Bunga Gunung

My 4 Years Boy

“Dia pulang denganku, Kajja” Kris muncul secara-tiba-tiba dan menarik lenganku mengajak pergi. Aku kaget dan bingung. Dari mana anak ini muncul dan tau jika aku sedang terjebak situasi ini??

“Eh sebentar” ku lepas tarikan tangan Kris.

“Aku pulang duluan” aku berpamitan pada Jongin dan Sulli dan menundukkan badanku tanda berpamitan. Jongin hanya memandangku dan Kris dengan bingung. Aku rasa Jongin kaget tiba-tiba kris muncul dan menyelamatkanku dalam situasi ini. Wajah jongin seperti ingin mengatakan sesuatu tapi tidak jadi. Kris segera menarik lenganku lagi tanpa menghiraukan Sulli dan Jongin. Dia membuka kan pintu mobilnya untukku dan aku segera masuk. Dan kami segera meninggalkan parkiran sekolah begitu saja. Aku masih mengamati Jongin dan Sulli dari spion mobil, mereka masih mengawasi mobil kami. Sulli juga terlihat sedikit tidak percaya jika Kris mengajakku pulang.

“terimakasih” Kataku pada Kris. Dia dari tadi hanya diam menyopir dan tidak mengajakku bicara.

“kenapa kau bisa ada disana?” Kris bertanya dengan dingin

“tadi Jongin memintaku menemaninya menemui panitia pentas seni, lalu kami bertemu Sulli”

“Lalu?”

“Tadinya Jongin bingung akan pulang dengan siapa, aku menyuruhnya pulang dengan Sulli saja”

“Lalu?”

“tapi Jongin tetap bingung dan tiba-tiba kau datang”

“Lalu?”

“Apa kau tidak memiliki kosa kata lain sekalin kata Lalu?!” Jawabku sedikit sebal. Kris sangat irit bicara dan itu membuatku konyol sendiri. Dia hanya melirik dingin kearahku tanpa menjawab. Sungguh aku tidak tau bagaimana menghadapi lelaki sediingin ini, aku rasa dia ini bukan manusia, tapi bongkahan es yang berbentuk manusia!

Kris tiba-tiba memarkirkan mobilnya didepan rumah makan yang sangat mewah. Ia turun dan membuka kan pintu mobilnya untukku. Aku turun dari mobil dengan sedikit bingung. Untuk apa kami ke sini? Makan?

Kris terus berjalan memasuki restoran mahal itu tanpa menungguku. Aku masih kebingungan dan mulai sadar jika memang kami harus makan di tempat ini maka matilah aku! Mana sanggup aku membayar harga makanan di sini?? Aku yakin di tempat semewah ini pasti harga air putih saja mencapai 3x lipat harga cola di warung pinggir jalan. Dompetku mana bisa menyediakan uang secara tiba-tiba untuk membayar bill nya nanti.

“Hei… tunggu” teriakku sambil menyusul Kris. Kris menghentikan langkahnya.

“Kita mau apa di sini?” tanyaku memastikan tunjuan kami.

“kau tau ini tempat apa?” Kris bertanya balik

“restoran”

“jadi kita kesini untuk?”

“ma… kan…” jawabku polos sambil menggaruk pelan tengkukku

“nah” Kris melanjutkan berjalan memasuki restoran itu tapi segera ku tarik lengannya agar ia menghentikan langkahnya. Kris menoleh dengan sedikit kesal.

“Aku yang traktir” kata Kris dan ia menarik tanganku untuk segera masuk, sepertinya ia segera dapat membaca ekspresi wajahku yang mengatakan jika aku tidak punya uang untuk restauran semewah ini.

Restaurannya sangat mewah, aku tidak pernah masuk ke tempat makan yang sebagus ini dan rasanya sangat tidak nyaman karena terlihat sangat formal. Kami duduk disalah satu sudut ruangan dan Kris memesankan makanan. Aku tidak tau apa yang harus aku pesan jadi ku biarkan kris memilihkan pesanan makanan untukku. Ku amati sekitar, hampir semua pengunjung yang makan disini adalah orang kaya, terlihat dari dandanan mereka dan tingkah mereka yang elite. Interior restaurant ini pun terlihat sangat elite dan berkelas. Lalu aku sadar jika harga air putih di tempai ini tidak mungkin 3x lipat harga cola di warung pinggir jalan, melainkan 5x lipat!

