaku. Kris adalah seorang Guardian Angel yang secara ajaib muncul saat aku mengharapkan sosoknya. Menemaniku, menghiburku, dan kini mencintaiku.

“Kris— “

“Kenapa? Apa alasanmu menolakku jess?” tanya Kris memotong.

Meski dari tadi aku hanya menunduk dan tak merani balas memandang namja di hadapanku bukan berarti aku mengacuhkannya. Kenyataannya bahkan dalam posisiku yang sekarang aku bisa merasakan langkah kakinya mendekat. Seketika irama jantungku berubah tak terkendali. Jika aku adalah seorang yeoja yang kejam tentu aku akan merasa tersanjung. Kris lelaki paling digilai di Shinhwa saat ini sedang berlutut memohon cinta seorang gadis. Seorang gadis yang mungkin dicap murahan oleh sebagian besar orang jika mereka tahu sang gadis tersebut telah hamil di luar nikah.

“Maaf kau tak berhak tahu Kris karena hal itu termasuk wilayah privasiku”

“Akkk---“

Aku terpekik saat secara tiba – tiba kris datang dan mencengkeram pergelangan tanganku kuat – kuat. Seolah aku adalah seorang tahanan yang ingin ia jaga agar tidak sampai melarikan diri. Sorot lampu di pinggir lapangan membuat pandanganku padanya semakin jelas, dalam manik kelamnya aku bisa membaca kekecewaan, ketidak puasan, serta kepedihan.

Selama sesaat aku merasa menyesal. Menyesal karena sikapku yang pengecut ternyata menyakiti banyak pihak. Sejujurnya aku ingin mengatakan semuanya padamu Kris. Mengatakan bahwa alasan sesungguhnya kenapa aku sampai menolakmu adalah karena aku hamil. Kau tahu di dalam rahimku tengah tumbuh kehidupan baru dan aku tak ingin mengakhirinya. Bagaimana mungkin yeoja rendahan sepertiku sampai hati menerima cintamu— namja yang sungguh sangat sempurna.

Kurasakan cengkeraman tangannya pada pergelangan tanganku kian mengerat. Dengan keberanian yang berhasil aku kumpulkan dengan susah payah aku mendongak. Menatap manik hitam kris yang nampak berkilat.

“Kau bercanda? Dua tahun— dua tahun aku menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaanku padamu yeoja yang selama ini diam – diam aku cintai. Lalu kau pikir hanya dengan satu kalimat penolakan bisa mengubah semuanya huh??“

“haha— sungguh ironis pertama kalinya aku menyatakan cinta aku langsung mendapatkan sebuah penolakan” kris melempar sebuah senyum getir. Entah benar atau tidak sepertinya aku juga merasakan suaranya sedikit bergetar. “Jessica, apa kau tidak mencintaiku?”

Aku terhenyak di tempat begitu pertanyaan kelewat to the point yang baru saja kris ucapkan memasuki gendang telingaku. Sejujurnya aku tak ingin terlalu dipusingkan dengan pertanyaan apakah aku benar – benar mencintai kris atau tidak, biarkan semuanya mengalir setidaknya itu lah yang selama ini aku yakini. Mungkin benar cinta itu tidak bisa dipaksakan tapi bukan berarti juga cinta itu tidak bisa dipelajari. Perasaan cinta akan muncul jika orang yang bersangkutan bersedia menanamnya, dan perasaan cinta juga akan terus bertahan jika orang yang bersangkutan mau merawatnya, memupuk cinta dengan kesetiaan dan menjaga cinta dengan tanggung jawab. Tanpa keduanya cinta yang ditanam akan layu dan mati.

“tidak— kau tak mengerti kris,, kau tidak sepenuhnya mengerti keadaanku. Saat ini yang aku pikirkan bukan hanya cinta, aku tahu kau mencintaiku, aku percaya pada kesungguhanmu, aku menghargai sekaligus berterima kasih atas apa yang telah kau lakukan tapi—“

“tapi apa? Kumohon Katakan padaku apa yang salah, aku janji akan merubahnya, memperbaiki semuanya asal kau mau menerimaku”

Bagaimana ini mengapa semuanya jauh lebih rumit? Aku pikir setelah aku memberinya kalimat penolakan maka Kris akan pergi, tapi ternyata tidak. Seharusnya aku tahu bahwa Kris adalah namja yang kritis, ditambah lagi selama ini perlakuanku padanya seolah menyiratkan kalau aku membalas perasaan namja itu. Pernyataan penolakanku tentu menyisakan tanda tanya besar di benak Kris.

Aku bergerak gelisah Sedikit tak yakin apakah memang harus aku mengatakan semuanya sekarang, ditempat ini dengan masih disaksikan ratusan orang yang memandang kami seperti memandang pemain sinetron.

“Jika aku mengatakan kalau aku tidak mencintaimu apa kau akan berhenti disini?” tanyaku padanya.

Hening. Baik aku maupun Kris tak mengeluarkan kata sedikit pun. Bisa dipastikan kami semua yang berada disini tengah tenggelam dalam dunia masing – masing. Untuk sesaat aku memang melihat kris memasang muka shock serta tidak percaya, namun kemudian apa yang aku lihat 180 derajat berbeda karena kini Kris justru melempar senyuman yakin.

“tidak—“

Aku bisa merasakan genggaman tangan kris mengerat, cukup untuk menunjukkan keseriusan ucapannya namun tak cukup untuk membuatku menjerit sakit. Beberapa detik kemudian kurasakan sebuah telunjuk mengangkat daguku ke atas, memaksa agar kedua bola mata kami saling bersiborok. Lalu kudengar Kris menarik napasnya dalam, bersiap untuk melanjutkan kalimatnya. “— karena selain bertugas menjaga dan melindungimu aku juga punya satu tugas lagi”

“Apphaa?”

“Tugas utamaku adalah— membuatmu mencintaiku” ucap kris mengakhiri percakapan. Selama beberapa saat ku lihat ia menyeringgai. Sebuah seringgai yang ehmm cukup mengerikan. Tidak tentu saja bukan seperti seringgaian seorang psikopat pada targetnya tapi yang aku lihat barusan lebih ke seringgai— penuh hasrat (?)

Tak memberiku waktu untuk berpikir kris mulai mendekatkan tubuhnya ke tubuhku. Mempersempit jarak antara kami. Aku lakukan hanya menunduk. Tak mampu melanjutkan aksi tatap menatap kami. Tatapan mata kris terlalu intens, terlalu menusuk, aku merasa seperti ditelanjangi kalau lebih lama lagi menatap manik itu.

