Chapter 4

Just Listen What Your Heart Saying

Author note : sejujurnya aku ga begitu yakin chapter ini berhasil atau engga. Tapi menurut pandanganku pribadi ini chapter ancur banget. Soalnya aku buat chapter ini di tengan rasa sress mikirin nilai kuliahku semester ini yang kayanya jeblok. Huhu curhat dikit ya, kemungkinan besar ada satu mata kuliah yang bakal aku ulang. Oke mungkin kalo cuman ngulang si ga apa2, tapi aku takutnya ipku jelek, huhuhu. Padahal kan aku lagi ngincer beasiswa L . Ohya mian bagi yang nunggu momen krissica, karna huh chapter ini isinya lebih ke konflik batin jessica dan sehun. Kalo krissica, mungkin muncul di chap setelah ini. Jadi stay tune J

~Just Listen What Your Heart Saying~

Ternyata lima hari telah berlalu sejak jessica  dinyatakan positif hamil oleh dokter. Tentu saja dirinya tak kan melupakan begitu saja kenyataan itu. Apalagi ketika setiap pagi dirinya harus terpaksa bangun oleh rasa mual yang menghantam perutnya. Morning sickness adalah gejala mual – mual setiap pagi yang biasa dialami seorang wanita hamil pada trimester pertama seperti jessica. Yeoja yang saat ini duduk di depan meja riasnya itu tengah memandang lurus pada sebuah kalender duduk, tepatnya pada lima buah tanda silang warna merah yang tercetak sepanjang angka 11 di bulan mei sampai angka 15 di bulan yang sama. Jika lima hari telah terlewati maka itu artinya kesempatanya untuk berpikir tidak lama lagi. Dia punya sisa waktu dua hari sebelum pada akhirnya memutuskan. tetap mempertahakan kehamilannya atau justru memilih menyerah dan mengaborsi janin yang kini bersemayam di rahimnya.

Sebenarnya selama lima hari ini jessica sudah cukup banyak berpikir, dia bahkan sudah mengantongi satu keputusan. Hanya saja dirinya masih ragu. Terlebih bagaimana kira – kira orang tua dan teman dekatnya akan menganggapi pilihannya ini. tentu saja memutuskan hal seperti ini tak semudah menjawab soal pilihan ganda bukan?

~JLWYHS~

Mungkin sudah saatnya yeoja itu menguatkan diri untuk memberitahukan perihal kehamilanya pada sehun. Kalau tidak sekarang lantas kapan lagi.Toh seberapa kecewanya jessica pada namja itu, tidak akan merubah fakta bahwa ia mengandung anak sehun. Mantan namja chingunya. Dan itu artinya sehun berhak tahu, karena dia adalah ayah biologis dari si calon anak.

Daejeon – kota dengan teknologi tinggi ini termasuk satu dari lima kota besar yang ada di korea selatan. Lebih dari itu kota daejeon adalah kampung halaman sehun. Jessica tahu setiap akhir pekan mantan namja chingunya itu akan pulang kerumahnya. Dan tujuannya kesini adalah ingin menemui sehun untuk mengatakan yang sebenarnya – tentang kehamilan jessica. Bukan untuk meminta pertanggung jawaban karna kenyataannya jessica tidak perduli pada tanggapan sehun. Sekali pun dia akan marah dan memaksanya menggugurkan kandungan ini keputusan jessica sudah bulat,

‘aku akan tetap mempertahankan anak dalam kandunganku ini’

Dingdong dingdong

Jessica menunggu selama lima menit di depan bangunan mewah yang ia ketahui sebagai rumah keluarga sehun. Akhirnya setelah sepuluh menit berlalu seorang satpam keluarga bernama Hyung do mempersilahkannya masuk. Satpam itu mengenali jessica sebagai kekasih majikannya, mengingat lamanya mereka – Jessica dan sehun -- berpacaran tentu saja jessica sering diajak main kesini.

Tuan Hyoung don – satpam itu – tersenyum sambil sedikit membungkukkan badanya untuk memberi salam yang dibalas senyuman oleh jessica “nona jessica kan? Sudah cukup lama saya tidak melihat anda. Bagaimana kabar nona? Tanya pak Hyoung don ramah.

“Ah, kabar saya baik pak. Tak ku sangka ternyata bapak masih mengingat saya. Apa tuan muda ada di dalam?”