“Kau lihat apa?” Tanya Kris, ia memandangku dengan serius. Ku condongkan badanku kemeja agar dekat dengan kris dan berbicara dengan nada lirih seperti berbisik.

“hei Kris… harga makanan disini pasti sangat mahal” Kris sedikit tersenyum mendengar perkataanku.

“kau belum pernah ketempat seperti ini?”

“tentu saja belum, kau sering ya makan di tempat mewah seperti ini?”

“kadang-kadang saja”

“kau nyaman makan di tempat seperti ini?”

“maksutnya?”

“ya apa kau nyaman makan di tempat yang auranya sangat formal seperti ini? Menurut ku, lebih nyaman makan di warung yang pengunjungnya bisa tertawa terbahak-bahak dengan leluasa, bisa makan dengan bebas tanpa menghiraukan suara gesekan pisau kita terlalu keras atau tidak untuk didengar oleh meja sebelah dan tidak harus berdandan cantik untuk makan dan juga… ” ku hentikan bicaraku karna aku baru sadar kris kini menatapku dengan serius dan sedikit senyuman tersimpul di sudut bibirnya. Ah! Aku ini terlalu banyak bicara, benar-benar bodoh dan memalukan. Terkadang sikap blak-blakan ku ini membuat ku malu sendiri.

Pesanan kami datang, aku tidak tau ini makanan apa, yang pasti ini semacam daging yang dipanggang dan dilumuri cream, ini cream atau apa ya? Entahlah, aku belum pernah makan yang seperti ini pastinya. Dan ternyata rasanya sangat enak!

“ternyata ini sangat enak” aku tersenyum antusias pada kris.

“habiskan kalu begitu”

“tentu saja aku akan menghabiskannya hehe…”

“apa perlu aku meminta pelayan membungkuskan 1 untuk kau bawa pulang?”

“tidak usah, ini saja cukup membuatku kenyang” segera aku lahap semua yang ada di piring. Sungguh rasanya sangat enak.

“jika kau suka makan disini kapan-kapan kita ke sini lagi” mendengar kris berbicara seperti itu aku langsung menoleh padanya tapi ia dengan tenang melahap makanannya sendiri. Cara makannya terlihat sangat elegan, cocok dengan penampilannya yang memang terlihat kaya. Aku sedikit tidak menyangka jika ia bisa terlihat sangat elegan makan seperti itu, padahal jika di sekolah dia hobi menghajar orang. Restaurant mahal ini, cara makannya yang elegan, wajahnya yang dingin tapi berkarisma, benar-benar pas.

Selesai makan Kris mengantarku pulang. Meski selama bersama Kris tadi kami tidak banyak mengobrol tapi aku rasa Kris anak yang baik, hanya saja Kris terlalu dingin dan kaku. Kris bahkan jarang menunjukkan espresi wajahnya, atau dia memang tidak bisa berekspresi? Tapi jika ia tersenyum sedikit saja aku rasa dia terlihat manis.

Ku lempar tubuhku ke tempat tidur sesampainya dirumah. Hufftt… Jongin tidak mengirimi ku pesan. Sepertinya kejadian tadi benar-benar membuat kami merasa sedikit “terguncang”. Mataku semakin berat… sepertinya sebentar lagi aku tertidur… sungguh hari ini melelahkan…

Hoaem… ku renggangkan ototku sambil menguap kecil, Sepertinya aku tertidur cukup lama. Di luar sudah gelap. Sampai malam ini pun tidak ada pesan masuk dari Jongin, padahal biasanya setiap malam kami mengobrol hinga larut. Ku buka pintu halaman belakang dan duduk tepat di depan pintu sambil menyeruput coklat hangat yang ku buat barusan. Malam ini langit terlihat begitu terang, banyak bintang di sana. Luhan… ah anak itu, setiap aku melihat bintang aku selalu teringat kebiasaan kami berdua tiduran di taman sambil melihat bintang sampai akhirnya aku tertidur dan Luhan menggendongku pulang.

Kenapa tidak Luhan saja namja yang aku sukai. Kenapa harus menyukai Jongin. Padahal anak itu sangat baik, dia sangat perhatian, dia juga sudah mengetahui semua baik buruk ku, tapi kenapa aku tidak bisa menyukainya saja! Bahkan Luhan tidak pernah mendekati gadis manapun  selain aku. Dia benar-benar hanya menyukai ku. Sepertinya memang benar jika cinta itu buta.