GREPP

Tanpa bisa ku rasakan sepasang tangan kekar milik kris ternyata sudah melingkari pinggangku dengan indah. Mengurungku dalam sebuah pelukan hangat yang memabukan. Aku bisa merasakan Berkali – kali hati dan otakku saling tidak sinkron dan berdebat mempertahankan egonya masing – masing. Satu sisi mengatakan agar aku berusaha melepaskan dekapan Kris karna memang tak seharusnya kami mempertontonkan keintiman di depan ratusan kepala dan pasang mata, sementara sisi lain mengatakan agar aku diam dan menikmatinya saja.

Entah apa yang saat ini aku pikirkan, aku balas memeluk namja di hadapanku. Menenggelamkan kepalaku di dada bidangnya, mengubur diriku dalam kehangatan yang berhasil ia ciptakan. Aku bisa melihat senyumnya saat tanpa sengaja wajah kami bertemu, tidak lama karen segera setelahnya aku langsung memalingkan muka. Mungkinkah— mungkinkah menerima cinta Kris adalah bagian dari takdirku?

Sorakan riuh dari seisi lapangan membuat kami tersadar dan segera melepas pelukan satu sama lain. Bagaimana mungkin aku melupakan eksistensi mereka yang bahkan sudah ada sejak sebelum kami menginjakkan kaki disini? Yang Aku heran apa mereka tidak punya aktivitas lain yang jauh lebih penting daripada menonton kisah picisan kami. Hhh mereka tidak bisa sepenuhnya disalahkan karna faktanya baik aku atau pun Kris sama – sama tak tahu malu sehingga bisa – bisanya mempertontonkan kemesraan pada mereka.

“Hmphhh, kita lanjtkan di luar. Ikut Aku”

Dengan kedua pipi yang aku yakin sudah memerah sempurna aku mencoba mengalihkan pandangan mataku ke arah manapun. Semakin lama aku memandang manik kehitaman kris semakin dalam pula aku terjerat, kedua bola mata itu bertindak seperti lumpur hidup, sekali aku masuk ke dalamnya tak ada kesempatan bagiku melarikan diri.

Heiii Apa itu yang baru saja aku dengar? Suara sorak sorai penonton yang semula terus saja melantunkan lirik ‘terima terima’ mendadak berubah menjadi desah kekecewaan. Dasar mereka seperti kecewa karena ending kisah kami yang masih menggantung.

.

.

Latar yang kami gunakan telah berganti dari lapangan basket yang riuh dan penuh sesak menjadi gedung belakang sekolah yang sunyi. Tautan tanganku dan kris terlepas begitu kami sampai di tempat, namun tak lama karena segera setelahnya kris kembali menggenggam kedua tanganku dengan erat. Bahkan mungkin jauh lebih erat dari apa yang aku rasakan lagi.

“Jessica— jadilah kekasihku. Kali ini aku tak menerima penolakan jadi kau harus mengatakan Ya“

Menyebalkan sekali bahkan dalam situasi dan kondisi seperti ini sifat pemaksa Kris tetap tak mau hilang. Menyuruhku menerima pernyataan cintanya? Huh yang benar saja.

“Kris Jika aku menerima cintamu dan mau menjadi kekasihmu apa kau mau menerima kelebihanku, kekuranganku bahkan masa laluku dengan lapang dada?”

Aku tahu mungkin pertanyaan yang baru saja aku lontarkan adalah pertanyaan terkonyol yang pernah ada. Tingkahku barusan seperti seorang pastur yang sedang membimbing calon pengantin mengucap janji sakral pernikahan. Hellooo jessica kris hanya memintamu menjadi kekasihnya bukan menjadi istrinya.

“Hahahaha kau bercanda?”

Aku mendengus sebal. Sudah ku duga ia pasti akan menertawaiku habis – habisan.

“Jessica—“ panggil kris padaku, membuatku mengesampingkan kekesalanku untuk menatapnya. “Aku bahkan sudah melakukan sampai sejauh ini. Menunggu kesempatanku selama dua tahun, tak perduli walau kadang hatiku serasa tercabik, saat melihat kau dan sehun bersama. Lalu kau pikir apa lagi yang bisa menggoyahkan perasaan cintaku hmmm?” ucapnya lagi lagi diakhiri sebuah seringgai menggoda. Ingin sekali ku tarik seringgai itu dari wajahnya karena seringgai itu selalu bisa membuatku luluh. Membuat otak dan indraku tak sinkron sehingga kadang apa yang aku ucapkan tak sesuai dengan pemikiran.

‘ayolah jess it’s now or never’ batinku

Berbeda dengan reaksiku tadi, untuk pernyataannya kali ini aku membalasnya dengan sebuah senyuman. Ini hanya perasaanku saja atau memang alam seperti memberi ruang kepada kami untuk saling menyesapi satu sama lain. Deru angin entah sejak kapan terdengar sangat merdu di telingaku menjadi soundtrack untuk mengiringi kisah kita. Sedangkan sinar matahari yang biasanya membuatku terus menggerutu kepanasan kini seolah menggantikan peran sorot lampu dalam teatre

“Kalau begitu Ya, buat aku mencintaimu kris” ucapku membalas pelukan hangat kris— kekasihku.

Jessica POV end

Selama sesaat jessica seolah melupakan kehamilannya, melupakan kenyataan bahwa saat ini ia tengah mengandung benih sehun— sang mantan kekasih. Perasaan cinta yang Kris berikan membuat jessica hanyut dalam suasana hingga kini tanpa sadar kedua anak adam itu saling berciuman. Mencecap manisnya bibir satu sama lain.

CUP

Semua dimulai dari satu kecupan yang jatuh tepat di kening lebar jessica. Sebuah ciuman sayang yang tak menuntut, sama sekali tak ada nafsu dalam kecupan itu. Beberapa saat kemudian ciuman kris turun ke arah mata sang gadis, dengan perlahan kris mengecup mata kiri jessica, lalu beralih ke mata kanannya. Membuat jessica tersenyum menikmati afeksi namja yang baru saja menyandang gelar sebagai kekasihnya.

Kini sapuan bibir kris mulai bergerak sepanjang garis pipi jessica. Bergerak berurutan dari pipi kiri, hidung lalu kini beralih ke pipi kanan. Terakhir meski awalnya sempat ragu kris mulai melayangkan kecupan kecupan ringan pada bibir mungil jessica, sesekali menghisapnya lembut. Kris menganggap bibir jessica adalah kapas yang bisa saja robek jika ia terlalu memberi kekuatan. Selama lima menit mereka berdua terus melakukan french Kiss ringan. Ia tak ingin menodai suasana yang terbangun dengan nafsu. Ia ingin perasaan cintanya pada jessica mengelair seperti air dan bagi kris nafsu hanya akan menyumbat aliran itu.

