The Moment of Truth

All About Us

Jika beberapa minggu yang lalu Kyungsoo mempermasalahkan frekuensi pertemuannya dengan Kris, sekarang tidak lagi.

Tidak, jangan salah paham. Bukannya pemuda bermata bulat itu tidak lagi menginginkan Kris di sisinya. Hell, ia sangat merindukan Kris. Ingin rasanya ia merasakan kembali sentuhan lembut tangan Kris di kepala atau punggungnya, atau merasakan kehangatan tangan tersebut menyelimuti kedua tangannya yang memang lebih kecil dari milik Kris. Ah, kalau saja kepercayaan dirinya bisa setinggi Jongin yang seringkali memeluk orang di tempat umum tanpa mempedulikan perkataan dan tatapan heran orang-orang yang berlalu lalang di sekitarnya, ia pasti sudah melompat ke arah Kris dan memeluknya erat. Kalau perlu, sekalian saja ia bergelantungan di tubuh Kris seperti koala di atas pohon.

Tapi, Kyungsoo menahan perasaannya itu. Ia hanya menghela napas maklum setiap kali ia melihat Kris dari kejauhan dan reaksi yang didapatnya hanyalah tatapan gugup dari sang ketua OSIS dan sebelum Kyungsoo sempat menarik napas untuk memanggilnya, Kris sudah berbalik dan melangkah pergi. Dan sekali lagi, Kyungsoo hanya bisa menghela napas.

Ia tahu apa yang dirasakan Kris. Bagi Kyungsoo, lebih dari dua bulan berpacaran sudah cukup untuk mengenal jalan pikiran Kris. Di balik ekspresinya yang selalu terlihat tenang dan kalem, Kris cukup perhatian pada orang-orang di sekitarnya, terutama Kyungsoo. Ia akan terus memperhatikan seseorang diam-diam jika ia merasa bersalah. Misalnya ketika Kris pernah tidak sengaja membuat lelucon yang cukup jahat tentang kulit gelap Jongin, dan walaupun sang dancer tidak terlalu memusingkan hal itu (karena Chanyeol dan Sehun bisa bercanda lebih parah dari itu), Kris masih terus menatap Jongin dengan tatapan bersalah selama dua hari berturut-turut. Bahkan, ia pura-pura tidak sengaja membayari makan siang Jongin (plus sepiring puding coklat) sebagai peace offering. Jongin membiarkannya, dan lewat Kyungsoo, untuk entah keberapa kalinya hari itu mengatakan bahwa ia memaafkan Kris, bahkan menambahkan bahwa kekasih Kyungsoo itu keras kepala.

Keras kepala. Kyungsoo memutar-mutar spaghetti-nya dengan garpu sambil mengingat sifat Kris yang satu itu. Memang, sekali Kris sudah memutuskan atau meyakini sesuatu, akan sulit sekali untuk mengubah pikirannya. Misalnya, seperti waktu Kris kurang tidur karena mimpi buruk beberapa hari yang lalu—

Wajah Kyungsoo merona merah mengingat peristiwa tersebut. Ya, penyebab Kris menjauhinya selama hampir satu minggu.

Mereka berdua hampir saja berciuman.

Tepatnya, Kris nyaris menciumnya.

"Kyungsoo, garpumu jatuh." Pemuda bermata bulat itu segera sadar dari lamunannya dan menengok ke arah Jongin yang duduk di hadapannya. Ia menggumamkan kata maaf sambil membungkuk untuk mengambil garpunya, tapi tangan seseorang menahan pundaknya.

"Pakai punyaku saja. Aku belum memakainya kok." Junmyeon tersenyum, dan Kyungsoo hanya membalas dengan senyuman singkat sambil mengambil garpu yang ditawarkan Junmyeon, dan kembali terdiam sambil mengaduk spaghetti-nya lagi. Harus diakui, ia tidak bisa berhenti memikirkan Kris, dan teman-temannya tahu itu.

"Jadi..." Junmyeon berdeham. Kyungsoo hanya meliriknya dengan malas. "Apa ada masalah dengan Kris?"

"Tidak ada apa-apa."

"Jangan bohong." Kyungsoo menaikkan sebelah alisnya saat Jongin dan Sehun berbicara serempak. Sehati sekali, pikirnya. "Ini hari ketiga dan aku tidak pernah lagi melihat Kris mengajakmu makan siang bersama," lanjut Jongin.