“iya nona, tuan muda sedang ada di dalam bersama seorang temannya” ucap bapak itu sambil mengangkat pengait besi yang menutup pintu pagar. “mari saya antar”

Canggung mungkin iya. Walau pun dulu jessica sering diajak berkunjung kesini tapi tetap saja rasa canggung itu tak mau hilang. Mungkin karena dulu ada sehun yang akan menggandeng tangannya, membimbingnya menuju ruangan dalam rumah itu. atau mungkin karena tujuannya datang kemari yang sangat penting menyebabkannya sedikit gugup. Jessica menghela napas sebelum pada akhirnya menarik pintu yang menghubungkannya langsung ke ruang tamu.

Tiba – tiba saja tubuh jessica terasa kaku. Kakinya serasa lumpuh tak sanggup lagi ia gerakkan saat melihat sehun dan seohyun tengah berciuman.

“Jessica”

Sehun melihat jessica berdiri di depan pintu langsung kaget dan reflek menjauhkan diri dari samping seohyun. Dia lantas berjalan mendekati jessica yang tengah berdiri mematung. Karena merasa bahwa air mata yeoja itu siap tumpah kapan pun juga, jessica segera berlari mengabaikan teriakan sehun yang terus saja memanggilnya. Kaki kecilnya ia gunakan terus untuk berlari. Kemana pun asal di tempat itu dia tak bisa melihat keberadaan sehun disana. Jessica tak ingin terlihat lemah dihadapan sehun. Ia juga tak ingin sehun melihat rasa sakitnya ketika melihat mantan namja chingunya itu bermesraan dengan yeoja lain.

Drep drep drep

‘bodoh, bisa – bisanya aku lupa kalau sehun telah berpacaran dengan seohyun’

~JLWYHS~

Jessica POV

Ada yang bertanya dimana aku sekarang?

Kalian tentu masih ingat apa yang terjadi di mansion milik nam – arrghh maksudku mantan namja chinguku itu. Hmhh sepertinya aku perlu merecycle kembali otakku agar tak terus saja salah ucap. Aku tak akan mengingatkannya kembali. Maaf tapi aku tak ingin terus merasa tersayat dibagian  ulu hatiku. Jika memungkinkan aku bahkan lebih memilih menjedotkan kepalaku ke tembok sampai memori di mansion itu hilang daripada terus mengingatnya. Apa? tidak aku tidak serius tentu saja. Hei sakit hati si sakit hati tapi aku masih bisa berpikir waras. Kalau aku menjedotkan kepalaku ke tembok bukan memoriku saja yang akan hilang tapi memoriku itu bisa terseret terbang bersamaan dengan hilangnya nyawaku juga. Oh-oh-oh aku tak mau.

Saat ini aku berada di sebuah gereja tak jauh dari mansion sehun di daejeon. Sejujurnya aku memang bukan orang yang religius. meski tidak juga berarti aku seorang atheis.  Sebelumnya aku pernah berdoa di gereja walau pun yah sudah lama sekali. Aku bahkan sudah lupa entah kapan terakhir kali aku menginjakkan kakiku di tempat suci bagi umat kristiani ini. Sampai ketika garis takdir Tuhan menuntunku untuk kembali lagi pada-Nya. Mengingatnya sebagai sang creator.

Kadang aku berpikir, apakah takdir ini adalah bukti bahwa Tuhan masih mencintaiku. Karena adanya takdir ini aku jadi mau berdoa kembali. Menyebut namaNya yang agung dalam setiap lipatan tanganku.

“Tuhan mau kah kau mendengarkan ceritaku sebelum aku mulai berdoa? Aku, aku tak tahu lagi pada siapa aku harus membagi beban ini,, aku butuh sandaran.” Ucapku lirih

“hikss,, Tuhan kenapa semua tidak berjalan sesuai rencana?? Aku ingin menjadi seorang dokter yang sukses di usiaku 25 tahun, lalu menjalin hubungan serius dengan kekasihku, menikah di usia 27 tahun dan memiliki anak – anak yang lucu. Terakhir aku ingin hidup damai bersama dengan suami dan anak – anakku. Apakah angan – anganku itu terlalu tinggi?”

“sekarang aku hamil sebelum menikah. bahkan sebelum mewujudkan cita – citaku menjadi seorang dokter. Kenapa kini rencanaku terbolak – balik tidak seperti sebagimana mestinya? Aku, hikss,, aku tidak menyalahkanmu Tuhan. Semua ini adalah salahku. Seandainya aku menjadi umat yang baik yang selalu berpegang teguh padamu, mengikuti semua tuntunan yang tertuang dalam kitab. Pasti tidak akan begini ceritanya.”