“Jessica I Love You”

~JLWYHS~

Melalui pengalaman kita sudah cukup sering melihat kontradiksi kehidupan. Bagaimana hidup itu berjalan beriringan bagai dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Di dunia ini akan selalu ada kesedihan di tengah kebahagiaan, keduanya bergerak— berotasi secara adil sehingga orang tak selamanya statis pada satu sisi. Seperti halnya Kris, Jessica, dan Sehun.

Kebahagiaan dua insan, anak adam itu sama sekali berbanding terbalik dengan apa yang sehun tengah rasakan saat ini. Jika tidak karena gengsi maka namja itu mungkin sudah menangis meraung – raung memperlihatkan perasaannya yang rapuh, hancur dan kecewa begitu ia melihat kebersamaan hyung dan mantan kekasihnya – Jessica. Hati namja itu sudah tak lagi berbentuk, karena yang tengah dia alami adalah kehancuran, kesengsaraan batin yang mengantarkannya pada realita. Jessicanya yang dulu telah pergi—

“Jessica’ panggil sehun pada sang mantan kekasih. Dengan langkah yang sedikit tertatih sehun berjalan mendekat, meraih sepasang kekasih yang baru saja resmi berpacaran. Setelah selama hampir sepuluh menit dirinya hanya menjadi penonton, kini sudah saatnya sehun muncul memperkenalkan diri sebagai salah satu tokoh utama dalam drama kali ini.

“tssk, Am I interrupted something?” ucapnya sambil tersenyum sinis. Menampakkan sisi lain dari seorang oh sehun.

Jessica dan kris refleks melepas tautan tubuh yang semenjak tadi terjalin begitu mendengar suara yang menurut mereka famiar. Keduanya menoleh, mencari keberadaan orang  selain mereka berdua— jessica dan kris, yang mungkin berada di tempat ini. Tepat di bawah naungan pepohonan oak yang lebat berdiri seorang namja— sang tokoh ketiga, tengah memandang mereka berdua dengan amarah yang menguar jelas melalui sorot mata kehitamannya.

“Sehun, apa yang kau lakukan disini?” ucap sang tokoh wanita penuh ketidak relaan. Jessica mendelik kesal, memperlihatkan ketidak sukaannya saat mengetahui bahwa yang memanggil namanya tadi adalah oh sehun—  seseorang yang tak lain adalah namja masa lalunya. Bolehkah ia menganggapnya begitu?

Selesai dengan pemikiran jessica mari kita berganti menilik sudut pandang sehun. Melihat yeoja yang dicintainya tengah bermesraan dengan lelaki lain hati siapa yang tak hancur? Terlebih jika orang yang telah berhasil merebut kebahagiaannya tersebut adalah hyungnya— Kris, orang yang seharusnya memiliki hubungan dekat dengannya. Secara bergantian sehun menatap baik jessica maupun kris dengan pandangan menusuk. Lagi – lagi seringgai kejam itu diperlihatkannya kembali.

“Melihat, anni lebih tepatnya memperhatikan dengan saksama acting kalian”

Masih dengan seringgai yang entah apa dan ditujukan kepada siapa sehun melanjutkan kembali kata – katanya. Mengabaikan pelototan sang mantan kekasih yang sudah sedari awal kemunculannya terus saja menujukkan aura ketidaksukaan. Sehun berjalan mendekat, menyisakan jarak sejauh dua jengkal dengan namja di hadapannya.

“selamat hyung kau menang,, kisah cinta terpendammu selama dua tahun akhirnya berakhir happy ending. Puas kau merebut yeojaku?” ucap sehun sembari terus menepuk nepuk bahu kris. Ia bahkan dengan sinis memberi penekanan pada kata terakhir— yeojaku.

“SEHUN!!!” teriak jessica dari samping kris membuat kedua pemeran utama laki – laki yaitu kris dan sehun menoleh.

Jessica tahu kemunculan sehun ditengah kebersamaannya dengan kris hanya akan menimbulkan percikan api yang siap tersulut kapan saja. Ia tak tahu angin apa yang membawa sehun sampai kemari. Sehingga tanpa tedeng aling – aling sehun menyusup masuk, merusak romantisme yang sebelumnya terjalin. Jemari lentik jessica tak henti – hentinya meremas lengan kekar kris. ia berharap mungkin dengan remasannya kris akan segera sadar dan memilih untuk tidak melayani emosi sehun.

Teriakan jessica barusan membuat Kris menoleh ke arah gadisnya selama beberapa saat. Tidak lama karena segera setelahnya  kris ganti menatap sehun, melayangkan tatapan sinis bahkan terkesan mencemooh kearah namja itu. “apa yang kau sebut yeojamu itu jessica? Sepertinya kau lupa eh bahwa aku adalah saksi hidup kejadian sebulan lalu di area parkir, hari ketika kau memutuskan jessica secara sepihak dan tak mau mendengar penjelasannya” ucap kris sarkastik, menyindir namja yang saat ini memandangnya seperti ingin membunuh.

“Jess bisa kita bicara berdua saja?” tanya sehun meminta persetujuan.

Sehun memilih untuk mengabaikan ucapan Kris. Kini namja itu justru menarik tangan jessica seenaknya, bahkan tepat dihadapan kekasih sah jessica. Seketika Mata kris terbeliak sangar. Ia tak rela yeojanya disentuh oleh lelaki lain. Terlebih jika lelaki yang telah bersikap seenak jidatnya tersebut adalah mantan kekasih dari yeoja yang kini menjadi pacarnya. Kalau membunuh bukan hal kriminal mungkin saat ini Kris tak akan berpikir dua kali untuk melakukan hal itu pada sehun.

Jessica tak mengerti mengapa lagi – lagi ia mesti terkurung dalam situasi seperti ini. Sebenarnya ingin jessica menerima tawaran sehun agar urusan antara mereka berdua lebih cepat clear. Tapi bagaimana? tak mungkin ia dengan mudah mengatakan setuju saat disisinya ada Kris. Memberi ijin pada sehun untuk berbicara berdua sama saja menyiram minyak ke tengah bara api.

Jessica menghentakkan tangannya kasar, memutus kaitan tangan sehun pada tangannya. “Tidak—“ tolak jessica tegas. “—kalau kau mau bicara silahkan bicara disini. Aku tidak ingin namja chinguku salah paham padaku ya Oh Sehun”

Sehun berdecak kesal, memandang jessica tak terima. Bukan hanya karena genggaman tangannya telah diputus secara paksa, namun juga karena jessica mengakui dengan lantang posisi kris saat ini. Sesuatu yang tidak ingin sehun terima.

“Baik kalau itu yang kau pilih, yang ingin aku katakan adalah kenapa kau menerima cinta namja lain saat tengah mengandung anak kita jes?” tanya sehun pada satu – satunya yeoja di tempat itu.

“SEHUN!!”