"Tidak hanya itu," timpal Sehun. "Kris kelihatan aneh belakangan ini. Aku yang jarang latihan saja tahu ia tidak fokus selama latihan basket, jadi pelatih kami selalu marah-marah." Kyungsoo menatap Sehun. Ia lupa kalau Sehun juga anggota klub basket karena pemuda berwajah datar itu sering bolos latihan. "Kalian bertengkar ya?" Kyungsoo menggeleng singkat.

"Kyungsoo, dengarkan aku," Junmyeon menepuk pelan pundak Kyungsoo. "Kau dan Kris belum lama berpacaran. Wajar kok, kalau ada hal-hal yang belum kau mengerti tentang Kris dan itu membuatmu bingung." Jongin mengangguk setuju sambil menampar tangan Sehun yang hampir mencuri kentang goreng miliknya. "Aku sendiri tidak begitu berpengalaman soal berpacaran. Tapi kalau ada hal yang mengganggumu, kau bisa cerita padaku," Junmyeon tersenyum.

"'Belum berpengalaman'? Jadi Tao pacar pertamamu?" Jongin menahan senyum yang mulai tersungging di bibirnya.

"Berapa kali harus kukatakan, Jongin-ah? Aku dan Zitao tidak berpacaran."

"Mungkin maksudmu 'belum', bukan 'tidak'." Kyungsoo mau tidak mau ikut tertawa bersama Jongin dan Sehun karena Junmyeon hanya bisa tertunduk malu sambil pura-pura sibuk menghabiskan minumannya, tidak bisa membalas kata-kata Sehun. Seberapapun besarnya usaha Junmyeon untuk protes jika mereka sudah menyinggung soal perasaannya pada Tao, ketiga temannya itu tidak akan mendengarkan penyangkalannya.

Kyungsoo mungkin murid baru, tapi tidak sulit baginya untuk segera tahu siapa yang diam-diam disukai Junmyeon. Ketua kelasnya itu seringkali melirik ke arah kelas Tao dari jendela hanya untuk melihat pemuda Cina itu sibuk bercanda atau ber-selca dengan Yixing saat mereka melewati kelas 2-4. Saat Kris dan Kyungsoo mulai berpacaran, meja makan tempat mereka biasa menghabiskan waktu istirahat di kantin itu ikut menjadi ramai karena teman-teman mereka juga berkumpul di situ. Dan, entah kebetulan atau tidak, Tao hampir selalu duduk di samping Junmyeon dan mengajaknya mengobrol, tanpa menyadari wajah sang ketua kelas yang merah padam setiap kali jarak mereka di bawah satu meter.

"Jadi," Junmyeon berdeham lagi, berusaha mengalihkan pembicaraan dari secret crush-nya itu. "Bagaimana dengan Kris?" Pertanyaan tersebut sukses mengembalikan fokus Kyungsoo pada kekasihnya. Ia tidak tahu harus menceritakan masalah ini pada teman-temannya atau tidak. Apa yang harus ia katakan? 'Kris hampir menciumku'? Kyungsoo yakin Jongin dan Sehun akan segera berdiri dan memburu Kris. Mereka berdua entah kenapa begitu protektif soal dirinya, apalagi sejak Kyungsoo mulai menjadi kekasih Kris.

Tapi, siapa lagi yang bisa ditanyainya soal ini? Kris adalah pacar pertamanya, dan teman-teman Kyungsoo begitu ingin membantunya. Ia terkadang tidak mengerti kenapa orang yang pendiam seperti dirinya bisa mendapat teman-teman yang begitu baik dan perhatian padanya, padahal ia belum lama mengenal mereka. Kyungsoo mensyukuri hal itu. Setidaknya, ia tidak harus bercerita pada kakaknya di rumah. Itu akan lebih memalukan.

