What is Love?

All About Us

Pagi itu, kamar asrama 207 sangat sibuk. Kris sibuk mengisi tas ranselnya dengan seragam tim basket sekolahnya dan sepasang sepatu basket berwarna merah, dan dari matanya terlihat jelas kalau ia masih mengantuk. Tao sibuk melatih serangkaian gerakan wushu yang sudah dilatihnya selama beberapa minggu ini. Tangannya dengan lincah memutar nunchuk, melengkapi keindahan gerakan tubuhnya yang berputar dan melompat di tengah kamar tersebut dengan tempo seakurat mungkin.

Sedikit lagi. Sebuah senyum puas tersungging di bibir Tao. Oh, ia bisa membayangkan aplaus meriah yang akan menyambutnya di pertandingan nanti. Satu lompatan lagi dan—

Prang! Sebuah mug berwarna putih bergambar bola basket jatuh terkena ayunan nunchuk Tao.

Oh tidak. Tao segera menghentikan latihannya, dan ia berani sumpah bahwa ia dapat merasakan tatapan tajam Kris dari balik punggungnya tanpa perlu melihatnya. Yang dijatuhkannya barusan adalah mug Kris, yang untungnya sudah kosong. Dan ini bukan pertama kalinya Tao menjatuhkan dan merusak barang-barang Kris karena ia berlatih wushu di kamar itu. Ditambah, mereka sedang buru-buru. Tidak ada waktu untuk memarahi teman sekamarnya itu.

"Tao." Kris menahan diri untuk tidak melempar sepatu basketnya ke kepala Tao. "Waktumu tiga menit untuk membereskan itu, atau kusita mainan pengacaumu itu."

Pemuda bermata sipit itu segera berlari keluar kamar untuk meminjam vacuum cleaner dari petugas kebersihan asrama. Kris menghela napas kesal sambil membereskan tasnya dan mengecek handphone-nya. Sebuah senyum segera menggantikan ekspresi masam Kris. Sebuah pesan teks singkat dari Kyungsoo sudah cukup untuk membangkitkan mood-nya.

From: Do Kyungsoo

Pagi, Yifan! Kau sudah sarapan? Aku sedang makan bersama Baekhyun-ah dan Junmyeon-ah. Mereka berdua gugup, sama sepertiku >< good luck untuk pertandingan basketnya ya! Sampai bertemu lagi nanti. Fighting! :D

Kris segera memasukkan handphone-nya ke dalam saku setelah membalas pesan tersebut. Pemuda bertubuh jangkung itu menoleh mendengar bunyi vacuum cleaner yang digunakan Tao untuk membereskan pecahan mug favoritnya, dan tiba-tiba saja, ia sudah tidak marah lagi pada Tao. Ia bahkan menepuk punggung Tao dan tersenyum kecil padanya sebelum berjalan meninggalkan kamar mereka menuju lapangan olahraga indoor tempat timnya berkumpul, tanpa menyadari wajah teman sekamarnya yang memucat karena perubahan sikapnya yang terlalu tiba-tiba. Tao tahu sebabnya.

Pasti Kyungsoo, pikirnya. Yah, semoga saja Kris tidak terlalu sibuk memikirkan kekasih mungilnya itu dan mengacaukan pertandingan hari ini.

 


 

Hari itu, sekolah mereka mengirim beberapa siswanya untuk mengikuti pertandingan olahraga yang merupakan bagian dari festival musim gugur di Starship High untuk mewakili sekolah. Awalnya, Kris berniat menolak berpartisipasi dalam tim yang dibentuk untuk mengikuti pertandingan basket dengan alasan sibuk. Yah, sibuk dengan kegiatan OSIS, dan satu alasan lagi yang tidak ingin dikatakannya pada siapapun adalah karena ia tidak ingin berjauhan dengan Kyungsoo. Mereka baru saja kembali berkomunikasi seperti biasa, dan pertandingan basket yang bisa memakan waktu seharian mendadak tidak membuat Kris tertantang untuk mencobanya.

Keputusan Kris sulit diubah. Pelatihnya bahkan tahu itu. Ia baru saja akan menunjuk orang lain sebagai kapten sementara untuk pertandingan itu sampai Kris tiba-tiba menemuinya dan mengatakan bahwa ia mau mengikuti pertandingan tersebut. Alasannya? Hanya satu, yaitu karena Kyungsoo ditunjuk bersama beberapa siswa lainnya untuk mewakili sekolah mereka mengikuti kompetisi vokal grup. Ayolah, kapan lagi Kris bisa menyaksikan sosok kekasihnya bernyanyi di atas panggung dan dirinya di kursi penonton? Tentu saja, Kris tidak perlu menceritakan alasannya itu pada pelatihnya.