“aku terlalu takut mengambil keputusan. Aku akan merasa berdosa jika menggugurkan janin ini tapi aku juga tak mau menjadi seorang ibu di usia 19 tahun. Aku takut,, takut pada reaksi orang tuaku jika tahu, takut dikucilkan dan dibuang oleh teman – temanku. Apa yang harus aku lakukan?? Hikss,, hikss, Tuhan mau kah kau mengampuni dosaku. Aku sadar, hikss bahwa sandaran sesungguhnya untuk segala beban adalah engkau.”

Aku menangis,, untuk pertama kalian aku menangis dihadapan Tuhan. Air mata itu tumpah begitu saja tanpa ada yang bisa mengendalikan. Aku bahkan tak sadar aku menangis. sampai saraf – saraf otakku merespon suara isakan itu sebagai suara isakan yang keluar dari bibirku ini. Aku sudah terisak sejak aku mulai menumpahkan segala beban yang selama ini mengganjal hati dan pikiranku. Dan ajaib, kini hatiku sudah merasa lebih ringan dari sebelumnya. Perasaan seperti dikejar dosa itu perlahan menghilang.

Jessica POV end

~JLWYHS~

Silau. Hal yang pertama kali jessica lihat adalah sebuah tempat yang penuh dengan cahaya. Begitu terangnya sampai yeoja itu tak mampu melihat apapun karena silau. Perlahan cahaya itu mulai tersibak, menampakkan sesuatu yang sedari tadi disembunyikannya.

“emm”

Dahi lebar yeoja itu mengerut. Alis matanya sedikit terangkat begitu dia berhasil menemukan ‘sesuatu’ itu. Melihat reaksinya sepertinya apa pun itu, ‘sesuatu’ yang tersimpan di balik cahaya itu tidak familiar untuknya.

Tempat ini penuh dengan bunga berwarna – warni. Ada juga kursi – kursi yang berjajar pada tempat – tempat tertentu. Mirip seperti taman kota hanya saja lebih bagus. Oh tidak apa kini ia sedang berada di surga. Jangan – jangan Tuhan benar – benar mengabulkan ‘permohonan’ untuk melupakan kejadian di Daejeon itu.’ Kalau aku menjedotkan kepalaku ke tembok bukan memoriku saja yang akan hilang tapi memoriku itu bisa terseret terbang bersamaan dengan hilangnya nyawaku juga.’ ‘Jika benar ini surga maka artinya aku sudah ma --- ti.’

“TIDAAAKKKK”

Seandainya saja apa yang dilakukan Jessica ini bisa dilihat oleh orang lain. Mungkin dia akan menjadi bahan tertawaan habis – habisan. Posisinya saat ini sangat lucu. Dengan posisi berjongkok yeoja itu – Jessica terlihat menutupi kedua telinganya dengan telapak tangan. Matanya ia tutupkan rapat – rapat, karena takut jika ia membuka matanya ia akan sadar kalau dirinya telah mati. Sementara itu bagian tubuhnya yang lain yaitu bibir yeoja itu sibuk berkomat – kamit menyebut kalimat ‘tidak aku belum mati’ untuk yang ke sekian kalinya. Yeoja itu baru sadar ketika sebuah telapak tangan mungil menyentuhnya. Mata jessica yang semula tertutup kini perlahan ia buka, melirik sosok yang menyentuhnya itu.

‘Seorang anak kecil?’ pikir jessica dalam hati. Saat ini jessica bisa melihat dengan cukup jelas muka anak itu. Benar – benar cantik, siapa pun orang tua anak itu pasti akan sangat senang memiliki anak secantik dan seimut dia. Sesaat kemudian anak kecil itu tersenyum. Dan seketika sesuatu dalam hati jessica terasa seperti akan meledak. Bukan meledak dalam artian buruk tapi meledak oleh desakan rasa nyaman dan hangat. Meski sedikit ragu tapi toh pada akhirnya ia membalas tersenyum pada gadis cilik itu. tanpa sadar tangan jessica itu bergerak mengelus pipi gadis cilik itu dengan gerakan sayang.

“eomma,, kau eommaku kan?”