* * *

Kantin selalu ramai saat jam istirahat seperti ini, ku pesan sebuah es cream dan bergegas pergi ke taman sekolah untuk sedikit mencari ketenangan. Aku bukan tipe anak yang memiliki banyak teman yeoja, aku tidak terlalu suka bergosip bersama mereka, jadi setiap waktu istirahat aku lebih banyak menghabiskannya dengan menikamati es cream di bangku taman sekolah.

“truth or dare?” sehun muncul dan duduk disampingku sambil mengunyah sebuah permen karet. Hah anak ini muncul lagi. Aku bukannya tidak suka dengan anak ini, tapi setiap dia ada di dekatku aku merasa yeoja-yeoja melirikku dengan penuh kebencian karna idolannya sedang bersamaku.

“ck, aku sedang tidak ingin bermain itu?” ku kerutkan dahiku karna sehun tiba-tiba menanyakan permainan ToD begitu ia muncul. ToD adalah permainan truth or dare, jika kalian memilih truth atau kejujuran makan lawan kalian akan bertanya dan kalian harus menjawab sejujur-jujurnya sedangkan jika memilih dare atau tantangan makan lawan akan memberi tantangan dan kalian harus melakukannya.

“ayolah” sehun mengguncang pundak ku dengan manja seperti anak kecil yang sedang merengek kepada ibunya untuk dibelikan mainan.

“ck, kau ini… jangan seperti itu, sudah ku bilang berapa kali jangan menyentukku secara berlebihan, aku sungguh tidak mau yeoja-yeoja itu membunuhku”

“kalau begitu bermainlah ToD dengan ku” sehun mengedip ngedipkan matanya dengan sangat polos dan sedikit … genit. Ya ampun anak ini.

“sampai kapan akan kau terus mengganggunya?” Jongin muncul dan memukul pelan kepala Sehun. Jongin muncul? Aku sedikit kaget akhirnya dia muncul dan berani menghampiriku setelah kejadian kemarin.

“aku suka mengganggunya karna hanya dia yeoja yang tidak menyukaiku, jadi aku bisa dengan santai mengajaknya bercanda” Sehun melirik kesal kea rah Jongin dan mendengus kecil.

“alasan” jongin melirik balik kea rah sehun, Jongin dan sehun lumayan akrab, kebetulan mereka satu kelas.

“aku serius, tenang saja Eunji tidak akan menyukaiku walau aku sering menggodanya, dia hanya menyukaimu, aku juga heran kenapa dia lebih menyukaimu, padahal jelas-jelas aku lebih menarik dibandingkan denganmu, bahkan ia rela menunggumu selama 4 tahun, hah eunji memang benar-benar sudah cinta mati denganmu sepertinya, apa lagi…” ku bungkam mulut sehun secepat mungkin karna kali ini omongannya mulai membuatku malu di depan Jongin. Secara tidak langsung ia menjelaskan secara mendetail tentang betapa aku menyukai Jongin! Hah! Anak ini benar-benar!

Jongin hanya melirik sekilas kearah ku dan sehun lalu mengalihkan pandangannya, aku rasa Jongin juga kaget mendengarkan celotehan Sehun barusan, tapi dia berusa tetap tenang dan tidak terlihat kaget.

Sehun sepertinya mulai menyadari jika dia sudah mengatakan hal yang tidak seharusnya, dia mulai diam dan menyingkirkan tanganku dari mulutnya pelan-pelan.

“Ah aku mendadak merasa harus pergi jika sudah seperti ini” Sehun berdiri bersiap pergi, tapi ia tiba-tiba menundukkan badannya ke arahku sangat dekat seolah mau mencium ku. Jongin langsung terbelalak kaget melihat posisi ku dan sehun seakan sedang dalam proses akan berciuman/?

“kau berhutang ToD denganku” bisik sehun tepat di telingaku. Dia berbisik sangat dekat, bahkan aku bisa merasakan nafasnya di daun telingaku.

“Kau ini!!” Ku jitak kepala sehun yang sedang tertawa girang karena berhasil membuat suasana menjadi tiba-tiba tegang karna lelucon adegan hampir mencium nya barusan.

“sudah ya, aku mau pipis dulu” sehun berlari sambil tertawa girang meninggalkanaku dan Jongin. Pintar sekali anak itu! Meninggalkan kami berdua setelah dengan polosnya membeberkan besarnya cintaku pada Jongin tadi!! Hah! Makluk tampan itu memang benar-benar!!!