Perjalanan ke Starship High ditempuh dengan menggunakan bus milik sekolah mereka. Kris duduk di antara Sehun, yang entah sejak kapan sudah tertidur dengan kepala tersandar di kaca jendela sambil memeluk ranselnya, dan Tao, wakil untuk cabang olahraga wushu yang sibuk mengobrol dalam bahasa Mandarin dengan Junmyeon yang duduk di seberang kursi mereka bersama Kyungsoo. Kekasihnya itu mendengarkan lagu dengan headset di sebelah telinganya, matanya sesekali melirik malu-malu ke arah Kris. Ya Tuhan, gumam Kris dalam hati sambil membalas tatapan Kyungsoo dengan senyuman yang semoga saja tidak terlihat mengerikan. Kyungsoo memang manis sekali.

Sementara Kris sibuk menjerit ala fanboy dalam hatinya, Tao diam-diam memperhatikannya karena Junmyeon mulai mengobrol dengan Kyungsoo di bangku mereka. Entah apa yang dibicarakan Kris dan Kyungsoo minggu lalu, tapi sejak hari itu, Kris tidak pernah berhenti memanjakan Kyungsoo, dan topik pembicaraan di kamar mereka hampir selalu tentang pemuda bertubuh mungil itu. Ia makin sering meluangkan waktu untuk sekedar membeli es krim kesukaan Kyungsoo di dekat sekolah (karena mengabaikan jam malam asrama hanya akan membuat Kyungsoo tidak tenang). Bahkan, di hari ulang tahunnya tanggal 6 November lalu, Kris mengajak kekasihnya makan malam berdua di restoran yang menurut Tao cukup mahal, tanpa mendengarkan protes dari Kyungsoo yang hanya memberinya boneka koala dan membuatkan cake kecil. Kalau Tao tidak mengenal Kyungsoo, ia pasti sudah menganggap pemuda mungil itu adalah tipe pacar yang manja dan banyak maunya. Padahal justru sebaliknya.

Gawat, pikir Tao. Ia sudah bisa menebak apa yang terjadi pada Kris. He is so whipped.

Tao tidak tahu apakah itu berdampak baik atau tidak bagi Kris, tapi selama Kris maupun Kyungsoo bahagia, ia juga ikut senang.

Bus sekolah yang mereka tumpangi akhirnya sampai di Starship High, dan rombongan dari SM High berpencar ke berbagai lokasi yang telah ditentukan sesuai jenis perlombaan yang mereka ikuti. Karena jadwal pertandingan tim basket mereka masih lama, Kris segera berlari menuju hall gedung utama sekolah tersebut untuk menemui Kyungsoo setelah briefing bersama anggota timnya selesai. Pemuda berambut pirang itu mengabaikan pandangan orang-orang di sekitarnya yang memperhatikan sosoknya yang memang mencolok dengan tubuhnya yang tinggi. Saat ia dapat melihat pintu menuju hall dari seberang koridor yang sedang dilaluinya, matanya menangkap sosok dari belakang kekasihnya itu. Kyungsoo sedang mengobrol dengan seorang pemuda yang kira-kira seusia dengan mereka. Mereka berdua terlihat dekat sekali. Pemuda itu bahkan membuat Kyungsoo tertawa—

Wait. What?

Kris mempercepat langkahnya, dan karena kedua kaki panjangnya, ia dapat dengan segera mendekati mereka berdua, dan memegang pundak Kyungsoo. Merasa seseorang memegang pundaknya, kekasihnya itu menoleh cepat, dan segera tersenyum melihat Kris.

"Yifan, kau mengagetkanku." Dalam sesaat, Kris hampir melupakan hasratnya untuk menarik Kyungsoo jauh-jauh dari pemuda di hadapannya. "Kapan pertandinganmu dimulai?"

"Sebentar lagi," Kris tersenyum kecil, lalu menatap tajam ke arah pemuda asing itu, yang menatapnya balik dengan wajah polos. "Apa kau mengenalnya, Soo?"