DEG.. eomma. Ia yakin pendengarannya masih tajam, dan memang benar gadis yang bahkan tidak ia kenal itu memanggilnya eomma. Apa mungkin gadis cilik ini tersesat dan memanggil siapa pun wanita yang ditemuinya dengan panggilan eomma.

“ne gadis cilik siapa namamu?? Maaf tapi sepertinya kau salah, aku bukan eommamu”

“Hiks,, hikss,, yonjoo, tapi,,tapi kau eommaku.. Eomma???” gadis cilik itu menangis. Membuat jessica di sampingnya gelagapan karna tak tahu mesti berbuat apa.

“eehh? Cupcupcupp, yonjoo jangan mengangis yaaa.. Kalau yonjoo tersesat agasshi akan mengantarkanmu pada eommamu. Bagaimana? Tidak perlu takut ada agasshi disini. nah yonjoo kira – kira tadi eommamu berada dimana?” tambah jessica

Gadis cilik itu dengan lugunya mengangguk. Ucapan jessica seperti sihir yang dalam sekejap menyulap gadis itu dari menangis menjadi terdiam. Aneh memangnya sejak kapan jessica jadi bisa menangani anak kecil yang menangis? Berdasarkan pengalaman biasanya anak yang jessica hibur bukannya berhenti menangis tapi justru malah tambah terisak melihat muka juteknya.

“eommaku tadi, dia sedang menungguku di dekat air mancul, ah itu dia”

“EOMMAAA” teriak yonjoo pada seorang wanita. Disusul gerakan berlari yang dilakukan gadis cilik itu. Dibelakang jessica hanya bisa mengikuti yonjoo yang kini tengah menghambur pada ibunya. Dilihat darimana pun wanita yang tak lain adalah eomma yonjoo itu masih terlihat sangat muda. Jessica yakin usianya belum memasuki 30 tahun, masih sekitar 25 atau 26 tahun mungkin. Wanita itu terlihat berwibawa dan cantik dengan balutan setelan jas dan rok pinsil selutut warna pink serta sebuah kaca mata yang bertengger di mata indahnya. Yang membuat jessica heran adalah muka wanita itu sepertinya sangat familiar untuknya. Ia yakin ia sangat mengenali mata itu, wajah itu, dan senyuman itu. mirip dengannya. Satu – satunya perbedaan antara dirinya dan wanita itu hanya pada tingkat kematangannya saja.

“terima kasih sudah menjaga putri kecilku em—“

“jessica, -- perkenalkan nama saya Jessica“

“Jessica???. Sungguh kebetulan sekali ya nama kita sama.. Jung Jessica imnida,, terima kasih sudah menjaga putri kecilku ini jessica shi. Maafkan sikapnya yang sedikit nakal.” Kata wanita itu

“benar sungguh kebetulan” ucap jessica lirih, sampai tak terdengar oleh siapa pun. Dan kalimat itu menghilang seiring deru angin yang menerpanya.

“Maaf kalau saya lancang tapi apakah yonjoo itu putri anda, emm mak,,maksudku anda masih terlihat sangat muda” tanya jessica canggung. Ia benar – benar merasa penasaran pada wanita yang menjadi ibu yonjoo ini.

“tidak apa – apa, hmm kau bisa menganggap kalau aku sedikit mempercepat takdir jessica shi. Nah yonjoo ah bisakah kau bermain bersama teman – temanmu dulu? Eomma ingin bicara sebentar dengan agasshi yang baik ini.”

“ne eomma” jawab gadis itu girang. Ah sungguh lucu yonjoo itu. pipinya yang sedikit gembul dan bersemu merah, senyumnya yang menawan, dan tingkahnya yang menyentak – nyentak sungguh lucu. Seperti mengingatkan jessica pada masa kecilnya.

Saat ini jessica dan dan ibu yonjoo berjalan menuju salah satu bangku di taman ini. Mungkin untuk mencari tempat yang nyaman untuk mengobrol. Setelah mereka duduk wanita itu pun melanjutkan percakapan.

“Aku memiliki yonjoo di tahun terakhirku saat Senior High School. Kau tahu jessica shi, saat itu aku benar – benar bingung harus bagaimana. Kalau boleh jujur sebenarnya aku sempat terpikirkan memilih jalur aborsi saja, tapi kemudian aku sadar kalau tindakan aborsi sama dengan tindakan pembunuhan. Bagaimana mungkin seorang ibu tega membunuh anaknya sendiri? Lalu aku berpikir apa dengan aborsi bisa mengembalikan semua seperti sedia kala?”