“Ohh biar kutebak, kau belum mengatakan semuanya pada kris hyung rupanya” ucap sehun sarkastik. Sejujurnya ada sebersit perasaan bahagia yang kini tengah ia rasakan. Jika Kris belum mendengar semuanya secara langsung dari mulut jessica, maka itu artinya jessica belum menaruh kepercayaan seratus persen untuk kris. Ini adalah kabar bagus bagi sehun karena ia merasa kesempatannya untuk mengambil hati jessica kembali masih terbuka.

”SEHUN!! Pertama jangan pernah kau sebut janin dalam kandunganku ini sebagai anak kita. Apa kau lupa setelah kita berpisah istilah ‘kita’ sudah tak berlaku lagi. Yang ada hanya kau dan aku. dan apa kau lupa apa yang aku katakan di rumah sakit tempo hari?” teriak jessica sarat akan nada kefrustasian.

Bukan main geramnya yeoja itu mendengar sehun menyebut janin dalam kandungannya sebagai anaknya- anak oh sehun. Menurut Jessica sehun sama sekali tak berhak mengklaim sesuatu yang bukan miliknya seperti itu. Dan lagi jessica pikir mata sehun cukup sehat untuk bisa melihat dengan jelas sosok kris di sebelahnya. Kris?

Oh tidak. Perlahan namun pasti jessica mengintip air muka kris melalui ekor matanya.

DEG

Sesuai dugaan Kris yang memang belum mengetahui apapun hanya bisa berdiri mematung, Jessica berani bertaruh namja chingunya itu pasti sedang mengalami pergolakan hati antara ingin percaya atau tidak. Bukan maksut jessica untuk menyembunyikan kehamilannya dari kris. Demi tuhan jessica tidak pernah berpikir begitu, ia sungguh – sungguh ingin mengatakannya setelah ini jika sehun tidak menginterupsi kebersamaan mereka tentu saja.

Seketika suasana gedung belakang sekolah terasa mencekam oleh aura peperangan yang dipancarkan oleh sehun dan jessica. Mereka berdua sama – sama saling mempertahankan ego masing – masing sehingga tanpa sadar melupakan keberadaan orang lain di antara mereka— Kris.

‘Apa ini sebenarnya apa yang sedang terjadi? Tolong katakan bahwa percakapan sehun dan jessica hanya sebuah lelucon. Jadi inikah alasan mengapa jessica memintaku menerima kelebihan, kekurangan, serta masa lalunya?’ batin kris.

Sejujurnya perkataan sehun tentang kehamilan jessica serasa seperti hujaman pedang bagi kris. Ya Rahasia ini pun perlahan mulai terungkap, mungkin inilah alasan sesungguhnya mengapa sampai detik ini kris masih merasa lilitan rantai sehun pada jessica tak berkurang sama sekali. Tiba – tiba sehun datang dan duerr semuanya terasa jelas. Di dalam rahim yeoja yang sangat dicintainya tumbuh benih oh sehun.

.

” jangan pernah kau sebut janin dalam kandunganku ini sebagai anak kita. Apa kau lupa setelah kita berpisah istilah ‘kita’ sudah tak berlaku lagi. Yang ada hanya kau dan aku. dan apa kau lupa apa yang aku katakan di rumah sakit tempo hari?”

Sehun termangu tak percaya pada apa yang beru saja jessica ucapkan. Memang benar mereka telah resmi berpisah sebulan yang lalu tapi apakah perlu sampai sebegitunya jessica membencinya hingga ia berhak melarang sehun menyebut anak dalam kandungan jessica dengan ‘anak kita’.

“Kau- Kau pasti tak serius kan jes?”

“Ya jessica jung, apa cintamu pada kris begitu besar sampai membutakan mata hatimu eoh??—“

“atau— ahh aku mengerti, jadi ini semua setingan eoh? Kau berniat melakukan aborsi agar bisa menerima cinta Kris begitu? Tak ku sangka kau sungguh picik!” maki sehun.

Bukan hanya Jessica satu – satunya orang yang merasa terkejut. Saat ini namja yang menyandang status baru sebagai kekasihnya juga merasakan keterkejutan yang sama. Tidak mungkin lebih. Pertama kris mendapat kejutan lewat berita kehamilan jessica, kemudian ia juga dikejutkan dengan keputusan jessica yang ingin melakukan aborsi, dan terakhir kris merasa terkejut mendengar sehun memaki kekasihnya. Poin pertama dan kedua boleh lah ia kesampingkan terlebih dahulu toh ia juga sudah bertekat akan menerima jessica bagaimana pun keadaan yeoja itu. Namun untuk point ketiga kris seolah tak mampu untuk mentolerirnya lagi.

“Ayo Kris kita pergi dari sini”

Tak mengindahkan pertanyaan sehun jessica lebih memilih untuk pergi. Perasaannya mengatakan sesuatu yang buruk akan terjadi jika ia lebih lama lagi membiarkan sehun dan kris dibiarkan dalam satu tempat. Ia tak ingin kejadian di area parkir atau bahkan lebih buruk lagi sampai terulang.

Jessica segera menarik tangah Kris- kekasihnya. Berharap kekasihnya tersebut akan mengikutinya menjauh dari area gedung belakang sekolah. Namun langkah yeoja itu terhenti saat mengetahui Kris tidak beranjak sama sekali. Jessica berbaik dan menatap Kris lekat, mengikuti arah pandang kekasihnya.

DEG

“God Something bad really Happen” desis jessica lirih

Kini area gedung belakang sekolah telah berubah menjadi medan peperangan untuk Kris dan Sehun. Memang apa yang terjadi disini masih sebatas aksi lempar tatapan tajam, dan belum mengarah ke adu fisik tapi percayalah tatapan – tatapan yang mereka layangkan satu sama lain membuat area ini sedingin Kutub Es. Jessica merasa dirinya membeku. Tak ada yang bisa ia lakukan bahkan suaranya sendiri pun tak bisa ia dengar.

“OH SEHUN cepat tarik kembali kata – kata kasarmu pada Jessica”

“Kau jangan ikut campur Hyung. Ini semua murni masalahku dengan jessica, dan sebagai orang luar kau seharusnya menyingkir”

BUGHHH

Emosi kris sudah berada di pucuk tertinggi. Cukup untuk membuatnya memutuskan melayangkan serangan bogem kearah namja yang telah seenak jidat menghina yeojanya- jessica. Sudah cukup kris bergelut dengan emosinya dan memilih menjadi pendengar setia. Sesaat setelah kata – kata kasar untuk yeojanya itu terlontar, emosi lah yang mengambil alih keseluruhan pikiran namja itu.

BUGHH BUGHH

Siapa pun termasuk sehun pasti akan jatuh tersungkur setelah terkena bogem kris yang tidak bisa dikatakan pelan. Lebih tepatnya kris memukul sehun dengan kekuatan penuh, efek akumulasi kekesalannya pada namja itu.