Jadi, Kyungsoo menceritakan semuanya. Ia percaya teman-temannya akan membantunya. Sampai ia selesai bercerita, Junmyeon hanya mengangguk, sementara Jongin dan Sehun hanya berkedip polos sambil berebut kentang goreng terakhir yang ada di depan teman mereka itu. Kyungsoo menelan ludah, lalu melanjutkan ceritanya. "Tapi, aku rasa itu cuma imajinasiku saja. I-iya kan? Mana mungkin Yifan mau mencium—"

"Dia hampir menciummu," Jongin menyimpulkan apa yang didengarnya, "dan dia sendiri yang sekarang sembunyi darimu?" Kyungsoo tertunduk malu, tapi ia sedikit memikirkan pertanyaan Jongin. Apa benar hanya Kris yang menghindarinya? Demi Tuhan, kelas mereka bersebelahan. Kalaupun Kris menghindarinya, ia bisa saja mengejar kekasihnya itu jika ia memang ingin menemuinya. Jadwal olahraga kelas mereka pun hampir bersamaan, dan kelas mereka selalu berpapasan di ruang ganti siswa. Kalau saja Kyungsoo tidak dengan sengaja ganti baju di toilet, kemarin ia pasti akan bertemu Kris.

Yah, Kyungsoo juga mungkin menghindari Kris. Sejak pemuda berdarah Cina-Kanada itu hampir menciumnya, Kyungsoo juga tidak bisa menatap langsung ke mata Kris, apalagi berbicara dengan normal padanya. Kris menepati janji dengan menjemputnya seusai latihan vokal hari Sabtu lalu, tapi keduanya tidak berani menatap satu sama lain, dan itulah saat terakhir mereka menghabiskan waktu bersama.

Sejujurnya, Kyungsoo masih mengingat dengan detail semua yang terjadi hari itu. Wajah Kris yang terlihat polos saat ia tidur, tangan Kris yang terasa hangat dalam genggamannya, dan saat Kris memeluknya dan wajah tampan itu mendekati wajahnya—

Tidak, Kyungsoo. Tahan dirimu. Kyungsoo mengelus dada kirinya, dimana ia dapat merasakan jantungnya berdebar keras. Kyungsoo yakin kalau ia terlalu sering memikirkan kejadian itu, jantungnya bisa lepas.

Jongin dan Sehun kembali sibuk bercanda sendiri, sementara Junmyeon sibuk dengan handphone-nya karena seseorang yang tidak bisa ditolaknya mengajaknya mengobrol. Kyungsoo kembali berpikir. Kris juga baru pertama kali berpacaran. Kejadian itu bukan salah Kris. Kyungsoo juga merasa dirinya bersalah karena langsung kabur begitu saja dan menghindari Kris. Dan mungkin saja ia tidak benar-benar bemaksud mencium Kyungsoo saat itu. Kalau pun iya, Kyungsoo mengakui bahwa ia mungkin tidak keberatan jika Kris menciumnya.

Oke, itu masalah lain.

Yang sekarang harus ia pikirkan hanyalah bagaimana supaya hubungan mereka normal kembali.

 

-----------------

 

"Kyungsoo, aku..." Kris berdeham, sebelum mengangkat kepalanya dan menatap sepasang iris mata bulat berwarna kecoklatan di hadapannya. "Aku minta maaf, soal yang waktu itu. Aku tidak bermaksud..." 'Menciummu'? Tidak, terlalu to the point. 'Melakukannya'? Hell, memangnya dia berniat apa? Itu malah terdengar seakan berniat yang tidak-tidak pada Kyungsoo. Apa yang harus dikatakannya tanpa membuat Kyungsoo tersinggung dan menerima permintaan maafnya? Kris menghela napas. Rasanya meminta maaf tidak pernah sesulit ini sebelumnya.

"Kris," Tao menggelengkan kepala melihat ulah teman sekamarnya itu sambil menahan senyum. "Kau bicara pada Kyungsoo atau Eurongie?"

"Diam, Zitao. Aku sedang sibuk." Kris menatap kembali ke arah boneka anjing berukuran besar di hadapannya, seakan meminta bantuan pada boneka yang dinamainya Eurongie itu. Sang boneka hanya duduk mematung di hadapannya, dan entah kenapa Kris merasa bonekanya itu sendiri seakan sedang mengatainya, "dasar pengecut".

Sudah hampir satu jam sejak Kris kembali dari rapat OSIS yang memang sengaja dibubarkan lebih cepat karena sang ketua rapat itu sendiri berkali-kali kehilangan konsentrasi. Bahkan, ia tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari anggota OSIS yang lain dengan tepat karena pikirannya selalu melayang entah ke mana. Untungnya, Kibum, sang wakil ketua OSIS, mau menutupi kesalahan Kris dengan menggantikannya memimpin hampir setengah jalannya rapat hari itu. Kris berjanji membelikannya es krim sebagai tanda terima kasih.