“Jessica shi apa kau pernah terluka sebelumnya?” tanya wanita itu kepada jessica

“emm, tentu saja. Aku bahkan kadang masih ingat bagaimana rasanya sakit saat aku terluka dan hal itu pernah membuatku menangis”

“ne, aku juga pernah merasakannya. Kau tahu aku mengibaratkan aborsi seperti luka. Dengan aborsi kau mungkin bisa mengilangkan janin yang saat itu berada di rahimmu, tapi kau tak akan pernah bisa melupakan rasa sakitnya. Terlebih luka itu meninggalkan sebuah perasaan menyesal dan sangat berdosa yang akan kau bawa sampai mati”

Sungguh luar biasa wanita ini di mata jessica. Entah siapa pun dia tapi, jessica kagum akan kekuatannya. Wanita yang beberapa saat yang lalu ia kenal itu sanggup menceritakan hal yang menurut jessica sangat emosional dengan tatapan yang biasa saja. Jelas sekali bahwa wanita yang tak lain adalah ibu yonjoo sangat pintar menahan emosi. Tidak meledak – ledak seperti dirinya.

“apa sekarang anda bahagia memiliki yonjoo di samping anda?” tanya jessica penasaran. Dari tadi yeoja itu terus menyimak setiap kata yang diucapkan oleh wanita yang mirip dengannya. Dia benar aborsi tidak akan menyelesaikan masalah. Tapi bagaimana kehidupannya setelah dia memutuskan untuk mempertahankan anak dalam rahimnya. Apakah dia bahagia?

“aku tidak bisa 100% mengatakan kalau aku bahagia karena sama seperti dua sisi mata uang, semua hal pasti memiliki sisi positif dan negatif. Kelebihan dan kekurangan. Tapi percayalah semua akan berjalan lebih baik dari apa yang kau pikirkan selama ini”

“bagaimana dengan suami anda, apa anda sudah menikah??” tanya jessica lebih antusias. Daripada surga dia sekarang mulai berpikiran kalau saat ini aku berada di masa depan. Walau aku juga tak yakin pernah memasuki ruangan atau sejenis portal yang menghubungkanku dengan masa depan. Inikah jawaban yang diberikan oleh Tuhan atas doa – doanya.

“suamiku adalah –  “

DEG.. ‘siapa, siapa yang akan menjadi suamiku.’

-- KRRIIINGG"

Arghhh aku tak bisa dengar. Gara – gara suara itu aku jadi tidak bisa mendengar kalimat terakhir yang dikatakan oleh sosok jessica di masa depan. Tapi sudahlah setidaknya aku sudah mendapat satu pencerahan.’ Batin jessica dalam hati

Begitu jessica membuka kedua matanya, bayangan taman bunga itu lenyap seketika berganti dengan sebuah ruangan yang ia yakini sebagai ruangan dalam apartemennya. Ruangan ini adalah kamar tidur. Kini dia bisa berkesimpulan bahwa apa yang dilihatnya – sosok jessica di masa depan tadi adalah mimpi. Dan suara yang sempat ia kutuk itu tak lain adalah suara alarm yang memang bertugas untuk membangunkannya. Hmm masih jam 7, ya jam tujuh lewat seperempat.

"tujuh seperempat"

1

2

3

“AKU TERLAMBATTT”

~JLWYHS~

BRUSSSSH

“ap-apa sica, kau tidak sedang bercanda kan? Ayolah ini bukan april mop, sekarang sudah bulan mei sic” begitulah cara hyo menanggapi pernyataan jessica. Nampaknya berita yang beberapa saat yang lalu jessica sampaikan padanya sangat mengejutkan. Sampai – sampai minuman yang  masih berkumpul di rongga mulutnya menyembur keluar. Saat ini Jessica, Hyo, dan Fanny sedang berada di area gazebo sekolah. Dan dia sudah memutuskan untuk memberitahu kedua sahabatku. Bagaimana perasaannya? Tentu saja takut,, meski pun mereka orang baik tapi mungkin saja kan. Siapa tahu mereka merasa malu memiliki sahabat yang hamil di luar nikah. Jadi dia paham jika mereka memutuskan untuk mengucilkan atau bahkan malah membencinya.

“hamil” ucap fanny lirih. Dia memang lebih bisa mengontrol keterkejutannya dibanding hyo.