Dalam posisi tersungkur sehun mendecih pelan. Usai mengusap darah di sudut bibirnya, namja bermarga Oh itu bangkit berdiri melempar pandangan mematikan ke arah kris. Rasa sakit dari sobekan di sudut bibirnya tak sehun rasakan sama sekali. Justru untuk saat ini perasaan yang dominan ia rasakan adalah marah dan kebencian. Sehun Marah dan benci pada sikap sok gentle Kris.

“kenapa? apa pedulimu? kau jangan sombong mentang – mentang cinta terpendammu sudah terbalaskan. Asal kau tahu saja bagaimana pun pengalaman pertama jessica tetap bersamaku” ujar sehun menyindir, seringgai kejam terukir di wajah tampannya.

“KRISSS SEHUN HENTIKAN!!” teriak jessica ditengah medan pertempuran yang diciptakan oleh dua orang yang pernah sama – sama berarti untuk dirinya.

DUAGHHH BUGHH BUGHH

Satu tendangan kuat mengenai tepat perut sehun dan membuatnya limbung seketika. Tak berhenti sampai disitu Kris ternyata masih melayangkan dua pukulan mautnya ke arah pelipis kiri dan bibir sehun membuat cairan pekat kemerahan mengalir. Sejujurkan kaki Kris sudah gatal ingin menendang perut laki – laki di hadapannya. Bukan salah kris juga kalau sampai saat ini ia dengan membabi buta terus menghujani sehun dengan pukulan dan tendangan. Menghujaninya muka, dada, dan perutnya dengan kepalan tangan kuat. Ucapan sehun telah membuat Kris kalap.

Uhukk uhuk. Lagi sehun terus terbatuk. Darah yang keluar dari dalam tubuh namja itu membuat reseptor pencecap serta pembau di lidah dan hidungnya merasakan asin dan anyir dalam satu waktu.

BUGHHH

Tak terima sehun membalas pukulan kris tepat ke arah rahang namja itu. Kris terhuyung dan saat itu justru semakin dimanfaatkan sehun untuk melancarkan pukulan serta tendangannya secara bertubi – tubi.

BUGHH BUGHH BUGHH

Kedua orang itu masih saling melempar pukulan dan tendangan. Di sisi lain jessica dalam keadaan kalut setengah mati mencoba meneriaki sehun dan kris agar berhenti.

“hentikaann, kalian berdua aku mohon hentikan,, hikss,, hikss”

Jessica bergerak maju meraih sepasang lelaki yang masih sibuk berkelahi. Walau pun ia sadar sepenuhnya bahwa tenaganya yang kecil tak akan mampu melerai keduanya jessica tetap berusaha menarik salah seorang dari mereka agar menjauh. Sia – sia, kedua namja dengan kekuatan luar biasa tersebut telinganya sudah tertutup sepenuhnya oleh amarah dan tak akan mungkin menggubris teriakan jessica. yeoja yang sama – sama mereka cintai.

TES TES TES

Tanpa bisa ia kendalikan bulir – bulir air mata itu turun bersamaan dengan teriakan sang yeoja. Seperti orang gila jessica berlari secepat yang ia bisa meninggalkan area gedung belakang sekolah. Bukan berarti ia ingin lari dari masalah, yeoja itu justru berlari menemui siapapun untuk dimintai tolong.

.

.

“Akk— Jessica”

“tolongg,, siapa pun aku mohon tolong aku” teriak jessica frustasi.

Kaki kecil jessica membawanya menuju koridor gedung C yang menghubungkan gedung tersebut dengan taman sekolah. Sesaat kemudian ia melihat teman sesama kelas tiga berjalan beriringan bersama ketiga orang temannya. Tak ada waktu untuk mengidentifikasi identitas namja itu jessica berlari meraih namja tersebut lalu segera mencengkeram kuat lengan sang namja yang dari name-tagnya diketahui bernama Lee Sunggyu. Dengan gerakan absurd jessica terus menggoyang – goyangkan lengan sunggyu, menarik lengan namja itu.

“kris dan sehun berkelahi di gedung belakang sekolah”

Meski Sedikit mengernyit bingung Lee Sunggyu pun akhirnya mengangguk setuju. Sunggyu juga meminta ketiga sahabatnya yang lain berlari mengikuti langkah kaki yeoja di depannya. Tak butuh waktu lama karena kenyataannya pakaian kemerahan yang jessica kenakan berhasil menarik perhatian siswa yang lainnya. Tak salah lagi bercak kemerahan di hampir setiap sisi seragamnya adalah noda darah yang entah milik siapa. Kini Jessica berhasil membawa rombongan atau boleh juga dibilang Kru penyelamat berisi sepuluh orang lebih.

.

Gedung belakang sekolah yang biasanya sunyi senyap mendadak jadi berisik dipenuhi suara teriakan, geraman serta dentuman. Tak salah lagi di tempat itu memang sedang terjadi perkelahian seperti yang jessica katakan. Seketika pemandangan mengerikan tersaji dihadapan mereka. Baik kris maupun Sehun keduanya sama – sama babak belur penuh dengan lumuran darah. Seragam sekolah yang mereka kenakan seolah tak berbentuk lagi. Kotor dan penih robekan. Selain itu terik matahari yang menyengat membentuk kilatan sekujur tubuh mereka.

“WoW, apa itu Kris dan Sehun” tunjuk seseorang pada dua orang namja yang masih bergelut di atas tanah.

“kau hanya terlalu percaya diri hyung, cinta jessica hanya dan selamannya hanya untukku” teriak sehun melayangkan pukulannya ke arah perut sang lawan.

BUGHH BUGHH

“Cih” Kris mendecih meremehkan, kembali membalas pukulan sehun dengan satu tendangan kuat.

DUAGHH DUAGHH

Rombongan yang Jessica bawa berisi Sunggyu dan ketiga temannya, tujuh orang member EXO, Leeteuk songsaengnim, serta beberapa siswa lain dari kelas satu dan dua. Tak ingin membuang waktu lebih lama mereka semua segera berlari, membagi rombongan menjadi dua bagian untuk memisah Sehun dan Kris.

“Kalian semua sudah berhenti” teriak seseorang dari regu penyelamat.

Kris dan sehun sama – sama berontak tak ingin dilerai. Duel satu lawan satu mereka belum selesai. Belum ada diantara mereka berduan yang menyatakan menyerah jadi untuk apa semuanya dihentikan?