Sesampainya di kamar asramanya, Kris hanya duduk termenung, memikirkan bagaimana ia harus minta maaf pada kekasihnya itu. Ia hampir menciumnya, suatu keputusan bodoh yang disesalinya seumur hidup. Kris bahkan tidak berani menemui Kyungsoo, dan ini sudah hari ketiga sejak ia terakhir bicara pada Kyungsoo. Karena sang pemuda bertubuh mungil itu juga tidak mengajaknya bicara, Kris merasa yakin bahwa Kyungsoo marah padanya. Dengan Eurongie sebagai model (?) Kyungsoo (karena Tao sibuk menertawainya dari meja belajarnya), ia menyusun semacam teks berisikan permintaan maaf panjang lebar dalam otaknya, dipenuhi kata-kata manis yang sebenarnya Kris sendiri terlalu malu memikirkannya. Apapun supaya Kyungsoo memaafkannya dan tidak tahu bahwa ia memang berniat mencium kekasihnya itu.

Bodoh, umpat Kris dalam hati. Kyungsoo sudah pasti tahu kalau ia memang berniat begitu. Apa lagi yang perlu disembunyikan? Ia tidak ingin terdengar seperti lelaki jahat yang berniat mencuri ciuman pertama Kyungsoo dan bahkan tidak meminta maaf.

Tunggu. Kris mematung. Bagaimana kalau Kyungsoo sudah terlanjur berpikiran begitu?

Tidak, tidak. Bagaimana kalau lebih buruk lagi? Kyungsoo minta putus darinya dan—

Sebelum Kris sempat mengalami mental breakdown karena pikiran-pikiran negatif yang mulai menutupi akal sehatnya, suara ketukan di pintu kamarnya sukses menyadarkannya kembali. Ia melirik malas ke arah Tao yang berjalan menuju pintu sebelum kembali mengalihkan pandangannya pada bonekanya. Paling hanya Jongin atau Yixing yang mencari Tao untuk membahas kegiatan klub mereka.

"Kris, ada tamu untukmu."

Kris mendesah kesal. Siapa yang mencarinya di saat seperti ini? Ia sedang tidak mood membahas pelajaran, basket, ataupun kegiatan OSIS.

"Aku sibuk."

"Tapi, ini—"

"Huang Zitao. Siapapun itu, bilang aku sedang sibuk. Jangan ganggu—" Kris segera menutup mulutnya dan menelan ludah. Kyungsoo berdiri di samping Tao, entah sejak kapan teman sekamarnya itu mengundangnya masuk. Kyungsoo terlihat sama gugupnya dengan dirinya, dan ia tersenyum kecil.

"A-ah, aku mengganggu ya, Yifan? Kalau begitu, emm, aku kembali nanti saja. Sampai nanti." Sebelum Kyungsoo sempat melangkah keluar dari kamar itu, Tao menahannya dengan mengganggam pundak Kyungsoo.

"Kau di sini saja. Kris tidak sesibuk itu kok." Tao tersenyum, lalu melirik ke arah Kris. "Ada yang harus kalian berdua bicarakan kan? Kebetulan, aku mau ke kamar Junmyeon. Jadi santai saja." Baik Kyungsoo maupun Kris menatap Tao dengan heran. Kris karena ia tidak tahu kalau teman sekamarnya dekat dengan salah satu anggota OSIS, sedangkan Kyungsoo tidak bisa membayangkan reaksi teman sekelasnya itu jika orang yang disukainya tiba-tiba muncul di depan pintu kamarnya. 'Semoga saja Junmyeon-ah tidak pingsan,' pikirnya. Tao mengabaikan mereka berdua dan bergegeas keluar setelah memakai jaket, dan setelah itu, sepasang kekasih di kamar itu hanya mematung dalam posisi mereka masing-masing. Kris berdeham, dan Kyungsoo sedikit tersentak kaget.

"Soo..." Sial. Sial. Kenapa lidahnya terasa kaku begitu Kyungsoo ada di hadapannya? Ke mana perginya semua pidato panjang lebar berisi permintaan maaf untuk kekasihnya itu? Kris membuka mulutnya, lalu menutupnya lagi. Seakan ia tiba-tiba kehilangan kemampuannya berbicara. Ia melirik ke arah Kyungsoo. Pemuda bertubuh mungil di hadapannya juga terlihat sama gugupnya seperti dirinya. Kris menahan dirinya untuk mendadak bersikap normal dan mencubit pipi Kyungsoo karena pacarnya itu begitu manis. Sekarang bukan waktunya untuk berpikiran begitu.