“ne maaf baru sekarang memberitahu kalian. Aku takut kalian akan meninggalkanku.”

‘hikss’

Sial aku terisak lagi’ batin jessica. Sangat wajar kalau saat ini kondisi emosional jessica sedang tidak stabil. Kehamilannya itu tampaknya juga memberi efek pada kondisi emosional yeoja itu jadi lebih sensitif. Orang menyebutnya dengan mood swing. Jadi jangan menganggap jessica sebagai yeoja aneh yang sebentar berteriak sebentar mellow.

“kalian boleh membenciku atau meninggalkanku. Aku paham hyo fany pasti kalian malu memiliki seorang sahabat sepertiku.. hikss,,hikss” jessica tambah terisak, kedua tangan yeoja itu bergerak menutupi mukanya yang basah oleh air mata. Seragam sekolah yang yeoja itu kenakan sukses menjadi bulan bulanan rasa gugupnya. Sejak awal memberitahu kedua sahabatnya sampai sekarang yeoja itu tak berhenti meremas seragam bawahannya, membuatnya kusut tak berbentuk lagi.

“jessie dengar,, kita adalah sahabat. Dan sahabat macam apa yang malah meninggalkan sahabatnya yang saat ini sedang terpuruk. Ketika aku sedih karena kedua orang tuaku bercerai kau dan hyo datang untuk menyemangatiku. Dan kini ketika kau sedih apa aku dan hyo akan meninggalkanmu em?”

“Tidak” jawab jessica singkat. Walau volume suara yeoja itu tak begitu keras karna efek habis menangis tapi hyo dan fany masih tetap bisa mendengarnya.

“sudah,, jangan mengangis sic,, sica yang kami punya adalah sica yang kuat.”

“terima kasih. Kalian,, hiks,, kalian sungguh sahabat – sahabatku yang baik” detik itu juga jessica langsung menghamburkan badannya pada sosok kedua sahabat yang benar – benar ia sayangi.

“ini minum dulu,, kau butuh minum setelah terisak hebat seperti tadi” tawar hyo sambil mengarahkan sebotol air mineral dari dalam tasnya.

Glekk,,glekk

“aku ---- akan mempertahankannya”

Kalimat singkat yang keluar dari bibir tipis jessica membuat kedua sahabatnya saling pandang. Memang tidak ada kata lagi yang keluar setelah jessica menyelesaikan ucapannya. Tapi melalui tatapan itu fany dan hyoyon seolah sedang berkomunikasi.

“kau serius??”

“ne, kalian boleh tak percaya tapi semalam aku bermimpi bertemu dengan sosokku dimasa depan. Ah aku melihat calon anakku juga. Namanya yonjoo dan dia sangat cantik” Lagi. aksi saling pandang satu sama lain itu terjadi kembali. “kami percaya”.

“jessie apa kau sudah memberitahu sehun? Aku tahu mungkin kau belum atau tak akan pernah merasa siap tapi --- ‘aku malas mengakui ini’ sehun berhak tahu kehamilanmu jes. Apalagi saat kau sudah menetapkan untuk tetap menjaga kehamilanmu”

“kau benar fan, sehun memang berhak tahu. Kau tahu kemarin aku sudah berhasil menguatkan diriku untuk memberitahunya. Aku --- ‘diam sebentar’ pergi mengunjungi sehun di Daeguk”

“jadi sehun sudah tahu sic?” tanya hyo penasaran

“tidak, dia belum tahu”

“kenapaa, bukanya kau sudah sampai daeguk?” tanya hyo menggebu - gebu

Ctakk “dasar bodoh” bentak fanny

“Aw maaf aku hanya penasaran, tidak bermaksud apa – apa sungguh” ucap hyo menjelaskan. Tangan sahabatnya itu kini terlihat membentuk V-sign.

“aku melihat sehun dan seohyun. Mereka sedang ---- berciuman” bibir jessica bergetar saat menyebutkan kata terakhir dalam kalimatnya. Ya benar kata pada kata ‘berciuman’

“Sicaa, jessiee” kali ini giliran kedua sahabat jessica yang memeluk yeoja itu. berusaha menyalurkan ketegaran melalui pelukan antar sahabat. Mereka berdua merasa ikut prihatin dengan apa yang menimpa sahabatnya itu. Entah seperti apa rasa sakit yang yeoja itu tahan. Dinyatakan positif hamil saat kondisinya sudah tak lagi terlibat hubungan dengan kekasihnya.