“Arghhh Lepaskan aku” berontak sehun

“Oh Sehun tak akan aku biarkan kau mendapatkan Jessica”

Berkali – kali baik sehun maupun kris masih saja bisa lolos dari tarikan orang – orang disana, membuat orang – orang yang berniat melerai mereka kewalahan. Kai, baekhyun, Chanyeol serta beberapa orang lain bahkan sampai rela bergerak maju mundur, terdorong kesana kemari, bahkan sesekali sempat terjatuh demi meredam kekuatan emosi sehun. Sementara suho, chen, luhan dan tao mengunci pergerakan kris dengan lengan kokoh mereka, menarik namja itu menjauh agar tak terlibat baku hantam lebih lanjut.

“Hei sudah kalian hentikan” teriak mereka masing – masing.

Lima belas menit telah berlalu sejak usaha mereka melerai Kris dan sehun. Mereka berhasil membuat sehun dan kris berhenti adu pukul, menyisakan sepasang laki – laki dengan muka penuh luka lebam dan aliran darah. Kini rasa perih yang ditimbulkan sobekan kulit mulai mereka rasakan setelah sebelumnya emosi seolah membius indra peraba mereka, mencegah mereka merasakan rasa sakit. Selain itu saat ini area gedung belakang sekolah seperti dipenuh orang yang habis lari maraton. Helaan napas dengan frekuensi tidak teratur terdengar bersahut – sahutan, mengisi tempat yang awalnya sunyi ini. Tenaga mereka seperti terkuras, melerai dua orang dengan tenaga sebesar bison afrika membuat mereka merasa lelah bukan main.

“Jongin, Baekhyun dan kau Chanyeol, segera bawa pergi Sehun dari sini. Aku akan memberi izin kalian untuk mengantar Sehun pulang”

“Ne songsaengnim”

“Dan kau Sehun, temui bapak besok di ruangan”

“Ne”

SINGG

Suara Desisan angin menderu deru mendominasi gedung belakang sekolah yang kini tinggal menyisakan Kris, Jessica serta empat orang member EXO. Rombongan Sehun telah pergi sejak beberapa saat yang lalu. Memang benar perkelahian Sehun dan Kris telah usai, namun saat ini keduanya justru tengah menghadapi masalah dan lawan baru. Siapa lagi kalau bukan wali kelas dan Kepala sekolah yang siap memborbardir mereka berdua dengan ceramah panjang yang berakhir dengan sebuah putusan hukuman.

“KRISS, sudahh hikss,, hikss “

Kris menghela napas pendek – pendek. Napasnya masih belum beraturan usai perkelahian panjangnya dengan sehun. Pandangan namja itu jatuh pada sosok yeoja di sampingnya, memandang yeoja itu dengan sorot mata teduh. Mendengar Isak tangis yang dikeluarkan jessica membuat Kris iba sekaligus menyesal. Kini setalah semua berakhir ia baru menyadari bahwa perbuatannya salah dan hanya menyakiti hati yeojanya saja. Bagaimana emosi bisa membuatnya melupakan keberadaan jessica di tengah mereka? Bukankah seharusnya apa yang sang yeoja rasakan jauh lebih penting dari egonya?

“sshhh jangan menangis, mianhae” ucap kris lembut sambil tersenyum menenangkan. Dengan sedikit menundukkan tubuh atletisnya kris mengusap pucuk kepala yeojanya sayang.

~JLWYHS~

Jessica mengambil beberapa buah kapas, sebaskom air dingin serta alkohol dan obat merah untuk mengobati luka – luka kris. Jika jongin memilih membawa sehun pulang, maka jessica lebih memilih mengobati Kris di ruang Kesehatan. Tentu saja resiko yang harus ia dapat sepanjang perjalan adalah mereka harus siap menutup mata dan telingan mereka rapat – rapat agar tak mengindahkan bisik – bisik serta tatapan intimidasi dari siswa di sekelilingnya.

“Maaf mungkin akan sedikit sakit” ucap jessica saat yeoja itu berusaha membersihkan muka kris dari noda darah dan kotoran lainnya. Dengan gesit jessica menyeka satu per satu luka itu mulai dari pelipis hingga dagu namja di hadapannya. “Sebentar aku ingin mengambil kain bersih dulu”

Kris menarik tangan Jessica agar yeoja itu berhenti melangkah. Urusan luka bisa menunggu nanti karena untuk saat ini tak ada yang lebih penting bagi Kris selain mendengar penjelasan yeojanya. Dalam satu kali hentakkan Kris telah berhasil membuat jessica terduduk kembali di sebelahnya.

“Bisa kau jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Kris to The Point

Tubuh Jessica menegang selama sepersekian detik. Namun segera setelahnya yeoja itu kembali bersikap tegar seperti semula.

“Aku bohong—“

“maksudmu kau tak hamil?”

Jessica tersenyum kecut menanggapi pertanyaan Kris. Dari apa yang Kris tanyakan kentara sekali bahwa namja itu menginginkan jessica membenarkannya. Membuatnya mengatakan bahwa apa yang terjadi murni tipuan. Sambil meremas bawahan seragamnya sampai kusut jessica menggelang pelan dan tak ayal membuat Kris tersentak.

“Seberapa pun aku mengharapkannya, kenyataan bahwa saat ini aku tengah mengandung tidak akan berubah Kris”

TES TES TES

Kris tertegun tak berdaya di posisinya semula. Mencoba menenangkan Jessica pun tidak. Seluruh tulang beserta persendian tubuhnya seolah mati rasa bahkan kris merasa lidahnya sudah ditumbuhi berpuluh puluh tulang sekarang. Kris bukannya tak tahu kalau Jessica sedang menangis. Ia tahu dengan jelas dari reseptor pendengar di telinganya. Jadi apa yang sehun katakan tentang kehamilan jessica adalah bukan rekayasa?

Menurut kalian bagaimana perasaan Kris saat ini? Tentu munafik jika kris mengatakan bisa menerima begitu saja kenyataan ini tanpa mengalami pergolakan batin sebelumnya. Demi Tuhan kris sama sekali tak pernah menganggap jessica murahan atau sebagainya. Lebih dari itu kepala Kris saat ini masih dipenuhi oleh rantai sebab akibat. Kenyataan yang tengah ia hadapi akan kah membuat perasaanya pada gadis ini mengendur?

“Yang ingin aku katakan adalah aku telah membohongi sehun dengan berkata padanya kalau aku akan melakukan aborsi”

Kris menajamkan pendengarannya agar bisa mencermati tiap kata yang keluar dari mulut Jessica. Sesekali mengernyit bingung atau membelalakkan matanya saat kata – kata yang didengarnya membuatnya bingung atau terkejut.

“Jadi— kau akan mempertahankannya begitu?”

“Ya, aku akan tetap mempertahankan kehamilanku Kris”

Berakhir, Jessica sudah berhasil mengatakan semuanya. Mungkin besok atau beberapa tahun kedepan ia akan menyesali keputusannya hari ini tapi setidaknya untuk saat ini jessica pikir apa yang ia lakukan sudah yang paling baik. Jika sudah tak ada lagi yang bisa ia lakukan, maka keberadaannya disini tak ada gunanya lagi.