"Oh iya, aku lupa. Yifan, ini Lim Hyunsik. Dia temanku sejak TK. Rumah kami bersebelahan." Kyungsoo tersenyum manis pada pemuda bernama Hyunsik itu, dan Kris tanpa sadar sedikit mengeratkan genggamannya di pundak Kyungsoo. "Hyunsik-ah, ini Wu Yifan. Dia..." Pemuda bertubuh mungil itu memberi jeda, lalu tersenyum dengan wajah sedikit memerah. "Dia pacarku."

Ha! Kris memasang senyum sopan yang biasa ditunjukkannya pada guru-guru menyebalkan di sekolah mereka saat mereka berdua membungkuk pada satu sama lain, walaupun rasanya ia ingin menertawai Hyunsik yang dagunya seakan mau jatuh karena pernyataan tidak terduga dari Kyungsoo. Hyunsik memandang Kris, lalu Kyungsoo, dan terus begitu selama beberapa detik, sebelum akhirnya menjawab.

"Annyeong. Panggil aku Hyunsik saja, Yi—"

"Kris." Pemuda berambut pirang itu mengoreksi. "Panggil aku Kris. Salam kenal." Kyungsoo tidak menyadari nada bicara dingin yang menghiasi suara kekasihnya yang sedang tersenyum. Hyunsik sedikit mendesis saat Kris meremas tangannya ketika mereka bersalaman. Sebelum Kyungsoo mulai bicara lagi, ketiga pemuda itu mendengar suara Junmyeon memanggil Kyungsoo dari jauh.

"Ah, Junmyeon-ah memanggilku. Tunggu sebentar ya." Dan Kyungsoo pun segera meninggalkan kedua pemuda yang lebih tinggi darinya itu, berjalan menuju kedua temannya. Kris menatap sosok Hyunsik dari atas ke bawah. Rambut hitam lurus, baju seragam Cube High, dan walaupun Kris sebal, ia harus mengakui bahwa Hyunsik cukup—

Hei, tunggu. Kenapa pemuda itu menatapnya dengan tatapan yang sama? Kris membuang napas kesal sebelum melihat ke arah lain. Bisa jatuh harga dirinya jika ia ketahuan sedang memperhatikan pemuda di hadapannya yang sekarang sedang menatap Kyungsoo dari kejauhan itu.

"Kris-sshi," Hyunsik berdeham. Kedua tangannya dimasukkan ke saku celananya. "Kau... pacaran dengan Kyungsoo?" Kris mengangkat bahunya sambil tersenyum tipis. "Begitulah. Kau dengar sendiri apa katanya tadi."

"Sejak kapan?"

"Dua—ah, tidak. Tiga bulan lalu."

"Siapa yang menyatakan perasaan duluan?"

Kris mengangkat sebelah alisnya. Kenapa ini mulai terdengar seperti interogasi? Memangnya dia terlihat seperti orang jahat?

"Apa pentingnya bagimu?" Kris bertanya balik. Kalau memang ia memang sedekat itu dengan Kyungsoo, harusnya ia tahu kan? Apa Kyungsoo tidak cerita apapun pada pemuda itu? Mungkin Kyungsoo merasa Hyunsik tak perlu tahu, pikir Kris. Hyunsik tiba-tiba tertawa kecil, dan Kris mulai berpikir untuk meninggalkan pemuda aneh yang tiba-tiba tertawa sendiri itu.

"Kau tahu, Kris-sshi?" Hyunsik tersenyum manis, tapi Kris punya firasat jelek tentang apapun yang ada di balik senyuman itu. Kalimat selanjutnya benar-benar tidak diduganya. "Kyungsoo itu cinta pertamaku."

Hening. Kris yakin bulu kuduknya meremang di balik seragam sekolahnya. Firasatnya hampir selalu tepat, apalagi melihat mata Hyunsik yang kembali menatap sosok Kyungsoo yang sedang berlatih vokal untuk giliran tampilnya bersama Baekhyun. Sialan. Kris menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan hatinya dari perasaan aneh yang membuat dadanya panas sejak ia melihat Hyunsik yang begitu dekat dengan Kyungsoo. Tap sebelum Kris sempat membalas kata-katanya, Hyunsik melanjutkan.