~JLWYHS~

Sehun POV

Jessica, nama yang belakangan ini – tidak bukan hanya belakangan ini – tapi selalu aku pikirkan. Tidak seharusnya aku bersikap seperti ini terlebih ketika aku sedang bersama dengan seohyun. Seohyun adalah gadis yang sempurna dia cantik, baik, anggun dan dia sangat pengertian. Apakah aku mencintainya? Molla, aku juga tak begitu paham hanya saja apa yang aku rasakan terhadap seohyun tidak sama seperti apa yang aku rasakan pada jessica dulu. Kumohon jangan menghakimi bahwa aku adalah namja jahat. Mungkin aku memang namja yang bodoh dan tidak peka, jessica juga sudah berulang kali mengatakan hal itu padaku. Dan kini karena kebodohanku aku harus berpisah dengan yeoja yang aku – masih aku cintai.

“oppa aku perhatikan kau dari tadi melamun terus,, kalau kau merasa tidak sehat lebih baik kita pulang saja. Acara kencannya kan bisa kita lakukan kapan saja”

Apa yang aku lakukan, benarkah sejak tadi aku terus melamun?

“maafkan aku chagiya, sepertinya aku sedikit terkena flu. Apa kau tidak keberatan kalau kencan ini kita tunda? Aku benar – benar menyesal” dustaku.

Tunggu tidakkah aku baru saja berbohong pada seohyun? Bagus setelah tadi memikirkan wanita lain di tengah acara kencan, kini aku sudah mulai berbohong pada kekasihku. Sepertinya kalian benar, aku adalah namja brengsek yang bisanya hanya menyakiti hati seorang wanita. Dulu Jessica dan setelah ini.. apakah aku juga akan berakhir dengan menyakiti hati seohyun?

“kau sakit kan oppa. Mana mungkin aku memaksakan kehendak pada namja chinguku yang sedang sakit. Kita pulang saja, arraseo”

“ne, tapi sebelumnya kita makan dulu. Kau harus mau menemaniku makan chagi” ucapku langsung menggandeng tangan milik yeoja chinguku. Mengayunkannya maju dan mundur.

Setelah selesai mengunjungi salah satu cafe pancake di area lotte world aku langsung mengantarkan seohyun pulang. Saat ini aku sedang berada di mobil, memacunya agar cepat sampai ke apartemenku. Aku ingin cepat beristirahat. mungkin kencan ini perlu ditunda sampai suasana hatiku membaik. Aku tak tega menghianati seohyun. Jessica?? Aku tidak menyangkal jessica tetap menduduki puncak piramida hatiku. Hanya saja mungkin rasa kesalku padanya dan pada Kris hyung  membutakanku, membuat posisi jessica itu sedikit kabur. Sampai saat ini aku masih menyalahkan mereka, walau dalam hal ini aku juga mengaku salah.

Kris –“ yang aku tahu dia adalah love at first sightnya jessica. Dia juga pernah menyatakan kalau dia hanya menganggap jessica sebagai seorang adik, tak lebih. Tapi itu kan apa yang dia ucapkan padaku. Soal apakah itu jujur atau tidak aku tak tahu. Barulah setelah aku berhasil menjadikan jessica sebagai yeoja chinguku aku mulai merasa kalau Kris hyung tidak melihat jessica sebagai seorang dongsaeng. Lebih dari itu tatapan yang sering diam – diam aku saksikan menyiratkan bahwa Kris mencintai jessica. Dia memandang jessica sebagai sosok wanita yang menarik.

Sejak saat itu Kris hyung telah menjelma menjadi laki – laki yang paling aku cemburui. Aku cemburu pada sikap perhatiannya yang aku tak punya. Aku cemburu pada tatapan kekaguman yang selalu jessica berikan setiap kali dia melihat kris. ya ya aku memang tak memiliki kharisma seperti kris hyung. Imageku di mata orang lain sudah terlanjur sebagai namja cuek yang angin – anginan, mereka hanya memandangku dari sisi negatif saja. Lalu aku mengenal seohyun, satu – satunya wanita yang mengagumiku. Hanya seohyun lah yang mau secara langsung memuji kelebihanku. Dia mengatakan kalau aku berbakat di dunia fotografi, dan dia orang pertama yang menyemangatiku mengikuti ajang fotografi. Mungkin saat itu aku melihat dia sangat bersinar dibanding orang lain sehingga aku cenderung mengabaikan apa yang aku punya.