“kau kemarin langung pulang?” Jongin bertanya tanpa melihatku.

“oh iya,… eh maksut ku tidak… aku mampir ke restoran untuk makan dulu” jawabku kalang kabut.

“restoran?”

“I iya… kris menraktirku hehe” aku memaksakan bibirku untuk tersenyum dangan wajah sedikit bingung dan sedikit khawatir kalau saja Jongin cemburu. Tapi sepertinya aku terlalu berlebihan jika berpikir jongin akan cemburu.

Entah ada agin apa, saat itu juga Kris tiba-tiba lewat di depan kami dan menoleh kearah kami. Kris memandang dengan tajam tapi dingin, matanya memang seperti itu… Jongin juga metap kris dengan agak dingin. Aku hanya mencoba tersenyum pada kris dari kejauhan tapi kris membuang mukanya tanpa membalas senyumanku. Kenapa jadi seperti ini?

“kau dan kris sedang bermasalah?”

“tidak, kami baik-baik saja, tadi saja aku berangkat bersama kris” aku sedikit lega mendengar Jongin mengatakan hal itu. Aku pikir mereka akan sedikit bermasalah karena kejadian kemarin.

“oh… syukurlah kalau begitu”

“sebenarnya kemarin kau yang ingin ku antar pulang” Jongin melirik ku lalu bibirnya tersenyum tapi tersenyum kecewa setelah itu ia kembali memandang ke sekitar. Dan anehnya mendengar perkataan jongin barusan membutku tidak menemukan kalimat utuk menanggapinya. Aku hanya menundukkan kepalaku dan sedikit tesenyum lega karna perkaataan jongin barusan menandakan jika ia kemarin sebenarnya memilihku.

“untukmu” tampak seikat kecil bunga edelweiss di depan wajahku. Bunga? Untuk ku? Aku mengangkat kepala ku dan melihat wajah jongin, dia tidak menatapku, melainkan menengok kearah lain sambil menggigit bibir bawahnya, jelas terlihat di wajahnya yang agak memerah itu jika dia saat ini sedang berusaha keras menutupi rasa grogi nya.

“dapat dari mana?” aku tersenyum padanya dan menerima bunga itu. Sebenarnya aku sedikit kaget dia tiba-tiba memberiku bunga ini. Tapi di banding rasa kaget ku sepertinya rasa senang lebih mendominasi saat ini.

“beberapa minggu lalu aku sempat naik gunung dan melihat bunga itu”

“ini namanya bunga edelweiss kan?”

“ne, bunga edelweiss, saat aku melihat bunga itu aku teringat padamu, jadi aku pikir kau akan menyukainya jika ku bawakan kau beberapa” Jongin membuang pandangannya kesana-sini berusaha tidak melihatku. Aku tau dia sedang sangat grogi saat mengatakan kalimat barusan. Aku pun sedikit tersentak kaget mendengarnya. Dia benar-benar membuatku merasa ’istimewa’ kali ini.

“aku sangat menyukainya!” ku jawab cepat kalimat jongin barusan dengan sedikit berteriak. Jongin langsung menatapku dengan kaget. Ah sial aku terbawa suasana hati. Saat bahagia seperti ini sangat sulit bagiku menutupi tingkahku yang gampang heboh ini. Dan 2 detik kemudian Jongin tertawa melihat wajahku memerah seperti tomat.

“haha… kau ini lucu sekali,tapi syukurlah jika kau menyukainya” Jongin tersenyum lembut sambil mengacak poniku pelan, badanku membeku. Anak ini benar-benar membuatku jatuh cinta.

Sejujurnya aku sedikit bingung dengan arti di balik bunga edelweisee yang Jongin berikan padaku tadi siang. Bukankah bunga edelweisee itu dikenal sebagai lambang cinta abadi? Dan dengan Jongin memberiku bunga yang memiliki ‘makna’ seperti itu kepadaku? Apa dia memberi sinyal jika aku bisa menjadi cinta abadinya begitu? OK, aku sepertinya mulai berpikir berlebihan terhadap makna seikat kecil bunga gunung yang di berikan oleh lelaki yang aku suka selama empat tahun. Lagi pula belum pasti juga Jongin hanya memberi bunga ini kepadaku, siapa tau dia juga memberinya pada Sulli. Ku urungkan niat ku untuk berfantasi lebih tinggi lagi dengan ‘makna’ dibalik bunga ini.