"Aku menyadari perasaanku sejak SD. Dia tidak berubah, selalu memikirkan orang lain ketimbang dirinya sendiri. Tahu-tahu, aku sudah terlalu menyukainya. Aku hampir saja menyatakan cintaku padanya, sampai dia bilang kalau dia hanya menganggapku seperti saudaranya sendiri, dan aku tidak tega kalau sampai menghancurkan senyumannya hanya dengan sebuah pernyataan cinta." Pemuda berambut hitam itu tertawa kecil, tapi Kris bisa sedikit melihat pancaran sedih dari kedua mata sipit itu. "Ah, kenapa aku jadi bercerita padamu? Maaf ya, Kris-sshi."

Kris hanya menggeleng singkat dan memberikan senyum tipis. Yah, ia sedikit kasihan pada Hyunsik. Kris tidak bisa membayangkan kalau Kyungsoo hanya menganggapnya saudara. Memikirkannya saja sudah membuat dadanya terasa sesak. Ia tidak tahu harus bicara apa untuk mengalihkan pembicaraan mereka. Mereka baru kenal dan ia langsung bercerita soal—

"Tapi aku belum menyerah." Hah? Kris mengerjapkan matanya kaget, tidak menduga bahwa Hyunsik akan tiba-tiba menatapnya dengan kedua mata yang mendadak terlihat serius. "Dengan siapapun aku berpacaran untuk melupakannya, perasaanku padanya belum berubah. Aku tidak mengerti kenapa ia bisa menerimamu yang belum lama dikenalnya dan bukannya aku, tapi aku akan merebutnya darimu."

Kris menatap Hyunsik tidak percaya. Ia terdiam selama beberapa detik, berharap Hyunsik adalah seorang pemuda dengan selera humor yang aneh dan akan menertawai wajahnya sekarang lalu mengatakan bahwa yang barusan itu hanya lelucon. Tapi itu tidak terjadi. Hyunsik masih menatapnya tajam, seakan menantangnya. Oh, great. Kris baru pertama kali pacaran, dan sekarang ia harus bersaing dengan tetangga Kyungsoo sejak kecil. Kris baru akan membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu walaupun ia sendiri tidak yakin harus bicara apa, tapi seseorang tiba-tiba mencolek lengannya.

"Kalian sedang bicara apa? Kok serius sekali?" Kyungsoo tiba-tiba berdiri di samping Kris, dan menatap mereka bergantian. Wajah Hyunsik kembali dihiasi senyuman manis sambil menggeleng singkat, dan pemuda bertubuh mungil itu membalasnya. Kris menahan tangannya yang terkepal untuk tidak memukul senyuman Hyunsik yang menurutnya menyebalkan, dan memutuskan untuk menggenggam tangan Kyungsoo dengan harapan sedikit menginjak kepercayaan diri Hyunsik yang cukup tinggi untuk berniat merebut Kyungsoo darinya.

"Bukan apa-apa," Kris tersenyum kecil, dan senyuman itu melebar dalam hati saat wajah Kyungsoo merona merah ketika mata mereka saling bertemu.

"Kalau bukan apa-apa, kenapa kau tidak dengar namamu dipanggil lewat radio sekolah? Pertandinganmu sudah mau dimulai."

"Astaga, benar juga." Kris menyisir rambutnya ke belakang. Bodoh, bisa-bisanya ia melupakan pertandingannya. "Kau mau menontonnya, Soo? Ajak saja Baekhyun dan Junmyeon supaya kau tidak sendirian."

"Maaf, Yifan. Giliranku juga sebentar lagi. Aku harus siap-siap." Kyungsoo menghela napas melihat wajah Kris yang menjadi tidak bersemangat, tanpa menyadari bahwa Hyunsik sedang menahan tawanya. "Ayolah, jangan berwajah begitu, Kapten. Kau mau menang kan?" Pemuda bertubuh kecil itu menepuk-nepuk pipi Kris yang menjawabnya dengan anggukan, lalu ia melanjutkan, "Oh ya, bagaimana kalau Hyunsik-ah yang menontonmu?"

"A-apa?" Kris sama sekali tidak menduga kata-kata Kyungsoo barusan. Ia menoleh ke arah Hyunsik. Pemuda itu memasang wajah kaget yang sama, walaupun hanya berlangsung selama satu detik sebelum ia kembali memasang senyuman menyebalkan itu.

"Ah, sayangnya aku juga harus berlatih dengan teman-temanku. Lagipula," Hyunsik mengedipkan sebelah matanya ke arah Kyungsoo, dan Kris melihatnya, "aku ingin melihatmu bernyanyi, Kyungsoo. Sudah lama aku tidak melihatmu di atas panggung."