"Yifan," Kyungsoo memanggil Kris dengan suara pelan, dan Kyungsoo bisa melihat kekasihnya itu menutup mata dengan gugup. "Aku—"

"Maafkan aku." Kris tiba-tiba membungkuk di hadapan Kyungsoo, mengejutkan pemuda bermata bulat itu. "Aku tidak bermaksud membuatmu tersinggung dengan tindakanku itu." Kris mengangkat kepalanya, dan walaupun jantungnya terasa seakan mau meledak dari dadanya, ia melanjutkan, "Aku tahu aku salah. Mungkin aku terlalu buru-buru dan itu membuatmu takut. Tapi biarkan aku berkata jujur tentang satu hal." Pemuda berambut pirang itu menatap lurus pada mata kekasihnya.

"Aku ingin memberikan ciuman pertamaku padamu. Aku akan memberikannya di saat yang tepat," dan Kris tersenyum lembut, "karena aku sangat menyayangimu, Soo."

Selama beberapa saat, keduanya terdiam. Kris kembali tertunduk dan melirik ke arah Kyungsoo dengan ragu. Wajah kekasihnya itu merona merah, dan tiba-tiba ia tersenyum.

"Kau tahu, Yifan?" Kyungsoo menggenggam tangan Kris yang terkepal di atas pangkuannya, lalu menatap matanya. "Aku tidak marah. Dan, jujur saja, aku..." Kyungsoo menggigit bibir bawahnya, ragu apakah ia harus mengatakannya pada Kris. "Waktu kau hampir, yah, kau tahu apa maksudku." Kris mengangguk, dan ia harus menahan diri untuk tidak melakukan apa yang hampir dilakukannya beberapa hari yang lalu. Kyungsoo kadang terlalu manis dan itu tidak selalu berdampak baik bagi Kris.

"Aku sebenarnya belum siap, tapi aku... tidak keberatan."

Kris berkedip, sementara otaknya masih berusaha memproses kata-kata Kyungsoo barusan, sementara kekasihnya itu mengambil Eurongie dan membenamkan wajahnya di punggung boneka itu sambil duduk di samping Kris. Kris menutupi wajahnya yang memanas dengan sebelah tangan. Atmosfir di antara mereka berdua tidak pernah secanggung ini sebelumnya.

"Kemarilah." Kris menarik Kyungsoo mendekat dan membiarkan kepala kekasihnya itu bersandar di pundaknya. Tangannya mengusap rambut Kyungsoo, sementara kekasihnya itu mengeratkan pelukannya pada boneka Kris. Kehangatan tubuh Kris seakan menghapus semua masalah mereka. Pemuda bertubuh mungil itu menguap.

"Yifan."

"Ada apa, Soo?"

"Aku mengantuk." Kris tertawa kecil mendengar suara Kyungsoo yang memang terdengar seakan ia bisa tertidur kapan saja. Kris membetulkan posisi duduk mereka berdua, sehingga ia duduk bersila dan kekasihnya itu berbaring di tempat tidurnya dengan paha kanan Kris sebagai bantal. Kyungsoo memeluk erat Eurongie, dan matanya yang mulai terasa berat melirik ke arah beberapa boneka di dekat bantal Kris.

"Bonekamu banyak." Walaupun Kyungsoo berbisik, pemuda berambut pirang itu menangkap apa yang dikatakan Kyungsoo, dan ia menutupi rasanya malunya dengan pura-pura terbatuk. Sebelum ia sempat menjawab, Kyungsoo melanjutkan, "kau manis sekali."

"Tidurlah, Soo. Nanti kubangunkan."

"Mm-hm." Mata Kyungsoo mulai terpejam. Sudah beberapa hari ini Kyungsoo tidak bisa tidur dengan tenang karena masalah mereka, apalagi Kris mulai mengelus-elus rambutnya dengan lembut. Tapi ia bisa menahan rasa kantuknya untuk membalas ucapan Kris sebelumnya sambil tersenyum.

"Aku juga menyayangimu, Yifan."