Dengan pemikiran itu jessica pun berjalan menjauh, membelakangi namja yang ia yakin masih menatapnya kecewa. Yah siapa pun akan merasa demikian jika orang yang dicintainya tega melakukan penghianatan. Entahlah apakah yang jessica lakukan bisa disebut tindak penghianatan mengingat kehamilannya terjadi saat yeoja itu masih berstatus kekasih Sehun. Tapi tetap saja kan mau bagaimana dalihnya keadaan tidak akan berubah. Kecuali dia melakukan aborsi keadaanya akan tetap sama— Hamil.

“Jadi alasanmu sempat menolakku adalah karena hal ini?”

Tak mampu berkata – kata membuat jessica hanya bisa mengangguk. Ia akan coba menerima semua konsekuensi dengan lapang dada. Bahkan jika Kris akan menamparnya, menghujatnya dengan kata – kata kasar, ia akan terima.

“Kau sudah tahu semuanya kan? Jadi silahkan kalau kau mau meninggalkanku. Tapi sebelum itu aku juga ingin kau tahu bahwa sesungguhnya aku tak berniat merahasiakan semuanya darimu Kris. Sayang aku keduluan oleh sehun. Maaf— “

Jessica bangkit berdiri setelah mengatakan semuanya. Dalam hati ia sudah bisa memprediksi kemana arah pembicaraan ini berlanjut. Tak perlu kemampuan Cenayang karena setelah ini ia yakin Kris akan segera memutuskannya.

GREPP

Sebuah pelukan hangat dari belakang sukses membuat Jessica terpekur dan berhenti melangkah. Ini— tanpa perlu repot – repot berbalik jessica bisa merasakannya, pelukan hangat dari seorang namja yang telah ia kecewakan. Selama beberapa menit mereka bertahan dengan posisi itu tanpa berniat bergerak.

“Jessica— apa kau pikir aku sempurna?”

“Kris—“

Kini Kris mulai mendorong Jessica kebelakang, membuatnya bisa merasakan kelembutan punggung yeoja itu. Kris berdiri dan menyandarkan kepalanya ke bahu gadisnya. Menyesapi berbagai aroma khas sang yeoja dengan lembut. Meski pun namja itu sama sekali tak berniat menggoda jessica namun tetap saja apa yang Kris lakukan berhasil membuat hati Jessica bergetar.

“Kalau memang kau serendah apa yang kau pikirkan tidakkah seharusnya kau langsung menerimaku lalu memilih melakukan aborsi agar aku tak tahu yang sebenarnya?—” ucap kris, semakin mengeratkan kaitan tangannya di pinggang Jessica.

“— aku tak bisa berjanji aku akan mencintaimu atau bayimu jes. yang bisa aku lakukan hanyalah terus mencoba dan berusaha agar cinta yang selama ini aku rasakan tetap ada. Kumohon jangan meragukanku”

Perlahan lengan kekar Kris bergerak meraih bahu yeoja di hadapannya. Berusaha membalikkan posisi sehingga kini ia bisa melihat wajah ayu kekasihnya. Merasa cairan hangat mengalir dari pangkal mata kekasihnya membuat jemari Kris tergelitik mengusap cairan yang menurutnya hanya menghalangi pancaran kecantikannya saja.

Sunyi yang tercipta di ruangan ini sungguh terasa nyaman. Mungkin setelah ini Jessica berencana mengucapkan rasa terima kasih pada Suho dan kawan – kawan karena berhasil membuat ruangan yang semula terisi beberapa orang menjadi kosong. Kini di ruangan yang penuh bebauan khas obat – obatan mereka berdua hanya sendiri, bebas menikmati romansa yang tercipta tanpa takut terinterupsi karena suho dan member EXO yang lain sibuk berjaga di depan pintu.

CUP

Kris mengecup sekilas bibir semerah cerry milik yeojanya lalu tersenyum. Pelukan mereka semakin mengerat seolah baik jessica maupun Kris sama – sama tak ingin dipisahkan. Romansa yang tercipta membuat Kris sedikit lebih berani melakukan hal lebih dari sekedar ciuman ringan. Rasanya dua tahun menunggu sudah cukup bagi namja itu untuk bersabar. Bibir Jessica bagi Kris terasa begitu manis, sehingga membuatnya enggan melepas tautan yang terjalin. Bagi keduanya Suara desahan serta decakan yang tercipta dari penyatuan bibir mereka terdengar sangat merdu dan ritmis.

“Saranghae Sica” ucap Kris di sela ciumannya

Benar seharusnya Jessica tahu dari awal bahwa Kris bukanlah namja picik. Kris adalah seseorag yang bisa menilai masalah dari berbagai sisi. Dan bagi Jessica tak ada hari yang lebih baik dari hari ini. Meski masih belum tumbuh sepenuhnya namun tekat yeoja itu sudah bulat. Untuk esok dan seterusnya jessica ingin perasaanya untuk Kris terus tumbuh dan berkembang.

“nado Saranghae Kris”

~JLWYHS~

Jongin sama sekali tak menyangka hari ini adalah hari kesialan Sehun. Beberapa saat yang lalu ia mendengar suara bantingan dari dalam kamar dan ketika masuk untuk mengetahui apa yang terjadi sebuah vas bunga sudah melayang ke arahnya. Beruntung lemparan itu meleset sehingga tak sampai membuatnya gagar otak.

Ternyata suara bantingan yang ia dengar beberapa saat yang lalu adalah bunyi ponsel yang beradu dengan kerasnya lantai. Dan vas bunga yang tiba – tiba melayang adalah bentuk luapan emosi sahabatnya begitu sahabat albinonya tersebut mendengar berita tidak mengenakkan.

“APA?? KAU DIDISKUALIFIKASI DARI LOMBA FOTOGRAFI???” tanya Jongin dengan mata melotot.

Sehun memutar bola matanya malas. Tak ingin menanggapi pertanyaan retoris jongin. Disamping pertanyaan tersebut tidak memerlukan jawaban, sepertinya juga untuk saat ini kata fotografi adalah mantra terlarang bagi oh sehun. Bagaimana mungkin pihak panitia mengambil keputusan seperti itu, mendiskualifikasi dirinya saat kemenangan sudah ada di depan mata.