Okay. Smooth as . Kris memutar kedua matanya kesal sambil mengumpat dalam hati. Kyungsoo menanggapinya dengan meninju lengan Hyunsik. Kris baru saja akan menertawainya sampai ia melihat sedikit rona merah di pipi kekasihnya. Sebelum Kris sempat bereaksi, ia melihat Sehun berlari ke arah mereka dengan seragam tim basket sekolahnya.

"Kris! Akhirnya ketemu juga," Sehun berhenti di depan ketiga pemuda itu, dan sedikit tersenyum ramah pada Kyungsoo sebelum memelototi Kris. "Pelatih mencarimu, bodoh. Kau malah pacaran di sini." Pemuda berkulit putih itu menarik lengan Kris, dan menoleh ke arah teman sekelasnya. "Kyungsoo-hyung, aku pinjam pacarmu ya. Suka ataupun tidak suka, nasib tim basket kami ada di tangannya dalam pertandingan ini."

"Ah, tentu saja, Sehun-ah. Semoga berhasil ya." Kyungsoo tersenyum pada kedua anggota tim basket itu, sebelum menoleh ke arah Kris. "Jiayou, Yifan."

"Xièxiè. Good luck juga untukmu, Soo." Kris tersenyum mendengar kekasihnya menyemangatinya dalam bahasa Mandarin. Ia menepuk kepala Kyungsoo sebelum berjalan bersama Sehun ke stadion olahraga sekolah itu. Kris baru saja akan memikirkan alasan untuk menghindari omelan pelatihnya sampai Sehun berbicara.

"Yang bersama Kyungsoo-hyung tadi siapa, Kris?"

"Oh, itu teman Kyungsoo dari sekolahnya yang dulu," Kris menjawab singkat, sedikit heran kenapa Sehun yang cuek bahkan pada Jongin yang dikenalnya sejak kecil tiba-tiba menanyakan soal teman Kyungsoo yang baru dilihatnya hari ini. Sebuah pertanyaan tiba-tiba terlintas di pikiran Kris, dan ia berharap jawabannya adalah tidak. "Kenapa? Kau tertarik?"

"Enak saja. Dia bukan tipeku," Sehun memukul pundak Kris kesal, lalu melanjutkan. "Lagipula, sepertinya dia menyukai pacarmu." Kris membulatkan kedua matanya, dan menatap teman satu timnya tidak percaya. Tanpa sadar, langkahnya melambat.

"A-apa katamu?" Bahkan seorang Oh Sehun pun bisa menebaknya? Entah karena Hyunsik mudah ditebak, atau memang ia tidak berusaha menutupinya, tanpa mempedulikan fakta bahwa Kyungsoo sudah punya kekasih. Tebakan yang kedua makin membuat Kris menyesal meninggalkan Kyungsoo berdua saja dengan Hyunsik. Dada Kris mendadak kembali terasa sesak dengan perasaan menyesakkan itu.

"Kalau kau mau tanya aku tahu dari mana, itu kelihatan jelas kok. Dia memperhatikan Kyungsoo-hyung terus, kau tahu." Pemuda berkulit putih itu mengangkat bahunya cuek, lalu menyeringai. "Wah, hati-hati, Kris. Jangan-jangan orang itu sainganmu."

Saingan? Kris mengulang kata itu berkali-kali di kepalanya, bahkan sampai ia sampai di ruang loker tim sekolah mereka dan mengganti seragam sekolahnya dengan seragam tim basketnya. Seakan-akan kenyataan bahwa Hyunsik menyukai—ah, bukan, mencintai Kyungsoo adalah hal yang paling sulit diterima oleh otak maupun hatinya. Hell, tentu saja dia sadar betapa mempesonanya Kyungsoo, baik dari segi fisik maupun kepribadiannya. Tapi, mungkin karena kurangnya pengalaman Kris soal hubungan asmara, ia tidak pernah berpikir bahwa ada orang lain yan akan berniat merebut Kyungsoo darinya. Kemudian, Hyunsik tiba-tiba muncul. Tanpa ragu, ia menantang Kris dan terang-terangan mengatakan bahwa ia belum menyerah untuk mendapatkan Kyungsoo.