Ya Tuhan. Kris memegang dadanya, dan ia yakin jika Kyungsoo tidak tertidur di pangkuannya, ia pasti bisa mendengar detak jantung Kris. Pemuda bertubuh jangkung itu menyandarkan punggungnya pada dinding di belakangnya, tangannya tidak berhenti mengelus lembut rambut hitam Kyungsoo. Kris tahu bahwa ia menyayangi Kyungsoo. Tapi ada suatu perasaan lain yang belum pernah dirasakannya sejak ia menyadari ketertarikannya pada Kyungsoo. Suatu perasaan yang hangat, menenangkan, tapi juga menyakitkan karena rasanya ia tidak bisa terlalu lama berjauhan dengan pemuda yang sedang tertidur di pangkuannya itu.

'Jangan-jangan...' Kris hampir sampai pada satu kesimpulan, tapi segera menggelengkan kepalanya untuk menghapus pikiran itu.

Terlalu cepat untuk menyimpulkan bahwa ia jatuh cinta pada Kyungsoo.

Iya kan?

 


 

A/N:

Halo semuaaa! Uwaaah, maaf banget karena update-nya telat >< tadinya mau di post sehari sebelum UAS tanggal 11 kemaren, tapi gatau kenapa gak dapet feel-nya. Yah, mungkin karena belajar akuntansi bikin stres. Dan pelajaran-pelajaran lainnya juga sama aja. Sebenernya besok masih ada ujian hukum, tapi daripada idenya keburu kering, ya mbok dilanjutlah. Ini 100% word vomit. Belom diedit. Jadi mohon maaf kalo ada typo. Judul chapter terinspirasi dari lagunya FM Static, Moment of Truth. Walaupun lagunya gak nyambung sama cerita ini, silakan dengerin.

Anyway, side pairing yang baru diungkap baru SuTao (walaupun ada bibit-bibit SeKai). Maaf ya, lagi biased banget sama pairing ini. Pilihan side pairing lain bisa SeKai/KaiHun, HunHan, XiuHan (senior couple~), ChanKai, ChanBaek, etc. Ayo piliiih~ kalo udah fixed, kemungkinan ada bonus chapters atau omake di bawah main chapter :D

Oke, enough with the rambling, silakan komen buat yang udah selesai baca. Makasih yaa buat komen-komen supporting-nya. Stay tuned and stay healthy. ;w;

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
theworstisnotbehind
[All About Us; 141003] writer's block and homework attacked. Patience, my loves :*

Comments

You must be logged in to comment
coisulli #1
Chapter 11: maaf sebelumnya, aku chanbaek shipper, dan kaisoo shipper, disini gaada chanbaek sama sekli dan ternyata krisoo tapi aku msh bisa suka sama ceritanya. Beneer bener daebak;-; kebawa banget feel nya;-; aku jg suka ada xiuhan disini (kebanyakan hunhan) tp yg agak sedih ga ada chanbaek nya. Tp gapapa twtep bagus lanjutkan ditunggu chap selanjutnya!!
VidyZu #2
Chapter 10: Aaaaaaa first kiss mereka.... OMG
VidyZu #3
Chapter 9: So sweet.... Wuah makin banyak couple yang terungkap... Krisoo number one...
VidyZu #4
Chapter 7: Huuuhh... Tegang juga tadi... Tapi tak apa, kisah cinta mereka yang manis ini selalu membuatku tersenyum...
Eh? Apa ini? #terbawasuasana
VidyZu #5
Chapter 6: Krisoo forever ever ever... Haaa jangan sampai tim basketnya kalah gegara mikirin kyungsoo....
VidyZu #6
Chapter 5: Oohhhh manisnya couple ini.....
VidyZu #7
Chapter 4: Ya ampun... Seneng banget ma ff ini... Maafnya chap sbelumnya gak komen... Tapi tetep semangat ya bikinnya...
VidyZu #8
Chapter 4: Ya ampun... Seneng banget ma ff ini... Maafnya chap sbelumnya gak komen... Tapi tetep semangat ya bikinnya...
VidyZu #9
Chapter 3: Walaupun aku gak terlalu suka ff shounen ai (boyxboy/) atau apalah itu namanya.... Tapi aku suka ff ini...

Lanjutkan thor... *Krisoo shiper :)
BabyBuby #10
Chapter 11: OMG. sy g bs berhenti baca ff ini dr awal smp chap 10... sweet manis bgt g ketulungan smp linu gigi sy.. wow.. sy akan subscribe supaya kl ipdate lgnsng tw deh..