Aku mengeringkan rambut ku sambil melihat ke arah luar halaman depan rumah lewat jendela. Ada sebuah taksi berhenti di depan pagar rumah. Seorang namja dengan badan yang lumayan tinggi turun dari taksi dan sibuk menurunkan beberapa tas bawaannya. Tasnya agak banyak dan besar-besar, aku rasa itu koper, bukan tas. Tapi untuk apa ada namja turun dari taksi tepat di depan pagar rumahku?

Hei tunggu sebentar! Namja itu memang mau ke rumahku?? Dia siapa?? Aku masih mengamati namja itu dan menunggu ya membalikkan badannya kearah rumah ku agar aku bisa melihat wajahnya. Setelah membayar taksi itu ia membalikkan badannya sambil mengangkat koper-kopernya itu memasuki pagar rumah ku.

Astaga!!!!! Aku segera mengenali wajah itu!!! Ku lempar segera handuk yang tadinya aku gunakan untuk mengeringkan rambut ku dan bergegas membukakan pintu, begitu pintu terbuka aku langsung berlari kearahnya, ia sedikit kaget melihatku mendadak membukakan pintu dan berlari kearahnya secepat mungkin dan memeluknya tanpa basa-basi lagi. Ku peluk tubuhnya dengan seerat yang aku bisa… dia balas memelukku sambil tertawa kecil… tidak peduli orang-orang yang lalu lalang di jalan berpikir apa tentang pose pelukkan di halam rumah ini.

“aku sangat merindukanmu” aku berbisik sambil mengencangkan pelukkan ku padanya dan semakin menenggelamkan wajahku dilehernya. Bau tubuhnya masih sama wanginya seperti dulu, tidak berubah. Kini aku sedikit menangis dalam pelukkannya.

“aku ratusan kali lipat lebih merindukanmu” kata Suho sambil mengelus kepala belakangku.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
effaeffa #1
Chapter 3: waaa, please kak. Tolong diupdatenya. Aku udh lama nunggu. Dan aku suka cerita nya. Please kak. update dong. Eun Ji nya sama Luhan aja. Atau Kris. Yaa kak.
anintadita02 #2
Chapter 10: Lanjutin dong!!! Please Please.... Greget ini author.... benerann.....
Theodore91 #3
Chapter 10: knp tdk d teruskan shj critanya.. jalan critanya sgt teratur.. eunji pilih yg mna? kris atau jongin..?
jungeunsi #4
Chapter 10: hyaaaa ff nya seru abis! sumpah, keren banget ngga boong. castnya juga aku suka! tapi sedih banget kenapa si Sulli mesti ama Suho T_T jangan sama Sulli. sama chorong aja :"D nyesek banget ya jadi Eunji.. Tapi envy juga sih dikelilingin cowok-cowok cakep gitu! haha, good job thor. Updatenya jangan lama2 yaaaaaa ditunggu kelanjutannya~ ><)b
EunjiApink #5
Chapter 10: Huaaa.... Udah lama nggak ngoment, kira kira eunji pilih siapa ya?? Jongin atau Kris?? Aku pilih Luhan aja, dari pada nyakitin salah satu dari mereka... Aku benci karakternya sulli di sini... Padahal dia salah satu bias aku...oh no. Please Update nya jangan lama lama :)
KoalaLand97 #6
Chapter 9: Aaaaa~ ini complicated bgt >< ditunggu kelanjutannya :)
Baby_Joohyun #7
Chapter 8: Diiihh ane kira bkl si Chorong yg jd yeoja chingu ny Suho. Ane gak demen bgt dah Sulli dsni. Min pkokny Sulli gak usah jdian ma sp2 dah, biar ntar Suho ma Chorong aje *maaf pembaca rempon*
Update soon!!
EunKris jjang!!
dewi_sari20 #8
Chapter 8: Gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya. . . . . . Palli juseyo :)
EunjiApink #9
Chapter 8: Huuaaaa~ Thanks Update nya aku makin suka sama fanfic ini! Keren banget... Nggak nyangka ternyata yang di taksir ama Sulli itu suho Oppa~ aku kira Kris, di tunggu Chapter selanjutnya ^^
KoalaLand97 #10
Chapter 7: AAAAAAAA~ Kris si pahlawan kesiangan (?)