Kris mendesis frustasi. Ia tidak pernah berada dalam situasi seperti ini. Tentu saja ia tidak mau kehilangan Kyungsoo, terutama kepada seseorang seperti Hyunsik. Tapi apa yang membuatnya begitu tertarik pada Kyungsoo? Apa yang membuatnya begitu protektif terhadap pemuda bermata bulat itu, selain fisik dan kepribadiannya, sementara mungkin di luar sana banyak orang lain yang lebih segalanya dari Kyungsoo? Ada suatu perasaan yang membuat dada Kris berdesir saat pertanyaan-pertanyaan itu berputar di kepalanya, seakan hatinya berusaha memberitahu jawabannya. Tapi ia sendiri tidak tahu apa itu.

Apakah itu yang disebut cinta?

Ah, tidak. Mungkin lebih tepat jika pertanyaannya diganti: sebenarnya, cinta itu... apa?

Bahkan sampai peluit tanda perempat pertama pertandingan dimulai, Kris tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut.

 


 

A/N:

Hai, hai! Akhirnya chapter 6 update juga niiih ;w; endingnya abal ah, mana cliffhanger gitu lagi. Sebenernya chapter ini harusnya lebih panjang, tapi atas saran beautifulstranger, akhirnya aku bagi jadi dua chapter. Bagian keduanya di chapter berikutnya, dan kayaknya bakal penuh drama terus balik lagi ke fluff. Angst is not my style, you see *diinjek Kris* judulnya udah jelas banget dapet dari mana (iya, gak kreatif, tau kok), tapi aku lebih suka versinya EXO-M <3

Anyway, voting buat side pairing masih belom dapet hasil yang signifikan (?). Ada yang mau kasih ide gak, selain sutao? Pilihannya:

  • Sekai
  • Hunhan
  • Xiuhan
  • Kailu

Okedeh, itu aja dulu. Kalo bisa tolong sempatkan waktu buat komen yaaa. Aku kan pengen denger pendapat kalian juga, apalagi penggemar krisoo masih dikit yang orang Indonesia. Mau saran ataupun kritik, silakan aja. Asal gak terlalu offensive apalagi nge-bash pairing okay? Makasih udah baca sampai sini yaaa. Stay tuned~ :*

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
theworstisnotbehind
[All About Us; 141003] writer's block and homework attacked. Patience, my loves :*

Comments

You must be logged in to comment
coisulli #1
Chapter 11: maaf sebelumnya, aku chanbaek shipper, dan kaisoo shipper, disini gaada chanbaek sama sekli dan ternyata krisoo tapi aku msh bisa suka sama ceritanya. Beneer bener daebak;-; kebawa banget feel nya;-; aku jg suka ada xiuhan disini (kebanyakan hunhan) tp yg agak sedih ga ada chanbaek nya. Tp gapapa twtep bagus lanjutkan ditunggu chap selanjutnya!!
VidyZu #2
Chapter 10: Aaaaaaa first kiss mereka.... OMG
VidyZu #3
Chapter 9: So sweet.... Wuah makin banyak couple yang terungkap... Krisoo number one...
VidyZu #4
Chapter 7: Huuuhh... Tegang juga tadi... Tapi tak apa, kisah cinta mereka yang manis ini selalu membuatku tersenyum...
Eh? Apa ini? #terbawasuasana
VidyZu #5
Chapter 6: Krisoo forever ever ever... Haaa jangan sampai tim basketnya kalah gegara mikirin kyungsoo....
VidyZu #6
Chapter 5: Oohhhh manisnya couple ini.....
VidyZu #7
Chapter 4: Ya ampun... Seneng banget ma ff ini... Maafnya chap sbelumnya gak komen... Tapi tetep semangat ya bikinnya...
VidyZu #8
Chapter 4: Ya ampun... Seneng banget ma ff ini... Maafnya chap sbelumnya gak komen... Tapi tetep semangat ya bikinnya...
VidyZu #9
Chapter 3: Walaupun aku gak terlalu suka ff shounen ai (boyxboy/) atau apalah itu namanya.... Tapi aku suka ff ini...

Lanjutkan thor... *Krisoo shiper :)
BabyBuby #10
Chapter 11: OMG. sy g bs berhenti baca ff ini dr awal smp chap 10... sweet manis bgt g ketulungan smp linu gigi sy.. wow.. sy akan subscribe supaya kl ipdate lgnsng tw deh..