“Ya begitulah” ucap sehun singkat Sambil terus memeganggi sudut bibirnya- bagian yang menurutnya terasa paling perih. “Ughh”

Jongin mendengus sebal lantaran pertanyaanya yang terdengar emosional dan berapi – api hanya ditanggapi dua kata oleh sehun, itu pun terdengar malas - malasan. “kau benar – benar sedang sial bung”

Percakapan Kedua orang laki – laki itu berlangsung dalam apartemen sehun di kawasan apgujeong. Setelah mendengarkan serentetan petuah serta pemberian sanksi Kepala Sekolah, pihak sekolah pun memberi ijin pada sehun untuk pulang dan mengobati lukanya. Sedangkan Kai, namja itu menunjukkan diri sebagai sahabat yang baik dengan turut meminta izin untuk menemani dan merawat sahabatnya.

Dalam sebuah kamar yang ukurannya boleh dibilang luas, kedua orang itu terdengar saling berbicara. Lebih tepatnya kai yang menghujani sehun dengan pertanyaan sementara namja yang ditanya hanya menjawab ala sekadarnya.

Jongin beranjak berdiri dari peraduan sehun yang empuk kemudian berjalan mengelilingi kamar. Melalui matanya jongin melihat berbagai pigura yang dengan indahnya mengiasi dinding. Memang tidak banyak, pigura yang hanya berjumlah beberapa itu berisi foto sehun- bersama member EXO, foto seohyun dan foto kebersamaan sehun dengan Jessica.

“Berkelahi sampai babak belur dan hanya mendapat satu kali peringatan? Ckckck kau beruntung Biasanya untuk kasus perkelahian parah semacam apa yang kalian lakukan pihak sekolah tak akan segan – segan menskorsing atau lebih parahnya langsung memberi keputusan DO untuk kalian” ujar kai. Kentara sekali kalau namja itu sedang berniat menyindir sahabatnya

Tak ada jawaban karna Sehun lebih memilih berkutat dengan pemikirannya sendiri.

Setelah Lima menit menunggu dan tidak mendapat jawaban, Jongin berhenti dari aktivitasnya, lalu memandang sehun dengan tidak sabar. “hei katakan sesuatu jangan diam saja” ujar kai.

Sebenarnya juga tanpa perlu bertanya Kai sudah tahu persis apa alasan pihak sekolah hanya memberi surat peringatan untuk sehun maupun kris. Mana berani sekolah menskorsing atau men-Drop Out anak penyandang dana terbesar, tidak kecuali mereka mau sekolah mengalami kebangkrutan.

“Apa yang mesti aku katakan? Kau bahkan tidak bertanya apa pun” ujar sehun sambil memamerkan cengiran tanpa dosanya. Kai mendengus, Mungkin kalau tak memandang kondisi sehun saat ini, ia tak akan ragu lagi melempari namja itu dengan benda apa pun yang ditemuinya.

Jongin memilih menenggelamkan dirinya pada kenyamanan sova. Tak lama kemudian terdengar helaan napas frustasi dari namja itu. “hhh— aku juga minta maaf. semuanya tidak akan terjadi seandainya aku tidak memberitahumu“ ucap kai tak enak. Entah mengapa kai bisa merasakan kalau dirinya telah masuk ke dalam medan peperangan, walaupun secara tidak langsung.

”sudahlah lupakan saja. Atau kalau kau benar merasa bersalah kau bisa mengantar jemputku selama aku sakit” balas sehun tanpa dosa.

CTAKK

Seketika dahi Jongin serasa dipenuhi perempatan siku – siku seperti yang biasa ia lihat dalam anime jepang. Dalam serial komik atau anime, perempatan itu biasa muncul saat sang tokoh menunjukkan ekspresi kekesalan. Tepat seperti apa yang kai i rasakan saat ini untuk sehun— sahabatnya yang bodoh.

BLAMM

Jongin melemparkan sebuah bantal tepat sasaran ke arah muka sehun yang lebam, membuat sehun memekik keras karna merasakan sakit. Sedangkan dihadapannya sang tersangka penganiayaan justru memamerkan senyumannya puas karna lemparannya berhasil tepat sasaran.

“KKAMJONGIN KAU DAGING PANGGANG?”

TBC

Note : bagaimana kesan kalian sama chapter 6 ini? Apakah membosankan? Kurang seru? Kurang gregert atau sebagainya? Mian author minta maaf yang sedalam – dalamnya. Biar kata memasuki libur akhir semester yang panjang ternyata mau lanjut chapter ini kok susah banget. Selama satu minggu kemarin author sibuk ngurus persyaratan beasiswa jadi belum sempertin lanjut ff ini. Kalau reader menuntut sesuatu yang lebih seru tenang chap depan author usahakan. Dan lagi untuk beberapa chap depan author pengen karakter seohyun, tifanny sama Hyoyeon lebih dimunculin lagi.Beberapa scene chap depan udah author buat kok, jadi doain aja semoga jadwal update chapter selanjutnya kaga molor kaya yang eni.

Yang ingin author jelasin adalah di chapter ini Jessica udah mulai terang – terangan membuka hatinya buat Kris. Lebih jelasnya tunggu chapter depan aja ya. terakhir untuk chap 7 dan seterusnya sepertinya author mau post di wordpress pribadi author http://myprincessjung.wordpress.com/

Gomawo 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
sehapark #1
Chapter 7: Thor cpetan update lgi yah, aku pngin bca klnjutan ksahnya niihh, rsany pikiranku srta sluruh tbuhku ikut hnyut di ff ini. fighting thor!!
Cherra24
#2
Next dong eon. Please *puppy eyes. Jessica-nya sama Sehun aja, jangan sama Kris. Kris buat Uri Baby Seohyunie aja. Ya, ya, ya? Dan fast update dong eon. Pengen tau kelanjutan ceritanya. Please~~! *puppy eyes (again)
iingorjess #3
Chapter 6: Kenapa sama kris? Maunya sehun sama jessica. Thor, perjuangin sehun sama jessica dongg. Hunsica hunsica hunsica!!!
jessicafivele #4
Chapter 7: ini masih lanjut kan? tolong ttep di lanjutin yah, thor. udah penasaran banget endingnya nnti jessica sama siapa.
monicawang12 #5
Chapter 6: Kris emang super gentle daripada Sehun!! Aku makin cintaaaaa!
Sehun ini tipe orang cinta tapi gengsi(?)
Semoga Kris beneran bisa menyayangi Sica dan bayinya, janagn sampe setengah ditinggalin gitu aja :(
Dan Sica cepat dong cinta juga sama Kris, jangan mikirin Sehun ajaa
monicawang12 #6
Chapter 5: Thorrr.. Aku melting pas baca!! Ahhh.. Di part Kris nembak Sica ini uhh banget!!
Aku juga ngerasa Sehun kurang gentle, kalo dia emang mau mempertahankan anak mereka, seharusnya dia bisa meyakinkan Sica dan baik-baik ngomong sama Seohyun. Kalo Kris tau Sica sekarang lagi hamil, gimana ya reaksi dia :(
Aku takut orangtua Kris juga berniat menjodohkan Kris TT