Seohyun memberikan apa yang tidak jessica punya. Yang aku suka darinya adalah caranya menatapku. Sama seperti saat jessica menatap kris. tatapan penuh kekaguman. Dan saat itu lah aku membuat kesalahan, aku salah mengartikan perasaanku pada seohyun sebagai perasaan cinta. Aku memang merasa nyaman saat berada di dekatnya tapi degup jantung ini tak bisa ditipu. Saat bersama seohyun aku tak merasa deg degan atau gugup seperti saat aku bersama jessica. Aku hanya menjaganya sebagai emm – ‘lebih dari sahabat’.  Ini adalah kisah cinta terumit sepanjang aku hidup, perasaanku pada seohyun bisa dibilang tepat diantara batas sayang dan cinta. Masih kurang untuk disebut cinta tapi juga lebih dari sayang.

Bukan tanpa alasan aku kembali memikirkan mantan yeoja chinguku itu. Aku merasa bersalah setelah kejadian di rumahku kemarin. Saat itu aku yakin melihat air mata saat jessica menyaksikanku berciuman.

“huh lebih baik aku menemuinya saja. Daripada aku hanya berdiam diri sementara pikiranku tak mau beranjak dari memikirkannya” kata – kata itulah yang terakhir aku ucapkan sebelum pada akhirnya memacu mobilku ke arah apartemen jessica.

~TBC~

Sory for typo

Preview JLWYHS chapter 5

“Jessica”

“kau,, mau apa kau kemari eoh? Kau mau menyakitiku ya”

“mwo?? Tidak,, aku hanya kawatir padamu. Aku menyesali kejadian di daejeon kemarin. Maaf”

“Tsk jadi kau menyesal sehunnie? Dan baru sekarang setelah selama satu bulan lamanya kita putus? Kemana saja kau selama ini. Kemana saja kau saat aku merasa benar – benar membutuhkanmu. Kau jahat sehun kau egois. Kau mengataiku berselingkuh, padahal kau sendiri yang melakukannya. Sekarang baru setelah aku melihatmu berciuman dengan seohyun kau menyesal?”

“maaf, maafkan aku jess. Kumohon.. Jessica – jess, JESSICAA”

“anda siapanya yeoja ini?

“saya –“ kekasihnya dok”

“kalau begitu apakah anda adalah ayah dari janin yang dikandung oleh yeoja ini?”

“mwo??”

“Jessica, yeoja chingu anda saat ini tengah hamil lima minggu”

“mwoo?? Ha,,hamil? Lima minggu?”

Oh my God

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
sehapark #1
Chapter 7: Thor cpetan update lgi yah, aku pngin bca klnjutan ksahnya niihh, rsany pikiranku srta sluruh tbuhku ikut hnyut di ff ini. fighting thor!!
Cherra24
#2
Next dong eon. Please *puppy eyes. Jessica-nya sama Sehun aja, jangan sama Kris. Kris buat Uri Baby Seohyunie aja. Ya, ya, ya? Dan fast update dong eon. Pengen tau kelanjutan ceritanya. Please~~! *puppy eyes (again)
iingorjess #3
Chapter 6: Kenapa sama kris? Maunya sehun sama jessica. Thor, perjuangin sehun sama jessica dongg. Hunsica hunsica hunsica!!!
jessicafivele #4
Chapter 7: ini masih lanjut kan? tolong ttep di lanjutin yah, thor. udah penasaran banget endingnya nnti jessica sama siapa.
monicawang12 #5
Chapter 6: Kris emang super gentle daripada Sehun!! Aku makin cintaaaaa!
Sehun ini tipe orang cinta tapi gengsi(?)
Semoga Kris beneran bisa menyayangi Sica dan bayinya, janagn sampe setengah ditinggalin gitu aja :(
Dan Sica cepat dong cinta juga sama Kris, jangan mikirin Sehun ajaa
monicawang12 #6
Chapter 5: Thorrr.. Aku melting pas baca!! Ahhh.. Di part Kris nembak Sica ini uhh banget!!
Aku juga ngerasa Sehun kurang gentle, kalo dia emang mau mempertahankan anak mereka, seharusnya dia bisa meyakinkan Sica dan baik-baik ngomong sama Seohyun. Kalo Kris tau Sica sekarang lagi hamil, gimana ya reaksi dia :(
Aku takut orangtua Kris juga berniat menjodohkan Kris TT